Two M. Son Of Mafia And His Angel 2
#SUPAYA PAHAM, BACA TWO M SON OF MAFIA SEBELUMNYA#
New York City 15.00 PM.
Di sebuah gedung yang menghadap jalanan Manhattan, seorang wanita cantik tampak menaiki gedung dengan santai sambil menenteng sebuah tas besar.
Sebuah name tag terpasang di kemeja yang dia pakai dan sebuah kaca mata dia gunakan. Setiap orang yang melihatnya tidak mencurigainya sama sekali bahkan setiap yang melihatnya menyapanya dengan ramah.
Wanita itu melihat sekelilingnya dan setelah merasa aman, dia segera keluar dari pintu darurat. Dia mulai menaiki anak tangga sambil meniup permen karet yang ada di mulutnya. Hari ini dia mendapat misi penting sehingga dia menyamar menjadi salah satu Manajer yang bekerja di tempat itu.
Tentunya semua sudah disiapkan agar penyamarannya tidak terbongkar dan hari ini dia harus cepat menyelesaikan misi karena ada acara penting yang harus dia hadiri.
Wanita itu adalah Marline Miller, dia adalah seorang pembunuh bayaran profesional dan dia adalah seorang ahli peretas. Marline baru berusia dua puluh lima tahun dan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Aaron Miller dan Grace Miller.
Kedua oranguanya tidak tahu jika Marline Miller seorang pembunuh bayaran karena Marline merahasiakan hal ini dari keluarganya.
Marline memiliki dua adik yang manis. Satu adik laki-laki dan satu lagi adik perempuan. Adik laki-laki berusia sepuluh tahun dan adik perempuannya berusia tujuh tahun.
Tugas yang dia dapat hari ini adalah membunuh seseorang yang berada tidak jauh dari gedung itu.
Lokasi gedung yang strategis akan memudahkannya membunuh target dan dia akan memulai aksinya dan setelah itu dia akan menghapus jejak. Marline sudah tiba di atap gedung, dia segera meletakkan tas yang sedari tadi dia bawa dan mengikat rambutnya ke atas.
Dia bahkan membuka kaca mata yang dia pakai dan setelah itu, Marline membuka tasnya untuk mengeluarkan alat-alat dari dalam sana.
Sebuah laptop dia ambil pertama kali dan dia segera menyalakan benda itu. Sambil menunggu, Marline mengambil sebuah teropong dan berjalan menuju sisi gedung karena di akan menembak targetnya dari tempat itu.
Gedung itu tidak terlalu tinggi dan jarak target juga tidak terlalu jauh. Target yang harus dia bunuh adalah seorang pria tua dan saat itu, targetnya sedang berbincang dengan seseorang di sebuah Cafe.
Setelah mengintai target, Marline kembali ke laptopnya yang sudah menyala. Jari lentiknya mulai bermain di keyboard laptop dan dia meniup permen karetnya sesekali.
Dia sedang mengacaukan cctv yang terdapat di gedung itu karena dia tidak boleh ketahuan. Setelah target mati maka dia akan pergi dari tempat itu dan tentunya dia akan menghilangkan jejaknya kembali.
"Come on guys, aku ada acara penting setelah ini," gumam Marline sambil mengunyah permen karetnya.
Jarinya terus bermain dengan cepat di keyboard laptop dan beberapa detik kemudian, dia tampak puas karena cctv di gedung itu sudah kacau.
Satu pekerjaannya sudah selesai dan sekarang dia harus bersiap menembak taget. Marline kembali melihat targetnya yang masih mengobrol dengan santai. Dia segera mengambil senjata api laras panjangnya dari dalam tas dan setelah selesai memasang benda itu, Marline melihat target lagi sambil berjongkok di atas lantai.
Matanya fokus pada teropong senapan karena begitu target keluar, dia harus langsung menembak dan membunuh target dalam satu kali tembakan.
Sebuah earphone juga terpasang di telinga Marline dan pada saat itu, seseorang menghubunginya. Marline segera menekan tombol yang ada di earphone. Sebuah senyuman menghiasi wajahnya ketika mendengar suara orang yang berbicara dengannya.
"Sayang, dua jam lagi acara pernikahan kita akan dimulai, di mana kau saat ini?" tanya calon suaminya.
Ya, dia akan menikah hari ini dan ini adalah misi terakhir yang akan dia lakukan karena setelah ini dia akan mengikuti suaminya pergi ke Belanda.
"Aku pasti akan datang tepat waktu, tunggulah," jawab Marline seraya melihat target yang telah bangkit berdiri dan terlihat sedang bersalaman dengan lawan bicaranya.
"Oke, aku harap kau tidak terlambat, Sayang."
