Didalam kancing yang terbuka

Sesampainya kami dirumah. Benar benar sekarang langit sudah gelap gempita bulan dengan lingkar sempurnanya sudah menyinari seluruh bumi seiisinya. Didampingi selalu oleh bintang yang menambah keindahan suasana malam dikota ini. Suara kendaraan yang sedari tadi terdengar lalu lalang sudah mulai memudar. Mereka sudah nyaman berada dirumah untuk menyambut malam yang masing masing memiliki cerita untuk mereka.

Begitu juga dengan malamku dan Ajun. Akankah malam ini akan menjadi malam bersatunya cinta kita dalam balutan kesunyian dan kenikmatan?.Gumamku.

"JUN....AJUNN!" teriakku dari meja makan memanggil Ajun yang sedang ada didalam kamar. Ajun menuruni tangga berjalan langsung menuju kemeja makan untuk bergabung denganku. "JUN AJUNN?" dia mengerutkan dahinya seakan akan mendengar ada sesuatu yang salah. Dia sepertinya mengungkit saat aku memanggilnya dengan asal. "Hhhhe iya sayang!" aku memperbaikinya dengan cepat. "Ada apa?" Ajun meneguk air putih dimeja. "Ayo makan!" pintaku padanya. Dia langsung duduk dikursi yang lagi lagi tepat ada dihadapanku.

Makan malampun sudah usai. Aku dan Ajun sebelum beranjak untuk tidur selalu mencoba untuk menyempatkan diri dahulu untuk bersantai sambil mengobrol atau sekedar berbagi cerita disofa panjang yang ada diruang keluarga yang sangat luas ini untuk menambah kekompakan kami selama berumah tangga. Itu yang dikatakan Ajun.

Ajun duduk tepat berada disampingku dengan jarak yang sangat dekat denganku. Kami selalu hanya membicarakan hal hal yang sangat menyenangkan bagi kami. Misalnya mengenang kembali masa masa kami berpacaran dulu. Banyak sekali cerita cerita mengocok perut yang menghiasi dunia kasih kita dahulu.

"Kamu inget nggak waktu kita jalan malem ada perempuan jadi jadian yang ngegelendot kebadan kamu ?" ucapku mengingatkan Ajun dengan kejadian yang tidak bisa hilang dari ingatanku. "WHAHAHA iya yang sampai aku lapor Polisi itu kan!" Ajun ternyata masih juga mengingatnya dengan benar.

Flasback On :

Suasana malam ditengah kota. Aku dan Ajun berjalan berkeliling menikmati pemandangan yang sejuk ditengah lampu lampu berpijar dengan terangnya. Menambah keindahan taman yang menjadi tempat favorit pasangan pasangan muda.

Ajun membelikanku banyak sekali es warna warni dengan rasa yang berbeda beda. Aku dengan semangat meminumnya satu persatu. Ajun terheran melihatku bisa menghabiskan beberapa botol minuman itu yang sekarang sudah kosong dihadapannya. "Nanti kamu pasti setelah ini bolak balik kekamar mandi deh!" Ajun mencoba meramal. "Nggak mungkin lah!" aku membantah tebakannya itu.

Ajun malam ini benar benar memanjakanku. Dia sedari tadi membelikanku banyak sekali makanan dan minuman yang dijajakan dibanyak kedai yang berjajar disini. Banyak juga pasangan yang sedari tadi berseliweran dihadapan kami. Mereka saling memberikan wujud kasih sayang pada pasangan masing masing dimalam minggu ini. Aku dan Ajun sekarang sedang duduk dengan nyaman disalah satu kursi panjang yang tepat ada ditengah taman dengan pemandangan air mancur yang begitu sejuk.

"Jun aku mau kekamar mandi dulu!" tiba tiba aku kebelet pipis. "Mau aku anterin?" Ajun menawari bantuan. "Nggak usah lah!" aku melipir meninggalkan Ajun duduk sendiri.

