Bab 5

Sesaat pria tampan itu memejamkan matanya. Mengumpulkan semua rasa yang menggebu dahsyat di dalam dada. Bak gunung merapi yang siap menyemburkan isi perut bumi, itulah yang akan terjadi dalam hitungan mundur tiga jari.

Tiga..! Dua..! Satu..!

"ALLESYAAA....!"

Teriakan Sean menggelegar memenuhi langit-langit mobil. Ia menghunus tatapan tajam ke arah Allesya yang ternyata sudah meringkuk pada sudut bangku mobil.

Ceklek!

Sean gegas menekan tombol Central door lock yang terletak pada pintu mobil setelah menyadari Allesya tampak berusaha kabur.

"Sepertinya kau memang harus dihukum gadis kecil," geramnya.

"Hehehe, peace Kak," Allesya malah nyengir kuda menunjukkan serentetan gigi putihnya yang rapi seraya mengangkat kedua jari membentuk huruf V sebagai simbol perdamaian. Terus terang ia sedang menutupi rasa gugupnya saat ini.

"Aaaahk! K-kakak mau ngapain?" pekik Allesya setengah tertahan karena Sean merangkak cepat mendekatinya dan mengukungnya dari atas.

Ruang gerak Allesya kian terenggut di kala Sean mengunci kedua tangannya ke atas.

"Kak! Jangan bermain-bermain seperti ini, aku mohon," Allesya mengiba. Beberapa kali ia mengutuki tindakan bodohnya tadi.

Segila-gilanya gadis bar-bar itu, tetap saja ia akan mati kutu jika Sean sudah berbuat seperti sekarang.

Beberapa saat yang lalu, Sean mendapat kiriman pesan singkat dari Saron. Saron memutuskan hubungannya dengan Sean secara sepihak dan mengatakan alasan penyebabnya.

Bagi Sean, tidak masalah jika hubungannya dengan Saron berakhir. Dia sama sekali tidak menyayangkan hal itu. Tidak sulit baginya mencari pengganti Saron, seperti pepatah yang selalu mengatakan mati satu tumbuh seribu.

Hanya dengan satu kerlingan mata saja, para kaum Hawa auto berhamburan ke dalam pelukannnya, bahkan tidak sedikit dari mereka bersedia membuka kakinya lebar-lebar secara suka rela.

Tapi, alasan Saron mengakhiri hubungannya sungguh membuat harga dirinya terjatuh ke dalam jurang yang begitu curam, dalam, dan suram.

"Impoten dan bengkok katamu? Apa kau ingin aku membuktikannya kepadamu bahwa ucapanmu itu salah besar? Hah?" Sean menyeringai kecil dengan tatapan mengintimidasi yang kian membuat Allesya gelagapan.

Sekilas, Allesya terpejam di kala aroma mint napas Sean menerobos ke dalam indera penciumannya. Bahkan dia juga bisa merasakan hangatnya napas yang menyapu muka cantiknya.

"I-itu a-aku, hiiishhh!" Allesya merutuki lidahnya yang terasa kaku sebelum kembali berbicara.

Gadis manis itu mencoba mengatur napasnya dan mengumpulkan keberanian.

"Kak, tolong lepaskan aku dulu," mohon Allesya, sungguh ia begitu kurang nyaman dengan posisinya saat ini. Ia beberapa kali menggeliat mencoba melepaskam diri dari kuasa Sean.

Berada di bawah kungkungan tubuh besar Sean, membuat jantungnya bertabuh dengan sangat keras. Bayangan-bayangan kotor mulai menjamah otaknya yang polos.

"Aahk!" Allesya kembali memekik ketika tangan besar Sean menekan salah satu bahunya.

"Sudah aku bilang, aku akan memberimu hukuman karena sudah mempermalukanku," timpal Sean yang masih menyisipkan seringai kecil pada setiap ucapannya.

"Kak, apa kau akan memperkosaku?" ceplos Allesya tanpa ada rasa canggung sedikitpun.

Sean berdecih, sepertinya sangat disayangkan jika ia mengakhiri permainannya begitu cepat. "Sepertinya saranmu itu sangat cocok untuk membuktikannya, yaitu dengan memperkosamu," gertak Sean.

