Ketika awan diufuk barat mulai menguning. Aku terpaku menatap semburatan cahayanya. Terpaku diam tak bergerak. Hatiku beku memikirkan janjiku kepada Ajun untuk malam ini. Malam menegangkan yang sebentar lagi akan datang setelah senja benar benar lenyap dengan indahnya.
Ajun masih ada dibelakang rumah. Dia sedang bercengkrama dengan teman bisnisnya lewat sambungan telepon. Sedangkan Aku masih sibuk berselancar didunia maya menggunakan ponselku. Membaca beberapa artikel yang membahas tentang malam pertama disebuah pernikahan.
Aku bergidik ngeri saat membacanya. Tapi anehnya hatiku juga sangat menantikannya jika malam itu kulakukan bersama Ajun. Aku mulai membaca tentang apa saja yang harus disiapkan, sebelum berlangsungnya malam yang akan sangat bersejarah bagi pasangan suami istri baru.
"Kamu lagi ngapain?" Ajun mengejutkanku dari belakang sofa yang kududuki. "Ini lagi cari resep makanan yang enak!" bohongku padanya. "Sudah selesai teleponnya?" tanyaku mengalihkan perhatian. Ajun menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaanku. Lalu dia ikut duduk disampingku dan menaruh ponselnya diatas meja.
"Kamu mau makan apa nanti malam?" tawarku padanya. "Mau makan kamu!" Ajun kembali mempermainkan pacu detak jantungku. Aku melongo mendengar jawabannya itu. Sedangkan dia tanpa peduli perasaanku.
Dia langsung saja melipir kedapur meninggalkanku setelah mengatakan hal yang mengerikan. "Mau minum?" Ajun tidak lupa menawariku minum sebelum kembali dari dapur. Aku mengangguk cepat. Senyum jahil terpancar dari bibir Ajun saat melihatku salah tingkah.
"Nih!" Ajun memberiku segelas jus jeruk dingin setibanya dari dapur. kuteguk habis jus yang tidak sedikit itu. "Eh pelan pelan!" dia menegurku. Keadaanku sekarang sudah lumayan tenang setelah meminum jus yang dibawakan Ajun. Dibanding tadi setelah mendengar bahwa Ajun akan memakanku. Apa maksud dari perkataannya itu?.Gumamku.
"Sayang aku mau keluar dulu, kamu mau ikut?" Ajun tiba tiba menawariku untuk pergi. "Nggak ah, emang kamu mau ngapain?" tanyaku penasaran. "Mau kesuper market sebentar mau beli sesuatu!" dia mengambil kunci mobil yang ada dilaci meja. "Nggak ah, aku lagi males gerak" aku memilih berdiam diri didalam dirumah.
"Beneran nggak ikut?" Ajun bertanya sekali lagi. Aku menggelengkan kepalaku tetap sama dengan jawabanku yang tadi. "Yaudah aku pergi dulu ya!" Ajun pamit kepadaku dengan gerakan tangan yang menyentuh bahuku.
Dirumah ini kami memang tidak mempekerjakan asisten rumah tangga ataupun sopir. Karena kami masih belum benar benar memerlukan tenaga orang lain untuk membantu kami. Hal itu juga bisa membantuku dan Ajun lebih mandiri dalam pernikahan kami sekarang. Jadi jikalau aku ataupun Ajun membutuhkan sesuatu untuk kedepannya, kami harus berusaha sendiri dan saling bantu.
"SAYANGGG!" teriakku memanggil Ajun yang sudah memasuki mobil. Dia langsung keluar saat mendengar aku memangilnya dari teras rumah. "Kenapa?" aku berjalan menghampirinya. "Aku mau ikut!" pintaku padanya. "Oh yaudah cepetan, bentar lagi sudah malam soalnya!" Ajun buru buru mengendarai mobilnya menuju super market terdekat dari sini.
Setibanya diparkiran super market. Aku dan Ajun berjalan cepat menuju tempat yang menjual barang yang dibutuhkan Ajun. Sudah tidak ada orang satupun yang masih berkeliaran didalam sini. Hanya ada kami berdua dan beberapa karyawan perempuan yang sedari tadi tidak henti hentinya mengikuti Ajun kemanapun dia pergi.
Sangking fokusnya Ajun mencari barang yang dia inginkan. Sampai sampai dia tidak sadar meninggalkanku jauh dibelakangnya. Aku sempat kesal saat Ajun meninggalkanku dengan beberapa karyawan wanita yang masih mengikutinya. Apalagi Ajun juga selalu menanggapi rayuan dari para karyawan itu lagi!. Geramku.
"DASAR SI AJUN....!" ingin kumengumpat kepadanya. Tapi apalah dayaku jika teringat bahwa sekarang dia adalah suamiku sendiri. "Astaga!" tersadar aku akan ucapanku.