Setelah selesai dengan urusanku dikamar mandi. Aku kembali kepada Ajun yang masih duduk seorang diri. "Sudah?" Ajun memastikan kembali. Aku menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaannya.

"JUN AKU KOG KEBELET PIPIS LAGI YA!" aduku kepada Ajun dengan tanganku yang memegangi perut. "Apa aku bilang tadi, bener kan! makanya kalo minum itu kira kira!" Ajun mulai menegurku. "Iya iya nanti aja ngomelnya! aku mau kekamar mandi dulu!" aku berlari menuju kamar mandi yang masih antri dengan beberapa pengunjung lainnya.

"Mas mau aku temenin nggak?" tiba tiba suara menggoda seseorang disamping Ajun. Ajun menoleh kesisi kanan tempatku duduk tadi. "ASTAGA!!". Ajun kaget setengah mati melihat seorang pria namun penampilannya lebih mirip dengan seorang wanita yang sekarang sudah merangkul bahunya. "Sana pergi!" Ajun mengusir seorang waria itu yang masih saja ngegelendot kepada Ajun. Ajun mulai merasa merinding melihat tingkah laku seseorang yang ada disampingnya itu. Ajun sudah berdiri dengan kaki yang siap berlari sejauh mungkin. Tapi saat dia berniat ingin pulang, dia seketika mengingat jika dia pergi kesini tadi tidak hanya seorang diri.

Sedangkan aku masih mengantri dibarisan paling belakang diantara pengunjung wanita yang lainnya. Aku meringis tidak tahan lagi menahannya. "Kakak duluan nggak papa, aku belakangan aja!" Seorang anak kecil yang ada didepanku dan juga sedang mengantri untuk masuk mempersilahkankuuntuk menggantikan gilirannya masuk kedalam kamar mandi. "Aduhh makasih banyak ya dek!". Adek itu berjalan kebelakang untuk mengantri kembali. Aku segera berjalan memasuki pintu yang sudah terbuka.

Aku selesai sekali lagi kembali dengan urusan kamar mandi. Aku keluar membuka pintu kamar mandi. Anak yang tadi menolongku masih ada diluar menunggu kembali gilirannya. Aku menghampirinya lalu menurunkan badanku menjajarkan posisi kita berdua. "Sayang terima kasih ya!" aku mengelus kepala anak yang cantik itu. Tidak lupa aku memberikan beberapa permen kepadanya yang kudapat dari Ajun tadi.

Aku kembali menuju kursi tempatku duduk bersama Ajun tadi. "Ajun kemana?" heranku melihat kursi panjang dihadapanku sudah kosong. Aku mencoba menghubungi ponselnya. "TUT...TUT...TUT!" dering ponsel Ajun terdengar tidak jauh dari tempatku berdiri. "Apa ini? Ajun ninggalin ponselnya?" gumamku melihat ponsel Ajun ternyata ada diatas kursi. "Dimana sih dia?" aku mulai berjalan sedikit rada jauh dari kursi mencoba mencari keberadaan Ajun disekitar sini.

"AYANA....AYANA....SAYANGGG!" terdengar seperti suara Ajun dengan keras memanggilku. "Ngapain kamu?" heranku melihat Ajun sedang berlari dijalan sekitar taman. "AYO CEPETAN....LARIII!" Ajun berteriak kepadaku. "Ngapain harus lari?" batinku bingung. Ajun berbalik arah berlari menghampiriku. "Ada apa?" Ajun menarik tanganku lalu membawaku lari bersama dengan sangat kencangnya.

"MAS....MAS...MAS MANISS!" Seorang laki laki mengejar kami dengan semangatnya. Tangannya melambai lambai. Kakinya berlari menggunakan high heels tinggi. Menggunakan rok mini dan baju tanpa lengan.

Ajun hanya berlari belum juga mengatakan hal apapun kepadaku. Tapi sepertinya sekarang aku sudah mengerti alasan Ajun mengajakku berlari setelah melihat satu orang yang ikut berlari dibelakang kami.

