Di salah satu hotel yang cukup terkenal di Jakarta, Zeline Anindya bekerja sebagai resepsionis di sana. Selain wajahnya yang cantik dan banyak dikagumi oleh para karyawan di hotel, wanita yang usianya juga terbilang muda 20 tahun itu sangat giat dan rajin bekerja. Zeline seorang yatim piatu sehingga dia sangat menekuni pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari serta membayar uang kos berpatungan dengan sahabatnya, Intan yang bekerja di salah satu perusahaan advertising.
Pukul 15.00, saat Zeline sedang berganti shift dengan teman kerjanya tiba-tiba pak Toni mendekatinya dan membicarakan suatu hal pada Zeline.
"Zeline, kau sudah 1 tahun bekerja di sini, bukan? Saya lihat kinerja kamu sangat baik apalagi kamu itu cantik. Bulan depan saya akan promosikan kamu sebagai asisten manajer saya, bagaimana apa kamu siap?" tanya pak Toni selaku manajer hotel dengan menawarkan pekerjaan pada Zeline untuk dijadikan asistennya.
"Serius, Pak? Bapak nggak bercanda, kan?" tanya Zeline yang masih belum percaya.
"Ya serius lah, masa bohong. Jadi persiapkan diri kamu sampai bulan depan, ok!" ucap pak Toni kemudian mengedipkan sebelah matanya pada Zeline dengan genit dan berlalu pergi.
"Ya ... terima kasih, Pak!" ucap Zeline tersenyum senang lalu pak Toni menoleh dan mengacungkan jempolnya yang di arahkan ke Zeline sembari berjalan.
Tak disadari, ada seseorang yang menguping pembicaraan Zeline bersama pak Toni saat itu. Mendengar Zeline akan dipromosikan sebagai asisten manajer, Sarah yang merupakan teman kerja Zeline di hotel yang sama sebagai resepsionis juga, tidak menyukai tentang tawaran pak Toni pada Zeline itu. Sarah merasa pak Toni memilih Zeline karena wajahnya yang cantik sedangkan pak Toni yang mata keranjang dan diam-diam menyukai Zeline.
"Bisa-bisanya Zeline mendapat promosi naik jabatan oleh pak Toni. Aku yang 2 tahun bekerja di sini tidak pernah sekalipun dipromosikan, padahal kinerjaku juga sudah baik. Aku tidak akan biarkan Zeline mendapatkan jabatan itu, aku tak ingin kalah saing dengannya, Zeline hanya mengandalkan kecantikannya saja itu tidak adil, cih!!" ucap Sarah mendecih lalu memikirkan sesuatu yang buruk untuk menyingkirkan Zeline.
"Aku akan buat Zeline terusir dari hotel ini dan buat dia dihina di depan semua karyawan di sini, agar orang-orang tahu bagaimana wajah asli si Zeline sok cantik itu," gumam Sarah dengan dirinya sendiri sembari tersenyum licik.
Malam hari pukul 23.00, seorang lelaki sedang memapah bosnya berjalan dengan mabuk berat untuk check in di hotel tempat Zeline bekerja. Saat itu yang menjaga di depan resepsionis hanya Sarah sedangkan Zeline izin pergi ke toilet. Kesempatan itu sangat dimanfaatkan oleh Sarah. Malam itu Sarah tidak mengetahui siapa lelaki yang sedang dipapah sekretarisnya itu karena yang melobi kamar untuk check in adalah menggunakan identitas sekretarisnya.
"Ini saatnya aku melakukan rencanaku untuk menghancurkan Zeline, dengan begitu hidupku akan tenang jika dia pergi dari sini," gumam Sarah dengan rencana jahatnya.
Dengan cepat Sarah melakukan aksinya dimulai dari dia yang telah berganti shift dengan pegawai lain kemudian Sarah pergi ke dapur memberikan obat perangsang ke dalam minuman yang sudah dibelinya di apotik setelah Sarah menguping pembicaraan pak Toni dan Zeline tadi siang.
