Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore saat itu. karena merasa sudah gagal menyusup di Smith Corporation, Marline memutar otak agar dia bisa mendekati Michael Smith.
Dia tidak beranjak pergi dan lebih memilih mengintai dari sebuah cafe yang tidak jauh dari Smith Corporation. Siapapun yang ada di dalam, mau Matthew atau Michael, dia akan ikuti karena dia harus mencari tahu di mana tempat tinggal pria itu.
Dia harap yang di dalam adalah Michael sehingga dia tidak salah sasaran. Dia benar-benar menunggu dengan sabar dan lain kali dia akan membeli sebuah teropong untuk mengintai.
Mata Marline selalu tertuju pada Smith Corporation dan dia harap, orang yang dia incar segera keluar agar pengintaiannya berakhir.
Di dalam ruangannya, Michael sedang mematikan komputernya karena dia sudah mau pulang untuk bermain bersama keponakannya yang lucu-lucu dan mengemaskan.
Rasanya sudah tidak sabar untuk segera pulang apalagi pekerjaannya sudah selesai. Komputer sudah mati, meja sudah rapi. Michael keluar dari ruangan dan memanggil James.
Mereka berdua turun ke bawah bersama-sama dan ketika sudah berada di bawah, James berlari untuk mengambil mobil, sedangkan Michael berjalan dengan santai menuju lobi.
Marline menyeruput kopinya yang sudah dingin saat itu dan ketika melihat Michael, dia langsung berdiri dan menyambar tasnya. Akhirnya yang dia tunggu keluar juga dan hari ini jangan harap pria itu akan lepas dan dia pasti akan mengetahui tempat tinggalnya.
Marline berjalan keluar dari cafe dan ketika dia melihat incarannya masuk ke dalam mobil, Marline segera berlari ke jalan raya dan menyetop sebuah taksi yang kebetulan lewat.
"Kejar mobil itu!" perintahnya.
"Roger!" entah kenapa si supir taksi jadi bersemangat.
Mobil dibawa dengan kecepatan tinggi oleh si supir taksi karena tiba-tiba dia merasa seperti seorang pembalap. Mobil taksi mulai melewati setiap mobil untuk mengejar sebuah mobil sport yang melaju dengan cepat di jalanan.
"Tambah kecepatan!" pinta Marline.
"Nona, ini sudah maksimal," ucap si supir taksi.
"Aku bayar kau dua kali lipat," ucap Marline tanpa pikir panjang.
"Senang berbisnis dengan Nona," ucap si supir taksi sambil menambah kecepatan.
Saat itu, james sangat heran ketika melihat sebuah mobil taksi berusaha mengejar mereka dari kaca spion. Ada apa dengan mobil taksi itu? Tapi dia tidak boleh meremehkannya walaupun itu hanya sebuah mobil taksi.
"Master, sebuah mobil taksi seperti sedang mengejar kita," James memberitahu bosnya.
"Oh ya?" Michael menoleh ke belakang dan benar apa yang dikatakan oleh James, sebuah taksi tampak sedang mengejar.
"Ajak bermain-main, James. Jika perlu putari kota, kita lihat siapa yang akan rugi," perintah Michael.
"Siap, Master," James terlihat bersemangat dan membawa mobil semakin cepat.
"kejar ... kejar!" perintah Marline.
"Jangan remehkan mantan pembalap ini, Nona!" si supir taksi semakin bersemangat dan adrenalin-nya jadi semakin terpacu.
"Turunkan sedikit kecepatannya, James. Kasian itu hanya mobil taksi," ucap Michael seraya melihat ke belakang.
"Roger!" James menurunkan kecepatan mobilnya dan mereka akan bermain-main dengan mobil taksi yang ada di belakang mereka.
Kedua mobil terus saling mengejar, James membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi kadang dengan kecepatan rendah. Setidaknya itu sangat menyenangkan apalagi mobil taksi tidak juga menyerah.
Marline tampak kesal, apapun yang terjadi dia harus tahu rumah orang yang dia kejar. Mau itu Michael atau Matthew dia tidak perduli karena dia harus mendapat celah untuk tahu di mana rumah Michael Smith. Tidak bisa menyusup ke dalam perusahaannya tidak masalah, dia bisa menjadi seorang pelayan jika diperlukan.
"Benar-benar gigih. Terus putari kota!" perintah Michael.
"Apa perlu aku menembak mobil itu, Master?" tanya James.
"Tidak! Kita lihat siapa yang mau bermain-main dengan kita!"
James mengangguk dan membawa mobilnya memutari kota, sedangkan Marline semakin kesal karena mobil yang dia kejar hanya berputar-putar tanpa tujuan.
"Nona, kita sudah berputar-putar dan kau harus memperhatikan harganya," si supir taksi mengingatkan.
"Jangan berisik! Bawa mobilnya dengan benar!" ucap Marline.
"Aku hanya takut kau tidak membayarku!" si supir taksi melihat ke belakang melalui kaca spion dan sedikit merinding melihat wanita jelek yang jadi penumpangnya hari ini.
"Sudah aku katakan aku akan membayarmu dua kali lipat jadi kejar mobil itu dan ikuti kemana pun mobil itu pergi!" perintah Marline.
"Baiklah, jika aku berhasil mengejarnya maka besok aku akan mendaftar menjadi pemain Fast & Furious," ucap si supir sambil menambah kecepatan.
"Mereka masih tetap mengejar, Master," ucap James sambil melihat ke belakang.
"Terus ajak mereka bermain, James. Siapapun itu dia harus tahu siapa yang dia hadapi."
