"Ma, perusahaan Daddy diakuisisi!" kata Belle di sela-sela tangisnya. Sontak kedua orang tua Alex melebarkan matanya terkejut. Tidak menduga musibah datang di hari pernikahan putra putri mereka.
"Lalu kenapa jika perusahaan ayahmu bangkrut. Kami semua tetap menerima mu nak. Keluarga kami tak memandang seseorang dari status dan kekayaannya!" jelas Karina, menenangkan. Menggunakan ibu jarinya untuk mengusap air mata Belle yang tak kunjung berhenti.
Satu jam berlalu, akhirnya dokter yang memeriksakan Daniel keluar dari UGD. Belle bergegas mendekat, menghentikan langkah dokter tersebut.
"Dokter! bagaimana keadaan ayah ku?" tanya Belle khawatir. Belle memang jahat, namun cintanya pada sang ayah sangatlah tulus.
"Ayah anda baik-baik saja nona. Dia mengalami shock ringan, setelah infusnya habis. Kalian bisa membawanya pulang ke rumah!" jelas dokter tersebut, lalu berlenggang pergi.
Belle mengusap dadanya, ia menghembuskan napasnya lega. Setidaknya Daniel yang merupakan keluarga terakhirnya baik-baik saja sekarang.
...🦋🦋🦋🦋...
Di parkiran rumah sakit.
Alex tiba setelah membeli makanan untuk keluarga. Ia mengambil paper bag di kursi belakang, perhatiannya tertuju pada amplop coklat yang tergeletak di samping paper bag itu.
Perasaan aku tidak meletakkan amplop disini.
Penasaran dengan isi amplop, Alex meraih dan menyobek bagian tepi kertas tersebut. Lembaran kertas memenuhi telapak tangannya tatkala Alex menuang isi amplop.
Foto? Alex melihat satu persatu foto-foto itu. Tatapannya berubah tajam, tangannya mengepal kuat, darahnya seolah mendidih kala melihat kertas yang menggambarkan Belle dengan jelas tidur berpelukan bersama pria asing.
Tidak terlalu jelas, tapi dipastikan pria yang ada didalam foto itu bukanlah dirinya. Jadi selama ini Belle menipu seluruh keluarga hanya karena ingin memperjelas status anak haram yang dikandungnya.
Alex menuangkan seluruh isi amplop itu, sepucuk surat jatuh menyentuh sepatu pantofel- nya. Dengan cepat Alex membuka kertas putih itu, lalu membaca setiap kata yang tertulis.
Aku yakin setelah melihat foto-foto itu kau pasti terkejut. Istri mu sangat sempit kawan, aku rasa anak yang ada di kandungannya adalah milik ku.
Alex tersenyum kecut, satu kebohongan Belle membuatnya kehilangan sosok gadis yang dia cintai. Tak membuang-buang waktu, Alex berlari masuk kedalam rumah sakit mencari keberadaan Belle.
"Ma, aku akan membawa Belle pulang, aku rasa dia kelelahan dan butuh waktu istirahat!" Karina mengangguk. Setuju.
"Kau benar, bawa menantu mama pulang!" Alex menarik tangan Belle, mencengkeramnya kuat membuat wanita itu merintih kesakitan.
Sepanjang perjalanan Alex diam membisu. Fokus pada jalanan kota. Perasaan gelisah mulai menyelimuti hati Belle. Entah, gerangan apa yang membuat suaminya ini berubah.
...🦋🦋🦋🦋...
"Ada apa dengan mu honey?" begitu sampai, Belle langsung bertanya. Menahan lengan Alex dan mengajaknya duduk di ruang tamu.
"Jelaskan!" melemparkan Lembaran-lembaran foto yang dia dapatkan tadi.
Belle meraih satu diantara foto-foto yang berhamburan itu. Wajahnya memucat, tubuhnya mematung di tempat. "Dari mana kau mendapatkan foto-foto ini?" bukannya menjawab Belle malah balik melontarkan pertanyaan.
"Aku meminta mu untuk menjelaskan, bukan malah balik melontarkan pertanyaan!" sanggah Alex. Masih menatap dengan tatapan tajam.
Belle menangis, apa ini sudah waktunya untuk mengakui semua perbuatan jahatnya. Namun, sanggupkah Belle menanggung konsekuensinya nanti.
Belle menghempaskan tubuhnya di atas sofa, menarik napasnya panjang. Berusaha menenangkan diri sebelum menceritakan kejadian malam itu.
"Karena cinta tak terbalas, aku membuat rencana dengan memaksa mu tidur dengan ku. Malam itu, aku sengaja mencampurkan obat perangsang kedalam minuman mu.Tapi bodohnya aku lupa membedakan gelas, alhasil aku terkena jebakan ku sendiri. Minuman yang seharusnya kau teguk, malah berbalik padaku."