"Jika aku terlambat maka kau boleh menghukumku," ucap Marline dan calon suaminya terkekeh.
Pembicaraan mereka berakhir dan Marline kembali fokus pada target yang masih belum keluar dari Cafe. Dia tidak ingin menembak sekarang karena jika dia membunuh pria itu maka pelurunya akan menebus dinding kaca yang menjadi dinding cafe.
Dia ingin membunuh target tanpa ada keributan dan setelah itu dia akan pergi dengan santai.
"Come on, pria tua. Cepatlah kau keluar," guman Marline dengan tidak sabar.
Marline membuang permen karetnya yang sudah terasa hambar dan matanya benar-benar fokus pada target. Sepuluh menit telah menunggu akhirnya targetnya keluar, mata Marline semakin fokus dan jarinya sudah berada dipelatuk senjata apinya.
Sang target berpisah dengan rekan bicaranya dan dia berdiri di depan cafe dan terlihat menunggu sesuatu.
Ini kesempatan jadi tanpa membuang waktu, senjata api ditembakkan dan sebuah peluru melesat dengan kecepatan tinggi menuju targetnya. Marline masih mengintip dan tidak lama kemudian, targetnya tumbang karena peluru yang dia tembakkan melubangi kepala targetnya.
Kehebohan mulai terjadi di bawah sana, sedangkan Marline tampak begitu puas. Marline meletakkan senjata apinya di atas bahu dan tersenyum.
"Mission complete, waktunya ke acara pernikahan," ucapnya.
Marline segera bergegas karena dia tidak mau terlambat ke acara pernikahannya sendiri. Dia juga harus berdandan supaya terlihat cantik jadi sebaiknya dia bergegas tapi sebelum itu dia harus memberi laporan jika misi terakhirnya sudah selesai.
Barang-barangnya kembali dimasukkan ke dalam tas dan Marline segera menghubungi seseorang.
"Misi terakhirku selesai. Kirimkan uangnya ke rekeningku dan setelah itu jangan cari aku lagi karena aku sudah mengundurkan diri dari organisasi," ucap Marline.
"Tidak perlu khawatir, kau akan mendapatkan uangmu secepatnya," terdengar suara seoarng pria yang sedang berbicara dengannya.
"Terima kasih, senang bekerja sama denganmu," ucap Marline. Dia segera mematikan ponsel-nya dan melangkah pergi.
Dari tempat lain pria yang baru saja berbicara dengannya meletakkan ponsel-nya ke atas meja di mana seorang wanita cantik sedang duduk di sana sambil menggoyangkan kaki indahnya dan menghisap sebatang rokok yang ada di mulutnya.
"Bagaimana?" tanya Wanita itu.
"Dia adalah pion kita untuk balas dendam, Sayang. Tentu dia tidak akan pergi ke manapun."
"Jadi? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Wanita itu.
Sang pria bangkit berdiri dan mengeluarkan dua buah koper kecil. Dia juga meletakkan koper itu ke atas meja dan membuka tutup koper untuk memperlihatkan isinya.
"Kita akan beraksi sebentar lagi dan anak buahku sudah siap. Kita akan menjadikan Marline pion kita yang berharga untuk tujuan kita dan membunuh mereka semua. Dengan begitu, dendammu pasti akan terbayar, sayang."
"Aku benar-benar sudah tidak sabar melihat kehancuran mereka," ucap wanita itu seraya melihat salah satu isi koper dengan penuh kebencian.
"Kita akan menghancurkan mereka jadi ayo kita bergegas untuk menjemput pion kita."
Sang wanita mengangguk dan turun dari atas meja. Api rokok dipadamkan dan dia segera mengambil sebuah pistol dan melihatnya.
"Kalian semua, tunggu kedatanganku dan aku akan menghancurkan kalian semua!" ucap wanita itu dengan penuh kebencian.
Mereka segera pergi bersama dengan anak buah mereka dan tentunya, dua koper mereka bawa karena mereka akan menggunakan isi koper itu saat beraksi.
Siapakah mereka berdua dan siapa yang dimaksud oleh wanita itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
APA ADA YG TRLEWATKN, PRASAAN MUSUH KLUARGA SMITH SDH HBIS, APA ADA YG LOLOS HINGGA MSH ADA MUSUH KLUARGA SMITH YG TRSISA & MNYIMPAN DENDAM, KIRA2 MUSUH DIERA SIAPA2..???
2024-06-03
0
Sulaiman Efendy
JAUH SEKALI JARAK UMUR ADIK2NYA, DGN YG NOMOR DUA BRJARAK 15 TH, DGN YG NO 3 BRJARAK 18 TH..
2024-06-03
1
Ida Lailamajenun
mampir lagi dikarya othor nih
2024-01-29
1