Bab 8

"Tuan saya benar-benar tidak melakukannya Tuan. Saya berkata jujur, tolong percaya kepada saya," Allesya memohon seraya menangkup kedua tangannya, berharap belas kasihan lebih dari pemilik Bar And Coffee tempat ia bekerja.

"Tapi semua bukti sudah jelas Allesya. Barang pelanggan yang kau curi ditemukan di dalam saku bajumu. Tindakanmu ini sangat merugikan pelanggan dan bisa merusak repotasi Bar And Coffee milik saya," tegas si Owner tempat Allesya bekerja.

"Tapi Tuan, saya memang tidak mencurinya. Barang itu saya temukan tertinggal di atas meja pelanggan dan saya berniat mengembalikannya jika pelanggan tersebut datang kembali. Kalau Tuan tidak percaya, anda bisa memeriksa hasil rekaman CCTV," Allesya masih keukeuh menjelaskan bahwa dia tidak melakukan sesuatu yang dituduhkan kepadanya.

Si Owner menghela napas kasar sebelum akhirnya bersuara. "Usulanmu itu tidak berguna sama sekali karena kamera CCTVnya sedang rusak dan masih akan diperbaiki Allesya. Lagian Farena juga sudah memberikan kesaksian yang memberatkanmu, jadi kau sudah tidak bisa membantahnya lagi. Seharusnya kau berterima kasih karena aku masih berbelas kasih untuk tidak menjebloskanmu di penjara, memingat barang yang kau curi adalah barang mahal. Mulai detik ini kau diberhentikan bekerja di sini.," tegas si Owner.

"Apa?!" Allesya terkejut bukan main. Bukan karena alasan ia dipecat secara tidak hormat melainkan karena mengetahui fakta bahwa Farena yang sudah dia anggap sebagai teman dekatnya telah memberi kesaksian palsu. Bahkan lidahnya terasa kelu untuk melanjutkan pembelaan dirinya yang mungkin akan tetap berakhir sia-sia

"Sepertinya aku dijebak. Aku yakin Farena ada dibalik semua ini. Ya Tuhan... Kenapa dia tega berbuat seperti itu kepadaku?" terka Alleysa di dalam hati. Sebuah terkaan yang sudah diyakini kebenarannya.

Allesya keluar dari ruang Owner dengan perasaan kecewa. Mukanya terlihat sangat kusut. Sebelum keluar dari bangunan ia mendatangi Farena.

"Kenapa kau tega melakukan itu?" tanya Alleysa ke Farena dengan mimik muka menghakimi.

"Apa maksudmu Al? Aku tidak mengerti," jawab Farena seolah memang tidak mengerti apa-apa. Mimik mukanya bahkan terlihat seperti orang tak berdosa.

Allesya berdecak kesal. " Kau telah memberi kesaksian palsu. Aku yakin kau lah yang telah merencanakan semua ini?" tuduh Allesya.

"Aku tidak memberi kesaksian palsu Al, aku memang melihat sendiri bahwa kau telah mencuri barang itu. Kau jangan menuduhku sembarangan," Farena berkilah, mencoba memutar balikkan fakta, menutupi kebohongannya dengan tampang innocent.

Allesya semakin dibuat geram akan sikap Farena yang sudah sangat jelas kalau dia sedang berbohong tapi masih enggan mengakuinya. "Pintar sekali kau bersilat lidah Far. Kenapa kau lakukan itu? Bukankah kita berteman?"

Farena menyeringai. Wajah innocent palsu yang dia buat tenggelam seketika, menampilkan mimik muka tak bersahabat. "Teman katamu? Sayangnya aku tidak pernah menganggapmu teman. Mana ada teman yang berusaha menggoda pacar temannya sendiri."

Allesya mengernyit, berusaha mencerna setiap kalimat yang ucapkan Farena. "Apa maksudmu Far? Aku tidak pernah menggoda pacar temanku. Ow.. Aku tahu, kau pasti cemburu karena pacarmu mendekatiku -kan? Asal kau tahu, aku tidak pernah menggoda pacarmu, aku bahkan tidak pernah mendekatinya. Pacarmu sendiri yang dasarnya kegenitan."

