Mafia Couple Love
Seorang wanita tengah duduk di kursi sebuah ruangan yang luas, yang sangat diyakini itu adalah sebuah kamar. Ia hanya mampu menatap ke arah jendela yang sedang terbuka. Tatapan tajam mendominasi manik mata wanita tersebut.
"Ini seperti mimpi, aku bahkan tidak bisa membayangkan bahwa aku dinikahi oleh tuan Fino, lelaki kaya raya nan angkuh yang selalu saja menghinaku" gumam wanita tersebut.
"Aku seperti wanita yang paling beruntung di dunia ini" ucap wanita itu yang tersenyum pilu.
"Namun nyatanya, hingga beberapa hari terakhir, lelaki itu tidak pernah menyapaku apalagi menganggap ku sebagai istrinya. Jangan terlalu berharap kepada lelaki itu, bisa saja aku tenggelam di lautan lepas"ucap wanita itu sambil tersenyum tipis.
Ya dialah Milan sosok gadis pekerja keras dan pantang menyerah. 'Jika kau memukul ku dengan balok, aku pun akan memukul mu dengan besi'. Ya seperti itulah prinsip hidup gadis yang bernama Milan.
Kilas balik cerita Milan yang sudah sepuluh tahun terakhir menggeluti dunia hitam, yakni mafia, ia bergabung dengan anggota The Tiger cukup lama , iapun dijuluki sebagai gadis Mafia oleh rekannya.
Selain itu, iapun diangkat menjadi sekretaris di perusahaan boss besarnya, karena kepiawaiannya dalam bekerja yang cukup bagus dan mampu memecahkan masalah dengan cepat, membuat dirinya semakin dikenal oleh kalangan elite.
Terdengar suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Iapun melangkahkan kakinya untuk membuka pintu ruangan itu.
Cklek
"Waktunya untuk sarapan nona Milan" ucap wanita paruh baya yang begitu ramah, yang sangat diyakini pelayan di rumah tersebut.
"Baik Bi"ucap Milan.
Kemudian ia pun berjalan mengikuti langkah kaki wanita paruh baya itu.
Milan duduk di kursi meja makan seorang diri, ia sudah terbiasa sarapan seperti itu. Entah karena perbedaan status sosial membuat Suaminya enggan untuk sarapan bersama dengannya. Milan tidak ambil pusing dengan masalah tersebut, yang ia takutkan hanyalah, jika Fino mengetahui dirinya yang sudah tidak suci lagi.
Apa yang akan ia lakukan, mungkinkah Fino akan membunuhnya dan melemparnya ke lautan lepas untuk menjadi santapan para hiu.
Itulah ketakutan Milan saat ini, yang sampai sekarang tidak dapat menemukan pelakunya.
"Apa tuan Fino sudah berangkat ke kantor bi" ucap Milan.
"Sudah nona, pagi-pagi tuan dijemput oleh tuan Chiko" ucap Sri yang merupakan kepala pelayan di rumah itu.
Kasihan nona Milan, bahkan tuan Fino sama sekali tidak ingin menyapanya apalagi melihat nya. Ditambah ia harus menyebut suaminya dengan sebutan tuan. Sepertinya mereka menikah tanpa cinta. Batin Sri.
Milan pun menghabiskan makanannya, setelah itu, ia memilih berjalan-jalan menuju pos penjagaan.
"Apa aku boleh memeriksa koper ku pak" ucap Milan yang sudah berada di pos penjagaan.
"Bisa nona, yang jelas kopernya tidak dibawah masuk" ucap penjaga keamanan.
Milan lalu membuka kopernya dan mengambil beberapa barang yang sempat ia bawa. Sebuah belati kecil dan pistol kesayangannya yang belum sempat ia ambil. Dan barang lainnya berupa baju dan setelah jasnya ia hanya simpan di koper. Takutnya ia mendapat teguran dari kepala pelayan yang tidak ingin barang-barangnya berada di kediaman suaminya.
Malam harinya......
Suasana rumah tampak sepi, beberapa pelayan mulai berada di dalam kamar mereka masing-masing. Seperti halnya Milan yang berada di dalam kamar yang ia tempati yang berada tepat di samping kamar tamu tengah berbaring di tempat tidur.
