Sebuah tanda Warning muncul di layar komputer Michael. Tanda itu akan muncul jika ada seseorang yang hendak menyusup ke dalam sistem perusahaan mereka atau ada yang ingin mencuri data-data penting mereka.
Tidak menunggu lama, Michael sudah memainkan jari di keyboard komputer-nya untuk melawan serangan mendadak dari hacker yang entah siapa.
Sudah lama tidak ada yang melakukan hal ini tapi sekarang hacker itu kembali lagi. Siapapun yang melakukan hal itu tentu tidak akan bisa menerobos sistem yang dia buat dengan mudah.
"Come on, aku ingin lihat apa kau bisa melawanku?" ucap Michael.
Dia terlihat begitu bersemangat karena dia akan bermain-main dengan orang itu sebentar sebelum dia mengirimkan sesuatu untuk mengakhiri permainan mereka.
Di sebuah cafe, seorang wanita juga tak kalah semangatnya, siapa lagi jika bukan Marline Miller. Dia sudah berada di California saat ini. Dia sudah datang ke tempat itu beberapa hari yang lalu.
Seperti permintaannya, sebuah rumah sudah Zain siapkan dan dia sudah menempati rumah itu saat ini. Seperangkat komputer, sebuah laptop dan mobil juga sudah disiapkan oleh Zain.
Tidak lupa dengan ponsel yang dia inginkan. Semua yang dia inginkan disediakan oleh Zain dan tentunya, Joan dan Celline juga membantu Zain menyiapkan semua itu.
Mereka harus memenuhi keinginan pion mereka yang berharga demi tujuan mereka apalagi, Marline yang akan memberi kemenangan untuk mereka.
Marline tidak melakukan apapun ketika pertama kali datang ke California karena dia sedang mengumpulkan data dan sekarang, dia mencoba menyusup dan ini harus dia lakukan untuk mengetahui kehebatan lawan.
Walau dia tidak mengingat apapun tapi keahliannya tidak mungkin hilang bahkan sekarang dia sedang sibuk memainkan jarinya di keyboard laptop.
"Oke, pria tampan. Sebelum aku mendekatimu aku harus tahu sehebat apa dirimu," ucap Marline dengan penuh percaya diri.
Di tempat lain, semangat Michael semakin membara. Ini sangat menyenangkan karena dia belum pernah mendapat lawan yang seimbang.
Untuk mengetahui kehebatan lawan, Michael membiarkan lawannya menyusup ke dalam pertahanan yang dia buat dan tentu saja, lawan tidak akan bisa mengambil data yang dia inginkan karena dia harus melewati keamanan lain yang dia buat.
Marline bersorak, begitu mudah. Ternyata Michael Smith tidak sehebat seperti didata yang Zain berikan.
Michael diam saja, membiarkan lawannya menyusup karena dia ingin tahu apa yang sedang diincar lawan. Sepertinya hacker ini adalah orang yang dia lawan satu tahun lalu jadi dia ingin tahu apa tujuan orang ini.
Marline mulai menilik data-data yang dia temukan. Yang dia cari adalah sebuah data mengenai Virus berbahaya yang Zain inginkan. Jika dia sudah menemukan datanya maka dia akan mendapatkan Virus itu dengan mudah.
Michael masih memantau, dia benar-benar ingin tahu apa yang diinginkan oleh orang itu. Banyak data sudah orang itu lewati bahkan data perusahaan mereka juga tidak disentuh sama sekali. Dia jadi penasaran, apa sebenarnya yang orang itu inginkan?
Marline sudah tampak kesal karena tidak menemukan apa yang dia inginkan tapi pada saat itu, sebuah tulisan muncul di layar laptop-nya.
"Apa yang kau inginkan?" itu sebuah pesan yang ditulis oleh Michael setelah dia menemukan akun yang sedang menjadi lawannya saat ini.
"What? Kenapa dia begitu cepat menemukan aku?" Marline sedikit terkejut tapi untung saja dia pakai akun palsu.
"Sial! Aku terlalu meremehkannya!" ucap Marline lagi.
"Jangan sampai aku menemukanmu dan jika sampai itu terjadi, jaga kepalamu baik-baik!" sebuah ancaman dikirimkan oleh Michael lagi.
Marline menelan ludah, apa dia sedang menghadapi orang yang salah?
Sebaiknya abaikan dan segera cari data yang dia inginkan, dia harus cepat agar misinya selesai. Jari Marline kembali bermain dan matanya kembali fokus, dia harus bergegas menemukan data yang dia inginkan tapi lagi-lagi sebuah pesan dia dapatkan.
"Aku sudah menemukanmu jadi jaga kepalamu baik-baik!"
Marline kembali menelan ludah, sial! Apa ini hanya sebuah ancaman belaka? Keringat dingin mulai mengalir dari dahinya dan Marline menyambar gelas kopinya dengan cepat. Dia juga meneguk isinya sambil melihat layar laptop-nya yang tiba-tiba gelap dan tidak lama kemudian muncul angka sepuluh di sana.
"Sial! Apa ini?" dengan cepat Marline menekan-nekan tombol di keyboard laptop tapi angka berjalan mundur dari angka sepuluh, sembilan, delapan dan terus mundur.
"Sial! Kenapa laptopku tidak bisa dimatikan!" Marline mulai panik dan tidak mengerti dengan angka-angka yang muncul di layar laptop.
Apa maksud angka-angka itu? Angka sudah menunjuk tiga jadi sebaiknya dia melihat apa yang akan terjadi. Tidak mungkin Michael Smith dapat menemukannya dalam waktu sepuluh detik, bukan?
Jantung Marline berdebar apalagi angka sudah menunjuk angka satu. Dia tetap fokus pada layar laptop tapi setelah angka berhenti, tidak ada apa-apa lagi dan hanya layar laptop-nya gelap yang dia dapat.
Marline benar-benar tidak mengerti tapi tiba-tiba saja setitik cahaya muncul. Dia sangat heran dan penasaran, semakin lama cahaya itu semakin membesar. Mata Marline semakin fokus karena dia ingin tahu, apa sebenarnya itu?
Cahaya semakin membesar dan mata Marline tidak berkedip karena dia semakin fokus tapi tidak lama kemudian, sebuah wajah mengerikan muncul dengan tiba-tiba diiringi dengan teriakan yang mengerikan.
"Tidak!" Marline berteriak karena dia kaget setengah mati. Dia bahkan terjatuh dari tempat duduknya dan menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.
"Tidak! Pergi kau dasar setan!" ucap Marline ketakutan sambil menepis-nepis tangannya ke udara tanpa menyadari jika dia menjadi pusat perhatian para pengunjung cafe.
"Ha ... ha ... ha ...ha ...!" terdengar suara tawa dari laptopnya.
Dengan napas yang terengah-engah, Marline memberanikan diri membuka matanya untuk mengintip ke layar laptop. Dia sangat shock mendapati sebuah tengkorak tampak menertawakannya dari layar laptop. Jadi, Michael Smith sedang mengerjainya?
"Si-sialan!" Marline memegangi dadanya karena jantungnya masih berdetak dengan cepat dan dia tampak kesal. Dia juga bangkit berdiri dan sangat malu karena pengunjung cafe terlihat menertawakan kebodohannya.
Wajah Marline memerah karena malu. Dia segera membenarkan letak kursi dan berdehem. Sial! Seharusnya dia langsung menutup layar laptop-nya tadi tanpa mempermalukan dirinya sendiri. Tapi siapa yang tidak kaget jika sebuah wajah mengerikan tiba-tiba muncul di depan mata?
"Awas kau, Michael Smith! Kau harus membayar perbuatanmu nanti jika kita sudah bertemu!" ucap Marline kesal seraya mematikan laptop-nya.
Sebaiknya dia pergi karena dia benar-benar malu. Lagi pula sudah cukup untuk hari ini. Dia sudah tahu jika dia tidak boleh meremehkan Michael Smith jadi sebaiknya dia menyusun rencana untuk bertemu dengan pria itu.
Dengan perasaan malu luar biasa, Marline keluar dari cafe, sedangkan Michael terlihat puas. Ini kedua kalinya dia mengerjai seseorang dengan cara seperti itu. Yang pertama kakak iparnya dan yang kedua entah siapa. Jika dia bisa melihat orang itu dari cctv, pasti dia akan menertawakan orang itu sampai puas.
Sebaiknya dia membuat sebuah pertahan baru agar orang itu tidak bisa menerobos masuk kesemua data-data penting yang ada. Orang itu sudah berhasil sekali karena dia memang sengaja jadi jangan sampai orang itu bisa menyusup lagi dalam sistemnya. Tapi siapapun orangnya, dia tidak akan bisa mengambil apa yang dia mau karena dia akan membuat jebakan pada setiap data penting yang ada di komputernya.
Michael.
Marline.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
mrsdohkyungsoo
wahhh marline cantikkk
2024-04-18
0
Victoria Daeli
gimana hadiah abang smith, hmmm?
2024-01-25
0
siti julaeha
cuantik ame cuakep
2023-11-17
0