Suasana didalam mobil

Masih berada suasana didalam mobil bersamanya. Aku belum memakai bra dan celana pendek yang dia belikan tadi. Semuanya masih ada didalam paper bag yang ada dibawah kakiku. Aku benar benar ragu untuk memakainya. Ajun hanya terdiam dengan batin yang ingin sekali mempermalukanku.

"Kenapa nggak kamu pakai sih?" Ajun mulai bertanya kepadaku. "Mau pake dimana? disekitar sini dari tadi nggak ada toilet umum yang terlihat!" aku mengungkapkan keresahan yang kurasakan. Dan benar benar disekitar jalan yang sedari tadi dilalui mobil yang dikendarai oleh Ajun ini tidak ada satupun toilet umum yang terlihat. Aku merasa sedikit bingung untuk memakainya dimana.

"Pake aja disini!" Ajun memberiku saran. Aku mulai bergidik ngeri mendengar solusi dari dirinya itu. ya! masak aku harus ganti baju didalam mobil yang sedang berjalan ini. Gusarku. Aku menggelengkan kepala kepada Ajun pertanda aku tidak ingin melakukannya. Ajun hanya menatapku sebentar. Lalu kembali fokus kedepan dengan jalan yang lenggang ini. Dia tidak menanggapi kegelisahanku sama sekali.

Aku masih terdiam memikirkan solusi yang diberikan oleh Ajun. Dan sepertinya hanya ada solusi itu yang bisa membantuku. Aku mulai merasa tertarik dengan solusi yang dia berikan kepadaku tadi. Aku sesekali menatap kearah Ajun. Dia masih tetap fokus mengemudikan mobilnya. Aku ingin memberitahunya bahwa aku akan melakukan solusinya yang tadi kutolak. "Sayang!" aku memanggilnya dengan lembut. Dia menoleh kepadaku sebentar dan kembali menatap kedepan sebelum aku mengatakannya.

"Aku mau ganti baju disini" aku benar benar akan melakukannya. aku akan mengganti bajuku didepan mata Ajun. Lagipula seharusnya aku tidak perlu merasa malu atau risih lagi kepadanya. Setelah sudah kuserahkan tubuhku kepadanya. Dia menghentikan mobil dan menepikannya dipinggir jalan panjang yang sepi ini. Hanya terlihat satu dua kendaraan yang melintasi jalan ini. Disamping kanan dan kiri kami hanya dipenuhi oleh pepohonan kelapa yang menjulang tinggi dengan penataan yang sangat rapi.

"Yaudah kalo gitu" Ajun menutup kaca jendela yang tadi terbuka. Karena kaca mobil ini gelap dan tidak tembus pandang jadi aku tidak perlu khawatir jika ada seseorang yang melihatku dari luar. Aku mulai melepas kemeja kebesaran milik Ajun yang masih kupakai. Sampai kancing terakhir aku membukanya dan sekarang badan ataskupun kembali terpampang polos tanpa ada pakaian yang melingkar dihadapan Ajun.

Sekarang hanya ada dalemannya Ajun yang masih menempel ditubuhku. Walaupun sebenarnya sekarangpun bagian tubuhku yang seharusnya ditutupi oleh dalemannya itupun juga terlihat menganga disekitarnya. Karena daleman yang kupakai benar benar sangat kebesaran jadi banyak ruang longgar yang tidak berguna dengan seharusnya.

Ajun menelan ludah melihat tubuh polosku yang ada dihadapannya. Senyum menggodapun mulai terpancar dari bibirnya. Beberapa kendaraan sesekali melewati jalan ini. Aku mengambil bra yang sudah dibelikan Ajun tadi. Aku mulai memasangkannya dibagian yang paling menonjol yang ada didadaku. Aku sedikit kesusahan untuk memasang pengait dibelakang punggungku. "Sayang bantuin!" aku menghentikan lamunan Ajun. Aku membalikkan badan dan menghadapkan punggungku tepat dihadapan wajah Ajun.

Terasa tangan Ajun meraba raba bagian pengait bra yang kupakai. Sepertinya dia belum pernah melakukannya sebelumnya. Setelah terdengar suara pertanda pengait sudah terpasang dengan benar. Aku melihat bra yang sangat indah sudah berhasil terpasang didadaku, aku memandangnya didepan kaca mobil yang sedang tertutup. Setelah itu aku kembali membalikkan tubuh depanku kehadapan Ajun untuk meminta pendapatnya tentang penampilanku.

