Kepulangan Ajun?

Dua hari sudah kulalui tanpa kehadiran Ajun. Dan hari ini aku sangat berbahagia karena Ajun akan pulang dari luar kota. Dia mengatakan jika permasalahan yang terjadi diprojectnya sudah dapat terselesaikan dengan baik.

Dia mengabarkan jika dia akan sampai kesini nanti siang. Aku sembari menunggu kedatangannya sudah nempersiapkan berbagai menu makanan. Makanan yang kubuat hari ini adalah hasil dari kubelajar dihari kemarin saat aku sendirian dirumah. Dan waktu luangkupun benar benar membuahkan hasil.

Ajun sudah menelponku tiga kali sedari pagi tadi saat aku baru bangun tidur. Sebenarnya tidak banyak hal penting yang dia sampaikan. Dia hanya mengatakan jika dia sudah tidak sabar untuk segera sampai kesini menghampiriku. Begitu juga denganku. Aku sudah tidak sabar untuk menyambut kedatangannya.

"TUT....TUT....TUT!" Ajun sepertinya kembali lagi menelponku untuk kesekian kalinya. Kali ini aku tidak bisa mengangkat teleponnya itu. Karena aku masih mandi setelah sedari tadi pagi aku sibuk dengan dapur. TUT.....TUT....TUT!" ponselku kembali bedering berulangkali karena aku masih tidak mengangkatnya. Dan juga aku didalam kamar mandi tidak bisa mendengar dering ponselku karena dinding kamar mandi yang didesain kedap suara.

Setelah aku keluar dari kamar mandi. Aku melihat dilayar ponselku sudah ada lima panggilan tak terjawab dari Ajun. Aku hanya berdecak tidak menanggapinya. Karena aku sudah tahu kalimat apa yang akan dia katakan. Ayana kangen, Ayana aku udah nggak sabar, lama banget sih perjalanannya!. Gumamku dengan semua kata kata Ajun yang sudah terekam dengan jelas diotakku.

Aku masih berlanjut mengeringkan rambut didepan cermin besar dikamarku. Aku bisa melihat seluruh lekuk tubuhku dengan sempurna disana. Aku seketika mengingat saat Ajun pertama kali menyentuh tubuhku dimalam itu. Seketika senyum malu terpancar dari bibirku.

"TUT....TUT...TUT!" ponselku kembali berdering. Kali ini Ajun melakukan panggilan video. "Dia lagi....Dia lagi!" gumamku bercanda. "Hmmmm!" aku menyambut wajah Ajun yang sudah rapi dengan balutan jas kerja. "Dari mana kamu?" Ajun langsung menanyakan alasan kenapa aku tidak menjawab telepon darinya tadi. "Baru selesai mandi!" aku menjawabnya dengan suara yang menghalus. Tatapan Ajun tiba tiba berpindah arah. Dia sekarang menjalankan tatapannya mengarah ke tubuhku dari atas sampai kebawah yang terlihat jelas sekali dari layar ponselku.

Setelah aku menyadari tatapan nakalnya itu. Aku langsung menutup bagian tubuh sensitifku dengan kedua tanganku dengan sangat rapat. Senyum jahilnya terlihat jelas saat melihat tubuhku sekarang hanya berbalut baju dari bahan handuk dengan panjang selutut.

"Ngapain kamu!" judesku menegur Ajun dengan perbuatannya. "Emang aku ngapain?" Ajun masih mengelaknya. Aku menyebikkan bibir dengan tatapan yang mencoba menyudutkannya. Ajun tertawa girang melihat tingkahku.

"Cantik banget sih kamu!" Ajun memujiku. "Baru sadar kamu ha! setelah bersamaku selama lima tahun lebih baru tahu kalau aku cantik ya?" kepercayaan diriku keluar. Ajun tertawa lebar. "Iya aku baru menyadarinya sekarang!" Ajun semakin menggodaku.

"Makanya jangan kebanyakan ngelirik wanita lain!" peringatku padanya. Ajun menyipitkan kedua matanya seolah olah menampik tuduhanku kepadanya. "Iya iya aku menyadarinya selalu, kamu selalu terlihat sempurna dimataku!" Ajun mengatakannya dengan serius. Senyum maluku terpancar saat Ajun benar benar membuat anganku melayang.