Sarah kemudian pergi ke kamar lelaki yang sedang mabuk tadi, lalu Sarah memasuki kamar itu dan meletakan minuman beserta kebutuhan lainnya di atas nakas.
"Ini pesanan yang Tuan minta," ucap Sarah.
"Hei kau tolong bersihkan kamar ini, kenapa begitu berantakan?" kesal lelaki itu sembari mengambil minum di atas nakas lalu meminumkannya pada bosnya.
"Baik, Tuan. Maaf atas kelalaian saya. Akan saya suruh seseorang untuk membereskan kamar ini secepatnya. Kalau begitu saya permisi, Tuan!" Sarah pamit dan keluar dari kamar itu.
Sarah kembali ke depan resepsionis dan mendapatkan Zeline yang sudah berada di sana. Dengan penuh semangat Sarah mendekati Zeline kemudian membicarakan sesuatu yang telah di rencanakannya. Sarah melakukan dramanya dengan sangat baik agar terlihat meyakinkan.
"Zeline, bisa kau bantu aku? Tadi ada seseorang memesan kamar di hotel ini, tapi ternyata aku salah memberikan dia kamar, kamar yang aku berikan padanya itu masih berantakan, jadi dia memintaku untuk menyuruh housekeeping membersihkan kamar itu, sedangkan semua housekeeping lagi sibuk saat ini. Bukankah shift kamu telah habis? Aku mohon tolong bantu aku Zeline, tolong kau gantikan aku membersihkan kamar itu. Aku harus cepat pulang karena ibuku sedang sakit Zeline, please!!" ucap Sarah panjang lebar menjelaskan dengan membuat alasannya berbohong pada Zeline.
"Baiklah, cepatlah kau pulang, kasihan ibumu sedang menunggumu di rumah," ujar Zeline berbaik hati dan peduli pada Sarah.
"Terima kasih Zeline, kau memang teman yang baik. Dia ada di kamar 105, sekali lagi terima kasih ya, Zeline!" puji Sarah dengan terpaksa dan memegang kedua tangan Zeline.
"Tidak masalah, sesama teman harus saling membantu, bukan? Ya sudah, pergilah!!" seru Zeline tersenyum lalu menuju kamar yang telah diberitahu oleh Sarah.
"Selamat bersenang-senang Zeline cantik yang malang. Besok kau pasti akan ditendang dari sini," batin Sarah dengan seringai liciknya.
Zeline pun memasuki kamar 105 setelah mendapat izin masuk oleh lelaki yang telah menyuruh Sarah untuk membersihkan kamar itu.
"Apa kau benar seorang housekeeping di sini?" tanya lelaki itu memandang Zeline penasaran karena melihat Zeline yang penampilannya begitu rapi.
"Saya resepsionis bagian depan, Tuan. Bagian housekeeping semuanya sedang sibuk, makanya saya yang menggantikannya, Tuan!" ucap Zeline ramah.
"Oh pantas, ya sudah ... kau bereskan tempat ini jika sudah selesai kau pergilah dari sini, jangan lupa kau kunci pintunya. Dan satu lagi, lelaki yang di tempat tidur itu adalah bos saya, jika dia mengigau tolong kau acuhkan saja karena dia sedang mabuk. Kalau ada hal buruk, panggil saja saya di kamar 106 sebelah kamar ini, mengerti?" ucap lelaki itu menjelaskan dengan rinci.
"Saya mengerti, Tuan!!" sahut Zeline patuh.
Setelah lelaki itu berlalu dari kamar, dengan cekatan Zeline membereskan kamar di sana mulai dari tisu yang berserakan di meja kemudian membereskan yang lainnya. Saat Zeline masih membereskan sesuatu di sana, tiba-tiba saja ada suara erangan berasal dari lelaki yang terbaring di atas ranjang.
"Aghhh, panas!" lelaki itu mengaduh dan bangkit duduk di ranjang.
Zeline yang mendengar pun pura-pura tidak tahu, dia masih sibuk membereskan sesuatu di kamar itu.
