Mobil yang dibawa Marline berhenti karena dia sudah tiba di Smith Corporation. Sebelum turun dari mobilnya, Marline memastikan penampilannya dan setelah yakin, dia mengambil barang-barang yang dia butuhkan sebagai reporter.
Dia harap kali ini berjalan dengan lancar dan Michael tidak mencurigainya. Dia bahkan memastikan name tag yang terpasang di kemeja yang dia pakai.
Marline menghembuskan napasnya dan melangkah denga kepercayaan diri yang tinggi.
Seorang petugas mencegatnya saat itu dan menanyakan tujuannya datang ke sana. Tanda pengenal palsu Marline berikan dan dia juga mengatakan jika dia sudah membuat janji sebelumnya.
Saat itu waktu baru menunjukkan pukul setengah tiga sore jadi dia dibawa menuju ruang tunggu dan diminta untuk menunggu di sana apalagi Michael masih rapat.
Marline mengikuti seorang pegawai wanita yang mengantarnya ke ruang tunggu dan entah kenapa dia jadi ingin tahu sesuatu. Tidak ada salahnya bertanya, bukan?
"Ms. boleh aku tahu sesuatu?" Marline bertanya pada wanita yang mengantarnya.
"Tentu, Nona. Apa yang ingin kau tahu?"
"Apa Michael Smith sudah punya pacar?" tanya Marline lagi.
Wanita itu hanya tersenyum, itu masalah kehidupan pribadi bosnya jadi dia tidak berani asal bicara.
"Kenapa kau tidak menjawab?" Marline melihat wanita itu dengan rasa penasaran yang tinggi.
"Maaf, Nona. Aku tidak tahu," jawab wanita itu.
"Oh ya, bagaimana tipe wanita yang disukai oleh Michael Smith?"
"Ini pertanyaan privasi, Nona. Aku tidak bisa menjawab jadi sebaiknya Nona menanyakan hal ini pada bos nanti," jawab wanita itu lagi seraya membuka pintu ruangan.
"Silahkan tunggu di sini. Aku akan memanggil Nona jika bos sudah selesai rapat."
"Thanks," ucap Marline sambil tersenyum.
Wanita itu pergi meninggalkannya, sedangkan Marline masuk ke dalam ruang tunggu.
Dia akan menanyakan pertanyaan itu pada Michael Smith nanti karena dia harus tahu wanita seperti apa yang disukai oleh Michael. Dia harus tahu itu karena dia mau menyamar menjadi seperti wanita yang disukai oleh Michael untuk menarik simpatinya nanti.
Selama menunggu, Marline membaca pertanyaan-pertanyaan yang dia buat sendiri. Dia harap dia bisa mengingat pertanyaan itu di luar kepala sehingga dia terlihat profesional agar dia juga seperti reporter sungguhan.
Cukup lama dia menunggu tapi sepertinya Michael belum selesai dengan rapatnya. Marline melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah empat, apa dia harus menunggu lebih lama lagi?
Jujur dia sudah bosan bahkan dia mulai melipat-lipat kertas yang dia bawa bahkan mencoret-coretnya. Apa seperti itu pekerjaan seorang reporter? Tapi dia rasa akan lebih berat dari pada itu jadi lebih baik dia sabar menunggu.
Lima belas menit kemudian, wanita yang mengantarnya tadi kembali dan membuka pintu ruangan.
"Nona, bos sudah menunggu jadi ikutlah denganku," ucap wanita itu.
"Oh, akhirnya," ucap Marline seraya bangun dari duduknya.
Dia benar-benar senang karena jujur saja, dia benci menunggu. Dia mengikuti langkah wanita itu menuju ke lantai atas.
Mereka sudah tiba dan entah kenapa dia jadi gugup ketika mereka sedang berjalan menuju sebuah ruangan di mana Michael sudah menunggu.
Marline memastikan penampilannya, dia benar-benar takut ketahuan. James sudah menunggu di depan pintu dan ketika melihatnya, James membuka pintu untuknya.
"Silahkan, Nona. Master sudah menunggu di dalam dan waktu yang kau punya hanya setengah jam," ucap James.
"Thanks," jawab Marline.
Setengah jam sudah cukup untuknya mencari tahu tentang Michael Smith dan dia harus memanfaatkan kesempatan itu dengan baik.
Marline malangkah masuk dan tampak gugup ketika melihat Michael sedang melihat ke arahnya. Jujur saja dia grogi ditatap seperti itu apalagi oleh pria tampan.
"Selamat sore, Tuan Smith. Aku Ana yang akan mewawancarai anda hari ini, mohon bantuan dari Mr. Smith," ucap Marline dengan sopan.
Michael melihat Marline dari atas sampai ke bawah, kenapa dia merasa suara wanita itu tidak asing? Dia segera bangun dari duduknya dan mengulurkan tangannya.
"Maaf membuat anda menunggu, Ms. Ana," ucap Michael.
"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya menunggu sebentar," Marline menjabat tangan Michael dan tersenyum.
Michael menarik tangannya, entah kenapa dia merasa suara wanita yang sedang berdiri di depannya seperti suara badut yang dia temui kemarin. Tidak mungkin bukan mereka orang yang sama?
"Silahkan duduk, Ms. Ana. Anda bisa memulai karena aku tidak punya banyak waktu."
"Terima kasih, Tuan Smith," Marline duduk di depan Michael sambil tersenyum.