"Gimana?" tanyaku padanya. Dia masih terdiam memandangiku. "Sangat cantik!" Ajun memujiku. Senyum senang dan legapun terpancar dari bibirku. aku masih sedikit berusaha membenahi dibagian depan dadaku dengan tanganku masih dihadapan Ajun. Benar saja bra yang sangat indah ini tidak bisa menutupi dadaku dengan sempurna.

Walaupun aku sudah mencoba untuk memaksakannya. Tetap saja tidak bisa. Celah yang ada ditengah menganga terbuka. Ajun masih memandangi setiap gerakanku. Dia sampai sulit untuk mengedipkan matanya. Dan tidak mampu untuk melewatkan pemandangan indah yang ada didepan matanya sekarang.

Setelah selesai aku mengenakannya. Aku mengambil kembali kemeja putihku yang sudah ada ditangan Ajun. Lalu memakainya kembali. Setelah itu aku mengambil celana pendek yang tersisa didalam paper bag. Celana hitam dengan bahan jeans akan kupakai untuk mendampingi kemeja putih yang kebesaran ini. Kusingkap kemeja putihku keatas dan terlihat kembali pemandangan lucu. Dalemannya Ajun terlihat benar benar kebesaran saat kupakai. Ajun memalingkan wajahnya dan tertawa malu.

Mobilpun kembali berjalan. Jalanan mulai ramai dengan kendaraan yang lalu lalang. Aku membuka kaca jendela yang sedari tadi tertutup. Sepoi sepoi angin dari rimbunnya pepohonan membuatku merasa sangat nyaman untuk merasakannya. Ajun masih menyetir mobilnya. Sesekali dia mengayun ayunkan salah satu tangannya karena terasa sedikit pegal dengan perjalanan yang sangat panjang yang kami tempuh. Ajun tadi sempat bercerita kepadaku tentang alasannya kenapa dia tadi sangat lama saat berada didalam toko baju. Dan Ajun menceritakan kisah yang membuatku tertawa sangat lebar sampai perutku mulai terasa keram dibuat olehnya.

Flasback On :

Ajun memasuki toko baju dengan fikiran yang sengkarut. Dia ragu untuk benar benar akan membeli barang yang benar benar tidak pernah dibeli olehnya sebelumnya. Dia sempat berniat untuk menutupi wajahnya seperti seorang Spiderman. Tapi seketika dia tersadar jika niatnya itu benar benar terasa konyol. Ajun mencoba melangkahkan kakinya dengan pasti. Dia membuka pintu kaca toko baju yang tertutup. Sudah terlihat dari luar bahwa didalam sudah penuh dengan para wanita yang sedang mencari barang impiannya.

Semua mata sekarang tertuju kepada Ajun. Didalam hanya ada ibu ibu dan beberapa pelajar karena toko baju ini khusus untuk menjual pakaian wanita saja. Nampak ada berbagai macam pakaian dengan desain yang menarik menarik dan banyak keperluan wanita yang seharusnya tidak dilihat oleh seorang laki laki. Ajun ingin rasanya membuka kembali pintu kaca dibelakangnya dan berlari begitu saja. Tapi dia tersadar bahwa ada satu wanita yang mengharapkannya.

Dia memantabkan hati dan berjalan menyusuri keramaian para pembeli wanita yang berada ditempat incarannya. Semua orang sekarang sedang berbisik kepada rekan rekannya membicarakan Ajun. Mereka terheran ada seorang laki laki tampan yang memasuki toko baju yang khusus untuk wanita.

Ajun sekarang semakin merasa sangat risih. Dia berjalan semakin cepat menuju tempat yang paling sepi disini. Dia berhenti didepan kotak kotak mewah yang berisikan berbagai macam bentuk bra yang tersedia dan dengan berbagai macam warna. Dimulai dari warna yang telihat lembut sampai warna yang menyilaukan mata.

Saat Ajun mencoba memilihnya, tiba tiba Ajun dihampiri oleh seorang ibu ibu muda . "Mas mau beli apa?" suara ibu ibu itu terdengar sangat menggoda. Pakaian yang dia kenakan benar benar sangat terbuka dipadu padankan dengan tubuhnya yang berisi. Sehingga terlihat dari luar bagian bagian tubuhnya yang mencoba menembus baju yang dia kenakan.