"Apa AC di sini mati? Kenapa panas sekali? Hotel apa ini? Dasar tidak berguna!!" maki lelaki itu yang masih mabuk lalu turun dari ranjang dan berjalan sempoyongan menuju kamar mandi di sana.
"Kenapa dia bilang panas? Ini malah sangat dingin, kok. Apa lelaki itu masih terpengaruh dengan mabuknya, ya?" batin Zeline lalu menghela nafasnya dengan acuh.
"Kenapa panas sekali sih?" Lelaki itu mengguyurkan badannya di bawah guyuran air dari keran.
"Sial, kenapa tubuhku meminta lebih, padahal aku hanya minum alkohol bukan minum obat perangsang. Siapa yang telah menjebakku? Tidak ... tidak ... aku tidak bisa menahannya. Arghhhh...!!" Lelaki itu menjerit dengan keras hingga Zeline mendengarnya karena pintu kamar mandi tidak tetutup rapat.
Zeline seketika menghentikan aktivitas yang dia lakukan saat mendengar suara keras yang bersal dari kamar mandi. Zeline begitu khawatir, takut ada sesuatu yang terjadi dengan lelaki itu. Dengan pertimbangannya, Zeline perlahan mendekat ke arah kamar mandi lalu melihat keadaan lelaki itu dari celah pintu yang sedikit terbuka.
"Astaga, kenapa dia? Aku harus bagaimana, apa aku panggil lelaki di kamar 106 saja?" gumam Zeline dengan bingung saat melihat lelaki itu dengan keadaan tak berdaya di bawah lantai dengan guyuran air.
Lelaki itu tetap menjerit kepanasan dan merasa dirinya kesakitan menahan hasratnya. Zeline sangat ketakutan juga cemas dan bingung apa yang harus dia lakukan. Saat Zeline bangkit dan hendak memanggil lelaki di kamar 106, tiba-tiba lelaki itu masih menjerit dengan sangat keras dan lantang lalu akhirnya Zeline mengurungkan niatnya dan beralih masuk ke dalam kamar mandi untuk membantu lelaki itu.
"Tuan, ada apa Tuan? Kenapa anda begini, Tuan?" tanya Zeline yang mendekat ke arah lelaki itu.
"Panas, aku kepanasan dan rasanya sakit," ucap lelaki itu sambil memandang Zeline begitu lekat dan berhalusinasi.
"Mari saya bantu, Tuan!" Zeline mencoba mengangkat lelaki itu bangkit berdiri.
"Jeny, kamu datang sayang? Bukannya kamu ada di New York? Sayang ... tolong bantu aku, please. Aku sangat membutuhkannya, aku sudah tidak tahan, sayang!" ucap lelaki itu sembari menyentuh wajah Zeline dengan halusinasinya mengatakan bahwa Zeline adalah kekasihnya.
"Saya bukan Jeny tapi saya Zeline, tolong sadarlah, Tuan!" seru Zeline mencoba menyadarkan lelaki itu.
Lelaki itu tak mempedulikan ucapan Zeline. Karena keadaan mabuk yang menimpanya serta hasrat yang memuncak, membuat lelaki itu semakin menjadi-jadi terhadap Zeline.
"Aghhh...!!" teriak Zeline yang tak bisa berontak.
Zeline yang begitu malang tak bisa berkutik dan betontak karena tubuhnya terlalu lemah untuk lelaki yang telah dikuasai oleh nafsu birahi karena obat perangsang dan juga mabuk yang membuat lelaki itu berhalusinasi dan salah sasaran.
Pagi hari, Zeline yang terlebih dahulu terbangun dari tidurnya dan merasakan sakit yang luar biasa, akhirnya dia menyadari betapa hancurnya dia saat ini. Zeline bangkit duduk di ranjang dengan selimut yang masih berada di tubuhnya dan menangisi hidupnya yang sudah tak berharga lagi.