Setibanya kami diparkiran mobil dia masih saja mengikuti kami. Ajun membuka pintu mobil lalu mendorongku masuk kedalamnya. Tapi sepertinya Ajun terlambat untuk masuk kedalam mobil. Seseorang yang sedari tadi mengejar kami tiba tiba sampai juga tepat didepan Ajun. "YA TUHAN TOLONGGG....!" Ajun semakin takut. Aku tertawa sangat bahagianya didalam mobil.

"PLUKKK!" waria itu memeluk Ajun dengan sangat eratnya. "AYANA!!!" teriak Ajun. Dia meminta pertolongan dariku. Aku turun menghampirinya. Sepertinya aku tidak bisa mendiamkannya lagi sekarang!. Aku berusaha melepaskan tangannya dari pinggang Ajun dengan sekuat tenaga yang kupunya. Tapi aku benar benar menyerah dengan kekuatannya. Aku tidak lagi sanggup menanganinya. Wajah Ajun sudah terlihat sangat merah karena kesal dan risih. Ajun berusaha mendorongnya dari tubuhnya. Akhirnya terlepas juga pelukan eratnya itu dengan seluruh tenaga yang dikeluarkan Ajun.

Setelah terjatuh diaa kembali bangkit mencoba berjalan kembali menuju Ajun. Dia sudah melebarkan tangannya mempersilahkan Ajun untuk masuk kedalamnya.

"Halo kantor Polisi?" terdengar Ajun sedang menghubungi seseorang menggunakan ponselku dan ternyata dia menghubungi Polisi. "Tolong kesini secepatnya!" Setelah Ajun menjelaskan permasalahan yang dia alami. Dia menyuruh Polisi untuk datang menghampiri kami. Tidak menunggu lama Polisi akhirnya datang dan membawa seorang waria itu pergi.

Flasback Off :

"WUA.....HAA...HHHHA!" tawa kami menyeruak menggema disegala penjuru ruangan dirumah ini. Ajun sampai tersungkal sungkal setelah kembali mengingatnya.

Sampai sampai tidak sengaja wajahnya mengarah kedepan menuju kearahku . Wajahnya yang sedang tertawa sekarang tepat menempel diwajahku. "Kamu tumben wangi banget malam ini!" Ajun seketika memujiku.

Sebenarnya tadi aku sempat ragu untuk memakai wewangian yang kubeli dari super market tadi. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tetap memakainnya dimalam ini. Dan benar itu menjadikan badanku mengeluarkan aroma yang menyejukkan.

Aku hanya tersenyum saat mendengar Ajun memujiku. Setelah itu tiba tiba Ajun menyentuh bahuku dan mendorong tubuhku kebelakang dengan pelan. Sehingga sekarang aku sudah terlentang diatas sofa panjang ini. Mau apa dia? apa Ajun akan benar benar melakukannya sekarang!. Gumamku.

Tubuh Ajun ikut terdorong kebelakang bersamaan dengan tubuhku. Wajah Ajun sekarang hampir benar benar menyentuh wajahku. Aku hanya terdiam saat Ajun akan memulai aksinya. Aku hanya akan menikmati semua yang akan dia lakukan untukku. Batinku.

Dia mengecup dahulu bibirku dengan waktu yang sedikit lama. Diimbangi dengan gerakan gerakan indah yang juga dia lakukan dengan bibirnya. Sembari dia masih menikmati kegiatan yang berada dibibir kami. Tangannya sudah mulai berjelajah kebawah membuka kancing demi kancing yang terkait dibajuku. Kakiku sekarang terselonjor berada tepat diantara kedua kakinya yang ditekuk untuk memudahkannya bergerak dengan bebas.

Dia telah membuka kancingku setengah dari seluruh kancing yang terdapat dibaju yang kukenakan ini. Setelah membukanya. Dia sesekali menghentikan gerakan tangannya. Ajun menundukkan wajahnya mencoba menengok apa yang ada didalam bajuku yang sudah terbuka setengah ini.

