Marline sedang menikmati semangkuk sereal yang diberikan oleh Zain saat itu. Luka di punggungnya sudah membaik dan dia sudah terlihat baik-baik saja.
Hari ini Zain berjanji akan menceritakan padanya apa yang telah terjadi dan siapa yang telah membunuh kedua orangtua mereka. Tentu itu semua adalah karangan Zain belaka agar Marline percaya dan bisa dia manfaatkan.
Dia akan menanamkan sebuah kebencian pada Marline terhadap musuhnya dan setelah itu Marline dapat dikendalikan dengan mudah.
Sereal yang dimakan oleh Marline sudah habis, dia benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi dan dia harap Zain tidak menyembunyikan apapun darinya.
Marline mendorong mangkuk sereal yang kosong, sedangkan Zain tersenyum melihatnya. Dia hanya memperhatikan Marline karena dia ingin melihat apakah serum yang dia berikan pada Marline memiliki efek samping atau tidak?! Jika Marline menunjukkan gelagat aneh maka dia harus segera memberikan obat untuknya.
"Zain, bisa kau katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?" Marline mulai bertanya.
"Seperti yang aku bilang, Marline. Daddy berhutang pada seorang pengusaha."
"Berapa hutangnya? Apa kita begitu miskin sampai membuat Daddy harus berhutang?" Marline melihat rumah mewah di mana dia berada saat ini, dilihat bagaimanapun mereka tidak seperti orang miskin.
"Marline, kita memang tidak miskin tapi Daddy terpaksa berhutang gara-gara kau!!"
"Apa?" Marline terkejut dan menatap Zain dengan lekat.
Zain menghembuskan napasnya, pura-pura prihatin. Dia juga memasang wajah prihatin agar Marline tidak curiga dengan skenario yang dia mainkan.
"Dengar, Marline. Tanpa sepengetahuan kami kau bekerja sebagai pembunuh bayaran."
"Apa?" Marline kembali terkejut. Benarkan dia melakukan pekerjaan itu?
"Kau membunuh seseorang yang tidak boleh kau bunuh. Kau benar-benar membawa masalah pada kami dan suatu hari beberapa orang polisi datang untuk menangkapmu. Daddy mencegah mereka dan memohon tapi para petugas itu tetap membawamu dan menjebloskanmu ke dalam penjara. Tapi jika Daddy ingin kau bebas, mereka meminta Daddy memberikan sejumlah uang untuk menjaminmu."
Marline menunduk, apakah benar demikian? Entah kenapa rasanya dia tidak percaya dengan ucapan Zain.
"Be-berapa uang yang petugas itu minta?"
"Satu juta Dolar," jawab Zain asal.
Lagi-lagi Marline terkejut, petugas macam apa yang memeras masyarakat begitu keji? Satu juta Dolar bukan yang sedikit.
"Dengar, Daddy sangat menyayangimu jadi dia berusaha meminjam uang itu ke mana-mana tapi tidak ada yang mau meminjamkan uang begitu banyak untuknya tapi Daddy terus berusaha sampai suatu hari, tanpa sengaja Daddy bertemu dengan seseorang yang bersedia membantunya tapi orang itu menginginkan bunga tiga kali lipat dari uang yang dipinjam oleh Daddy. Tentu Daddy setuju karena yang dia pikirkan hanya untuk menyelamatkanmu tapi ternyata keputusan Daddy salah. Kita tidak mampu mengembalikan uang itu sehingga orang yang meminjamkan uang kepada Daddy datang dan menghabisi kalian," Zain menunjukkan ekspresi wajah sedih ketika dia mengatakan hal itu.
"Kenapa kau tidak membantu Daddy?" Marline menatap Zain dengan penuh selidik.
"Aku tidak punya uang sebanyak itu, Marline. Jangan salah sangka, ini rumah sahabatku yang boleh kita tempati sementara waktu," jawab Zain.
"Lalu, dengan siapa Daddy meminjam uang dan siapa yang telah membunuh Mommy dan Daddy?"
Zain bersorak dalam hati, pertanyaan inilah yang dia tunggu sedari tadi. Sekarang waktunya menanamkan api kebencian di dalam hati Marline terhadap musuhnya.
"Ikut denganku!" ajak Zain seraya bangkit berdiri.
Marline mengangguk dan mengikuti Zain menuju sebuah ruangan di mana di dalam sana terdapat beberapa komputer dan tentunya, dia sudah menyiapkan semuanya untuk mencuci otak Marline.
Beberapa foto sudah berada di atas meja dan foto itu akan menjadi senjatanya untuk menghasut Marline.
"Lihat ini, merekalah pelakunya," Zain mengambil selembar foto dan memberikannya kepada Marlien.
Sebelum menerima foto itu, Marline menatap Zain sejenak dan setelah itu dia mengambil foto yang diberikan oleh Zain.
Tangan Marline bergetar ketika melihat foto dua pria dengan wajah yang sama. Wajahnya tampak pucat, keringat dingin tiba-tiba mengalir dari dahinya dan kepalanya berdenyut.
"Marline, apa kau baik-baik saja?" Zain mendekati Marline karena keadaannya yang aneh. Apa efek samping serum sudah mulai bekerja?