Kemarahanku redam saat aku melihat salah satu barang yang menarik perhatianku. Ada salah satu paket kotak berisi wewangian tubuh dengan berbagai aroma yang menyegarkan hasratku. Aku tadinya berniat membelinya untuk kugunakan diacara pertunjukan malam ini. Iya tadinya!. Tadi sebelum Ajun melupakanku dan memilih berjalan bersama para karyawan super market.
"Kakak tampan banget sih!" puji karyawan centil yang sedari tadi ngegelendot disamping Ajun. Dan dia lagi lagi menanggapinya hanya dengan senyum ramah yang sudah dia tunjukan berulang kali. "Kakak mau cari apa?" karyawan lain ikut bersuara. " saya mau cari kertas print!" Ajun menanggapinya. Karyawan itu kegirangan saat Ajun menjawab pertanyaan yang dia lontarkan.
Ajun masih melangkah menyusuri jalan mengikuti karyawan yang ada didepannya untuk menunjukan dimana tempat barang yang Ajun perlukan berada. Setelah karyawan yang membimbing perjalanan Ajun kali ini berhenti. Ajun ikut berhenti tepat dibelakangnya dan diikuti oleh karyawan yang lain. "Kakak perlu berapa lembar?" salah satu karyawan melayani keperluan Ajun. "1000 lembar mbak!" betapa bahagianya karyawan yang dia panggil dengan sebutan mbak.
"Kakak sudah punya pacar?" tanya mereka memastikan. "Saya sudah punya is...!" Ajun baru tersadar jika aku sudah tidak berada disampingnya. "Ayana Ayana kemana!" Ajun heboh sendiri ditengah raut wajah kebingungan para karyawan.
"Ayana siapa kak?" mereka mulai memberanikan diri untuk bertanya. Ajun sudah tidak lagi memperdulikan beebagai macam pertanyaan yang tidak berhenti menyambarnya. Dia berlari dengan kencangnya melemparkannya dengan tinggi tinggi semua kertas yang dipegangnya begitu saja. Sehingga ruangan super market ini dipenuhi sudah oleh lembaran kertas yang berhamburan.
"KAK....KAKAK INI KERTASNYA JADI NGGAK?" teriak keras para karyawan yang terheran heran melihat Ajun berlari dengan kencangnya. Mereka mengerutkan dahi untuk berfikir keras apa yang sedang diperbuat pria yang mereka kagumi sejak tadi.
Ajun berlari kesana kemari mencari keberadaanku yang tadi dia lupakan.Mencoba berulang kali menelponku. Sudah memanggi manggil namaku tiada henti. Tapi tetap saja dia tidak bisa menemukanku. Dia keluar dari super market, mencoba lanjut mencariku diluar. Diantara deretan toko serta mobil dan motor yang berlalu lalang tidak sekalipun dia melihat keberadaanku.
"ISHHH DIMANA SIH DIA!" Ajun mulai putus asa. Dia menuju parkiran tempatnya memarkirkan mobil berniat pulang untuk mencariku dirumah. Barangkali dia sudah pulang duluan. Gumam Ajun.
"AYANAA!" dia terkejut melihatku sudah duduk termenung didalam mobil dengan hati yang masih bergejolak. Aku menoleh kepadanya dengan satu juta kebencian yang kusembunyikan.
"Baru ingat?" tegurku dengan suara yang sehalus mungkin tapi didalamnya ada bara api yang membara. "Kamu dari mana aja sih sayang?" tanya Ajun seolah olah merasa tidak bersalah sedikitpun. "Kamu dari mana aja sih sayang?" jawabku menirukan kata katanya dan dengan nada bicara yang kumiripkan persis dengan nadanya.
Dia ikut masuk kedalam mobil. Dan seperti biasa. Dia selalu mengecup keningku setelah merasa bersalah dengan tingkahnya. Persis yang selalu dia lakukan sebelum kami menikah dahulu. Dan anehnya akupun luluh seketika hanya dengan satu kecupannya itu. Lagipula dia tidak akan pernah berpaling dengan wanita lain. Aku sangat percaya kepada kesetiaannya.
"Mana kertasnya?" aku melihat Ajun keluar dari dalam super market tanpa membawa barang apapun. " Oh iya bentar ya aku ambil dulu!" dia membuka kembali pintu mobil. Lalu berjalan memasuki super market untuk kedua kalinya.
"Ini kak barang yang kakak cari tadi!" salah satu karyawan cantik menghentikan langkah Ajun. Dia menyerahkan paper bag berisi setumpuk kertas yang Ajun tinggalkan begitu saja didalam. "Iya makasih ya mbak!" Ajun menerima paper bag yang diberikannya lalu menyerahkan uang pembayaran dari dalam dompet yang ada disaku celananya.
"Mau langsung pulang atau mau makan dulu?" Tawar Ajun setelah selesai dengan urusannya disuper market. "Langsung pulang aja lah!" Aku sudah ingin cepat cepat mandi. Soalnya badanku sekarang serasa gerah banget. "Udah nggak sabar ya?" ucap Ajun yang lama banget untuk kupahami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
keren 👍
2022-04-20
0