"Tidak kuat menahan gairah, aku masuk ke sembarang kamar. Di dalam kamar itu seorang pria tengah menikmati waktu istirahat. Dan dengan tidak tahu malunya. Aku mengajaknya bercinta."
"Tadinya aku ingin meminta pertanggung jawaban pria asing itu. Nyatanya pria itu meninggalkan ku dengan sebuah kalung sebagai bayaran. Maafkan aku Lex, aku terpaksa melakukan hal ini!" Belle menceritakan segalanya. Sesekali tangannya mengusap lembut perut buncitnya dengan penuh kasih sayang.
Plak! Dengan penuh kemarahan Alex melayangkan tamparan di pipi kanannya, membuat wanita itu jatuh tersungkur ke bawah.
Alex mencengkram dagu Belle kuat, "kau tahu Elle, yang kau lakukan ini benar-benar menjijikkan. Demi memuaskan keegoisan mu, kau menumbalkan kebahagiaan adik mu?"
"Aku menyesal Lex, seandainya aku tidak pernah berniat buruk semua kemalangan tidak akan jatuh menimpa ku!"
"Kau sadar juga ternyata. Pulanglah ke rumah ayah mu. Aku tidak sudi mempunyai istri kejam seperti mu. Besok aku akan mengirimkan surat gugatan cerai. Tanda tangani dokumen itu nanti!" Alex melepaskan cengkeramannya, melangkah pergi meninggalkan Belle yang masih menunduk menahan isak tangis.
Tidak masalah aku akan menjalani hukuman ini dengan lapang dada. Setidaknya saat anak ku lahir nanti, dia tidak akan malu mempunyai ibu seperti ku.
Belle menghapus bekas air matanya, mengambil koper yang ia bawa dari rumah dan melangkahkan kakinya keluar dari mansion Alex. Perusahaan bangkrut, kini Belle harus mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
...🦋🦋🦋🦋...
Grace terbangun dari tidurnya, badannya terasa ringan setelah beristirahat selama beberapa jam. Grace mengedarkan pandangan, sebelum akhirnya sadar jika ini kamar Damian. Pria itu tidak membangunkannya.
"Kenapa tidak membangunkan aku tadi?" tanya Grace pada Damian yang duduk di balkon kamar seraya menyedot sebatang rokok.
"Kau terlihat lelah, aku jadi tidak tega membangunkan mu!" balas Damian santai. Kembali menyesap ujung rokok dan membuat kepulan asap.
"Perhatian sekali!" memuji dengan tatapan menggoda. Damian tidak menanggapi, tetapi bibirnya mengulas senyum. Baper mendengar pujian sang istri.
"Kau tahu, memakai kaos dan celana pendek membuat mu terlihat semakin seksi Dam!" lanjut Grace. Masih menggoda seakan tidak pernah merasa bosan.
"Jangan menggodaku atau aku akan menyerang mu, nanti!" memperingatkan. Berusaha memberi tahu jika dirinya seorang predator. Dan sekarang tengah membidik mangsanya.
Grace menggeleng cepat. Lalu menaikkan selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang masih berpakaian lengkap.
"Aku akan menunggu di bawah, sekarang jam makan malam bukan?" Grace hendak berdiri. Namun, suara berat Damian menghentikan pergerakannya.
"Tidak mandi? tidak masalah aku tetap cinta meskipun kau berubah menjadi gembel sekalipun!" kekeh Damian, menatap istrinya dengan tatapan mengejek.
Tak terima dengan ejekan Damian, Grace melempar bantal sampai mengenai wajah tampan Damian. "Kena kau!" teriak Grace girang.
Tidak ingin terkena amukan, lantas Grace bergegas masuk kedalam kamar mandi. Menyelamatkan diri. Damian memang terlihat tenang, tapi percayalah sekali marah, Damian bahkan bisa menghabisinya orang.
...🦋🦋🦋🦋...
TBC
warning!
cerita ini hanya fiksi yang author buat sesuai dengan imajinasi author jadi mohon untuk tidak dianggap serius. 🙏!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
bener bener keren thor lanjutkan
2023-07-05
0
aniya_kim
Grace seharusnya punya sedikit perasaanlah yaa dengan Damian yg seperhatian dan seperfect itu mencintai Grace .. sayangnya kenapa tidak sama sekaliii ☹☹
2022-06-05
0
Budi Bf
cerita sebelumnya tidur di kamar khusus di kantor suaminya tiba" bangun di rumah ..thor alur ceritanya gak nyusun
2022-05-12
0