Anak Genius: Bersaing Hebat Dengan Papa
Di salah satu hotel yang cukup terkenal di Jakarta, Zeline Anindya bekerja sebagai resepsionis di sana. Selain wajahnya yang cantik dan banyak dikagumi oleh para karyawan di hotel, wanita yang usianya juga terbilang muda 20 tahun itu sangat giat dan rajin bekerja. Zeline seorang yatim piatu sehingga dia sangat menekuni pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari serta membayar uang kos berpatungan dengan sahabatnya, Intan yang bekerja di salah satu perusahaan advertising.
Pukul 15.00, saat Zeline sedang berganti shift dengan teman kerjanya tiba-tiba pak Toni mendekatinya dan membicarakan suatu hal pada Zeline.
"Zeline, kau sudah 1 tahun bekerja di sini, bukan? Saya lihat kinerja kamu sangat baik apalagi kamu itu cantik. Bulan depan saya akan promosikan kamu sebagai asisten manajer saya, bagaimana apa kamu siap?" tanya pak Toni selaku manajer hotel dengan menawarkan pekerjaan pada Zeline untuk dijadikan asistennya.
"Serius, Pak? Bapak nggak bercanda, kan?" tanya Zeline yang masih belum percaya.
"Ya serius lah, masa bohong. Jadi persiapkan diri kamu sampai bulan depan, ok!" ucap pak Toni kemudian mengedipkan sebelah matanya pada Zeline dengan genit dan berlalu pergi.
"Ya ... terima kasih, Pak!" ucap Zeline tersenyum senang lalu pak Toni menoleh dan mengacungkan jempolnya yang di arahkan ke Zeline sembari berjalan.
Tak disadari, ada seseorang yang menguping pembicaraan Zeline bersama pak Toni saat itu. Mendengar Zeline akan dipromosikan sebagai asisten manajer, Sarah yang merupakan teman kerja Zeline di hotel yang sama sebagai resepsionis juga, tidak menyukai tentang tawaran pak Toni pada Zeline itu. Sarah merasa pak Toni memilih Zeline karena wajahnya yang cantik sedangkan pak Toni yang mata keranjang dan diam-diam menyukai Zeline.
"Bisa-bisanya Zeline mendapat promosi naik jabatan oleh pak Toni. Aku yang 2 tahun bekerja di sini tidak pernah sekalipun dipromosikan, padahal kinerjaku juga sudah baik. Aku tidak akan biarkan Zeline mendapatkan jabatan itu, aku tak ingin kalah saing dengannya, Zeline hanya mengandalkan kecantikannya saja itu tidak adil, cih!!" ucap Sarah mendecih lalu memikirkan sesuatu yang buruk untuk menyingkirkan Zeline.
"Aku akan buat Zeline terusir dari hotel ini dan buat dia dihina di depan semua karyawan di sini, agar orang-orang tahu bagaimana wajah asli si Zeline sok cantik itu," gumam Sarah dengan dirinya sendiri sembari tersenyum licik.
Malam hari pukul 23.00, seorang lelaki sedang memapah bosnya berjalan dengan mabuk berat untuk check in di hotel tempat Zeline bekerja. Saat itu yang menjaga di depan resepsionis hanya Sarah sedangkan Zeline izin pergi ke toilet. Kesempatan itu sangat dimanfaatkan oleh Sarah. Malam itu Sarah tidak mengetahui siapa lelaki yang sedang dipapah sekretarisnya itu karena yang melobi kamar untuk check in adalah menggunakan identitas sekretarisnya.
"Ini saatnya aku melakukan rencanaku untuk menghancurkan Zeline, dengan begitu hidupku akan tenang jika dia pergi dari sini," gumam Sarah dengan rencana jahatnya.
Dengan cepat Sarah melakukan aksinya dimulai dari dia yang telah berganti shift dengan pegawai lain kemudian Sarah pergi ke dapur memberikan obat perangsang ke dalam minuman yang sudah dibelinya di apotik setelah Sarah menguping pembicaraan pak Toni dan Zeline tadi siang.
Sarah kemudian pergi ke kamar lelaki yang sedang mabuk tadi, lalu Sarah memasuki kamar itu dan meletakan minuman beserta kebutuhan lainnya di atas nakas.
"Ini pesanan yang Tuan minta," ucap Sarah.
"Hei kau tolong bersihkan kamar ini, kenapa begitu berantakan?" kesal lelaki itu sembari mengambil minum di atas nakas lalu meminumkannya pada bosnya.
"Baik, Tuan. Maaf atas kelalaian saya. Akan saya suruh seseorang untuk membereskan kamar ini secepatnya. Kalau begitu saya permisi, Tuan!" Sarah pamit dan keluar dari kamar itu.
Sarah kembali ke depan resepsionis dan mendapatkan Zeline yang sudah berada di sana. Dengan penuh semangat Sarah mendekati Zeline kemudian membicarakan sesuatu yang telah di rencanakannya. Sarah melakukan dramanya dengan sangat baik agar terlihat meyakinkan.
"Zeline, bisa kau bantu aku? Tadi ada seseorang memesan kamar di hotel ini, tapi ternyata aku salah memberikan dia kamar, kamar yang aku berikan padanya itu masih berantakan, jadi dia memintaku untuk menyuruh housekeeping membersihkan kamar itu, sedangkan semua housekeeping lagi sibuk saat ini. Bukankah shift kamu telah habis? Aku mohon tolong bantu aku Zeline, tolong kau gantikan aku membersihkan kamar itu. Aku harus cepat pulang karena ibuku sedang sakit Zeline, please!!" ucap Sarah panjang lebar menjelaskan dengan membuat alasannya berbohong pada Zeline.
