Marline tidak pergi ke mana-mana setelah kehilangan uang lima ratus dolar gara-gara pengejaran sia-sia yang dia lakukan. Selama di rumah dia benar-benar mempelajari wajah Michael baik-baik tapi ya, selain satu tahi lalat tidak ada lagi yang membedakan Michael dan Matthew.
Tentu hal itu membuatnya frustasi, entah kenapa dia jadi ingin tahu kenapa Zain tidak langsung memintanya membunuh Michael Smith saja, dia pembunuh bayaran bukan?
Seharusnya dia bisa melakukannya, cukup sekali tembak maka pria itu akan mati dan kematian orangtua mereka terbalaskan tanpa perlu bersusah payah mendekati Michael dan mengambil Virus yang dia buat untuk menghancurkan semua perusahaan mereka. Bukankah jika langsung membunuh mereka semua maka seluruh perusahaan mereka juga akan hancur?
Banyak yang mengganjal di dalam hatinya saat ini tapi jika dia bertanya pada Zain, dia yakin Zain tidak akan menjawabnya atau dia akan memberikan jawaban yang semakin membuatnya berpikir dengan keras.
Marline sedang menyelusuri datanya saat itu dari laptop-nya. Semangkuk kentang goreng dan satu gelas cola berada di atas meja untuk menemaninya mencari data-data tentang dirinya sendiri.
Marline benar-benar ingin tahu semua masa lalunya apalagi dia tidak mengingat apapun. Sesungguhnya jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia selalu merasa kehilangan sesuatu yang berharga tapi dia tidak tahu itu apa.
Dia masih berusaha mencari tapi dia tidak menemukan apapun, sepertinya benar yang dikatakan oleh Zain walau dia tidak percaya, mungkin untuk saat ini mau tidak mau dia harus mempercayai Zain selama dia mencari kebenarannya.
Marline harap ingatan lamanya cepat kembali dan jika dia punya uang, dia akan mencoba pergi berkonsultasi ke dokter. Jujur saja, uangnya sudah menipis dan dia tidak enak hati meminta uang kepada Zain.
Pencarian yang dia lakukan tidak membuahkan hasil jadi Marline meletakkan laptop-nya ke atas meja. Hanya di rumah saja membuatnya bosan tapi dia belum bisa mendekati Michael Smith dan bekerja dengannya. Jika saja dia tidak memiliki tujuan, mungkin dia sudah melamar pekerjaan di tempat lain.
Marline menyomot kentang gorengnya dan meneguk cola-nya. Dari pada tidak melakukan apapun lebih baik dia kembali meretas untuk mencari data mengenai virus yang diciptakan oleh Michael. Dia sudah berhasil sekali dan dia yakin kali ini dia akan berhasil menemukan datanya.
Laptop kembali diambil dan dia mulai memainkan jarinya di keyboard, semoga dia menemukan sedikit petunjuk tapi niatnya sudah ketahuan oleh Michael karena tanda warning kembali muncul di layar komputernya.
Michael tersenyum, ini dia yang dia tunggu. Hari ini siapapun yang berusaha meretas dia harap orang itu tidak menyesal.
Marline mulai meretas dan Michael mengawasi komputernya dengan serius.
"Mudah," ucap Marline dan dia mulai bersemangat.
"Hari ini pasti akan aku dapatkan," ucap Marline lagi dan jarinya tambah sibuk.
Dia sungguh tidak tahu jika Michael sudah menyiapkan jebakan untuknya dan sekarang Michael sedang sibuk dengan laptop-nya karena dia ingin mencari keberadaan orang yang sedang ingin menyusup untuk mencuri data-datanya.
Marline terus berusaha masuk dan mulai tampak kesal karena akses selalu ditolak. Ada apa ini? Beberapa hari lalu dia bisa masuk dengan mudah? Apa itu semacam sebuah pertahanan?
Dia tidak menyerah dengan mudah dan kembali mencoba tanpa menyadari jika Michael sudah menemukan lokasi keberadaannya. Michael melihat sebuah rumah sederhana dengan serius, dia mencoba mencari akses untuk menemukan cctv tapi sayang di dalam rumah yang di tempati Marline tidak ada cctv.
Marline mulai menggerutu karena dia selalu gagal tapi ketika dia ingin menerobos masuk kesistem pertahanan yang dibuat oleh Michael, muncul sebuah pertanyaan di layar laptopnya.
