Setelah membeli laptop, Michael dan Ainsley pulang ke rumah. Tidak ada yang membahas kejadian tadi dan mereka menganggap jika wanita tadi benar-benar tidak waras.
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga saat itu dan dari dalam rumah terdengar suara enam keponakan mereka yang lucu-lucu.
"Kami pulang," ucap Ainsley seraya mendekati ibunya yang sedang membuat makanan.
"Bagaimana, Ainsley, apa kau sudah menemukan laptop yang kau inginkan?" tanya ibunya.
"Tentu saja, Mom. Aku mengajak kak Michael jadi Mommy tidak perlu khawatir."
"Baguslah tapi ngomong-ngomong, kenapa kalian tidak punya pacar?"
"Ck, Mom! Lagi-lagi pertanyaan macam itu," sela Michael.
"Mommy bukan ingin mendesak kalian untuk menikah, Sayang. Tapi lihat kakak kalian, apa kalian tidak mau sepertinya? Mommy harap kalian segera punya pacar terutama kau, Michael," ucap ibunya.
"Mommy tenang saja, tadi ada seorang gadis yang tiba-tiba datang dan meminta kak Mich bertanggung jawab," ucap Ainsley.
"Apa?" Kate langsung memandangi Michael.
"Ainsley jangan sembarangan berbicara!" Michael melotot pada adiknya, sedangkan Ainsley tersenyum usil.
"Apa itu benar, Mich?" tanya ibunya. Jangan sampai putranya menghamili seorang gadis lalu menelantarkannya di luar sana. Dia tidak ingin putranya melakukan hal itu karena dia sudah merasakan sulitnya kehidupan sebelum bertemu dengan suaminya dulu.
"Tidak, Mom. Jangan percaya dengan ucapan Ainsley. Aku tidak mengenal wanita itu dan aku tidak melakukan apapun."
"Tapi dia meminta kak Michael bertanggung jawab," Ainsley semakin sengaja.
"Ainsley, sudah aku katakan jika dia hanya gadis tidak waras!"
"Jangan-jangan dia jodohmu, kak."
"Siapa yang sudi dengan gadis tidak waras sepertinya?!" ucap Michael.
"Mich, benar kau tidak melakukan apapun?" tanya ibunya memastikan.
"Percayalah padaku, Mom," jawab Michael.
"Lalu katakan pada Mommy, kenapa dia memintamu untuk bertanggung jawab?"
"Entahlah, dia bilang aku telah membuat tidurnya tidak nyenyak jadi dia meminta aku bertanggung jawab."
"Apa?" Kate sangat shock mendengarnya dan jadi salah paham.
"Mom, tidak seperti yang kau pikirkan. Sungguh aku tidak mengenalnya," Michael menenangkan ibunya, sedangkan Ainsley tertawa.
"Mom, aku hanya menggoda Kakak saja. Gadis itu bilang dia rugi besar gara-gara ulah Kak Michael," jelas Ainsley.
"Benarkah begitu?" Kate memandangi putranya dan tampak lega.
"Yes, Mom. Trust me," jawab Michael.
"Baiklah jika begitu, pergilah mandi. Jika gadis itu masih memintamu ganti rugi maka berikan saja uang yang dia inginkan. Mungkin dia membutuhkannya dan anggap kau sedang membantunya," ucap ibunya.
"Baik, Mom," jawab Michael.
Ainsley dan Michael segera menuju kamar sambil berjalan bersama tapi sebelum tiba di kamar masing-masing, Michael menjepit leher adiknya karena sudah membuat ibunya hampir salah paham.
"Ainsley kau tidak boleh sembarangan berbicara di depan Mommy," ucap Michael.
"Aku hanya bercanda, Kak!" jawab Ainsley seraya memegangi lengan kakaknya yang berada di leher.
"Ck, lain kali jangan ulangi lagi!"
"Baiklah, tapi apa Kakak tidak penasaran dengan gadis tadi?"
"Untuk apa?" Michael balik bertanya.
"Hei, itu aneh bukan? Dia tiba-tiba minta Kak Mich bertanggung jawab dan menuduh Kakak telah membuatnya rugi besar. Aku berani bertaruh jika dia tidak salah orang. Apa kak Mich tidak curiga?"
Michael tampak berpikir, sepertinya apa yang dikatakan oleh adiknya benar. Jangan-jangan gadis tadi adalah wanita yang mengikutinya atau jangan-jangan dia adalah hacker yang ingin mencuri datanya akhir-akhir ini. Itu bisa saja terjadi dan jika gadis itu memang hacker yang sedang menantangnya maka masuk akal dia bisa berada di toko elektronik itu karena virus yang dia kirimkan akan merusak alat eletronik dan kemungkinan dia di sana untuk memperbaiki alat elektroniknya.
