Kabur(Revisi)

Satu jam Damian menunggu, tetapi hasil yang di peroleh tidak cukup memuaskan. Adam memperlihatkan lokasi yang tersemat di layar laptop. Dimana tanda merah itu menunjukkan lokasi GPS yang Damian taman dibalik permata cincin yang Grace kenakan.

Namun, lokasi yang mereka peroleh tidak cukup akurat. Kalian tahu di mana itu? hutan belantara yang terletak jauh dari pusat kota.

Dari sini Damian yakin, Grace menyadari keberadaan alat pelacak tersebut. Lalu membuangnya agar tidak bisa di lacak. Dan semua kartu debit, Grace tinggalkan di mansion. Jika sudah begini, Damian tidak bisa melakukan apapun selain bersabar.

"Aku tidak mau tahu bagaimanapun caranya, temukan Grace sebelum musuh-musuh ku bertindak lebih dulu." perintah Damian.

"Baik sir!" tidak punya pilihan selain menyetujui.

Damian masuk kedalam kamar mandi. Ketenangan, ya Damian membutuhkan ketenangan. Karena itu Damian memutuskan membersihkan diri.

Berdiri di bawah shower. Membiarkan air dingin melewati kepala sampai kakinya. Dengan harapan api kemarahan segera padam dan Damian bisa berpikir rasional.

Nikmati kebebasan sesaat mu Grace. Lihat, bagaimana cara ku menghukum mu nanti!

Pengkhianatan Grace benar-benar melukai hatinya. Bodoh, bagaimana bisa Damian mempercayai Grace semudah itu.

Lihat, Damian diperdaya. Grace melarikan diri tanpa memikirkan perasaannya sama sekali. Sedih, marah, semuanya bercampur menjadi satu. Damian merasa kehilangan kini.

Untuk kedepannya Damian harus berhati-hati. Grace bukan gadis polos dan lugu. Grace wanita manipulatif yang mampu membuat lawannya terkecoh oleh sikap manisnya.

Damian mematikan shower. Meraih handuk dan melilitkannya di sekitar pinggang. Damian memilih pakaian kasual. Malam ini, Damian akan menemui Peter. Meminta bantuan sekaligus mencari hiburan.

...🦋🦋🦋🦋...

Grace duduk bersandar, memejamkan mata berusaha membuang pikiran negatif yang tersisa. Grace dan Rachel naik pesawat dengan tujuan kota Paris.

Di Sana Rachel sudah menyiapkan segalanya. Mulai dari tempat tinggal, kebutuhan pokok, dan identitas palsu tentunya.

Darimana Rachel mendapatkan semua fasilitas itu. Tentu saja dari ayahnya. Ingat, ayah Rachel pernah bergabung dengan kelompok mafia.

Menyamarkan ataupun membuat identitas bukanlah hal sulit. Ayah Rachel mengenal seseorang yang ahli dalam hal memalsukan identitas. Untuk kekayaan jangan ditanya lagi. Ayah Rachel merupakan pengusaha terkenal di Spanyol.

Vakum dari dunia Mafia. Ayah Rachel membuka usaha berupa catering. Seiring berjalannya waktu, usaha tersebut berkembang pesat.

Ayah Rachel mendirikan sebuah perusahaan di mana perusahaan tesebut memproduksi makanan ringan, minuman soda, dan air mineral. Terlihat sepele, tetapi omset yang di dapat mencapai ratusan juta dolar di setiap bulannya.

"Menurut mu, apa yang Damian lakukan sekarang?" bertanya tanpa membuka mata. Rachel menoleh, mendengus kesal tatkala melihat Grace membuka obrolan tapi tidak mau menatap matanya. Terkesan tidak menghargai lawan bicara.

"Kenapa bertanya? apa jangan-jangan kau sudah merindukannya!" goda Rachel seraya menaik turunkan alisnya. Seketika kedua mata Grace terbuka.

Plak! reflek memukul bahu Rachel. Tidak mungkin Grace merindukan Damian. Keputusannya sudah bulat, Grace tidak akan kembali pada Damian.

"Aku hanya bertanya, kenapa kau marah?" seru Rachel. Mengusap bahunya yang sedikit nyeri. Grace tak menjawab, memilih merilekskan diri dan kembali menutup mata.

Biarlah malam ini berlalu. Besok, Grace harus memulai dari awal. Hidup dengan kebebasan dan kebahagiaan. Persis seperti harapannya dulu.

...🦋🦋🦋🦋...

Dentuman musik menghentak ke seluruh penjuru ruangan. Malam semakin merambat, pengunjung semakin menggila dengan berpesta dan berjoget bebas mengikuti alunan musik.

