Hangatnya pangkuannya

Cahaya matahari mulai terbit dengan indahnya dari ufuk timur. Aku masih terpaku tenggelam dalam dekapan erat Ajun. Sementara Ajun mulai membuka mata sayunya menyambut pagi yang cerah ini. Dia tersadar jika aku masih terlelap dalam dirinya. Dia tersenyum melihat wajahku yang nampak berantakan.

Beberapa kali elusan tangan terasa dikepalaku sangat lembut. Seketika aku mulai tersadar dari mimpi mimpiku. Kubuka mataku lebar lebar lalu kupalingkan wajahku dari dada bidangnya dan menghadap wajah tampannya itu.

"Pagi" sambut Ajun dengan sapaan yang hangat. "Pagi juga" Balasku kembali padanya. "Mau pergi kerja?" aku memastikan kegiatan apa yang akan kami lakukan hari ini. "Nggak ah mau dirumah aja!" Ajun mulai melingkarkan kembali tangannya kebadanku. Kugeserkan tubuhku kembali mendekap kedalam dadanya. Entah kenapa aku sangat nyaman saat aku berada diposisi seperti ini.

Setelah bermalas malasan diranjang selama beberapa jam. Akhirnya aku dan Ajun bisa menemukan semangat pagi hari kembali. Aku dan dia sekarang berada didalam kamar mandi bersama sama untuk menyikat gigi bebarengan. Betapa menyenangkannya hari hariku sekarang jika aku melalui setiap aktivitasku selalu bersamanya.

Sesekali kami tertawa terbahak bahak saat melihat kearah cermin yang ada didepan kami. nampak mulut kami yang sudah dipenuhi oleh busa dari pasta gigi yang kami pakai. Kami bersenang senang dengan ini.

Setelah beberapa menit kami sudah benar benar selesai menghilangkan bau bau kantuk dari dalam tubuh kami. Aku mulai membuat sarapan pagi untuknya didapur. Sedangkan Ajun masih sedikit sibuk mengontrol pekerjaan perusahaan yang dia tinggalkan dari ponselnya.

Bau harum mulai tercium dari dalam dapur. Ajun berjalan menghampiriku yang masih memakai celemek. "emmmm" suara Ajun saat melihat menu sarapan pagi ini yang kubuat. Saat sudah selesai aku mememasak. Ajun dengan sigap membantuku melepaskan celemek dari badanku.

"Makasih sayang" kugandeng tangannya menuju meja makan untuk sarapan bersama. Dia juga menbantuku membawakan dua gelas susu putih yang sudah kubuat tadi untuk mendampingi sarapan pagi ini.

Aku duduk tepat dihadapannya. Ajun terlihat menikmati sarapan yang kubuatkan tadi. Hatiku sangat bahagia melihat Ajun bisa memakannya. Mengingat bahwa dia memiliki alergi dengan jenis makanan tertentu.

"Cantiknya!" puji Ajun tiba tiba saat aku ada dihadapannya. "Makasih" jawabku menunjukan kepercayaan diri. " Kalungnya yang cantik!" Ajun tertawa terbahak bahak. Aku sedikit kesal dengan candaan Ajun kali ini. "Yang memakainya juga tidak kalah cantik kog" Ajun menghiburku mengingat kalung yang selalu kupakai ini adalah pemberian darinya sewaktu kami masih berpacaran.

Setelah selesai sarapan aku dan Ajun masih terduduk dimeja makan. Dia sedari tadi hanya memandangi wajahku tanpa mengucapkan satu katapun. Dalam hatinya dia sangat bahagia setelah benar benar mewujudkan impiannya untuk menjadikanku sebagai istrinya. Begitupula denganku aku dahulu hampir tidak percaya jika dia bersungguh sungguh saat mengajakku berumah tangga. Aku sangat beruntung bisa memiliki sosok suami yang sesempurna Ajun. Dia hampir tidak pernah membuatku kecewa selama lima tahun kita berpacaran. Hanya ada kebahagiaan dan kenyamanan yang dia berikan padaku selama ini.

