Ajun sangatlah kuat

Aku tertidur disepanjang perjalanan. Ajun manaruh bantal kecil dikursi untuk menyangga kepalaku. Dia juga memutar musik dengan alunan yang sangat lembut sehingga membuatku semakin tenggelam didalamnya. Perjalanan panjang sudah kami tempuh. Dan sebentar lagi kami akan tiba dirumah mamah.

Halaman yang membentang luas sudah mulai terlihat didepan. Rumah besar mamah sudah terpampang nyata didepanku dan Ajun. Ajun memasukkan mobilnya kedalam setelah seorang penjaga membukakan pagar untuknya. Ajun menghentikan mobilnya didalam garasi rumah mamah. Bersanding dengan beberapa mobil milik mamah. "Sayang....Sayang" Ajun membangunkanku. Tangannya menyentuh keningku menyingkirkan rambut yang sudah terurai didepan wajahku.

Aku mulai tersadar. Aku melihat Ajun yang sudah tersenyum kepadaku. Mataku masih sembab karena cukup lama aku tertidur dari perjalanan tadi sampai sekarang sudah tiba dirumah mamah. "Udah sampai ayo turun" Ajun membukakan pintu mobil untukku. Aku turun dari mobil dan mataku langsung dimanjakan dengan pandangan hijau pekarangan rumah mamah. Didampingi dengan berbagai macam bunga berwarna warni. Aku dan Ajun berjalan menuju pintu utama rumah mamah.

Pintu besar sudah terlihat terbuka lebar sedari tadi. Belum terlihat mamah ada didalamnya. Ajun nyelonong saja masuk kedalam. Aku ikut dibelakangnya sambil masih membenahkan pakaianku yang sudah lusuh karena aku tertidur tadi. Langkahku masih berjalan dengan berhati hati.

"Mah....Mamah...Mah!" Ajun berulangkali memanggil mamah. Tidak berselang lama seorang wanita yang masih terlihat muda muncul dari ruang kerjanya. Terlihat wajahnya begitu berseri seri saat melihat kedatangan kami. Yang sepertinya sudah dinantikan nantikannya sejak lama. Mamah berjalan cepat menuju kearah Ajun dengan kedua tangannya yang sudah terbuka lebar hendak memeluk seseorang yang begitu dia rindukan.

Ajun sudah hendak menerima pelukan hangat dari wanita yang melahirkannya itu. Dia berjalan menghampiri mamahnya. "Mam..." Ajun sudah hendak mengatakan kata sambutan kepada mamah. Tapi mamah berlalu begitu saja melewati Ajun yang ada dihadapannya. Ajun merasakan hanya angin lalu dari mamah yang menyambut pelukan dari dirinya. Ajun membalikan tubuhnya mengikuti langkah mamah.

"Sayang mamah kangen banget sama kamu" mamah ternyata menghampiriku. Aku sekarang sudah ada dipelukan hangatnya itu. Dia mengelus kepalaku dengan lembut. "Ayana juga kangen banget sama mamah" aku membalas mengelus punggung mamah. Ajun dengan wajah kesal masih memandang kearah kami.

Mamah menggandengku untuk berjalan menuju meja makan yang terlihat sudah penuh dengan makanan yang menggiurkan. Ajun sudah berjalan mendahului kami yang masih ada dibelakangnya. Mamah menggandengku dengan sangat semangat. Mamah melangkah dengan sangat cepat. "Mah pelan pelan aja mah" aku sudah menyerah dengan langkah cepat mamah. Mamah sekarang sudah selangkah lebih jauh didepan dibanding denganku.

Mamah menatapku dengan wajah khawatir saat melihatku tiba tiba berhenti. "Kenapa kamu sakit?" mamah semakin mendekat kearahku. "Iya mah sedikit" aku menjawabnya diiringi dengan senyum malu untuk mengucapkannya tapi aku mencoba menjelaskannya dengan gerakan tubuhku.

Mamah melihat kearah bawah tubuhku. Sepertinya dia tahu bagian tubuhku yang mana yang sedang sakit saat ini. "Oh ituu...yaudah ayo jalannya pelan pelan aja!" mamah sepertinya paham betul tentang rasa sakit yang kurasakan. Mamah kembali berjalan disampingku dengan senyum senang yang dia pancarkan sedari tadi. Entah kenapa dia begitu sangat senang saat mengetahui bahwa aku merasakan sakit ditubuhku. Sebenarnya cukup aneh saat membayangkan sikap mamah.

Ajun sudah berada dimeja makan. Dia beberapa kali terlihat memasukkan makanan kecil kedalam mulutnya. Ajun sang anak yang tidak mendapatkan sapaan hangat dari mamahnya sendiri. Sedangkan denganku mamah begitu semangat menyambut kehadiranku dirumah ini. Sebenarnya mamah sayang sekali dengan anak laki laki satunya itu. Tapi dia tidak bisa mengungkapkannya langsung dengan tindakan. Karena rasa sayangnya kepada Ajun sebegitu besarnya. Sayangnya mamah sudah begitu terwujud sejak Ajun masih kecil hingga sekarang mereka selalu bersama dalam jalinan kasih.

Aku dan mamah duduk didepan Ajun. Ajun masih serius menikmati makanan yang disajikan mamah. Terlihat begitu banyak sekali jenis makanan yang terlihat menggungah selera. Ada berbagai minuman dingin dan es krim juga didalam pendingin yang transparan. Ada berbagai macam sayuran, daging dan juga buah buahan juga sekarang dihadapanku. Ada juga macam macam roti dengan isi yang terlihat enak semua. Dan ditambah lagi ada juga bermacam lembar daging dengan segala bumbu harumnya. Dan semua itu adalah makanan kesukaanku. Sebenarnya sih semua makanan yang selagi bisa dimakan, aku menyukai semuanya. Ada yang bilang aku sedikit rakus. Tapi Ajun bilang kalo aku hanya doyan makan.

Hatiku menggeliat melihat makanan yang ada didepanku. Ajun mulai mengambil piring disampingnya dan mulai mengambil berbagai jenis makanan berat keatas piringnya. Dia mulai makan tanpa menungguku dan mamah. "Wahhhhh ini mamah yang masak semua?" kagumku kepada semua makanan.

"Ya nggak lah sayang. Mamah dibantu sama mbak disini!" mamah menyangkalnya dan jujur kepadaku. Benar juga sih apa nggak pegel banget tuh kalo masak segini banyaknya sendiri!. Gumamku. Pembantu mamah disini yang sering dipanggil mbak oleh mamah sudah bekerja disini sangat lama. Lebih lama daripada hubunganku dengan Ajun.

Mamah menyendokkan beberapa makanan yang kusuka kepiringku. Mamah sudah mengetahui semua tentangku. Makanan kesukaanku, cerita keluargaku, dan kisah cintaku dengan Ajun. Sampai sampai mamah terlihat lebih dekat denganku dibanding dengan Ajun anaknya sendiri.Tapi aku dan Ajunpun sudah mengerti semua sikap mamah. Mamah terkadang bersikap berlebihan kalau soal hubunganku dan Ajun. Mamah sebenarnya hanya butuh perhatian dari seseorang setelah kepergian papah.

Sampai saat inipun mamah belum terlihat bisa menemukan pengganti papah. Tapi sebenarnya ada satu seorang laki laki yang sedari dulu sudah menginginkan mamah sebagai pendamping hidupnya. Mamahpun sudah mengetahuinya. Begitu juga denganku dan Ajun yang sangat mendukung hubungan mereka berdua. Orang itu adalah sahabat mamah sendiri. Sepertinya mamah hanya belum siap untuk memasuki kehidupan pernikahan kembali.