Damian menyesap segelas sampanye. Sedikit demi sedikit sambil mengamati suasana ramai Diskotik. "Kau membuat tato?" tanya Peter. Tidak sengaja melihat ujung tato Damian.

"Ya, aku mengukir nama Grace di sini!" menunjuk dada sebelah kiri. Tepat di mana hatinya berada.

"Terus kenapa kau datang kesini?" jengah Peter. Setiap kali Damian datang kesini pasti pekerjaannya bertambah dan Peter sangat sibuk sekarang.

"Grace melarikan diri!" kata Damian to the poin. Peter menganga, tidak percaya. Benarkah? sepupu tampannya ini baru saja di campakkan.

Bolehkah Peter menertawakannya.

"Butuh pelampiasan?"

"Tidak, tapi aku butuh bantuan mu!" potong Damian cepat. Melacak seseorang tidaklah sulit tapi Grace menyingkirkan semua barang barang pemberiannya.

Karena itu Damian meminta bantuan Peter agar mengerahkan anggotanya untuk mencari keberadaan Grace sekarang.

"Kau bisa melacaknya kan? kenapa repot-repot meminta bantuan ku!" cecar Peter kesal.

"Aku tidak bisa melacaknya. Grace. cukup pintar dengan meninggalkan semua barang pemberian ku dan membuang cincin itu!" jelas Damian. Tatapannya menyiratkan kepasrahan dan keputusasaan.

"Baiklah, tapi kau juga harus membantu ku!"

"Oh jadi seorang pemimpin mafia masih membutuhkan pertolongan huh!" mengejek dengan gaya. Tidak sadar dia sendiri juga sama membutuhkan pertolongan meskipun punya banyak kekuasaan.

"Rachel menghilang, aku rasa semua ini ada kaitannya dengan calon istri ku itu!" seketika kecanggungan menyelimuti.

"Kau yakin?" tanya Damian memastikan.

"Aku yakin, kau tahu calon ayah mertua ku juga tidak mau memberitahu. Dan mengaku jika dia tidak tahu."

Entah kenapa saat Damian dan Peter di satukan, kedua manusia dingin itu jadi cerewet dan banyak bicara. "Kalau begitu kita akan mencari mereka bersama-sama!"

"Ya terserah kau saja!" balas Peter cepat.

"Kau tak menawari ku ******?"

"Ayolah Ef, aku tahu kau akan menolaknya mentah-mentah!" Peter menjawab dengan nada malas.

Ef merupakan nama panggilan Damian, di ambil dari nama panjangnya yaitu Efrat hanya orang-orang terdekat saja yang memanggilnya dengan nama panggilan tersebut.

"Kalau begitu pergi saja!" usir Damian. Muak melihat wanita yang duduk di sebelah Peter. Sepertinya wanita itu seorang model terkenal.

"Aku akan pergi bersenang-senang." Peter membawa model itu keluar ruangan. Peter hendak menyewa hotel terdekat.

Damian masih nyaman dengan posisinya sekarang. Sampanye ini membuat hatinya tenang. Namun, tak lama setelah itu seorang wanita berpenampilan molek datang menghampiri.

"Kau mau bermain dengan ku tuan? aku pastikan kau akan puasa malam ini." Damian menatap wanita itu dengan tatapan dingin.

"Pergi dari hadapan ku, sebelum aku melakukan sesuatu yang buruk padamu!" hardik Damian memperingati. Alih-alih pergi wanita itu justru semakin gencar menggoda dengan mengusap pahanya.

"Anda sudah menikah tuan?" tanyanya sambil menggigit bibirnya sendiri dengan gaya sensual.

"Kalau sudah memangnya kenapa, kau punya masalah dengan itu?" wanita itu tertawa. dugaannya memang benar, pria ini butuh pelampiasan.

"Kau butuh pelampiasan tuan, ayo bermainlah dengan ku. Ku pastikan kau akan ketagihan!" Damian tersenyum miring.

"Kau yakin tidak akan menyesal?" ucap Damian meremehkan. Pelacur itu tersenyum manis, sambil mengusap dada bidang Damian.

"Saya tidak akan menyesal tuan, kau terlalu panas untuk di lewatkan!"

"Baiklah! aku akan bermain dengan mu!" pelacur itu tersenyum senang, membuat Damian ingin merobek mulutnya.

TBC

warning!

cerita ini hanya fiksi yang author buat sesuai dengan imajinasi author jadi mohon untuk tidak dianggap serius. 🙏!!!!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***