"Mau ngapain hari ini?" tanyaku memecah keheningan. "Nggak ngapa ngapain" Ajun masih saja tidak berhenti tersenyum saat matanya menatap mataku. "Ngapain sih!" aku mulai merasa tidak nyaman. "Nggak papa seneng aja ngelihatin istriku yang cantik" dia semakin membuatku tersipu malu. Kuberdiri meninggalkan dia sendirian dimeja makan. "Mau kemana?" Ajun menyusul langkahku. "Mau nonton film! Mau nonton bareng?" ajakku yang sebenarnya memang didalam hatiku aku mau ditemani olehnya.

"Mau nonton film apa?" dia mulai mencari cari file video yang akan diputarnya dilayar televisi besar yang ada diruang keluarga luas dirumah ini. "Terserah kamu aja lah!" pasrahku tidak mau berpikir panjang. Aku dan Ajun duduk disofa panjang dengan mata yang sedari tadi serius menyaksikan setiap adegan film romance yang dipilih Ajun. Ajun ikut serius sekali menikmati kegiatan yang kami lakukan hari ini. Aku selalu tersenyum saat melihat setiap adegan yang membuat hatiku berpacu dengan hebat.

"Mau lebih seru lagi nontonnya?" tanya Ajun mencurigakan. "Gimana caranya?" aku benar benar penasaran. "Sini aku kasih tahu!" Ajun menyuruhku lebih mendekat keposisinya. Aku menuruti arahannya dengan semangat yang sudah membara. Aku berjalan kearahnya yang sedikit jauh dari tempat dudukku.

"BRUUKK!" Ajun menarik tanganku. Aku sekarang terduduk dalam pangkuannya. "AjJUN!" terkaget aku memanggil namanya. Ajun tertawa puas karena berhasil membuat badanku terjatuh tepat berada diatas pahanya. "Gimana suka?" Dia memastikannya kepadaku. "Hhehehe iya" aku jujur dengan perasaanku sekarang yang sangat bahagia dengan perlakuannya kepadaku. Ajun tersenyum kecil melihatku menyukainya.

Kami sekarang benar benar semakin menikmati jalan cerita dari film yang kami tonton. Benar juga seperti yang sudah dikatakan Ajun tadi kalau sekarang benar benar semakin seru dengan posisi kami yang berbeda. Beberapa kali dia memainkan helaian rambutku yang menutupi setengah wajahnya. Setiap detik aku selalu menikmati semua kegiatanku jika dia berada disampingku.

Film sudah mencapai akhir cerita. Entah dengan akhir yang happy ending atau sad ending kami tidak memperdulikan hal itu. Yang hanya kami perdulikan hanyalah kami enggan beranjak dari posisi kami kali ini. Aku mulai merasakan sayu sayu kantuk siang mulai menerpaku. Ajun mempersilahkanku untuk tidur dipangkuannyaa. Sebenarnya tanpa dipintapun aku memang mengharapkannya.

Setelah beberapa jam aku benar benar tertidur. Ajun menaruh kepalaku yang bersender dipangkuannya keatas sofa panjang. Dia berlalu meninggalkanku sendirian. Ajun menuju kedapur berniat untuk membuat makan siang untuk kami makan bersama selagi aku tidur siang. Dia benar benar sibuk dengan kompor dan peralatan masak yang lainnya.

"SAYANGG!" aku terbangun mencari keberadaan Ajun yang sudah tidak berada didekatku. "Sudah bangun?" Dia berlalu meninggalkan kesibukannya menghampiriku. "Hmmmm kamu dari mana?" aku meminta penjelasan. "Dari dapur!". Dia menarik tanganku. Ajun mengajakku melangkah kemeja makan yang sudah siap dengan menu makan siang yang menggiurkan.