Lelaki itu mengerjapkan matanya saat mendengar seorang wanita menangis di sampingnya, dia belum menyadari lalu lelaki itu melihat sekelilingnya kemudian beralih ke arah Zeline.
"Hei kau kenapa di sini, kenapa kau menangis? Siapa kau berani-beraninya tidur di sampingku?" ucap lelaki itu marah.
"Kau keterlaluan, Tuan. Kau sudah merebut kesucianku!!" seru Zeline menangis tiada henti.
"Apa kau bilang? Apa yang kau ...," lelaki itu mencoba mengingat apa yang telah terjadi.
"Aghhh shittt...!!" sesal lelaki itu yang sedikit demi sedikit mengingat kejadian semalam.
Tiba-tiba pintu terbuka oleh lelaki yang berada di kamar 106 sebelah kamar yang saat ini Zeline berada.
"Tuan Bara! Anda sudah banggg...," belum sempat menyelesaikan ucapannya, lelaki itu terdiam seketika saat melihat wanita di samping tuannya.
"Kenapa kau membawa wanita ini ke kamarku, Kris?" tanya lelaki yang bernama Bara itu dengan sangat marah.
"Ti-tidak seperti itu, Tuan. Wanita itu hanya pekerja hotel untuk membersihkan kamar ini semalam, lalu kenapa bisa ada bersama Tuan Bara sekarang?" tanya lelaki yang bernama Kris dengan gugup dan ketakutan.
"Kau di mana semalam hingga aku lepas kontrol meniduri wanita ini?" teriak Bara kembali dengan marah.
"Saya di kamar sebelah, Tuan. Maafkan saya Tuan!" Kris begitu kaget mendengar Bara meniduri Zeline.
Bara meraih celananya di atas kasur lalu memakainya dan bangkit turun dari atas ranjang tetapi sebelumnya Bara beralih menatap kasur yang ada noda merah di atas kasur.
"Sial, ternyata wanita ini perawan. Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan?" batin Bara menyesali perbuatannya.
Bara menatap Zeline yang tertunduk dengan menangis lalu Bara mendekat ke arah Zeline dan berkata padanya.
"Hei kau, ganti pakaianmu lalu pergi dari sini dan satu lagi kau harus berhenti bekerja dari sini," pinta Bara dengan matanya yang tajam.
"Tidak bisa, saya harus bekerja, bagaimana saya hidup jika saya tidak bekerja. Dan kau siapa seenaknya saja menyuruhku untuk berhenti bekerja?" ucap Zeline mendongak ke arah mata Bara yang tajam dan tak terima dengan ucapan Bara.
"Ok, kau mau tahu siapa saya? Dengarkan dan ingat baik-baik, saya adalah Barata Adiwangsa pemilik stasiun TV nomor satu di Indonesia AWTV dan saya pebisnis sukses di berbagai sektor. Saya adalah CEO sekaligus pewaris tunggal WANGSA GROUP terbesar di Indonesia dan terkenal di Eropa. Jadi jika kau macam-macam dengan saya, maka hidupmu akan lenyap, mengerti!!" teriak Bara dengan lantang di telingga Zeline.
Bara berbalik dan berjalan mendekati Kris sang sekretarianya.
"Kris, kau beri wanita itu uang 1 miliar, suruh dia tutup mulut dan pergi sejauh-jauhnya dari sini, jangan sampai saya melihatnya berkeliaran di hadapan saya," pinta Bara yang hendak keluar dari kamar.
"Baik Tuan," ucap Kris patuh.
Belum sempat Bara keluar dari kamar, Zeline pun angkat bicara dengan keberaniannya.
"Kau akan menyesal, Tuan. Hidupmu akan hancur hingga harta kekayaan yang kau banggakan itu tidak akan berarti bagimu, Tuan," sumpah serapah Zeline kepada Bara yang telah menyakiti hatinya.
Bara berhenti sejenak dan mendengarkan apa yang telah dikatakan oleh Zeline.
"Cih, bicaralah sesuka hatimu. Tinggal kita buktikan saja nanti. Kau atau saya yang akan hancur!" Bara berlalu dari kamar 105 dan memasuki kamar 106.