"Kapan sampai?" aku menanyakan hal yang sedari tadi ingin kutanyakan. "Emmmmm kalo nggak kejebak macet sih, paling kurang lebih satu jaman lagi aku sampai. Mau nitip dibeliin apa gitu?" Ajun benar benar selalu mengingatku dimanapun dia berada. "Emmm apa ya?....aku lagi kepengen es kelapa muda sih" aku memanfaatkan kesempatan saat Ajun mengajukan penawaran. "Iya nanti kalau ada, aku beliin ya!" aku senang mendengarnya.

"Yaudah ya sayang, aku mau ganti baju dulu!" pamitku mengakhiri panggilan videoku dengan Ajun. "Hmmm mau aku bantuin?" Ajun lagi lagi membuatku malu. "NGGAK!" aku langsung menutup sambungan panggilannya dengan kasar. Senyum nakal Ajun kembali nampak dibibirnya saat aku menutup sambungan panggilannya dengan kasar. "Lucu banget sih istriku". Gumam Ajun.

Ajun kembali melanjutkan perjalanannya. Sedangkan sembari menunggu Ajun, aku menyempatkan diri untuk berolahraga sebentar dengan alat alat olahraga yang sudah tersedia lengkap dirumah ini.

Ajun sekarang sudah tertidur pulas dimobil. Tadi Ajun sebelum tidur dikursi belakang dimobil dia sempat berpesan pada sopir yang akan mengantarkannya pulang. Untuk membangunkannya jika bertemu pedagang yang menjual es kelapa muda dijalan.

Tidak disangka dia benar benar akan membelikannya untukku. walaupun dia sendiri sudah lelah bekerja selama beberapa hari. Selama diperjalanan. Banyak sekali kendaraan kendaraan besar berlalu lalang. Seperti truk tangki yang berjajar sedang mengangkut minyak dari tambang yang ada disekitar sini, dan juga ada kendaraan kendaraan besar yang lainnya. Tidak seperti biasanya. Biasanya hanya kendaraan kendaraan roda dua dan empat yang lewat jalan ini.

"Pak...Pak Ajun!" sopir membangunkan Ajun yang masih tertidur lelap. Dia melihat ada salah satu kedai yang menjual es kelapa muda. "Hmmmm" Ajun mulai tersadar dari mimpinya. "Ada apa?" Ajun sudah benar benar membuka matanya. "Itu pak ada penjual es kelapa muda!" beritahu Ajun sambil menunjuk kedai dipinggir jalan.

Ajun menyuruh sopir untuk menepikan mobilnya terlebih dahulu. Lalu dia keluar dari mobilnya untuk membeli es kelapa muda pesananku. "Bu saya beli dua bungkus!" Ajun memesan kepada ibu ibu penjual yang sedang menunggu pembeli datang kekedainya.

"Iya nak, kok beli dipinggir jalan nak. Kenapa nggak beli direstoran aja?" ibu itu terheran saat melihat penampilan Ajun dan dengan mobil mewah yang dia naiki. "Nggak lah buk, lagian rasanya juga pasti enakan disini!" Ajun mencoba menyenangkan hati penjual saat tidak ada pembeli satupun yang mampir membeli dagangannya.

Padahal dagangan yang dijualnya terlihat sangat menarik. "Kok beli dua buat siapa aja nak?" ibu itu benar benar ramah dengan Ajun. "Buat istri saya buk!" Ajun selalu menjawabnya dengan senyuman. "Pasti istrinya cantik banget deh, orang suaminya aja gantengnya kayak gini" tebak ibu sambil memberikan kantong plastik berisi dua bungkus es kelapa muda yang dia pesan tadi. "Dia nggak cuma cantik buk, tapi dia juga istri yang kuat banget buk!" ucap Ajun sembari memberikan uang pembayaran kepada ibu penjual. Dia memberikan uang yang lebih untuk ibu yang ramah itu.

Setelah selesai dengan urusannya. Ajun kembali kedalam mobilnya. "Ayo lanjut jalan lagi!" dia menyuruh sopirnya untuk kembali melajukan mobilnya menembus keramaian jalan ditengah kota ini. Sopir Ajun sebenarnya sudah menahan kantuk sedari tadi. Dia sedari kemarin tidak bisa tidur karena merasa terganggu dengan hawa dingin yang tidak biasa dirasakan olehnya. Tapi dia tidak berani mengeluh kepada Ajun dan tetap melajukan mobilnya.