Marline hampir tumbang dan kedua tangannya memegangi pinggiran meja, dia bahkan merintih karena sakit luar biasa di kepalanya.
Zain segera berlari dan mengambil sebotol obat dari dalam laci, obat itu untuk meredakan efek samping dari serum yang disuntikkan ke tubuh Marline.
"Arrggghhh! Sakit!" Marline memegangi kepalanya yang hampir mau pecah dan tubuhnya bergetar luar biasa.
"Minum ini, cepat!" Zain mengeluarkan dua butir pil dari botol obat dan memberikan obat itu untuk Marline.
"A-apa itu? Arrghh! Kepalaku ...!"
"Ini hanya aspirin untuk sakit kepala, cepat minum!" dusta Zain.
Marline meraih obat yang diberikan oleh Zain dan meminumnya karena dia sudah tidak tahan lagi. Dia bahkan berlari menuju wastafel yang ada di dekat sana karena dia butuh air untuk menelan obatnya.
Marline terengah-engah dan sakit kepalanya berangsur reda setelah dia menelan obat itu. Tangannya bahkan bergetar dan wajahnya masih pucat. Marline menyeka keringat yang yang masih mengalir di dahi, mungkin ini akibat benturan yang dia dapat.
Setelah kadaannya lebih baik, Marline melirik ke arah meja di mana foto yang diberikan oleh Zain berada. Siapa mereka? Sungguh dia tidak bisa mengingatnya.
"Bagaimana dengan keadaanmu?" Zain mendekatinya.
"Siapa mereka?" tanya Marline. Dia masih berusaha menenangkan dirinya
"Salah satu dari mereka yang telah membunuh Mommy dan Daddy."
"Benarkah?" Marline menatap Zain dengan penuh selidik.
"Untuk apa aku menipumu?"
"Jadi? Kenapa kau menunjukkan foto pelaku itu padaku? Kenapa tidak laporkan hal ini pada pihak berwajib?"
"Tidak bisa, Marline. Mereka kebal hukum."
"Benarkah?"
"Dengarkan aku. Kau adalah pembunuh bayaran dan ahli peretas. Sudah waktunya kemampuanmu digunakan untuk membalas kematian Mommy dan Daddy."
Marline menatap Zain dengan lekat, jadi dia juga ahli peretas?
"Kemarilah kita bahas ini bersama," ajak Zain dan Marline mengangguk.
Mereka segera menghampiri meja dan Zain mengambil foto yang diletakkan oleh Marline tadi.
"Aku ingin kau mempelajari wajah mereka baik-baik, Marline," ucap Zain.
"Apa rencanamu, Zain?"
Zain tersenyum, dia yakin Marline pasti akan menanyakan pertanyaan ini.
"Kau lihat yang ini?" Zain menunjuk wajah salah satu pria yang ada di foto.
"Dia Matthew Smith, jauhi dia karena dia berbahaya tapi yang satu ini ...," jari Zain sudah berpindah.
"Dia Michael Smith. Dia juga berbahaya tapi sejauh ini yang aku tahu, dia selalu berada di belakang Matthew Smith tapi dia yang telah membunuh Mommy dan Daddy. Kita akan menghancurkan mereka dan aku yakin kau bisa melakukannya."
"Bagaimana jika aku tidak bisa dan bagaimana cara kita menghancurkannya?" tanya Marline.
"Marline, Michael Smith seorang peretas sama sepertimu dan aku mendengar dia sedang mengembangkan sebuah Virus yang bisa menyerang sistem perusahaan bahkan Virus yang sedang dia ciptakan bisa mengacaukan sistem militer Amerika jadi aku ingin kau menyamar dan mendekatinya. Curi Virus itu darinya dan setelah kita mendapatkannya kita akan menghancurkan semua perusahaan mereka. Dia membunuh Mommy dan Daddy karena uang jadi kita harus menghancurkan perusahaan mereka terlebih dahulu dan setelah itu, kita bunuh mereka semua!"
"Bukankah dia sudah melihat wajahku? Dengan begitu akan ketahuan bukan?" Marline menatap Zain penuh curiga.
"Bodoh! Tentu kau harus menyamar untuk mendekatinya. Pikirkan baik-baik, Marline. Apa kau akan membalas kematian kedua orangtua kita atau tidak?"
"Lalu bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan?" tanya Marline lagi.
"Tentu aku akan membantumu saat kau menjalankan misi."
"Tapi ini misi mustahil yang tidak bisa aku jalankan!"
"Marline," Zain memegangi kedua bahu Marline.
"Percayalah pada kemampunmu! Aku yakin kau pasti bisa!" ucap Zain.
Marline diam saja dan memandangi Zain dengan lekat, ini benar-benar misi yang mustahil apa dia bisa melakukannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TUJUANNYA INGIN MBCURI VIRUS CIPTAAN MICH, TPI BNANG MERAHNYA BLM TAU, SIAPA DN DARI KLOMPOK MNA MRK HINGGA DNDAM K KLUARGA SMITH.. DN DENDAM KRN APA...???
2024-06-03
0
Sulaiman Efendy
PASTI FOTO MATT & MICH.
2024-06-03
1
Sulaiman Efendy
PSTI ZAIN AKN MMFITNAH SMITH..
2024-06-03
1