Allesya tercengang, mana mungkin dia memberi saran gila seperti itu. "Saran? Hah? Aku tidak pernah memberimu saran gila seperti itu," sanggah Allesya.

"Kak, please! Itu tidak benar," sambungnya lagi.

"Terus apa sikap gilamu tadi juga benar? Allesya..., kau sendiri yang memancingku untuk berbuat seperti ini. Pria mana yang tidak marah jika keperkasaannya dilecehkan seperti itu? Hem?" Sean mengabsen satu persatu setiap titik pada muka Allesya dengan usapan jarinya. Mencoba menakut-nakuti si Gadis.

"Hiisshh! Kenapa jadi begini? Aku tidak menyangka Kak Sean bakal bertindak di luar bayanganku. Tidak tidak tidak, bukan seperti ini ya yang aku mau," Allesya menjerit di dalam hati.

"Sial! Ternyata gadis ini sangat cantik jika dilihat dari dekat, tapi sayang aku tetap tidak tertarik dengannya," Sean juga membatin.

"Aku minta maaf Kak. Mau ya maafin aku. Aku akan tarik semua kata-kataku tadi. Sebenarnya aku tidak anak niat melecehkanmu, aku hanya, aahhk!" lagi-lagi Allesya memekik ketika Sean menggigit bahunya.

"Hiks! Kak kau mau ngapain? Apa kau akan memakanku? Tolong jangan Kak, badanku kurus, dagingku juga pahit, hiks!" rengek Allesya mengiba.

"Iya aku akan memakanmu dan mencicipi tubuhmu," Allesya seketika tercekat mendengar ucapan frontal Sean. Ia berkali-kali menggelengkan kepala sebagai ungkapan jangan.

"Kenapa? Bukankah selama ini kau yang selalu agresif mengejarku? Kau bahkan berani menciumku beberapa kali," Sean masih melanjutkan permainannya.

"T-tapi, bukan seperti ini Kak, hiks," Allesya terus merengek.

"Aku harus apa agar kau mau melepaskanku?" Allesya mencoba bernegoisasi.

"Berhentilah mengejarku," Sean langsung memberi syarat tanpa berpikir panjang.

Sedangkan Allesya sesaat tampak membisu namun otaknya sedang berpikir. "Mana mungkin aku bisa berhenti mengejarnya, sedangkan aku sudah sangat tergila-gila dengannya, hah! Sudahlah aku turuti saja keinginannya, yang penting aku bisa lepas dulu dari kungkungannya," batin Allesya.

"B-baiklah, aku akan berhenti mengejarmu, aku janji," jawab Allesya seolah tidak ada keraguan sedikitpun padahal dia hanya ingin mengelabuhi pria tampan yang ada di atasnya saat ini.

Dan benar saja, jawaban Allesya memberikan hasil yang signifikan. "Gadis pintar, kau harus menepatin janjimu," ucap Sean seraya menepuk-nepuk pipi Allesya sehingga membuat matanya mengerjap-ngerjap.

"Fyuuuhh...!" Allesya merasa lega setelah Sean beranjak dari atas tubuhnya dan sudah kembali di balik setir mobilnya.

Ceklek!

Seolah tidak ingin membiarkan terlalu lama berada satu atap mobil dengan Allesya, Sean kembali membuka kunci pintu mobilnya.

"Kau bisa keluar sekarang," usir Sean.

Alih-alih segera mendengarkan perintah Sean, Allesya justru beranjak dari duduknya dan berpindah ke bangku depan. Gadis cantik tapi berisik itu menatap lurus ke arah Sean dengan mimik muka berubah cemberut.

"Kak, seharusnya kau itu berterima kasih kepadaku."

Sean sontak menautkan kedua alisnya seraya membalas tatapan Allesya. "Apa lagi ini Allesya? Kenapa juga aku harus berterima kasih kepadamu?"

"Ya tentu saja kau harus berterima kasih kepadaku karena aku baru saja menjauhkanmu dari masalah," ucap Allesya.