"Tidak usah berkilah, aku lihat sendiri kau selalu tebar pesona kepada para lelaki dengan muka sok cantikmu itu. Menjijikkan," cibir pedas Farena.

"Ya Tuhan.. Apa memang begini resiko punya muka cantik? Ah, apa gunanya mempunyai muka cantik sedang Kak Sean saja sama sekali tidak tertarik kepadaku? gerutu Allesya yang hanya bisa didengar olehnya sendiri.

"Ck! Sekarang aku jadi tahu, bahwa ternyata selama ini kau iri dan cemburu kepadaku karena para pria lebih melihatku daripada melihatmu. Aku kira kau menganggapku teman seperti halnya aku menganggapmu teman baikku, ternyata semua itu palsu. Dan dari sini aku juga semakin yakin, bahwa memang kau lah yang telah menjebak dan memfitnahku agar aku dipecat dari sini," Allesya semakin yakin dengan asumsinya.

"Aku tidak menjebakmu."

"Ayolah Farena, akui saja.. Apa kau tidak sadar? Semakin kau berbohong semakin membuatmu terlihat bodoh," sela Allesya yang mulai jengah.

"Apa katamu? Siapa yang bodoh? Dasar wanita murahan tukang tebar pesona. Gara-gara kau pacarku memutuskanku jalang," maki Farena yang mulai terpancing emosi namun sebisa mungkin ia menahan suaranya agar tidak terlalu memancing keributan.

Allesya tersenyum miris. Bagaimana bisa dia disebut wanita murahan sedangkan pacaran saja belum pernah, begitulah batinnya.

Sejenak ia memejamkan matanya seraya meraup udara dalam-dalam hingga memenuhi rongga paru-parunya lalu menghembuskannya secara perlahan. Sedetik kemudian ia kembali membuka matanya dan melempar tatapan tajam ke Farena.

"Sebenarnya kesalahannya bukan berada padaku Far, tapi kesalahannya ada pada dirimu makanya kau diputuskan pacarmu," ucap Allesya dengan nada suara seolah ia sedang bersimpati. Mimik mukanya juga terlihat sendu.

Farena mengernyitkan dahinya. "Apa yang salah denganku?"

Allesya mendekatkan mukanya pada telinga Farena dan berbisik.

"Itu karena mukamu jelek," ledek Allesya seraya menyungging salah satu sudut bibirnya kemudian melenggang pergi meninggalkan Farena yang sudah diyakini sedang bersumpah serapah di dalam sana. Namun gadis berlensa hazel itu tak menghiraukannya.

Rasanya dia sudah tidak tahan lagi jika harus berlama-lama berada dekat dengan orang yang dipenuhi rasa iri dan kedengkian hati seperti Farena.

°°°

Di sudut bumi lainnya.

Seorang pemimpin tertinggi di sebuah kerajaan bisnis, Willson Corp, sedang berkutat dengan laptopnya. Jari-jari jenjangnya tampak menari-nari di atas keyboard dengan lincah. Sesekali ia memeriksa berkas-berkas yang bertumpuk di atas meja kerjanya.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu sontak menarik paksa kosentrasinya pada file dokumen yang harus diselesaikan secepatnya tersebut.

"Masuk."

Tidak butuh waktu lama, seorang sekretaris tampak menyembul dari balik daun pintu seraya menimang sebuah map bewarna kuning.

"Permisi Tuan, ini proposal pengajuan kerja sama yang baru saja dikirimkan oleh pihak Allison Corp. Mohon anda memeriksanya terlebih dahulu," lapor Clara.

"Taruh saja disana," titah Sean yang hanya menatap sekilas seonggok daging bernyawa di hadapannya lalu kembali berkutat dengan laptopnya.

