Bab 9

..."Biarkan senyummu mengubah dunia. Jangan biarkan dunia mengubah senyummu." - Will Smith...

Allesya berjalan menyusuri trotoar kota, mengikut pasrah kemana arah langkah kaki membawanya pergi. Hingga akhirnya ayunan kakinya berhenti di St. James Park, sebuah taman yang dilengkapi danau buatan.

Gadis itu memilih sebuah bangku kosong menghadap danau sebagai tempat mengistirahatkan tubuhnya yang mulai lelah karena lama berjalan.

Ia menatap lurus ke arah danau berair jernih dengan sekelompok burung pelikan yang tampak mengambang di atasnya. Tampak sebagian burung berkantung itu mengisi perutnya yang kosong dengan ikan-ikan kecil hasil tangkapannya.

"Hahh..! Aku tidak mungkin pulang ke rumah sekarang karena nenek pasti akan bertanya kenapa aku pulang lebih awal dan aku tidak mungkin menceritakan apa yang telah aku alami. Aku tidak ingin membuatnya khawatir," lirih Jenny dengan perasaan mendilema.

"Aku harus segera menemukan pekerjaan pengganti. Vitamin nenek juga hampir habis," Allesya masih bermonolog di dalam kegundahannya.

Tiba-tiba gadis itu tersenyum miris. "Ck! Padahal selama ini aku sudah menganggapnya teman baik. Aku bahkan telah banyak membantunya tapi malah seperti ini balasan yang aku dapat. Hatinya telah dibutakan oleh kedengkian hingga ia tega berbuat jahat kepadaku," gerutu Allesya yang tiba-tiba kembali kesal setelah mengingat kembali kejadian pemecatannya beberapa saat yang lalu.

"Ingin rasanya aku mencari bukti untuk mengungkap perbuatan jahat Farena, tapi.. Haaah! Biarlah, aku percaya Tuhan akan memberikan sesuatu yang sepandan dengan perbuatan kelak. Lebih baik sekarang aku fokus mencari pekerjaan lain," Allesya merogoh ponsel dari dalam tasnya.

Niat awal ingin mencari info lowongan kerja lewat situs online tapi seketika berubah haluan karena foto pria tampan yang sedang terpajang menguasahi layar ponselnya sebagai wallpaper.

Seulas senyuman berbentuk bulan sabit menghiasi muka cantik Allesya. Ada perasaan gemas bercampur gereget ketika ia menatap foto Sean yang dulu dia ambil secara diam-diam tersebut.

"Uuuhh! Kak Sean kenapa kau sangat tampan sekali. Tidak bisakah sedikit saja kau melihatku?" ucap Allesya penuh damba dengan sesekali mencium foto yang terpampang di layar ponselnya.

Tanpa berpikir panjang ia langsung membuka salah satu aplikasi yang tersedia pada ponsel pintarnya dan mengetik sesuatu.

To Kakak tampanku:

Kakak tampan..., apa bekal sarapan yang aku buat sudah dimakan?

To Kakal tampanku:

Tolong dimakan sampai habis ya, kalau kau kurus aku menangis.

To Kakak tampanku:

I love you calon suami masa depanku❤

Allesya mengirim 3 pesan sekaligus lalu meletakkan kembali ponselnya ke dalam tas tanpa ada niat menunggu balasan, karena dia sangat tahu bahwa Sean tidak mungkin membalas pesan. Dia memang harus berlapang dada menghadapi sikap dingin Sean yang hanya tertuju kepadanya seorang.

Iya, pria tampan itu memang bersikap lebih dingin hanya kepadanya. Allesya bahkan sering melihat dan merasakan sendiri perbedaan perlakuan Sean kepadanya dengan para kekasihnya. Sean selalu bersikap ramah dan hangat kepada para wanita yang dikencaninya, berbeda sikap dengannya yang selalu dingin dan cuek.

Ting!

Suara notifikasi dari ponselnya memaksa ia merogoh kembali benda pipih tersebut. Rona mukanya seketika tampak girang dan berbunga ketika mengetahui bahwa sebuah pesan masuk dari orang yang tak terduga.

"Kak Sean..," lirih gadis itu lalu membuka isi pesan yang ternyata disertai sebuah foto kotak bekal makanan yang sudah tandas.

Kakak tampanku:

Rasa masakanmu sungguh buruk, apa kau ingin meracuniku?!