Kris pun memberikan selembar cek ke tangan Zeline secara paksa dengan nominal 1 miliar sesuai dengan perintah Bara, kemudian Kris pergi meninggalkan Zeline sendirian di kamar 105.
Lalu tiba-tiba datang sekelompok karyawan hotel menemui Zeline dan mereka memaki-maki Zeline dengan perkataan yang buruk.
"Aku nggak menyangka kamu ternyata wanita murahan, Zeline. Tawaranku kemarin untuk promosimu sebagai asisten manajer, aku batalkan. Aku sangat kecewa padamu, Zeline!!" ucap pak Tony kecewa, pupus sudah untuk menjadikan Zeline asisten pribadinya.
"Dasar wanita penipu, mentang-mentang berwajah cantik bisa-bisanya kamu tidur dengan pelanggan kaya di sini, cih!" umpat karyawan lain yang berteman dengan Zeline.
Zeline merasa terhina dan begitu terluka. Dia tidak mempedulikan ucapan dari para karyawan hotel sedang merutukinya dan memakinya habis-habisan.
"Pergi ... pergi kalian semua!!" teriak Zeline dengan menutup kedua tangannya ke telinganya sambil menangis.
"Zeline yang malang, aku berhasil membuatmu hancur, hahaha!" batin Sarah dengan penuh kemenangan.
5 bulan kemudian, Zeline yang berada di rumah kos begitu dipenuhi rasa sakit teramat dalam. Wajahnya pucat hingga sulit sekali untuk makan seperti tidak ada harapan untuk hidup. Zeline sering menangisi hidupnya yang malang, ingin rasanya dia mati saja tapi dia masih memikirkan janin yang telah dikandungnya itu.
"Zeline, ayo kita pergi dari sini. Tidak ada cara lain lagi. Sebelum tuan Bara mengetahui keberadaan kamu di sini. Jika tuan Bara menemukanmu maka tamatlah riwayatmu dan kandunganmu. Kita harus pergi ke luar negeri besok pagi dengan menggunakan uang 1 miliar itu," saran Intan, sahabatnya yang begitu mencemaskan Zeline.
"Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Zeline.
"Tidak masalah, aku akan mencari pekerjaan di sana, yang penting aku akan selalu ada buat kamu. Bukankah kita sahabat dari kecil, Zeline!" ujar Intan menyemangati Zeline dengan meyakinkannya.
"Terima kasih, Intan. Kau memang sahabat terbaikku!" ucap Zeline tersenyum.
6 tahun kemudian
Jauh dari kata buruk, Zeline sekarang menjadi seorang ibu yang tegar dan kuat, dia begitu cantik, banyak orang yang mengaguminya karena satu bakat yang selama ini dia sembunyikan akhirnya dia tunjukkan di hadapan orang banyak. Bakatnya itu Zeline turunkan pada salah satu anaknya. Dan mereka sekarang berada di panggung yang megah di Italia sedang menyanyikan sebuah lagu seriosa. Semua bersorak bertepuk tangan setelah Zeline dan anak perempuannya menyelesaikan nyanyian indah mereka.
"Wah, penampilan Mama dan Starla sangat keren. Kami sangat bangga. Jadi lusa kita berangkat ke Indonesia, kan?" tanya salah satu anak laki-laki Zeline yang bernama Mars.
"Iya, sayang!" jawab Zeline.
Zeline mempunyai tiga anak kembar yang berumur 5 tahun yaitu Jupiter, Mars dan Starla. Dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Mereka mempunyai bakat yang luar biasa tersendiri. IQ mereka pun di atas rata-rata yang tidak banyak anak-anak diusia mereka miliki.
Jupiter yang ahli di bidang sains dan teknologi serta sangat mahir dalam berbisnis, sedangkan Mars yang ahli matematika dan bermain catur serta ahli bela diri, kemudian Starla yang memiliki bakat seni yang luar biasa dengan kemampuannya menyanyikan berbagai macam genre musik salah satunya seriosa yang paling dibanggakan oleh orang Eropa.
