Cahaya matahari mulai terbit dengan indahnya dari ufuk timur. Aku masih terpaku tenggelam dalam dekapan erat Ajun. Sementara Ajun mulai membuka mata sayunya menyambut pagi yang cerah ini. Dia tersadar jika aku masih terlelap dalam dirinya. Dia tersenyum melihat wajahku yang nampak berantakan.
Beberapa kali elusan tangan terasa dikepalaku sangat lembut. Seketika aku mulai tersadar dari mimpi mimpiku. Kubuka mataku lebar lebar lalu kupalingkan wajahku dari dada bidangnya dan menghadap wajah tampannya itu.
"Pagi" sambut Ajun dengan sapaan yang hangat. "Pagi juga" Balasku kembali padanya. "Mau pergi kerja?" aku memastikan kegiatan apa yang akan kami lakukan hari ini. "Nggak ah mau dirumah aja!" Ajun mulai melingkarkan kembali tangannya kebadanku. Kugeserkan tubuhku kembali mendekap kedalam dadanya. Entah kenapa aku sangat nyaman saat aku berada diposisi seperti ini.
Setelah bermalas malasan diranjang selama beberapa jam. Akhirnya aku dan Ajun bisa menemukan semangat pagi hari kembali. Aku dan dia sekarang berada didalam kamar mandi bersama sama untuk menyikat gigi bebarengan. Betapa menyenangkannya hari hariku sekarang jika aku melalui setiap aktivitasku selalu bersamanya.
Sesekali kami tertawa terbahak bahak saat melihat kearah cermin yang ada didepan kami. nampak mulut kami yang sudah dipenuhi oleh busa dari pasta gigi yang kami pakai. Kami bersenang senang dengan ini.
Setelah beberapa menit kami sudah benar benar selesai menghilangkan bau bau kantuk dari dalam tubuh kami. Aku mulai membuat sarapan pagi untuknya didapur. Sedangkan Ajun masih sedikit sibuk mengontrol pekerjaan perusahaan yang dia tinggalkan dari ponselnya.
Bau harum mulai tercium dari dalam dapur. Ajun berjalan menghampiriku yang masih memakai celemek. "emmmm" suara Ajun saat melihat menu sarapan pagi ini yang kubuat. Saat sudah selesai aku mememasak. Ajun dengan sigap membantuku melepaskan celemek dari badanku.
"Makasih sayang" kugandeng tangannya menuju meja makan untuk sarapan bersama. Dia juga menbantuku membawakan dua gelas susu putih yang sudah kubuat tadi untuk mendampingi sarapan pagi ini.
Aku duduk tepat dihadapannya. Ajun terlihat menikmati sarapan yang kubuatkan tadi. Hatiku sangat bahagia melihat Ajun bisa memakannya. Mengingat bahwa dia memiliki alergi dengan jenis makanan tertentu.
"Cantiknya!" puji Ajun tiba tiba saat aku ada dihadapannya. "Makasih" jawabku menunjukan kepercayaan diri. " Kalungnya yang cantik!" Ajun tertawa terbahak bahak. Aku sedikit kesal dengan candaan Ajun kali ini. "Yang memakainya juga tidak kalah cantik kog" Ajun menghiburku mengingat kalung yang selalu kupakai ini adalah pemberian darinya sewaktu kami masih berpacaran.
Setelah selesai sarapan aku dan Ajun masih terduduk dimeja makan. Dia sedari tadi hanya memandangi wajahku tanpa mengucapkan satu katapun. Dalam hatinya dia sangat bahagia setelah benar benar mewujudkan impiannya untuk menjadikanku sebagai istrinya. Begitupula denganku aku dahulu hampir tidak percaya jika dia bersungguh sungguh saat mengajakku berumah tangga. Aku sangat beruntung bisa memiliki sosok suami yang sesempurna Ajun. Dia hampir tidak pernah membuatku kecewa selama lima tahun kita berpacaran. Hanya ada kebahagiaan dan kenyamanan yang dia berikan padaku selama ini.