"Ck! Dia mengatai rasa masakanku, tapi nyatanya dia tetap menghabiskannya," cebik Allesya namun mukanya terlihat sangat senang.

Allesya semakin berlonjak kegirangan ketika menerima satu pesan lagi dari Sean yang bertuliskan 'Dasar gadis aneh!'

Gadis berlensa hazel itu menghentak-hentakkan kakinya seraya mencium layar ponselnya berkali-kali karena terlampau senang.

Memang untaian kalimat yang dikirim Sean jauh dari kata romantis, bahkan lebih mendekati kalimat cibiran. Tapi nyatanya hal itu tidak membuat Allesya bermuram durja. Baginya, Sean mau membalas pesan darinya sudah termasuk salah satu keajaiban dunia. Benar-benar fenomena langka yang harus di abadikan.

Kegirangan Allesya seketika menguap ketika ia menyadari bahwa ada seseorang yang mengamati tingkah konyolnya sedari tadi dengan pandangan polos tak terbaca. Seorang wanita paruh baya tengah duduk di bangku taman yang berjarak tidak lebih dari 2 meter dari tempat Allesya. Wanita itu tidak sendiri, dia bersama seseorang yang sepertinya bekerja menjaganya.

Allesya tersenyum hambar ke arah wanita bermuka pias tersebut. "Hai tante cantik," sapa Allesya seraya melambaikan tangannya, mencoba mengalihkan rasa malunya.

Hening... Tiada tanggapan yang berarti dari si Wanita. Lagi-lagi si Wanita hanya menatapnya dengan pandangan tak terbaca.

Allesya seketika kikuk. Mendapat tatapan yang menurutnya... Aneh dan tak biasa.

"Tante apa kau sedang sakit?" Allesya mencoba memecahkan perasaan kikuknya.

"Maaf Nona, Nyonya ini memang sedang sakit," jawab seorang pembantu yang sedari tadi berada di dekat si Wanita.

Allesya sontak kembali menggiring pupil hazelnya ke arah si Wanita. Entah ada apa dengan dirinya, seolah saat ini dia bisa sangat mudah memahami apa yang tengah dirasakan si Wanita itu lewat gurat-gurat di mukanya, meski Allesya tidak dapat mendeskripsikan secara detail perasaan seperti apa tapi dia tahu bahwa hati wanita paruh baya di depannya saat ini sedang berkabut kesedihan.

Sisi kemanusian Allesya lagi-lagi tergerak secara alami, menuntunnya untuk lebih mendekatkan diri kepada si Wanita. Tanpa ada rasa sungkan sedikitpun, ia menggeser tubuhnya hingga kini posisinya bersimpuh di hadapan si Wanita.

"Tante cantik, boleh aku tahu siapa namamu?" tanya Allesya lembut selembut hatinya.

Hening.., lagi-lagi si Wanita hanya meresponnya dengan sorotan mata yang sulit diartikan.

Allesya menggiring muka cantiknya ke arah pembantu yang menemani si Wanita dan langsung dimengerti olehnya.

"Namanya Nyonya Sarah, Nona," jawab ramah si Pembantu yang mendampingi si Wanita.

Allesya tersenyum manis. "Wahh.. Nama Tante cantik, secantik orangnya. Perkenalkan namaku Allesya Tante," Allesya mengulur tangannya. Sekilas tangan Sarah sempat bergerak seolah ia ingin menggapai uluran tangan tersebut meski terlihat ragu.

Cukup lama Allesya menunggu respon jabatan tangan dari Sarah hingga akhirnya ia berinisiatif menuntun tangan yang mulai terlihat keriput tersebut agar mau menjabat tangannya.

Dengan tangan yang masih saling berjabatan, Allesya kembali bersuara. "Emmm, aku tidak tahu apa yang membuat Tante tampak bersedih seperti sekarang, tapi.. Tersenyumlah. Dengan tersenyum kau akan membuka awal kebahagiaanmu. Dengan tersenyum orang di sekitarmu juga akan ikut tersenyum," Allesya sejenak menjeda ucapanya ketika menyadari ada perubahan raut pada muka Sarah.

Allesya kembali mengulas senyuman yang terlihat sangat tulus. "Tante apa kau tahu, dari segala obat kehidupan batin, tersenyum adalah obat terbaik. Tersenyumlah, maka kau akan merasakan kedamaian," tutur lembut Allesya.