Aku memakan makanan yang mamah sudah taruh dipiringku. Dengan ekspresi wajah yang sangat sangat menikmatinya. Mamah juga ikut makan siang bersama kami. Dapat dilihat dari wajahnya dia tidak mau menyia nyiakan waktu kami berkumpul bersama disini. "Masih sakit?" mamah menanyakan kondisiku yang seharusnya tidak ditanyakan diwaktu saat kami makan. Mamah memang selalu bersikap terbuka denganku dan Ajun. Karena hanya kami yang dia miliki saat ini. Selain bisnis bisnisnya yang berkembang dengan sangat pesat.

"Hmmmm" aku mengangguk mengiyakan pertanyaan mamah tanpa ragu. Mamah seketika menatap Ajun yang masih serius dengan makanannya. "Emang Ajun kuat banget ya aksinya kalo sama kamu?" tanya mamah menyalahkan Ajun. "Iya mah dia kuat banget, nggak ada lelah lelahnya sama sekali. Nggak ada henti hentinya dia nyerang aku mah" aku mendukung mamah dan aku mengadukan semua kisah tentangku dan Ajun selama menjalani pernikahan ini.

"UHUK....UHUK...UHUK!" Ajun terbatuk saat mendengar pembicaraanku dengan mamah. Masih dengan makanan dimulutnya dia menatap kami dengan tatapan tajam. Aku dan mamah hanya tertawa bahagia melihat Ajun yang sepertinya sedang malu.