Sepertinya kecurigaannya mengenai gadis itu benar dan jika dia bertemu dengannya lagi maka tidak akan dia lepaskan karena dia akan mencari tahu apa tujuannya tapi sayangnya, Marline tidak akan menemui Michael dengan wajah aslinya lagi.
Michael segera mandi karena dia ingin bermain dengan keponakannya yang sejak tadi bermain dengan Kakak Iparnya. Dia mandi dengan terburu-buru karena dia tidak mau melewatkan hal itu dan setelah selesai, dia segera menghampiri si kembar enam yang lucu.
"Ke mana Kak Matthew?" tanyanya.
"Pergi ke kantor cabang, katanya ada hal penting yang ingin dia kerjakan," jawab Vivian.
Michael hanya mengangguk dan mengambil Xavier yang sedang berbaring di karpet bulu yang halus.
"Mich, aku dengar ada seorang gadis yang memintamu bertanggung jawab," ucap Vivian.
"Ya, dia hanya gadis tidak waras, Kakak ipar."
"Benarkah? Apa dia cantik?"
"Ya, memang cantik tapi sayang gadis itu tidak waras," jawab Michael sedangkan Vivian terkekeh.
"Jangan begitu, bagaimana jika gadis itu jodohmu?" goda Vivian.
"Jangan sembarangan bicara Kakak Ipar. Aku masih waras dan tidak mungkin tertarik dengannya walaupun dia cantik," ucap Michael.
"Benarkah?"
"Tentu saja," jawab Michael dengan penuh percaya diri.
"Bagaimana jika kita taruhan, Mich," ajak Vivian.
"Ck! Sepertinya Kakak Ipar jadi ketularan Kakek," ucap Michael, sedangkan Vivian terkekeh.
"Mau tidak?" tanya Vivian.
"Baiklah, karena aku tidak mengenalnya jadi aku akan terima tantangan dari Kakak ipar. Jika aku menang Kakak Ipar harus mengabulkan satu permintaanku dan jika aku kalah, aku juga akan mengabulkan permintaan Kakak ipar," ucap Michael tanpa ragu.
"Deal," jawab Vivian. Padahal dia hanya bercanda dan ingin menggoda Michael saja. Lagi pula jika dia kalah dia akan meminta Matthew yang melakukan permintaan Michael nanti. Pada saatnya tiba nanti dan jika dia kalah, maka dia akan pura-pura lelah karena mengurus anak-anaknya supaya Matthew mau menggantikannya.
"Jadi apa taruhannya?" tanya Michael.
"Aku bertaruh gadis itu akan mengganggumu," jawab Vivian.
"Tidak mungkin! Aku bertaruh dia tidak akan berani," ucap Michael dengan penuh percaya diri.
"Baiklah, kita lihat saja nanti," ucap Vivian dan Michael mengangguk setuju.
Setelah sepakat dengan taruhan mereka, Michael membawa Xavier pergi, sedangkan Ainsley menghampiri Vivian. Michael sudah sangat yakin jika dia yang akan memenangkan taruhannya nanti tapi sayangnya dia tidak tahu gadis seperti apa yang sedang dia hadapi.
Saat itu Marline telah kembali ke rumahnya setelah dia membeli beberapa perlengkapan yang akan dia gunakan besok untuk mendekati Michael Smith. satu persatu barang yang dia beli di keluarkan dan diletakkan di atas ranjang.
Marline melihat barang yang dia beli satu persatu, satu lipstik berwarna merah menyala, satu gaun merah ketat dan seksi. Satu buah rambut palsu dan beberapa gumpalan yang akan dia gunakan nanti. Tentu dia harus kembali menyamar dan dia harus kembali mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang itu.
Semoga besok dia bisa mendekati Michael Smith agar misinya cepat selesai. Jika dia sudah bisa mendekati pria itu maka dia akan mencari kebenaran mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh Michael. Apa benar dia yang membunuh kedua orangtuanya?
"Semangat, Marline. Kau pasti bisa!" ucap Marline pada dirinya sendiri.
Marline menyambar gaun merah yang baru dia beli dan melihatnya, besok dia akan merubah penampilannya untuk mendekati Michael dan akan dia tunjukkan jika dia masih waras.
"Kau bilang aku tidak waras? Akan aku tunjukkan padamu besok jika aku masih waras!" ucap Marline dan dia sudah tidak sabar, hari esok cepat tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Rosnawati Hamid
mich... sigadis mndekat
2022-03-12
2
ariasa sinta
2939
2022-03-11
0
ynaa
vivian pasti menang taruhan nya 😂
2022-03-08
4