"Bahkan dengan tersenyum kau bisa mengintimidasi orang-orang yang pernah menyakitimu. Bukankah hal itu sangat menyenangkan?" lanjut Allesya dengan mimik muka mendadak serius namun masih menyelipkan senyuman hangat.

Allesya terkesima ketika Sarah tampak menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Meski terlihat samar tapi gadis itu bisa melihatnya dengan jelas.

"Astaga Tante...!" Allesya meringis seraya meremas kain di dadanya.

Tindakan gadis jelita itu tentu saja sukses membuat Sarah merubah mimik mukanya ke mode bertanya-tanya.

"Aku bisa mati jantungan karena senyuman Tante. Tante sangat cantik ketika tersenyum. Andai aku seorang pria dewasa pasti sudah jatuh cinta sama Tante," kelakar Allesya. Masih dengan ekpsresi meringis, ia sedikit melirik ke arah Sarah.

Entah aura apa yang selalu memberkahi Allesya, keberadaannya seolah membawa atmosfer positif bagi orang-orang di sekitarnya termasuk Sarah.

Wanita yang sudah 10 tahun lebih hidup berselimut kelamnya masa lalu yang begitu pahit itu seolah mulai menunjukkan perubahan.

Tersenyum. Iya, Sarah tampak mengulas senyuman yang lebih ketara dari sebelumnya.

Puk!

Allesya tersentak ketika sesuatu dari langit mendarat tepat di kepalanya. Demi memenuhi rasa penasaran tentang benda apa itu, dengan sedikit ragu ia mulai menyentuhnya secara perlahan.

"Kyaakkk!" Allesya seketika memekik ketika tangannya menyentuh sesuatu yang masih terasa hangat, lembek, dan bau.

Suara Allesya yang tiba-tiba memekik kontan membuat Sarah terkesiap dan heran.

"Dasar burung tidak mengerti norma etika sopan santun! Buang kotoran tidak pada tempatnya! Apa pantatmu tidak pernah disekolahkan?" sembur Allesya seraya mendongak ke atas dengan telunjuk jari menuding tegas, bermaksud memarahi seekor burung yang tampak bertengger santai di dahan pohon, seolah merasa lega karena berhasil membuang ampas dari dalam perutnya.

Alih-alih merasa takut, burung itu malah berkicau merdu seraya mengepak-ngepakkan sayapnya seolah sedang mengejek Allesya.

"Dasar burung! Cepat pulang sana, kau harus mencuci pantatmu setelah membuang kotoran! Jorok sekali!"

Allesya mengabaikan si Burung lalu mengambil beberapa lembar tisu dari dalam tasnya dan membersihkan kotoran burung yang masih bertengger manja di kepalanya.

"Memangnya kepalaku ini WC umum," Allesya tak henti-hentinya menggerutu.

"Pffftt!" Allesya tertegun ketika mendengar suara Sarah yang sedang mentertawainya.

Meski suara tawanya terdengar lirih namun cukup buat Allesya senang. Tidak hanya Sarah, bahkan seorang pembantu yang menemaninya juga ikut tertawa. Hingga akhirnya Allesya pun ikut tertawa.

Suara tawa ketiga manusia berbeda generasi tersebut terdengar berbaur dengan suara gesekan dedaunan yang diterpa angin sepoi-sepoi.

Tanpa mereka sadari, seseorang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. Hatinya seketika menghangat melihat pemandangan langka di depannya. Apa lagi ini pertama kali baginya melihat Sarah tersenyum setelah kejadian menyakitkan 10 tahun yang lalu.

"Allesya...," panggil seseorang tersebut setelah mendekat.

Bersambung~~

...Ayo biasakan tinggalkan jejak like dan comment pada setiap bab setelah membacanya ya para readers. Biar ini cerita nggak sepi kayak kuburan🤣...

...Terima kasih.. Lop Lop you superrr...

...❤🧡💛💚💙💜🤎...

Terpopuler

Comments

Nur Evida

Nur Evida

Allesya menjadi obat pelipur lara buat Sarah

2022-11-07

0

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

ngimpi apa di berakin burung😂

2022-05-12

0

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

kerennn

2022-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Author Menyapa
119 Karya Baru
120 Karya Ke 5
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Author Menyapa
119
Karya Baru
120
Karya Ke 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!