Ajun berpaling mencari suara yang terdengar sedang berbicara dengannya. Setelah dia mendapati ibu ibu muda tersebut yang berbicara dengannya. Dia terlihat sama sekali tidak tertarik dengan wanita yang ada dihadapannya itu. Lebih cantik Ayana!. Batin Ajun menghindarinya. Dia bersikap seperti seorang suami sejati. Kalo dia lebih cantik emang kenapa?. Sahutku jika aku saat itu berada disamping Ajun.

Ajun mengabaikannya dan masih berlanjut mencari bra yang cocok denganku. Dia terlihat sesekali menyentuhnya untuk merasakan bahannya. Dia benar benar ingin membelikanku bra dengan kualitas bahan yang baik. Terlihat ada salah satu bra yang paling mencolok disini. Dengan warna merah cerah dan hiasan hiasan yang indah disekitarnya. Sepertinya Ajun mulai menemukan yang dia cari. Sedangkan ibu ibu itu masih ada disampingnya mengikuti setiap langkah Ajun. "Mas beliin aku juga dong!" suara ibu itu semakin menggila. Dia mulai menyentuh lengan Ajun. Ajun bergidik ngeri melihatnya.Ajun gelagapan bagaimana cara dia menjawabnya.

"Iya iya buk silahkan ambil!" Ajun ingin sekali cepat cepat pergi darinya. Ibu itu dengan senang hati menuruti perintah Ajun. Dia mengambil salah satu bra berwarna pink mencolok dengan ukuran yang paling besar yang ada disini. Ajun terdiam menyaksikannya. Ibu itu menaruh bra yang sudah dipilihnya tadi tepat didada besarnya itu. Dia tidak malu mencobanya didepan Ajun. Ajun hanya terdiam heran melihat tingkahnya itu yang seharusnya tidak dilakukan seorang wanita didepan laki laki yang tidak dikenalnya.

Setelah memilih bra untukku dan juga sudah membeli satu celana pendek pesananku tadi. Ajun berjalan menuju kasir dan membayar untuk dua bra dan satu celana. Satu untukku dan satu untuk ibu yang masih ada disampingnya.

Setelah selesai membayarnya. Dia dengan langkah cepat keluar dari dalam toko yang baginya sebuah toko sangat menyeramkan itu. Masih dengan bayang bayang ibu ibu mengerikan tadi. Aku tertawa saat mendengarnya bercerita dengan wajah yang masih saja mengingat kejadian kelam itu. Ajun tidak bisa tertawa saat kembali menceritakannya.