"Bagaimana kau bisa berkata telah menjauhkanku dari masalah, sedangkan biang masalah di dalam hidupku masih duduk satu mobil bersamaku saat ini," sindir Sean lalu membuang mukanya ke arah jalanan yang tampak ramai kendaraan mesin yang berlalu lalang membelah jalanan kota yang sudah tertutup salju sebagian.

Allesya mendengus kesal karena menyadari siapa biang masalah yang dimaksud, yaitu dirinya sendiri. "Asal Kak Sean tahu ya, wanita bernama Saron itu sudah bersuami," beber Allesya.

Sekilas Sean tampak terhenyak namun dengan segera ia mengembalikan mimik mukanya ke mode biasa seolah apa yang di beberkan Allesya tidak berpengaruh sedikitpun baginya.

"Ow," respon Sean singkat yang membuat gadis cantik di sebelahnya memasang muka tak percaya.

"Kok Kak Sean begitu sih responnya? Aku baru saja menyelamatkan Kakak dari julukan pebinor loh," perkataan Allesya sukses mencubit hatinya.

Sean mendadak teringat bahwa dulu ia juga hampir menjadi pebinor, yaitu mengejar istri sahabatnya sendiri.

"Kak Sean, kau harus memberiku imbalan karena telah menyelamatkanmu, berkencanlah denganku," tuntut Allesya.

"Tidak, tidak ada di dalam kamusku untuk berkencan dengan gadis kecil sepertimu. Sekarang kau turunlah," ketus Sean.

"Tidak mau turun, lagian aku bukan gadis kecil lagi, sebentar lagi umurku sudah 18 tahun, bukankan aku sudah dewasa," tolak Allesya.

Sean semakin dibuat geram oleh tingkah Allesya. "Kau tadi sudah berjanji untuk tidak mengejarku kembali, jadi turunlah sekarang. Atau kau ingin aku melakukannya," gertak Sean yang diikuti jari-jarinya membuka satu persatu kancing kemejanya sehingga mempertontonkan 6 roti sobek yang tampak pulen dan menggoda.

"Kyaaakk! Iya iya aku turun sekarang," pekik Allesya karena malu seraya menutup matanya dengan tangannya, namun masih menyisakan sedikit cela untuk mengintip.

"Ck! Aku tidak menyangka, gadis sebar-bar dia bisa malu juga," cebik Sean di dalam hati.

"Ayo cepat turun," titah Sean kembali yang langsung di patuhi Allesya.

Sean lanjut melajukan mobilnya meninggalkan Allesya di tengah-tengah lebatnya hujan salju. Sekilas pria tampan itu melirik ke arah spion mobil samping yang ternyata masih bisa menangkap pantulan sosok Allesya yang tampak berjalan cepat menembus hujan salju yang kian deras.

"Sial!" Sean mengutuki dirinya sendiri karena pada akhirnya dia tidak sampai hati melihat Allesya yang tampak kedinginan karena terjangan brutal butiran es bewarna putih kapas tersebut.

Akhirnya, dia menarik gigi mundur mobil dan mulai berjalan mundur mendekati Allesya.

"Masuklah!" titah Sean.

Bersambung~~

...Terima kasih sudah berkenan mampir pada tulisan receh Nofi ini. Mohon dukungannya dengan cara meninggalkan jejak like dan comment ya. Kalau ada rejeki lebih bolehlah sumbangkan gift dan vote mingguannya sebagai apresiasi karya Nofi. Dukungan kalian merupakan penyemangat behargaku. I love you😘...

Terpopuler

Comments

Mynovel

Mynovel

2 bab sebelumnya semangat bacanya,karna kata2nya pas sama latar belakang cerita,,,nah pas baca bab ini saya langsung ilfil sama nih novel,bahasanya gak nyambung sama latar belakang cerita yg kayaknya diluar negri,masak iya diluar negri ngerti Dangan kata2 pebinor😇
stop baca

2023-07-05

0

Nur Evida

Nur Evida

usia 18 th tapi udah lihai mengenal benda pusaka

2022-11-04

0

💮Aroe🌸

💮Aroe🌸

yo lah, tak akoni greget sing iki😆😆😆 tak masak😋

2022-05-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Author Menyapa
119 Karya Baru
120 Karya Ke 5
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Author Menyapa
119
Karya Baru
120
Karya Ke 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!