Di Bandara Soekarno Hatta, Zeline dan ketiga anak kembarnya telah sampai di Indonesia. Selain Ketiga anak kembarnya yang akan bersekolah di Jakarta, mereka juga akan melakukan sesuatu yang sudah direncanakan sebelumnya.
"Wah, Piter nggak sabar untuk duduk di kursi CEO, Ma. Dengan uang yang kita miliki, akhirnya kita bisa mendirikan perusahaan sendiri di Jakarta, Ma!" ucap Jupiter dengan bangganya.
"Ini berkat usaha kalian bertiga, JMS GROUP bisa berdiri di sini, sayang!" ujar Zeline terharu melihat anak-anaknya yang bisa membantunya dalam kehidupannya.
JMS GROUP adalah perusahaan yang dibangun sejak setahun yang lalu atas prestasi-prestasi yang telah diraih oleh ketiga anak genius itu. JMS GROUP sendiri merupakan singkatan dari Jupiter, Mars dan Starla. Karena mereka lah yang akan menjalankan perusahaan itu dan akan dibantu oleh Zeline sebagai Pimpinan JMS GROUP dan sebagai bukti hadiah yang diberikan oleh ketiga anak kembarnya kepada Zeline.
"Sekarang kita tinggal menyusun rencana bagaimana caranya menghancurkan perusahaan WANGSA GROUP dan kita akan bersaing melawan papa. Apa kalian sudah siap semua?" tanya Jupiter yang menjadi provokasi diantara saudaranya yang lain.
"Ya, kami siap!!" seru Mars dan Starla bersamaan dengan lantang.
Kini saatnya Zeline dan ketiga anak kembarnya menjalankan misi pertama. Saat ini stasiun TV milik Bara, AWTV mengadakan lomba bernyanyi bertema Mom and Kids. Zeline yang sudah lama menanti kesempatan ini dan mengawasi perusahaan Bara dari kejauhan atas bantuan orang suruhannya, akhinya dalam kesempatan ini Zeline dan Starla akan mengikuti lomba tersebut. Zeline tak peduli bila Bara mengetahui keberadaan dirinya yang berani muncul di hadapan lelaki itu setelah sekian lamanya.
"Mama dan Starla pokoknya kalian harus menampilkan suara emas kalian agar kalian menang. Dengan begitu kalian akan terkenal dan semua orang tahu betapa luar biasanya kalian. Dan papa harus tahu itu," ucap Mars si anak kedua dengan bersemangat.
"Untuk urusan yang lainnya, serahkan saja pada Piter. Piter akan melakukan misi selanjutnya untuk perusahan kita JMS GROUP agar bersaing dengan WANGSA GROUP dan mengetahui kelemahannya," ucap Jupiter meyakinkan.
"Baiklah, tapi kalian tetap hati-hati ya, sayang!" ujar Zeline memberi pesan.
"Tenang saja, Ma. Sudah ada para bodyguard dan orang yang ahli dalam bidang ini untuk membantu Piter," ucap Jupiter percaya diri.
"Kak Piter, Kak Mars ... aku pergi dulu ya, bye!" ucap Sarla saat hendak berangkat ke tempat lomba yang akan berlangsung.
Barata Adiwangsa, CEO dari WANGSA GROUP dan AWTV berjalan memasuki perusahaan besarnya dengan langkah tegap dan berwajah tegas serta berwibawa tapi sifatnya yang dingin dan angkuh serta tak ingin terkalahkan membuat semua orang tunduk padanya.
Diusianya saat ini yang terbilang muda, 28 tahun dia sangat mahir dalam bidang teknologi, lulusan luar negeri dengan predikat terbaik dan mempunyai IQ tinggi. Karena kepintarannya jarang orang yang bisa menandingi usahanya untuk maju dalam mengembangkan perusahaannya.