Episodes
1 Hari pernikahanku
2 Malam pertama
3 Hangatnya pangkuannya
4 Ajun memilih karyawan super market
5 Didalam kancing yang terbuka
6 Gagal karena tertidur
7 Kepergian Ajun
8 Kepulangan Ajun?
9 Bunga tabur dan karangan bunga
10 Dia benar benar masih hidup?
11 Cerita yang sebenarnya
12 Pertanyaan tak senonoh
13 Malam indah kami
14 Sakit setelah semalam
15 Sangatlah besar
16 Bra pilihan Ajun
17 Suasana didalam mobil
18 Ajun sangatlah kuat
19 Kemeja yang kupakai tembus pandang
20 Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21 Bermalam dirumah mamah
22 Om Bayu sahabat mamah
23 Kencan bareng bersama mereka
24 Ajun melahap bibirku
25 Sebuah ruang private
26 Bermain dirumah mamah
27 Pulang meninggalkan rasa malu
28 Double
29 Mamah melihat kami bermain
30 Nyali pria itu menciut
31 Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32 Keganasan Bela disalon
33 Seorang pengecut
34 Tangis Ajun pecah
35 Mencoba mencari keberadaannya
36 Makan siang bersama Bela
37 Tubuhku penuh dengan luka
38 Ajun masih dirumah Bela
39 Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40 Ajun dengan sigap mengurusku
41 Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42 Ajun tidak tidur semalaman
43 Ajun terlelap tidur didadaku
44 Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45 Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46 Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47 Double
48 Ajun berbohong kepadaku
49 Pekerjaan malam dirumah Bela
50 Tubuh Ajun sebagai gantinya
51 Kekecewaanku pada diri Ajun
52 Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53 Pergi sejenak dari sisi Ajun
54 Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55 Kondisi kesehatanku memburuk
56 Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57 Double
58 Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59 Cahaya putih ada didepan mataku
60 Keajaiban besar mendatangiku
61 Paket dari Bela
62 Mamah menampar Ajun
63 Pertemuanku dengan Ajun kembali
64 Ternyata Brian yang baik
65 Pesona Brian
66 Hotel Mawar dan wanita bule
67 Perpisahan
68 Sambutan pertama dari Bela
69 Pembalasanku pada Bela
70 Bela menghilang
71 Kehidupan baru Bela
72 Rencana punya anak
73 Gimana bikin anak dok?
74 Malam perjuangan
75 Hamil?
76 Kehidupan cinta Brian
77 Pesta kecil kecilan
78 Dua bayi kecil
79 Jalan kerumah hantu
80 Tiga bulan berlalu
81 Minuman bersoda
82 Brian dan Olif
83 Makan malam bersama
84 Lima bulan berlalu
85 Kemarahan Ajun
86 Ganti ukuran
87 Kamu yang terbaik
88 Ngidam bercinta
89 Cinta mamah dan om Bayu
90 Hari bahagia
91 Pesta keluarga
92 Sembilan bulan berlalu
93 Sakit tak tertahankan
94 Perjuangan seorang ibu
95 Hidup dan mati
96 Anggia Alfian
97 Ajun juga butuh ASI
98 Jadilah anak baik
99 Ajun punya adik
100 Nikmatnya bercinta
101 Kehidupan baru kami
102 Visual karakter
103 Sampai jumpa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Hari pernikahanku
2
Malam pertama
3
Hangatnya pangkuannya
4
Ajun memilih karyawan super market
5
Didalam kancing yang terbuka
6
Gagal karena tertidur
7
Kepergian Ajun
8
Kepulangan Ajun?
9
Bunga tabur dan karangan bunga
10
Dia benar benar masih hidup?
11
Cerita yang sebenarnya
12
Pertanyaan tak senonoh
13
Malam indah kami
14
Sakit setelah semalam
15
Sangatlah besar
16
Bra pilihan Ajun
17
Suasana didalam mobil
18
Ajun sangatlah kuat
19
Kemeja yang kupakai tembus pandang
20
Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21
Bermalam dirumah mamah
22
Om Bayu sahabat mamah
23
Kencan bareng bersama mereka
24
Ajun melahap bibirku
25
Sebuah ruang private
26
Bermain dirumah mamah
27
Pulang meninggalkan rasa malu
28
Double
29
Mamah melihat kami bermain
30
Nyali pria itu menciut
31
Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32
Keganasan Bela disalon
33
Seorang pengecut
34
Tangis Ajun pecah
35
Mencoba mencari keberadaannya
36
Makan siang bersama Bela
37
Tubuhku penuh dengan luka
38
Ajun masih dirumah Bela
39
Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40
Ajun dengan sigap mengurusku
41
Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42
Ajun tidak tidur semalaman
43
Ajun terlelap tidur didadaku
44
Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45
Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46
Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47
Double
48
Ajun berbohong kepadaku
49
Pekerjaan malam dirumah Bela
50
Tubuh Ajun sebagai gantinya
51
Kekecewaanku pada diri Ajun
52
Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53
Pergi sejenak dari sisi Ajun
54
Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55
Kondisi kesehatanku memburuk
56
Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57
Double
58
Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59
Cahaya putih ada didepan mataku
60
Keajaiban besar mendatangiku
61
Paket dari Bela
62
Mamah menampar Ajun
63
Pertemuanku dengan Ajun kembali
64
Ternyata Brian yang baik
65
Pesona Brian
66
Hotel Mawar dan wanita bule
67
Perpisahan
68
Sambutan pertama dari Bela
69
Pembalasanku pada Bela
70
Bela menghilang
71
Kehidupan baru Bela
72
Rencana punya anak
73
Gimana bikin anak dok?
74
Malam perjuangan
75
Hamil?
76
Kehidupan cinta Brian
77
Pesta kecil kecilan
78
Dua bayi kecil
79
Jalan kerumah hantu
80
Tiga bulan berlalu
81
Minuman bersoda
82
Brian dan Olif
83
Makan malam bersama
84
Lima bulan berlalu
85
Kemarahan Ajun
86
Ganti ukuran
87
Kamu yang terbaik
88
Ngidam bercinta
89
Cinta mamah dan om Bayu
90
Hari bahagia
91
Pesta keluarga
92
Sembilan bulan berlalu
93
Sakit tak tertahankan
94
Perjuangan seorang ibu
95
Hidup dan mati
96
Anggia Alfian
97
Ajun juga butuh ASI
98
Jadilah anak baik
99
Ajun punya adik
100
Nikmatnya bercinta
101
Kehidupan baru kami
102
Visual karakter
103
Sampai jumpa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!