"Baiklah, cepatlah kau pulang, kasihan ibumu sedang menunggumu di rumah," ujar Zeline berbaik hati dan peduli pada Sarah.
"Terima kasih Zeline, kau memang teman yang baik. Dia ada di kamar 105, sekali lagi terima kasih ya, Zeline!" puji Sarah dengan terpaksa dan memegang kedua tangan Zeline.
"Tidak masalah, sesama teman harus saling membantu, bukan? Ya sudah, pergilah!!" seru Zeline tersenyum lalu menuju kamar yang telah diberitahu oleh Sarah.
"Selamat bersenang-senang Zeline cantik yang malang. Besok kau pasti akan ditendang dari sini," batin Sarah dengan seringai liciknya.
Zeline pun memasuki kamar 105 setelah mendapat izin masuk oleh lelaki yang telah menyuruh Sarah untuk membersihkan kamar itu.
"Apa kau benar seorang housekeeping di sini?" tanya lelaki itu memandang Zeline penasaran karena melihat Zeline yang penampilannya begitu rapi.
"Saya resepsionis bagian depan, Tuan. Bagian housekeeping semuanya sedang sibuk, makanya saya yang menggantikannya, Tuan!" ucap Zeline ramah.
"Oh pantas, ya sudah ... kau bereskan tempat ini jika sudah selesai kau pergilah dari sini, jangan lupa kau kunci pintunya. Dan satu lagi, lelaki yang di tempat tidur itu adalah bos saya, jika dia mengigau tolong kau acuhkan saja karena dia sedang mabuk. Kalau ada hal buruk, panggil saja saya di kamar 106 sebelah kamar ini, mengerti?" ucap lelaki itu menjelaskan dengan rinci.
"Saya mengerti, Tuan!!" sahut Zeline patuh.
Setelah lelaki itu berlalu dari kamar, dengan cekatan Zeline membereskan kamar di sana mulai dari tisu yang berserakan di meja kemudian membereskan yang lainnya. Saat Zeline masih membereskan sesuatu di sana, tiba-tiba saja ada suara erangan berasal dari lelaki yang terbaring di atas ranjang.
"Aghhh, panas!" lelaki itu mengaduh dan bangkit duduk di ranjang.
Zeline yang mendengar pun pura-pura tidak tahu, dia masih sibuk membereskan sesuatu di kamar itu.
"Apa AC di sini mati? Kenapa panas sekali? Hotel apa ini? Dasar tidak berguna!!" maki lelaki itu yang masih mabuk lalu turun dari ranjang dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi di sana.
"Kenapa dia bilang panas? Ini malah sangat dingin, kok. Apa lelaki itu masih terpengaruh dengan mabuknya, ya?" batin Zeline lalu menghela nafasnya dengan acuh.
"Kenapa panas sekali sih?" Lelaki itu mengguyurkan badannya di bawah guyuran air dari keran.
"Sial, kenapa tubuhku meminta lebih, padahal aku hanya minum alkohol bukan minum obat perangsang. Siapa yang telah menjebakku? Tidak ... tidak ... aku tidak bisa menahannya. Arghhhh...!!" Lelaki itu menjerit dengan keras hingga Zeline mendengarnya karena pintu kamar mandi tidak tetutup rapat.
Zeline seketika menghentikan aktivitas yang dia lakukan saat mendengar suara keras yang bersal dari kamar mandi. Zeline begitu khawatir, takut ada sesuatu yang terjadi dengan lelaki itu. Dengan pertimbangannya, Zeline perlahan mendekat ke arah kamar mandi lalu melihat keadaan lelaki itu dari celah pintu yang sedikit terbuka.
"Astaga, kenapa dia? Aku harus bagaimana, apa aku panggil lelaki di kamar 106 saja?" gumam Zeline dengan bingung saat melihat lelaki itu dengan keadaan tak berdaya di bawah lantai dengan guyuran air.
Lelaki itu tetap menjerit kepanasan dan merasa dirinya kesakitan menahan hasratnya. Zeline sangat ketakutan juga cemas dan bingung apa yang harus dia lakukan. Saat Zeline bangkit dan hendak memanggil lelaki di kamar 106, tiba-tiba lelaki itu masih menjerit dengan sangat keras dan lantang lalu akhirnya Zeline mengurungkan niatnya dan beralih masuk ke dalam kamar mandi untuk membantu lelaki itu.
"Tuan, ada apa Tuan? Kenapa anda begini, Tuan?" tanya Zeline yang mendekat ke arah lelaki itu.
"Panas, aku kepanasan dan rasanya sakit," ucap lelaki itu sambil memandang Zeline begitu lekat dan berhalusinasi.
"Mari saya bantu, Tuan!" Zeline mencoba mengangkat lelaki itu bangkit berdiri.
"Jeny, kamu datang sayang? Bukannya kamu ada di New York? Sayang ... tolong bantu aku, please. Aku sangat membutuhkannya, aku sudah tidak tahan, sayang!" ucap lelaki itu sembari menyentuh wajah Zeline dengan halusinasinya mengatakan bahwa Zeline adalah kekasihnya.
"Saya bukan Jeny tapi saya Zeline, tolong sadarlah, Tuan!" seru Zeline mencoba menyadarkan lelaki itu.
Lelaki itu tak mempedulikan ucapan Zeline. Karena keadaan mabuk yang menimpanya serta hasrat yang memuncak, membuat lelaki itu semakin menjadi-jadi terhadap Zeline.
"Aghhh...!!" teriak Zeline yang tak bisa berontak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sa Rang
walah zelin😆😆😆😆😆
2023-09-02
0
Kikan Tuners
gaspol
2023-04-20
0
Lucky Lucifer
waduhhh wadidaw zeline😬😬😬
2023-04-14
0