"AWASSS.....DIDEPAN PAK!" Teriak Ajun seketika membuyarkan mata sopir yang sudah terpejam karena kantuk yang mendera.

Setelah aku selesai berolahraga sendiri dirumah. Aku pergi kedapur untuk mengambil air putih dingin dilemari pendingin yang ada disana. Lalu aku berjalan menuju ruang keluarga . Aku mengambil remot kontrol televisi dimeja. Dan menghidupkannya, lalu menonton siaran berita yang sedang berlangsung. Kutuangkan air dingin dari botol yang kuambil tadi kedalam gelas yang sudah kupegang.

Sebuah berita mengejutkanku. Didalam berita menyebutkan tragedi kecelakaan mobil dengan sebuah truk dijalan diluar kota yang sama persis dengan tempat Ajun berada. Aku langsung terpikir Ajun saat itu juga. Kuberlari keatas menuju kekamarku mengambil ponsel yang ada disana. Aku langsung mencoba menghubunginya berulangkali.

"NOMOR YANG ANDA TUJU SEDANG TIDAK BISA DIHUBUNGI, SILAHKAN COBA SESAAT LAGI!" suara operator yang sudah kudengar berulang kali menambah kecemasanku.

Badanku seketika lemas tidak berdaya saat ponsel Ajun tidak bisa dihubungi sama sekali. Ditambah didalam berita tadi menyebutkan ada beberapa barang barang yang ada didalam mobil yang terlibat kecelakaan tersebut. Salah satunya ada dua bungkus es kelapa muda yang sudah tumpah tak tersisa. Tangisku terjun dengan bebasnya. Otakku tiba tiba berhenti untuk berfikir dengan jernih.

"AJUNNNN.....HIKS...HIKS!" teriakku menggema diseluruh penjuru rumah ini diiringi tangis tersedu sedu.

Episodes
1 Hari pernikahanku
2 Malam pertama
3 Hangatnya pangkuannya
4 Ajun memilih karyawan super market
5 Didalam kancing yang terbuka
6 Gagal karena tertidur
7 Kepergian Ajun
8 Kepulangan Ajun?
9 Bunga tabur dan karangan bunga
10 Dia benar benar masih hidup?
11 Cerita yang sebenarnya
12 Pertanyaan tak senonoh
13 Malam indah kami
14 Sakit setelah semalam
15 Sangatlah besar
16 Bra pilihan Ajun
17 Suasana didalam mobil
18 Ajun sangatlah kuat
19 Kemeja yang kupakai tembus pandang
20 Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21 Bermalam dirumah mamah
22 Om Bayu sahabat mamah
23 Kencan bareng bersama mereka
24 Ajun melahap bibirku
25 Sebuah ruang private
26 Bermain dirumah mamah
27 Pulang meninggalkan rasa malu
28 Double
29 Mamah melihat kami bermain
30 Nyali pria itu menciut
31 Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32 Keganasan Bela disalon
33 Seorang pengecut
34 Tangis Ajun pecah
35 Mencoba mencari keberadaannya
36 Makan siang bersama Bela
37 Tubuhku penuh dengan luka
38 Ajun masih dirumah Bela
39 Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40 Ajun dengan sigap mengurusku
41 Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42 Ajun tidak tidur semalaman
43 Ajun terlelap tidur didadaku
44 Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45 Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46 Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47 Double
48 Ajun berbohong kepadaku
49 Pekerjaan malam dirumah Bela
50 Tubuh Ajun sebagai gantinya
51 Kekecewaanku pada diri Ajun
52 Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53 Pergi sejenak dari sisi Ajun
54 Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55 Kondisi kesehatanku memburuk
56 Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57 Double
58 Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59 Cahaya putih ada didepan mataku
60 Keajaiban besar mendatangiku
61 Paket dari Bela
62 Mamah menampar Ajun
63 Pertemuanku dengan Ajun kembali
64 Ternyata Brian yang baik
65 Pesona Brian
66 Hotel Mawar dan wanita bule
67 Perpisahan
68 Sambutan pertama dari Bela
69 Pembalasanku pada Bela
70 Bela menghilang
71 Kehidupan baru Bela
72 Rencana punya anak
73 Gimana bikin anak dok?
74 Malam perjuangan
75 Hamil?
76 Kehidupan cinta Brian
77 Pesta kecil kecilan
78 Dua bayi kecil
79 Jalan kerumah hantu
80 Tiga bulan berlalu
81 Minuman bersoda
82 Brian dan Olif
83 Makan malam bersama
84 Lima bulan berlalu
85 Kemarahan Ajun
86 Ganti ukuran
87 Kamu yang terbaik
88 Ngidam bercinta
89 Cinta mamah dan om Bayu
90 Hari bahagia
91 Pesta keluarga
92 Sembilan bulan berlalu
93 Sakit tak tertahankan
94 Perjuangan seorang ibu
95 Hidup dan mati
96 Anggia Alfian
97 Ajun juga butuh ASI
98 Jadilah anak baik
99 Ajun punya adik
100 Nikmatnya bercinta
101 Kehidupan baru kami
102 Visual karakter
103 Sampai jumpa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Hari pernikahanku
2
Malam pertama
3
Hangatnya pangkuannya
4
Ajun memilih karyawan super market
5
Didalam kancing yang terbuka
6
Gagal karena tertidur
7
Kepergian Ajun
8
Kepulangan Ajun?
9
Bunga tabur dan karangan bunga
10
Dia benar benar masih hidup?
11
Cerita yang sebenarnya
12
Pertanyaan tak senonoh
13
Malam indah kami
14
Sakit setelah semalam
15
Sangatlah besar
16
Bra pilihan Ajun
17
Suasana didalam mobil
18
Ajun sangatlah kuat
19
Kemeja yang kupakai tembus pandang
20
Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21
Bermalam dirumah mamah
22
Om Bayu sahabat mamah
23
Kencan bareng bersama mereka
24
Ajun melahap bibirku
25
Sebuah ruang private
26
Bermain dirumah mamah
27
Pulang meninggalkan rasa malu
28
Double
29
Mamah melihat kami bermain
30
Nyali pria itu menciut
31
Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32
Keganasan Bela disalon
33
Seorang pengecut
34
Tangis Ajun pecah
35
Mencoba mencari keberadaannya
36
Makan siang bersama Bela
37
Tubuhku penuh dengan luka
38
Ajun masih dirumah Bela
39
Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40
Ajun dengan sigap mengurusku
41
Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42
Ajun tidak tidur semalaman
43
Ajun terlelap tidur didadaku
44
Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45
Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46
Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47
Double
48
Ajun berbohong kepadaku
49
Pekerjaan malam dirumah Bela
50
Tubuh Ajun sebagai gantinya
51
Kekecewaanku pada diri Ajun
52
Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53
Pergi sejenak dari sisi Ajun
54
Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55
Kondisi kesehatanku memburuk
56
Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57
Double
58
Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59
Cahaya putih ada didepan mataku
60
Keajaiban besar mendatangiku
61
Paket dari Bela
62
Mamah menampar Ajun
63
Pertemuanku dengan Ajun kembali
64
Ternyata Brian yang baik
65
Pesona Brian
66
Hotel Mawar dan wanita bule
67
Perpisahan
68
Sambutan pertama dari Bela
69
Pembalasanku pada Bela
70
Bela menghilang
71
Kehidupan baru Bela
72
Rencana punya anak
73
Gimana bikin anak dok?
74
Malam perjuangan
75
Hamil?
76
Kehidupan cinta Brian
77
Pesta kecil kecilan
78
Dua bayi kecil
79
Jalan kerumah hantu
80
Tiga bulan berlalu
81
Minuman bersoda
82
Brian dan Olif
83
Makan malam bersama
84
Lima bulan berlalu
85
Kemarahan Ajun
86
Ganti ukuran
87
Kamu yang terbaik
88
Ngidam bercinta
89
Cinta mamah dan om Bayu
90
Hari bahagia
91
Pesta keluarga
92
Sembilan bulan berlalu
93
Sakit tak tertahankan
94
Perjuangan seorang ibu
95
Hidup dan mati
96
Anggia Alfian
97
Ajun juga butuh ASI
98
Jadilah anak baik
99
Ajun punya adik
100
Nikmatnya bercinta
101
Kehidupan baru kami
102
Visual karakter
103
Sampai jumpa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!