Bara telah memasuki ruangannya diikuti oleh sekretaris setianya bernama Kris. Bara memiliki banyak sekretaris tetapi Bara hanya menginginkan Kris yang menjadi sekretaris pribadinya.
"Bagaimana situasi di AWTV? Apa semua berjalan dengan lancar?" tanya Bara yang sedang duduk di kursi kebesarannya sambil memainkan tangannya di meja.
"Situasinya sangat aman, Tuan. Siang nanti saya akan mengecek ke sana melihat program acara tersebut, Tuan!" sahut Kris menjelaskan.
"Oh ya, setelah jam istirahat siang nanti saya akan ke Bandara menjemput Jeny. Jadi saya ingin kamu jangan mengganggu saya untuk hari ini jika bukan urusan yang sangat penting, mengerti?" ucap Bara sambil memberi pesan pada Kris.
"Baik, Tuan."
Pukul 14.00 siang, pembawa acara Mom and Kids baru saja memanggil nama Zeline dan Starla. Zeline dan Starla menaiki panggung dan siap untuk bernyanyi dengan busana yang mewah dan wajah cantik dari keduanya membuat orang terpesona.
Zeline dan Starla pun mulai menyanyi dengan membawakan lagu perpaduan antara pop dan seriosa. Semua orang bertepuk tangan dengan meriah setelah mendengar suara tinggi dari Starla. Starla yang masih berusia 5 tahun mampu untuk menyanyikan lagu seriosa sungguh luar biasa, banyak orang yang mengaguminya.
Saat Kris mendengar suara Zeline dan Starla menyanyi, Kris mendekat dan melihat penampilan mereka secara langsung. Kris begitu teliti melihat rupa Zeline dan mengingat-ingat wajah cantik itu.
"Siapa wanita itu, kenapa wajahnya begitu tidak asing?" Kris belum mampu mengingatnya.
Dengan rasa penasarannya, Kris menghampiri pembawa acara tersebut.
"Maaf mengganggu sebentar, saya mau tanya, bisa kau beri tahu siapa nama wanita yang sedang bernyanyi itu?" tanya Kris yang tidak sabar ingin mengetahuinya.
"Oh mereka itu Zeline dan Starla, Pak!" jawabnya singkat.
"Terima kasih, ya!"
Kris langsung menjauh dari panggung saat penampilan Zeline dan Starla telah selesai.
"Nggak salah lagi, wanita itu pekerja hotel yang tidur dengan tuan Bara 6 tahun yang lalu. Ini gawat, aku harus beri tahu tuan Bara secepatnya," Kris langsung meraih ponsel dari sakunya dan mendial nomor tuannya itu.
"Sial, nomornya nggak aktif. Pasti tuan Bara sedang bersama kekasihnya," gumam Kris lalu menghela nafasnya kesal.
Di kantor JMS GROUP, Jupiter dan Mars serta orang-orang yang juga handal dalam berbagai bidang telah dipekerjakan oleh Jupiter dan Zeline selama beberapa tahun ini.
"Wow, ternyata WANGSA GROUP begitu luar biasa, wajar saja perusahaan itu berkembang pesat. Mereka memaksa para pebisnis lain bergabung dengan cara licik," ucap Jupiter sembari melihat foto yang diberikan oleh salah satu anak buahnya yang mengikuti gerak-gerik karyawan WANGSA GROUP.
"Lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Kak? Bukankah papa itu orang yang sangat cerdas juga?" tanya Mars yang masih kurang yakin.
"Walaupun papa orang cerdas, tapi dia tidak bisa mengalahkanku, Mars. Sudah jelas papa salah dalam menjalankan bisnisnya, kepintarannya itu dia salah gunakan untuk reputasinya agar selalu dipuja. Aku akan menghancurkan WANGSA GROUP perlahan Mars, dengan begitu papa akan tahu siapa kita tanpa dirinya selama ini," kata Jupiter menjelaskan pada Mars.
"Caranya bagaimana, Kak?"
"Pertama-tama kita rebut semua rekan bisnis dari WANGSA GROUP!" seru Jupiter menyeringai.