"Hm, untuk permulaan, boleh aku tahu usia anda?" tanya Marline.
"Tiga puluh satu dan hampir tiga puluh dua," jawab Michael.
"Anda punya kembaran, apa kalian selalu bekerja bersama-sama?"
"Terkadang tapi sekarang Kakakku sedang sibuk di kantor cabang."
"Berapa perusahaan yang kalian punya?" tanya Marline penasaran.
Michael belum menjawab dan melihat Marline sejenak.
"Banyak," jawabnya singkat.
"Ck, sial! Pria tampan dan kaya seperti ini sayang kalau dibunuh!" ucap Marline dalam hati.
"Wow, sepertinya yang akan menjadi istrimu nanti akan sangat beruntung," ucap Marline basa basi.
"Kau mau jadi istriku?" tanya Michael dengan wajah serius.
Marline melotot, pertanyaan macam apa itu?
"Anda sepertinya suka bercanda, Mr. Smith," Marline berusaha tersenyum dan mengumpat dalam hati.
Apa Michael sengaja melontarkan pertanyaan seperti itu?
"Aku memang suka bercanda, Ms. Ana. Aku hanya menggodamu saja, lagi pula kau tidak termasuk dalam tipe wanita yang aku inginkan."
Marline semakin kesal dan mencengkram bolpoinnya dengan erat, sepertinya Michael Smith sedang mempermainkannya saat ini.
"Hm, jika begitu bagaimana tipe wanita yang anda sukai?" tanya Marline.
"kau dari majalah bisnis atau dari majalah lain?" Michael melihatnya dengan curiga.
"Ten-tentu dari majalah bisnis. Ini pertanyaan di luar skenario dan anda yang memulai duluan Mr. Smith."
Michael hanya tersenyum, kenapa dia jadi ingin menggoda reporter itu?
"Baiklah, tidak masalah. Aku akan menjawab pertanyaanmu baik-baik" ucapnya karena dia semakin curiga dengan wanita yang duduk di depannya.
"Terima kasih, jadi seperti apa wanita yang bisa menjadi istrimu kelak?"
"Aku suka wanita yang montok," jawab Michael sambil memainkan jarinya di dagu.
"Wow! Seberapa montok?" Marline benar-benar tidak percaya mendengarnya.
"Semakin montok semakin bagus."
"Hah?" mulut Marline menganga.
"Se-seberapa montok?"
Senyum Michael semakin lebar apalagi melihat ekspresi lucu Marline.
"Ya ... kira-kira wanita yang menjadi istriku nanti harus memiliki berat badan seratus tiga puluh Kg ," jawab Michael tanpa ragu.
"What the hell! Seratus tiga puluh Kg?" Marline benar-benar syok mendengarnya.
"Apa ada yang aneh, Ms. Ana?" tanya Michael sambil memasang wajah pura-pura tidak senang.
"Ti-tidak, Tuan Smith. Seleramu sangat unik," jawab Marline sambil berusaha tersenyum.
Seratus tiga puluh kilo? Sungguh pria tampan yang punya selera aneh dan unik. Marline benar-benar syok mendengarnya, sedangkan Michael cuek saja.
Dia kembali melanjutkan pertanyaannya dan kali ini mengenai bisnis agar Michael tidak mencurigainya. Waktu setengah jam yang diberikan sudah habis. Marline mengambil kertas dan bulpoinnya seraya bangun dari duduknya karena dia sudah selesai.
"Terima kasih atas waktumu, Mr. Smith. Aku minta maaf jika sikapku tidak sopan," ucap Marline seraya mengulurkan tangannya.
"Tidak masalah, Ms. Ana. Silahkan kembali lagi jika ada yang ingin kau tahu," Michael menjabat tangan Marline sambil tersenyum.
"Terima kasih," Marline sedikit menunduk dan setelah itu dia berjalan pergi. Marline sudah melangkah menuju pintu tapi tidak lama kemudian, langkahnya terhenti.
Jika dia bertanya pada Michael mengenai kejadian yang dia alami, apakah Michael mau menjawabnya dengan jujur? Apa dia mau mengakui jika memang dia yang membunuh kedua orangtuanya?
"Apa ada yang tertinggal, Ms. Ana?" tanya Michael.
"Tidak, terima kasih atas waktumu, Mr. Smith," Marline kembali melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu. Sebaiknya dia tidak menanyakan hal itu karena Michael akan mengetahui penyamarannya.
Michael kembali duduk, dia semakin mencurigai wanita itu dan entah mengapa dia merasa ada yang tidak beres.
"James."
"Yes, Master," jawab James seraya masuk ke dalam.
"Apa kau sudah memastikan reporter tadi?"
"Tentu, Master. Aku sudah memeriksanya dan dia memang seorang reporter," jawab James.
"Baiklah, siapkan mobil aku mau pulang."
James mengangguk dan segera pergi menjalankan perintah, sedangkan saat itu di dalam lift, Marline kehabisan akal karena dia tidak bisa menyamar menjadi wanita yang diinginkan oleh Michael untuk menarik perhatiannya. Apakah dia harus makan yang banyak supaya gemuk? Seperti yang sudah pernah dia perkirakan, ini benar-benar misi mustahil yang tidak bisa dia jalankan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
DG s
/Joyful/
2023-11-30
0
siti julaeha
hahahahah dasar mickael
marlien juga ko percaya sih
2023-11-18
0
Novano Asih
😃😃😃
2023-08-29
0