"emmmmm" aku tidak heran lagi melihat Ajun yang memasak ini semua. Karena Ajun memang bisa masak walaupun hanya makanan makanan yang simple seperti menu makan yang dia sajikan kali ini. Kami menikmati makan siang kali ini seperti saat kami menikmati kegiatan kegiatan yang lain. Hanya ada kebahagiaan dan tawa diantara kami.

"Bener kamu sudah siap untuk nanti malam?". "UHUK...UHUK...UHUK!" aku tersedak mendengar pertanyaan Ajun . Dia memberikan gelas yang ada didepanku. "AJUNNN!" kesalku tersadar jika dia memberikanku gelas kosong. Ajun tertawa hebat. Lalu dia mengganti gelasku yang kosong dengan gelasnya yang sudah terisi air putih.

Episodes
1 Hari pernikahanku
2 Malam pertama
3 Hangatnya pangkuannya
4 Ajun memilih karyawan super market
5 Didalam kancing yang terbuka
6 Gagal karena tertidur
7 Kepergian Ajun
8 Kepulangan Ajun?
9 Bunga tabur dan karangan bunga
10 Dia benar benar masih hidup?
11 Cerita yang sebenarnya
12 Pertanyaan tak senonoh
13 Malam indah kami
14 Sakit setelah semalam
15 Sangatlah besar
16 Bra pilihan Ajun
17 Suasana didalam mobil
18 Ajun sangatlah kuat
19 Kemeja yang kupakai tembus pandang
20 Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21 Bermalam dirumah mamah
22 Om Bayu sahabat mamah
23 Kencan bareng bersama mereka
24 Ajun melahap bibirku
25 Sebuah ruang private
26 Bermain dirumah mamah
27 Pulang meninggalkan rasa malu
28 Double
29 Mamah melihat kami bermain
30 Nyali pria itu menciut
31 Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32 Keganasan Bela disalon
33 Seorang pengecut
34 Tangis Ajun pecah
35 Mencoba mencari keberadaannya
36 Makan siang bersama Bela
37 Tubuhku penuh dengan luka
38 Ajun masih dirumah Bela
39 Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40 Ajun dengan sigap mengurusku
41 Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42 Ajun tidak tidur semalaman
43 Ajun terlelap tidur didadaku
44 Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45 Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46 Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47 Double
48 Ajun berbohong kepadaku
49 Pekerjaan malam dirumah Bela
50 Tubuh Ajun sebagai gantinya
51 Kekecewaanku pada diri Ajun
52 Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53 Pergi sejenak dari sisi Ajun
54 Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55 Kondisi kesehatanku memburuk
56 Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57 Double
58 Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59 Cahaya putih ada didepan mataku
60 Keajaiban besar mendatangiku
61 Paket dari Bela
62 Mamah menampar Ajun
63 Pertemuanku dengan Ajun kembali
64 Ternyata Brian yang baik
65 Pesona Brian
66 Hotel Mawar dan wanita bule
67 Perpisahan
68 Sambutan pertama dari Bela
69 Pembalasanku pada Bela
70 Bela menghilang
71 Kehidupan baru Bela
72 Rencana punya anak
73 Gimana bikin anak dok?
74 Malam perjuangan
75 Hamil?
76 Kehidupan cinta Brian
77 Pesta kecil kecilan
78 Dua bayi kecil
79 Jalan kerumah hantu
80 Tiga bulan berlalu
81 Minuman bersoda
82 Brian dan Olif
83 Makan malam bersama
84 Lima bulan berlalu
85 Kemarahan Ajun
86 Ganti ukuran