Lalu dia menatap wajahku yang sudah memerah karena masih merasa malu dengan senyum yang penuh arti. Dia kembali menautkan bibir kami. Lalu berlanjut lagi dengan kegiatan tangannya. Tanganku masih terdiam mencengkram pinggiran sofa yang akan menjadi saksi bisu kegiatan malam kami.

"TUT....TUT....TUT!" dering ponsel Ajun menghentikan gerakan Ajun. Dia beranjak meninggalkanku yang masih terdiam diatas sofa. Dia langsung mematikan panggilan yang berasal dari salah satu karyawan yang ada diperusahaannya. Setelah itu dia kembali menundukkan tubuhnya tepat berada diatas tubuhku dengan posisi yang masih sama dengan tadi. Ajun kembali melanjutkan aksinya. Tangan yang sudah mulai kembali berada ditempat tadi dia bekerja. Bibir yang juga sudah menempel pada tempat Favoritnya.

"TUT...TUT....TUTTT!" terdengar kembali dering ponsel Ajun. Raut wajah Ajun terlihat kesal saat harus kembali menghentikan aksinya. " Sudah sana angkat dulu barangkali ada yang penting!" pintaku pada Ajun yang masih tidak mau beranjak dari tempatnya. "Awas saja kalau nggak penting!" gumam kesal Ajun sembari mulai beranjak mengambil ponselnya.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