Semenjak berada di rumah Fino. Sepasang suami istri itu, menempati kamar yang berbeda, layaknya pisah ranjang. Kamar Fino tetap berada di lantai dua yang tidak bisa diganggu gugat. Sedangkan Milan menempati kamar yang biasa di tempati nyonya Ratu jika berkunjung ke rumah Fino.
Fino baru saja sampai di kediamannya tepat pukul 22.00 waktu setempat. Wajah Fino yang terlihat kusut menambah kesan bahwa dirinya begitu lelah seharian bekerja.
Sri yang masih berada di dapur, mendengar suara pintu utama terbuka, dengan cepat ia menghampiri sang empunya yang ia yakini majikannya, lalu mengambil alih tas kerja yang ditenteng Fino.
"Siapkan semangkuk bubur ayam untukku" ucap Fino kepada Sri. Lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Baik tuan Fino" ucap Sri sambil menunduk.
Kemudian berjalan menuju ruang kerja tuannya untuk meletakkan tas kerja yang ia bawa. Setelah itu menyiapkan bubur ayam untuk Fino.
Milan mulai gelisah di dalam kamarnya, ia belum bisa tidur, tiba-tiba saja ia menjadi lapar dan ingin memakan bubur ayam. Milan kemudian bangkit dan memilih berjalan menuju toilet untuk membasuh wajahnya.
Lalu iapun berjalan menuju ruang makan.
Mata Milan berbinar saat mendapati semangkok bubur ayam yang tampak hangat tengah siap di meja.
Iapun melihat disekelilingnya, namun tidak menemukan siapa-siapa.
"Apa bi Sri menyiapkan untukku, sepertinya ia begitu perhatian" ucap Milan, lalu menarik kursi untuk ia duduki.
"uuumm... aromanya sangat nikmat, kayaknya enak nih".
Milan lalu memakan bubur ayam itu dengan lahap, sampai-sampai tidak menyadari keberadaan Fino yang sudah berada tepat di samping nya yang sedang menatapnya dengan tajam.
Sementara Sri yang berada di belakang tuannya, hanya mampu menutup mulutnya.
"Hebat sekali kamu, bahkan bertingkah laku seperti majikan di rumah ini" ucap Fino dengan suara bass-nya.
Milan menjadi bungkam, untuk pertama kalinya Fino berbicara dengannya semenjak berada di rumah itu. Walaupun dengan kata-kata menyakitkan.
"Ini bubur ayam nya tuan" ucap Sri yang dengan sigap mengambil sisa bubur ayam yang sempat ia buat.
"Aku sudah tidak berselera makan" ucap Fino kesal.
Milan pun bangkit dari duduknya. Sedangkan Sri memilih menghindari mereka.
"Aku tidak pernah bertingkah seperti majikan di rumah anda tuan, maaf karena aku tidak sengaja memakan bubur ayam ini" ucap Milan.
Sementara Fino menghentikan langkahnya mendengar ucapan Milan.
Milan pun berjalan mendekat ke arah Fino.
"Jika anda tidak ingin, aku menikmati semua makanan di rumah ini tidak masalah. Aku akan mencari makan di luar saja" ucap Milan dengan tatapan tajam.
"Beraninya kau...." ucap Fino marah lalu mencengkeram kuat lengan Milan.
"Kau tahu....aku sangat tidak menyukai mu gadis tua, dan mulai sekarang kau tidak boleh mengakui ku sebagai suami mu di luaran sana. Karena jika itu terjadi, aku tidak segan-segan untuk menghabisi mu " ucap Fino dengan tatapan membunuh yang siap menerkam mangsanya.
"Baiklah jika seperti itu tuan, aku pun tak masalah. Lagian aku hanya gadis tua, yang sangat tidak pantas untuk anda" ucap Milan yang tak kalah tegas.
Fino lalu melepaskan tangannya, ia lalu berjalan menjauhi Milan. Sementara rasa sesak mulai menyerang Milan. Dengan mata berkaca-kaca melihat kepergian Fino. Berkali-kali ia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia tidak boleh lemah dihadapan Fino yang sudah berstatus sebagai suaminya.
Bersambung.....
Assalamualaikum teman-teman....
Alhamdulillah... akhirnya cerita Milan dan Fino mulai hadir menyapa teman-teman. Semoga kalian terhibur dengan kisah mereka 🤗
Jadi mohon dukungannya ya, biar aqyu semangat nulisnya😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Marlina
sukaa
2024-03-24
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-08-17
0
Yuniara Pandiangan
mampir y kak
2023-05-28
0