87 Kamu yang terbaik
88 Ngidam bercinta
89 Cinta mamah dan om Bayu
90 Hari bahagia
91 Pesta keluarga
92 Sembilan bulan berlalu
93 Sakit tak tertahankan
94 Perjuangan seorang ibu
95 Hidup dan mati
96 Anggia Alfian
97 Ajun juga butuh ASI
98 Jadilah anak baik
99 Ajun punya adik
100 Nikmatnya bercinta
101 Kehidupan baru kami
102 Visual karakter
103 Sampai jumpa
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Hari pernikahanku
2
Malam pertama
3
Hangatnya pangkuannya
4
Ajun memilih karyawan super market
5
Didalam kancing yang terbuka
6
Gagal karena tertidur
7
Kepergian Ajun
8
Kepulangan Ajun?
9
Bunga tabur dan karangan bunga
10
Dia benar benar masih hidup?
11
Cerita yang sebenarnya
12
Pertanyaan tak senonoh
13
Malam indah kami
14
Sakit setelah semalam
15
Sangatlah besar
16
Bra pilihan Ajun
17
Suasana didalam mobil
18
Ajun sangatlah kuat
19
Kemeja yang kupakai tembus pandang
20
Heboh gara gara daster hitam tanpa lengan
21
Bermalam dirumah mamah
22
Om Bayu sahabat mamah
23
Kencan bareng bersama mereka
24
Ajun melahap bibirku
25
Sebuah ruang private
26
Bermain dirumah mamah
27
Pulang meninggalkan rasa malu
28
Double
29
Mamah melihat kami bermain
30
Nyali pria itu menciut
31
Kecupan dari Bela tetangga baru kami
32
Keganasan Bela disalon
33
Seorang pengecut
34
Tangis Ajun pecah
35
Mencoba mencari keberadaannya
36
Makan siang bersama Bela
37
Tubuhku penuh dengan luka
38
Ajun masih dirumah Bela
39
Ajun menyalahkan dirinya sendiri
40
Ajun dengan sigap mengurusku
41
Ajun tidak mau beranjak sedikitpun dari sisiku
42
Ajun tidak tidur semalaman
43
Ajun terlelap tidur didadaku
44
Bela tergiur melihat seluruh tubuh polos Ajun
45
Bela mengakui perasaannya kepada Ajun
46
Bela menjadi cahaya bagi Ajun
47
Double
48
Ajun berbohong kepadaku
49
Pekerjaan malam dirumah Bela
50
Tubuh Ajun sebagai gantinya
51
Kekecewaanku pada diri Ajun
52
Aku tidak bisa menahannya lagi Jun
53
Pergi sejenak dari sisi Ajun
54
Om Bayu menjadi malaikat penolongku
55
Kondisi kesehatanku memburuk
56
Om Bayu terpaksa memberitahu mamah
57
Double
58
Aku memilih untuk pergi selama lamanya
59
Cahaya putih ada didepan mataku
60
Keajaiban besar mendatangiku
61
Paket dari Bela
62
Mamah menampar Ajun
63
Pertemuanku dengan Ajun kembali
64
Ternyata Brian yang baik
65
Pesona Brian
66
Hotel Mawar dan wanita bule
67
Perpisahan
68
Sambutan pertama dari Bela
69
Pembalasanku pada Bela
70
Bela menghilang
71
Kehidupan baru Bela
72
Rencana punya anak
73
Gimana bikin anak dok?
74
Malam perjuangan
75
Hamil?
76
Kehidupan cinta Brian
77
Pesta kecil kecilan
78
Dua bayi kecil
79
Jalan kerumah hantu
80
Tiga bulan berlalu
81
Minuman bersoda
82
Brian dan Olif
83
Makan malam bersama
84
Lima bulan berlalu
85
Kemarahan Ajun
86
Ganti ukuran
87
Kamu yang terbaik
88
Ngidam bercinta
89
Cinta mamah dan om Bayu
90
Hari bahagia
91
Pesta keluarga
92
Sembilan bulan berlalu
93
Sakit tak tertahankan
94
Perjuangan seorang ibu
95
Hidup dan mati
96
Anggia Alfian
97
Ajun juga butuh ASI
98
Jadilah anak baik
99
Ajun punya adik
100
Nikmatnya bercinta
101
Kehidupan baru kami
102
Visual karakter
103
Sampai jumpa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!