daratkan like sampai sini dulu plus fav and rate 5 😍

2022-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahanku
2 Malam pertama
3 Hangatnya pangkuannya
4 Ajun memilih karyawan super market
5 Didalam kancing yang terbuka
6 Gagal karena tertidur
7 Kepergian Ajun
8 Kepulangan Ajun?
9 Bunga tabur dan karangan bunga
10 Dia benar benar masih hidup?
11 Cerita yang sebenarnya
12 Pertanyaan tak senonoh
13 Malam indah kami
14 Sakit setelah semalam
15 Sangatlah besar
16 Bra pilihan Ajun
17 Suasana didalam mobil
18 Ajun sangatlah kuat
19 Kemeja yang kupakai tembus pandang
20 Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21 Bermalam dirumah mamah
22 Om Bayu sahabat mamah
23 Kencan bareng bersama mereka
24 Ajun melahap bibirku
25 Sebuah ruang private
26 Bermain dirumah mamah
27 Pulang meninggalkan rasa malu
28 Double
29 Mamah melihat kami bermain
30 Nyali pria itu menciut
31 Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32 Keganasan Bela disalon
33 Seorang pengecut
34 Tangis Ajun pecah
35 Mencoba mencari keberadaannya
36 Makan siang bersama Bela
37 Tubuhku penuh dengan luka
38 Ajun masih dirumah Bela
39 Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40 Ajun dengan sigap mengurusku
41 Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42 Ajun tidak tidur semalaman
43 Ajun terlelap tidur didadaku
44 Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45 Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46 Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47 Double
48 Ajun berbohong kepadaku
49 Pekerjaan malam dirumah Bela
50 Tubuh Ajun sebagai gantinya
51 Kekecewaanku pada diri Ajun
52 Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53 Pergi sejenak dari sisi Ajun
54 Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55 Kondisi kesehatanku memburuk
56 Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57 Double
58 Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59 Cahaya putih ada didepan mataku
60 Keajaiban besar mendatangiku
61 Paket dari Bela
62 Mamah menampar Ajun
63 Pertemuanku dengan Ajun kembali
64 Ternyata Brian yang baik
65 Pesona Brian
66 Hotel Mawar dan wanita bule
67 Perpisahan
68 Sambutan pertama dari Bela
69 Pembalasanku pada Bela
70 Bela menghilang
71 Kehidupan baru Bela
72 Rencana punya anak
73 Gimana bikin anak dok?
74 Malam perjuangan
75 Hamil?
76 Kehidupan cinta Brian
77 Pesta kecil kecilan
78 Dua bayi kecil
79 Jalan kerumah hantu
80 Tiga bulan berlalu
81 Minuman bersoda
82 Brian dan Olif
83 Makan malam bersama
84 Lima bulan berlalu
85 Kemarahan Ajun
86 Ganti ukuran
87 Kamu yang terbaik
88 Ngidam bercinta
89 Cinta mamah dan om Bayu
90 Hari bahagia
91 Pesta keluarga
92 Sembilan bulan berlalu
93 Sakit tak tertahankan
94 Perjuangan seorang ibu
95 Hidup dan mati
96 Anggia Alfian
97 Ajun juga butuh ASI
98 Jadilah anak baik
99 Ajun punya adik
100 Nikmatnya bercinta
101 Kehidupan baru kami
102 Visual karakter
103 Sampai jumpa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Hari pernikahanku
2
Malam pertama
3
Hangatnya pangkuannya
4
Ajun memilih karyawan super market
5
Didalam kancing yang terbuka
6
Gagal karena tertidur
7
Kepergian Ajun
8
Kepulangan Ajun?
9
Bunga tabur dan karangan bunga
10
Dia benar benar masih hidup?
11
Cerita yang sebenarnya
12
Pertanyaan tak senonoh
13
Malam indah kami
14
Sakit setelah semalam
15
Sangatlah besar
16
Bra pilihan Ajun
17
Suasana didalam mobil
18
Ajun sangatlah kuat
19
Kemeja yang kupakai tembus pandang
20
Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21
Bermalam dirumah mamah
22
Om Bayu sahabat mamah
23
Kencan bareng bersama mereka
24
Ajun melahap bibirku
25
Sebuah ruang private
26
Bermain dirumah mamah
27
Pulang meninggalkan rasa malu
28
Double
29
Mamah melihat kami bermain
30
Nyali pria itu menciut
31
Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32
Keganasan Bela disalon
33
Seorang pengecut
34
Tangis Ajun pecah
35
Mencoba mencari keberadaannya
36
Makan siang bersama Bela
37
Tubuhku penuh dengan luka
38
Ajun masih dirumah Bela
39
Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40
Ajun dengan sigap mengurusku
41
Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42
Ajun tidak tidur semalaman
43
Ajun terlelap tidur didadaku
44
Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45
Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46
Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47
Double
48
Ajun berbohong kepadaku
49
Pekerjaan malam dirumah Bela
50
Tubuh Ajun sebagai gantinya
51
Kekecewaanku pada diri Ajun
52
Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53
Pergi sejenak dari sisi Ajun
54
Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55
Kondisi kesehatanku memburuk
56
Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57
Double
58
Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59
Cahaya putih ada didepan mataku
60
Keajaiban besar mendatangiku
61
Paket dari Bela
62
Mamah menampar Ajun
63
Pertemuanku dengan Ajun kembali
64
Ternyata Brian yang baik
65
Pesona Brian
66
Hotel Mawar dan wanita bule
67
Perpisahan
68
Sambutan pertama dari Bela
69
Pembalasanku pada Bela
70
Bela menghilang
71
Kehidupan baru Bela
72
Rencana punya anak
73
Gimana bikin anak dok?
74
Malam perjuangan
75
Hamil?
76
Kehidupan cinta Brian
77
Pesta kecil kecilan
78
Dua bayi kecil
79
Jalan kerumah hantu
80
Tiga bulan berlalu
81
Minuman bersoda
82
Brian dan Olif
83
Makan malam bersama
84
Lima bulan berlalu
85
Kemarahan Ajun
86
Ganti ukuran
87
Kamu yang terbaik
88
Ngidam bercinta
89
Cinta mamah dan om Bayu
90
Hari bahagia
91
Pesta keluarga
92
Sembilan bulan berlalu
93
Sakit tak tertahankan
94
Perjuangan seorang ibu
95
Hidup dan mati
96
Anggia Alfian
97
Ajun juga butuh ASI
98
Jadilah anak baik
99
Ajun punya adik
100
Nikmatnya bercinta
101
Kehidupan baru kami
102
Visual karakter
103
Sampai jumpa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!