"Lalu aku harus melakukan apa, Kak?" tanya Mars.
"Kau fokus saja pada olimpiade caturmu, urusan JMS GROUP biar kakak yang menanganinya," ujar Piter.
"Baiklah, Kak!" ucap Mars patuh.
Di studio AWTV tempat perlombaan berlangsung akhirnya telah menemukan finalis-finalis terbaik untuk maju ke tahap final tiga besar. Saat pengumuman tiba, beruntungnya Zeline dan Starla masuk ke dalam final tiga besar itu.
"Selamat ya Zeline dan Starla, sayang. Tante yakin kalian akan memenangkan lomba ini. Di luar negeri kalian banyak memenangkan tropi apalagi di Jakarta," ucap Intan, sahabat Zeline yang setia menemaninya sejak dulu saat Zeline susah.
"Terima kasih ya, Tante."
"Terima kasih, Intan. Ayo kita pulang!" ucap Zeline sambil memegang tangan Starla dan mereka pun berlalu dari studio AWTV.
Kris tak lepas memandang Zeline dan Starla dari kejauhan. Sedari tadi pun Kris menghubungi Bara masih tak tersambung juga.
"Tuan Bara, kenapa anda mematikan ponsel anda di waktu yang sangat penting seperti ini," gumam Kris begitu cemas.
Kris pergi ke apartemen Bara, jika kekasihnya pulang ke Indonesia pasti Bara akan menginap di apartemennya.
Ting... ting... ting...
Pintu pun terbuka dengan wajah Bara yang sangat tampak kesal dan matanya yang tajam.
"Ada apa sih, sudah saya bilang jangan ganggu saya jika itu bukan hal penting. Kalau masalah kantor, mending kamu pulang. Besok saja bahasnya!" dengan kesal Bara hendak menutup pintunya kembali.
"Ini masalah Zeline, Tuan."
Bara menghentikan gerakannya menutup pintu saat dia mendengar Kris mengucapakan nama Zeline.
"Maksud kamu?" tanya Bara.
"Zeline pekerja hotel yang tidur dengan Tuan Bara 6 tahun yang lalu telah kembali di Jakarta dan dia tadi mengikuti lomba Mom and Kids di AWTV," ucap Kris menjelaskan pada tuannya itu.
"Apaaa...?" Bara kaget dan dengan cepat beralih ke luar dan menutup pintu apartemennya, takut jika kekasihnya mendengarkan pembicaraan Bara dan Kris.
"Katakan, kenapa bisa seperti itu? Kenapa wanita itu bisa masuk ke AWTV, bukankah dia sudah aku peringatkan tentang kedudukanku di AWTV, bahkan aku sudah memberinya uang 1 miliar. Ternyata dia tidak takut padaku," ucap Bara dengan suara pelan dan berharap kekasihnya tidak mencurigainya.
"Aku juga tidak tahu kenapa wanita itu bisa muncul di sana dan juga dia bersama seorang anak perempuan. Mereka juga lolos masuk final tiga besar, Tuan."
"Apa dia sudah menikah? Pokoknya kau cari tahu kenapa wanita itu datang ke Jakarta dan atur jadwalku untuk bertemu dengannya saat final nanti," perintah Bara yang harus dipatuhi.
"Baik, kalau begitu saya permisi, Tuan!" ucap Kris dan berlalu pergi.
"Sial, kenapa wanita itu harus muncul setelah sekian lama? Aghhh...!!" kesal Bara sembari meremas rambutnya dengan perasaan was-was.
"Ada apa sayang? Kenapa kau begitu terlihat sangat kesal?" tanya Jeny, kekasihnya Bara yang tiba-tiba muncul dari dalam apartemen menyapa Bara.
"Emm ... tidak ada apa-apa, sayang. Hanya ada masalah kecil di kantor, ayo masuk!" ujar Bara berbohong.
"Sial, kalau Jeny tahu tentang Zeline bisa gawat ini," batin Bara yang masih cemas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!