Clara langsung meletakkan berkas tersebut di atas meja kerja Sean. Sekilas raut muka kecewa tampak mewarnai muka cantik Clara. Pasalnya, wanita itu sudah terbiasa menerima sikap ramah dan senyuman manis dari pria tampan yang berstatus sebagai Bos tertingginya tersebut, namun kali ini semua itu tidak ada. Padahal dia sudah men-touch-up mukanya sedemikan rupa agar terlihat menarik di depan Bosnya tersebut.

"Kenapa kau masih berdiri disana Clara? Apa masih ada hal lain yang akan kau sampaikan?" Clara terhenyak ketika Sean bertanya dengan mimik muka heran.

"Ah maaf Tuan, kalau begitu saya permisi dulu," ucap Clara sebelum mengundurkan diri.

Sean tampak menggeleng ringan kepalanya menanggapi tingkah aneh sekretarisnya.

Ting!

Ting!

Ting!

Ponsel pintar Sean berdenting, menandakan ada satu pesan yang diterima. Tidak, dari jumlah suara dentingnya, tidak hanya satu pesan melainkan tiga pesan sekaligus yang muncul pada layar ponsel Sean.

Pria tampan berlensa biru itu menggeser layar ponselnya dan langsung membuka pesan.

Gadis gila:

Kakak tampan..., apa bekal sarapan yang aku buat sudah dimakan?

Gadis gila:

Tolong dimakan sampai habis ya, kalau kau kurus aku menangis.

Gadis gila:

I love you calon suami masa depanku❤

Sean menghela napas panjang, membuang kejengahan akan sikap Allesya yang seolah tak pernah lelah mengejarnya. Sedetik kemudian ia melirik ke arah kotak bekal makanan yang teronggok di salah satu sudut meja kerjanya. Kotak bekal makanan yang sama sekali belum terjamah.

"Ini masih pukul sembilan, bukankah masih cocok untuk jam sarapan?" lirih Sean seraya melirik ke arah pergelangan tangannya.

Apakah matahari kini terbit dari ufuk barat? Entahlah. Nyatanya melihat Sean yang mulai tertarik untuk melihat isi bekal sarapan yang selalu dia acuhkan itu adalah hal yang tak biasa.

Untuk pertama kali seumur hidupnya, ia membuka bekal dari gadis yang selama ini mati-matian ia jauhi. Seutas senyuman seketika terbit di bibirnya ketika melihat isi bekal sarapannya tersebut.

"Apa dia berusaha meniru bentuk mukaku dengan semua makanan ini?" Sean mendengus geli ketika melihat bekal makanan yang hampir menyerupai muka pria.

"Apa dia pikir aku ini anak kecil? Allesya.. Allesya... Dasar gadis aneh."

Sean akhirnya mulai menyantap bekal tersebut hingga tak tersisa. Meski ia sempat ingin memuntahkan makanan tersebut karena rasanya sangat jauh dari ekspetasi.

"Rasa makanan ini sungguh buruk, kenapa waktu itu Kakek bisa memakannya dengan sangat lahap?" gerutu Sean di dalam monolognya.

Pria tampan itu lalu meraih ponselnya dan mengambil foto bekal sarapan yang telah tandas tak tersisa. Sejurus kemudian ia mengirim foto tersebut kepada seseorang.

Bersambung~~

...Terima kasih sudah berkenan mampir pada tulisan receh Nofi ini. Mohon dukungannya dengan cara meninggalkan jejak like dan comment ya. Kalau ada rejeki lebih bolehlah sumbangkan gift dan vote mingguannya sebagai apresiasi karya Nofi. Dukungan kalian merupakan penyemangat berhargaku. I love you😘...

Terpopuler

Comments

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

PDKT ye😁😁😁

2022-05-12

0

🌼

🌼

Gak enak, tapi makanan dihabiskan 🙄🙄

2021-09-13

2

Siti Fatimah Hikam

Siti Fatimah Hikam

sudah milai suka sarapan yg di kasih allesya

2021-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Author Menyapa
119 Karya Baru
120 Karya Ke 5
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Author Menyapa
119
Karya Baru
120
Karya Ke 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!