..."Laba-Laba memiliki delapan kaki dan kalajengking juga memiliki delapan kaki, mereka sama-sama bisa menggigit dan pertanyaannya adalah, apa mereka bisa terbang?"...
"Hah?" Marline tercengang.
Pertanyaan bodoh macam apa ini? Tentu saja tidak bisa karena mereka tidak memiliki sayap.
"Pertanyaan bodoh!" ucap Marline.
Di bawah pertanyaan ada tiga jawaban yang bisa Marline pilih, jawaban pertama tidak bisa, jawaban kedua tentu bisa jika dicoba dan jawaban yang ketiga adalah, hanya orang bodoh yang menjawab pertanyaan di atas.
"Sialan!" umpat Marline kesal. Jadi dia bodoh jika menjawab pertanyaan itu?
Marline mengigit bibir, entah mengapa dia merasa sedang dipermainkan saat ini, sedangkan Michael tersenyum lebar dan dia sedang menunggu Marline menjawab.
"Sialan! Aku harus jawab atau tidak?" Marline tampak frustasi tapi jika dia tidak menjawab maka dia tidak bisa menyusup lagi.
"Oh God, orang sinting mana yang membuat pertanyaan aneh ini?" gerutunya dan dia tampak ragu untuk memberikan jawaban.
Sebaiknya dia mencoba karena dia tidak mau duduk seharian di sana hanya karena pertanyaan aneh itu.
"Whatever!" ucap Marline dan dia memilih jawaban yang pertama.
Setelah dia menjawab tidak lama kemudian sebuah tulisan muncul di layar.
"Selamat, anda adalah salah satu orang bodoh yang menjawab pertanyaan itu."
"Sialan kau!" teriak Marline marah karena dia merasa dipermainkan.
Marline benar-benar kesal tapi sebuah tulisan muncul di layar laptop-nya lagi
"Semoga harimu menyenangkan."
Apa maksudnya, sungguh dia ingin tahu tapi tiba-tiba saja layar laptop-nya menjadi gelap karena tanpa sepengetahuannya, Michael sudah mengirimkan sebuah Virus yang akan merusak laptop-nya.
"Hei, ada apa ini? Jangan bercanda!" Marline berusaha menekan-nekan tombol di keyboard laptop.
"Sial! Apa dia mengirimkan Virus?" dia mulai panik dan mencabut baterai laptop dan setelah itu dia kembali memasang baterai itu tapi laptop-nya tidak mau menyala.
"Oh my God, yang benar saja! " Marline mencoba mencolok laptop-nya tapi benda itu tidak juga menyala.
"On no, kau benar-benar tega. Tidak saja uangku melayang lima ratus dolar tapi sekarang laptop baruku," Marline terduduk dan tampak tidak percaya.
"Aaakkkhhhhh ...!" Marien berteriak dengan kencang. Dia bahkan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.
Marien masih berteriak, kakinya menendang dan kedua tangannya memukul sofa. Dia sudah bagaikan anak kecil yang tidak mendapat sebuah permen.
Kesal, dia benar-benar kesal pada Michael Smith. Bangkrut, dia akan bangkrut sebelum dia bisa mendekati pria itu dan bekerja dengannya karena sudah ada tanda-tandanya jika dia akan bangkrut.
"Awas kau! Aku akan membalasnya nanti. Tunggu saja, setelah aku bekerja denganmu aku akan mengganggumu setiap hari bahkan setiap malam aku akan menjadi hantu yang berada di bawah ranjangmu agar kau tidak bisa tidur!"
Marline berusaha menahan emosinya tapi ketika dia melihat laptop-nya yang sudah rusak, dia kembali berteriak. Setidaknya perlu uang banyak untuk memperbaiki benda itu.
Di kantornya, Michael terlihat puas. Dia ingin lihat, apa peretas itu masih berani? Jika berani maka akan dia ajak bermain lagi karena dia tidak rugi apa-apa.
"Awas kau, Michael Smith! Jika aku tidak bisa mendekatimu maka aku, Marline Miller akan menjomblo seumur hidup!" teriak Marline di dalam rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
🤣🤣🤣🤣
2024-01-29
0
🍁K3yk3y🍁
hahhaha
2023-02-16
0
Cancer
hahhahah😂😂
2023-01-17
0