"Mau ngapain hari ini?" tanyaku memecah keheningan. "Nggak ngapa ngapain" Ajun masih saja tidak berhenti tersenyum saat matanya menatap mataku. "Ngapain sih!" aku mulai merasa tidak nyaman. "Nggak papa seneng aja ngelihatin istriku yang cantik" dia semakin membuatku tersipu malu. Kuberdiri meninggalkan dia sendirian dimeja makan. "Mau kemana?" Ajun menyusul langkahku. "Mau nonton film! Mau nonton bareng?" ajakku yang sebenarnya memang didalam hatiku aku mau ditemani olehnya.
"Mau nonton film apa?" dia mulai mencari cari file video yang akan diputarnya dilayar televisi besar yang ada diruang keluarga luas dirumah ini. "Terserah kamu aja lah!" pasrahku tidak mau berpikir panjang. Aku dan Ajun duduk disofa panjang dengan mata yang sedari tadi serius menyaksikan setiap adegan film romance yang dipilih Ajun. Ajun ikut serius sekali menikmati kegiatan yang kami lakukan hari ini. Aku selalu tersenyum saat melihat setiap adegan yang membuat hatiku berpacu dengan hebat.
"Mau lebih seru lagi nontonnya?" tanya Ajun mencurigakan. "Gimana caranya?" aku benar benar penasaran. "Sini aku kasih tahu!" Ajun menyuruhku lebih mendekat keposisinya. Aku menuruti arahannya dengan semangat yang sudah membara. Aku berjalan kearahnya yang sedikit jauh dari tempat dudukku.
"BRUUKK!" Ajun menarik tanganku. Aku sekarang terduduk dalam pangkuannya. "AjJUN!" terkaget aku memanggil namanya. Ajun tertawa puas karena berhasil membuat badanku terjatuh tepat berada diatas pahanya. "Gimana suka?" Dia memastikannya kepadaku. "Hhehehe iya" aku jujur dengan perasaanku sekarang yang sangat bahagia dengan perlakuannya kepadaku. Ajun tersenyum kecil melihatku menyukainya.
Kami sekarang benar benar semakin menikmati jalan cerita dari film yang kami tonton. Benar juga seperti yang sudah dikatakan Ajun tadi kalau sekarang benar benar semakin seru dengan posisi kami yang berbeda. Beberapa kali dia memainkan helaian rambutku yang menutupi setengah wajahnya. Setiap detik aku selalu menikmati semua kegiatanku jika dia berada disampingku.
Film sudah mencapai akhir cerita. Entah dengan akhir yang happy ending atau sad ending kami tidak memperdulikan hal itu. Yang hanya kami perdulikan hanyalah kami enggan beranjak dari posisi kami kali ini. Aku mulai merasakan sayu sayu kantuk siang mulai menerpaku. Ajun mempersilahkanku untuk tidur dipangkuannyaa. Sebenarnya tanpa dipintapun aku memang mengharapkannya.
Setelah beberapa jam aku benar benar tertidur. Ajun menaruh kepalaku yang bersender dipangkuannya keatas sofa panjang. Dia berlalu meninggalkanku sendirian. Ajun menuju kedapur berniat untuk membuat makan siang untuk kami makan bersama selagi aku tidur siang. Dia benar benar sibuk dengan kompor dan peralatan masak yang lainnya.
"SAYANGG!" aku terbangun mencari keberadaan Ajun yang sudah tidak berada didekatku. "Sudah bangun?" Dia berlalu meninggalkan kesibukannya menghampiriku. "Hmmmm kamu dari mana?" aku meminta penjelasan. "Dari dapur!". Dia menarik tanganku. Ajun mengajakku melangkah kemeja makan yang sudah siap dengan menu makan siang yang menggiurkan.
"emmmmm" aku tidak heran lagi melihat Ajun yang memasak ini semua. Karena Ajun memang bisa masak walaupun hanya makanan makanan yang simple seperti menu makan yang dia sajikan kali ini. Kami menikmati makan siang kali ini seperti saat kami menikmati kegiatan kegiatan yang lain. Hanya ada kebahagiaan dan tawa diantara kami.
"Bener kamu sudah siap untuk nanti malam?". "UHUK...UHUK...UHUK!" aku tersedak mendengar pertanyaan Ajun . Dia memberikan gelas yang ada didepanku. "AJUNNN!" kesalku tersadar jika dia memberikanku gelas kosong. Ajun tertawa hebat. Lalu dia mengganti gelasku yang kosong dengan gelasnya yang sudah terisi air putih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments