Kehabisan akal dan frustasi itu yang sedang dialami oleh Marline. Dia sedang berada di dalam mobilnya saat ini dan sudah melepaskan samarannya juga mengganti kemeja yang dia pakai.
Setelah ini entah apa yang harus dia lakukan. Dia tidak menyangka jika Michael Smith punya selera yang unik. Dia juga tidak mungkin menggemukkan tubuhnya hanya untuk misinya. Jika dia melakukannya maka dia bodoh jadi yang bisa dia lakukan hanya menyamar.
Marline menghela napas, jika seperti ini kapan misi yang dia jalankan akan selesai?
Sebenarnya dia sudah sangat ingin kembali ke New York untuk mencari tahu tentang dirinya lebih banyak. Jika misinya tidak selesai dan dia selalu berada di California maka dia akan kesulitan mencari tahu apalagi semua data yang dia temukan selalu menyebut Zain sebagai kakak kandungnya.
Dia punya sahabat, bukan? Jadi jika dia berada di New York, mungkin dia bisa menemukan sahabatnya. Orang itu pasti tahu siapa dia sebenarnya dan apa yang telah terjadi dengannya. Dia bisa mencari petunjuk jika berada di New York tapi sayangnya, Marline tidak tahu jika sahabatnya juga sahabat Johan yang dia kenal sudah menjadi korban atas kejadian di hari pernikahannya. Berita mengenai kejadian itu ditutupi oleh Zain dan Joan dari Marline agar Marline tidak menemukannya.
Marline kembali menghela napas, sebaiknya dia langsung saja mendekati Michael Smith dan tidak mau mencari tahu apa-apa lagi tentang pria itu. Terserah mau seratus tiga puluh Kg, dua ratus atau lima ratus dia tidak peduli, langsung pakai cara ekstrim saja.
Mesin mobil dinyalakan karena dia mau pulang tapi niatnya terhenti karena sebuah mobil melintas di depannya.
Marline sangat igat itu adalah mobil Michael jadi tanpa pikir panjang, Marline menjalankan mobilnya dan membuntuti mobil Michael secara diam-diam. kali ini tidak boleh ketahuan seperti waktu itu jadi dia membawa mobilnya sambil bersembunyi dari belakang mobil yang satu ke belakang mobil yang lain.
Jalanan lumayan padat saat itu sehingga menguntungkan dirinya, Marline benar-benar sangat ingin tahu rumah Michael dan dia berharap dia bisa menyusup di rumahnya nanti. Dia memang tidak punya keahlian melakukan pekerjaan kantor tapi dia bisa menjadi pelayan tapi sebelum itu dia harus tahu tempat tinggalnya.
Lampu merah menyala dan James menghentikan laju mobilnya. Marline berada tepat tiga mobil di belakang mereka dan pastinya dia membuat sedikit jarak agar tidak ketahuan.
Dia harap mobil tua yang diberikan oleh Zain hari ini bersahabat dan tidak mogok. Walau mobil itu tua tapi larinya lumayan cepat.
Lampu hijau kembali menyala dan mobil mulai bergerak. Marline tetap fokus dan untungnya mobil yang dibawa oleh James berjalan dengan santai. James membelokkan mobilnya, sedangkan Marline mengikuti. Sekarang jalanan yang mereka lalui tidak padat lagi jadi mobil yang dibawa oleh James melesat dengan cepat.
"Oh my God, jangan cepat-cepat!" gerutu Marline seraya menambah kecepatan mobilnya.
"Ayolah mobil tua, kau harus bekerja sama denganku kali ini dan awas jika kau mogok! Aku akan menceburkan kau ke dalam danau!" ancam Marline sambil memukul stir mobil.
Dia berharap keberuntungan berpihak padanya kali ini tapi sayang dia tidak begitu tahu siapa yang dia lawan. Lagi pula, bagaimana mungkin sebuah mobil tua bisa mengalahkan sebuah mobil sport?
Marline mengejar mobil yang di bawa oleh James dengan susah payah, antara takut ketahuan, takut gagal dan takut mobilnya mogok menjadi satu saat itu.
"Ayolah, tidak bisakah kalian berbaik hati padaku dan memperlambat laju mobilnya?" ucap Marline frustasi.
Saat itu James sangat heran karena sebuah mobil tua berusaha mengejar mobilnya. Apa itu mobil musuh? Tapi selama ini tidak ada musuh yang melakukan aksinya menggunakan rongsokan. Jika dia menyenggol mobil tua itu sudah dipastikan mobil akan terpental jauh.
"Master, sepertinya ada yang berusaha mengejar," ucap James.
Michael menoleh ke belakang dan melihat sebuah mobil tua, jangan-jangan yang mengejarnya saat ini adalah wanita yang menggunakan taksi saat itu.
"Ajak dia bermain, James. Sekarang kita harus pegang kendali," perintahnya.
Hari ini dia harus lihat siapa wanita yang mengejarnya dan apa tujuan wanita itu.
"Baik, Master," jawab James dan dia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi melewati mobil-mobil yang ada di depannya.
"Oh no ... oh no ...!" Marline terkejut melihat tergetnya melesat dengan cepat dan hilang.
"Sial! Mentang-mentang mobil sport, kemana perginya?"
Marline membawa mobilnya dengan cepat dan berharap dia tidak kehilangan jejak tapi sayang mobil Michael tidak terlihat lagi. Tidak ingin menyerah Marline masih berusaha mencari tanpa tahu jika mobil yang dia kejar sedang berada di samping sebuah mobil truk besar yang telah dia lewati.
Setelah mobil Marline berada di depan, James keluar dari persembunyiannya dan sekarang posisi mereka sudah terbalik.
Marline masih melihat sana sini dan begitu terkejut melihat mobil yang dia kejar ternyata sudah ada di belakangnya.
"Oh my God, bagaimana ini bisa terjadi?" Marline langsung gugup apalagi James berusaha mensejajarkan mobil mereka.
Marline membanting stir, jangan sampai wajah aslinya terlihat. Situasi tidak menguntungkan sebaiknya dia pergi saja.
"Ingin lari? Tidak semudah itu!" ucap James.
"Sial, jangan mengejarku!" teriak Marline panik.
Mobilnya dibawa semakin cepat tapi kemampuan mobil tuanya sudah melewati batas. Mobil berjalan dengan aneh dan Marline semakin panik dan berusaha meminggirkan mobilnya.
Asap mulai terlihat keluar dari kap mobil dan Marline semakin ketakutan, habislah jika dia tertangkap oleh Michael di sana.
"Tidak ... tidak ... tidak!" teriak Marline ketika mobilnya berhenti mendadak di sisi jalan.
"Menyebalkan!" teriak Marline seraya memukul stir mobilnya.
Mobil yang dibawa oleh James berhenti tidak jauh dari mobilnya. Marline panik luar biasa ketika melihat James turun dari mobil sambil membawa sebuah pistol yang di arahkan ke mobilnya.
Ini gila, jangan sampai kepalanya berlubang di tempat itu. James mendekati mobilnya dengan waspada karena dia tidak tahu siapa yang ada di dalam mobil, sedangkan Marline semakin panik luar biasa.
Dia mulai mengambil tasnya, mencari sesuatu untuk menyamar. Seharusnya dia tidak melepas samarannya tadi dan sekarang dia tidak punya waktu lagi.
James sudah berada di belakang mobilnya dan berjalan semakin mendekat. Marien tambah panik dan pada saat itu, sebuah lipstik merah menyala yang dia dapat.
Tanpa membuang waktu, Marline mengacak rambutnya hingga berantakkan dan setelah itu, dia mencoret-coret wajahnya dengan lipstik bahkan giginya yang putih tidak luput dari lipstiknya. Dia tidak perduli walaupun memalukan yang penting wajah aslinya tidak ketahuan.
James sudah berada disamping pintunya bahkan sudah mengetuk pintu mobil dengan pistolnya.
"Keluar jika tidak akan aku lubangi kepalamu!" ancam James.
Marline mengangkat tangan dan lipstiknya terjatuh. Dia segera memutar tubuhnya dan dengan jantung berdegup bagai genderang, Marline membuka pintu mobil dengan perlahan.
James melangkah mundur, sedangkan pistolnya siap dia tembakan.
Pintu terbuka dan Marline keluar, James terkejut dan semakin memundurkan langkahnya ketika melihat wajah Marline yang dipenuhi lipstik dan rambutnya yang berantakkan.
"Katakan, kenapa kau mengikuti mobil kami?" tanya James tapi Marline berlagak bodoh dan tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang dipenuhi lipstik.
"What the fu*c*k!" Apa dia gila?" umpat James.
"Aku mengikutimu karena kau suamiku," Marline berjalan mendekati James, sedangkan James kembali mundur.
"Jangan mendekat kau!" bentak James.
"Kenapa kau memarahi aku? Ini aku istrimu apa kau lupa?" Marline semakin mendekat dan kembali memperlihatkan giginya yang dipenuhi lipstik.
"Sial! Benar-benar orang gila!" James memutar langkahnya dan kembali ke mobil.
"Jangan pergi, Darling!" teriak Marline dan dia pura-pura mengejar James.
James masuk ke dalam mobil dengan tergesa-gesa, jangan sampai wanita gila itu menangkapnya.
"Ada apa, Jemas? Apa kau sudah melihat siapa yang mengejar kita?" tanya Michael.
"Itu hanya wanita gila yang mencari suaminya, Master," jawab James. Dia sudah siap menjalankan mobilnya kembali.
"Benarkah?" Michael melihat ke depan di mana Marline sedang berlari ke arah mobil mereka dan berteriak.
"Darling, jangan tinggalkan aku!"
James merinding ngeri, untuk seumur hidup baru kali ini dia bertemu dengan wanita gila seperti itu dan jangan-jangan wanita itu adalah pasien yang lepas dari rumah sakit jiwa.
Tanpa menunggu perintah, James membawa mobilnya pergi, sedangkan Marline pura-pura marah. Walau dia malu karena harus berlagak menjadi orang gila tapi hampir saja, keberuntungan masih berpihak padanya.
Setelah mobil yang di bawa James pergi, Marline kembali ke mobilnya sambil merapikan rambutnya bahkan dia juga membersihkan lipstik yang ada di giginya.
Michael menoleh dan melihatnya, walau wajah wanita itu dipenuhi lipstik tapi dia yakin itu adalah wanita yang dia temui di toko elektronik. Dia yakin James hanya sedang dibodohi oleh wanita itu tapi ya, dia juga akan lari jika dikejar oleh wanita aneh seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
fulana anonymous
Thor.... 2 thumbs up for.you wkwkwkw ga nyangka storyline mya bakal absurd Gini.... dari sinopsisnya kirain bakal serius & tegang dari awal
2024-01-15
0
fulana anonymous
wkwkwk... baca sinopsisnya kirain bakal serius & tegang storyline nya....ternyata malah absurd Gini Dr awal kisahnya Michael hahahaha
2024-01-15
0
fulana anonymous
hadehhhhh bikin ngakak tengah malem hahahaha
2024-01-15
0