Episodes
1 Hari pernikahanku
2 Malam pertama
3 Hangatnya pangkuannya
4 Ajun memilih karyawan super market
5 Didalam kancing yang terbuka
6 Gagal karena tertidur
7 Kepergian Ajun
8 Kepulangan Ajun?
9 Bunga tabur dan karangan bunga
10 Dia benar benar masih hidup?
11 Cerita yang sebenarnya
12 Pertanyaan tak senonoh
13 Malam indah kami
14 Sakit setelah semalam
15 Sangatlah besar
16 Bra pilihan Ajun
17 Suasana didalam mobil
18 Ajun sangatlah kuat
19 Kemeja yang kupakai tembus pandang
20 Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21 Bermalam dirumah mamah
22 Om Bayu sahabat mamah
23 Kencan bareng bersama mereka
24 Ajun melahap bibirku
25 Sebuah ruang private
26 Bermain dirumah mamah
27 Pulang meninggalkan rasa malu
28 Double
29 Mamah melihat kami bermain
30 Nyali pria itu menciut
31 Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32 Keganasan Bela disalon
33 Seorang pengecut
34 Tangis Ajun pecah
35 Mencoba mencari keberadaannya
36 Makan siang bersama Bela
37 Tubuhku penuh dengan luka
38 Ajun masih dirumah Bela
39 Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40 Ajun dengan sigap mengurusku
41 Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42 Ajun tidak tidur semalaman
43 Ajun terlelap tidur didadaku
44 Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45 Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46 Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47 Double
48 Ajun berbohong kepadaku
49 Pekerjaan malam dirumah Bela
50 Tubuh Ajun sebagai gantinya
51 Kekecewaanku pada diri Ajun
52 Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53 Pergi sejenak dari sisi Ajun
54 Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55 Kondisi kesehatanku memburuk
56 Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57 Double
58 Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59 Cahaya putih ada didepan mataku
60 Keajaiban besar mendatangiku
61 Paket dari Bela
62 Mamah menampar Ajun
63 Pertemuanku dengan Ajun kembali
64 Ternyata Brian yang baik
65 Pesona Brian
66 Hotel Mawar dan wanita bule
67 Perpisahan
68 Sambutan pertama dari Bela
69 Pembalasanku pada Bela
70 Bela menghilang
71 Kehidupan baru Bela
72 Rencana punya anak
73 Gimana bikin anak dok?
74 Malam perjuangan
75 Hamil?
76 Kehidupan cinta Brian
77 Pesta kecil kecilan
78 Dua bayi kecil
79 Jalan kerumah hantu
80 Tiga bulan berlalu
81 Minuman bersoda
82 Brian dan Olif
83 Makan malam bersama
84 Lima bulan berlalu
85 Kemarahan Ajun
86 Ganti ukuran
87 Kamu yang terbaik
88 Ngidam bercinta
89 Cinta mamah dan om Bayu
90 Hari bahagia
91 Pesta keluarga
92 Sembilan bulan berlalu
93 Sakit tak tertahankan
94 Perjuangan seorang ibu
95 Hidup dan mati
96 Anggia Alfian
97 Ajun juga butuh ASI
98 Jadilah anak baik
99 Ajun punya adik
100 Nikmatnya bercinta
101 Kehidupan baru kami
102 Visual karakter
103 Sampai jumpa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Hari pernikahanku
2
Malam pertama
3
Hangatnya pangkuannya
4
Ajun memilih karyawan super market
5
Didalam kancing yang terbuka
6
Gagal karena tertidur
7
Kepergian Ajun
8
Kepulangan Ajun?
9
Bunga tabur dan karangan bunga
10
Dia benar benar masih hidup?
11
Cerita yang sebenarnya
12
Pertanyaan tak senonoh
13
Malam indah kami
14
Sakit setelah semalam
15
Sangatlah besar
16
Bra pilihan Ajun
17
Suasana didalam mobil
18
Ajun sangatlah kuat
19
Kemeja yang kupakai tembus pandang
20
Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21
Bermalam dirumah mamah
22
Om Bayu sahabat mamah
23
Kencan bareng bersama mereka
24
Ajun melahap bibirku
25
Sebuah ruang private
26
Bermain dirumah mamah
27
Pulang meninggalkan rasa malu
28
Double
29
Mamah melihat kami bermain
30
Nyali pria itu menciut
31
Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32
Keganasan Bela disalon
33
Seorang pengecut
34
Tangis Ajun pecah
35
Mencoba mencari keberadaannya
36
Makan siang bersama Bela
37
Tubuhku penuh dengan luka
38
Ajun masih dirumah Bela
39
Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40
Ajun dengan sigap mengurusku
41
Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42
Ajun tidak tidur semalaman
43
Ajun terlelap tidur didadaku
44
Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45
Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46
Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47
Double
48
Ajun berbohong kepadaku
49
Pekerjaan malam dirumah Bela
50
Tubuh Ajun sebagai gantinya
51
Kekecewaanku pada diri Ajun
52
Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53
Pergi sejenak dari sisi Ajun
54
Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55
Kondisi kesehatanku memburuk
56
Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57
Double
58
Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59
Cahaya putih ada didepan mataku
60
Keajaiban besar mendatangiku
61
Paket dari Bela
62
Mamah menampar Ajun
63
Pertemuanku dengan Ajun kembali
64
Ternyata Brian yang baik
65
Pesona Brian
66
Hotel Mawar dan wanita bule
67
Perpisahan
68
Sambutan pertama dari Bela
69
Pembalasanku pada Bela
70
Bela menghilang
71
Kehidupan baru Bela
72
Rencana punya anak
73
Gimana bikin anak dok?
74
Malam perjuangan
75
Hamil?
76
Kehidupan cinta Brian
77
Pesta kecil kecilan
78
Dua bayi kecil
79
Jalan kerumah hantu
80
Tiga bulan berlalu
81
Minuman bersoda
82
Brian dan Olif
83
Makan malam bersama
84
Lima bulan berlalu
85
Kemarahan Ajun
86
Ganti ukuran
87
Kamu yang terbaik
88
Ngidam bercinta
89
Cinta mamah dan om Bayu
90
Hari bahagia
91
Pesta keluarga
92
Sembilan bulan berlalu
93
Sakit tak tertahankan
94
Perjuangan seorang ibu
95
Hidup dan mati
96
Anggia Alfian
97
Ajun juga butuh ASI
98
Jadilah anak baik
99
Ajun punya adik
100
Nikmatnya bercinta
101
Kehidupan baru kami
102
Visual karakter
103
Sampai jumpa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!