"Roger!" James berbelok dan mobil taksi yang ada di belakang masih mengikutinya.
Aksi kejar mengejar antara mobil taksi dan mobil sport terus terjadi. Marline semakin kesal, sudah sejauh itu apapun yang terjadi dia harus tahu di mana tempat tinggal pria itu.
James membawa mobilnya memutari kota, sedangkan Michael santai saja. Dia tidak rugi apa-apa dan siapapun yang berusaha mengejarnya menggunakan mobil taksi, dia harap orang itu mampu membayar ongkos taksi.
"Nona, bukankah sebaiknya kita berhenti?" si supir taksi semakin was-was apalagi mereka sudah mengejar selama berjam-jam dan keadaan sudah gelap.
"Tidak, aku tidak boleh gagal!"
"Siapa yang Nona kejar? Apa Nona sedang mengejar pacar Nona yang sedang bersama selingkuhannya?" tebak si supir taksi asal.
"Sembarangan!" Marline semakin kesal.
Si supir hanya diam saja, siapa yang tahu? Wanita itu begitu jelek jadi bisa saja pasangannya berselingkuh.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam dan mereka masih mengejar. James benar-benar mempermainkan mereka, membawa mobilnya berputar sana sini bahkan dia berencana membawa mereka ke pelabuhan tapi tiba-tiba saja mobil taksi yang ditumpangi oleh Marline berhenti mendadak dan dari kap mobil mengeluarkan asap.
"Oh no!" ucap si supir.
"Ada apa? Kenapa mobilnya berhenti?" tanya Marline heran.
"Nona, mobilnya rusak!"
"What the hell!" Marline benar-benar tidak percaya. Apa dia akan gagal?
Si supir keluar dari mobilnya dan tampak frustasi melihat asap yang keluar semakin banyak dari kap mobilnya.
"Sh*i*t! Perusahaan bisa memecatku!" umpatnya kesal.
"Bagaimana?" Marline keluar dari mobil taksi dan berjalan mendekati si supir.
"Nona bisa lihat? Mobilnya rusak!"
"Mobil sialan!" umpat Marline kesal sambil menendang mobil taksi itu.
Dari kejauhan, James menghentikan mobilnya karena mobil taksi yang mengikuti mereka sudah tidak terlihat lagi. Michael sedang meretas karena dia ingin melihat siapa yang mengejarnya.
Tidak butuh lama baginya, sebuah mobil taksi yang berasap dan dua orang yang berdebat sudah muncul dari layar laptop-nya.
Michael memperbesar gambar pada layar untuk melihat orang yang mengejarnya dan dia tampak mengernyitkan dahi karena di sana terlihat seorang wanita sedang berdebat dengan si supir taksi tapi sayang, karena keadaan gelap sehingga dia tidak bisa melihat rupa wanita itu
"Bagaimana, Master? Apa kita harus menghampiri mobil itu?" tanya James.
"Pulang saja! Mommy pasti sedang khawatir," perintah Michael.
James mengangguk dan membawa mobilnya, sedangkan di belakang sana, Marline dan si supir taksi berdebat dengan sengit. Tentu saja mereka berdebat tentang harga yang harus Marline bayar.
"Yang benar saja, jangan memerasku!" teriak Marline marah sambil menendang mobil taksi.
"Jangan sembarangan menendang, Nona. Jika tidak kau akan membayar lebih dari itu!" ancam si supir taksi.
Marien benar-benar kesal, tidak saja pengejaran yang dilakukan gagal tapi sekarang dia harus membayar ongkos taksi dua kali lipat dan membayar kerusakan mobil sebanyak lima ratus dolar. Ini pemerasan dan dia tidak terima.
"Aku akan menendang mobil rongsok ini sampai puas!" ucap Marline kesal sambil menendang mobil itu lagi dan lagi.
"Sekali lagi kau menendangnya maka kau harus membayar seribu dolar!" ucap supir taksi kesal.
"Jangan harap aku akan membayar!" jawab Marline.
"Jika begitu aku akan melaporkan hal ini pada polisi dan sebaiknya Nona persiapkan diri mendekam di dalam penjara!"
"What?" Marline terlihat frustasi. Dia baru di tempat itu dan jangan sampai dia berurusan dengan pihak berwajib.
Sepertinya dia tidak punya pilihan lain selain membayar uang itu jika tidak, dia akan mendekam di penjara.
Dengan terpaksa Marline memberikan lima ratus dolar pada si supir taksi dan tentunya itu uang yang diberikan oleh Zain. Semoga dia tidak bangkrut sebelum misinya selesai.
Sambil menggerutu kesal, Marline berjalan pergi. Dia juga menendang batu yang dia temui sambil menggerutu.
"Michael Smith, awas kau! Kau sudah membuat aku kehilangan lima ratus dolar! Kau harus menerima aku bekerja dan memberi aku gaji yang tinggi jika tidak aku akan mengganggumu sampai mati!" gerutu Marline sambil menendang sebuah batu.
"Akkh ... Sial!" Marline mengumpat dan melompat-lompat sambil mengangkat satu kakinya karena batu yang dia tendang besar.
Michael masih memperhatikannya dari laptop dan tampak tersenyum, ingin bermain dengannya?? Siapapun wanita itu dia ingin lihat, apa wanita itu berani menunjukkan wajahnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
odong" lawan Lamborghini 😝😝🤣🤣
2024-01-29
0
Ida Lailamajenun
🤣🤣🤣gak diterima Dominic Toretto jadi anak buah nya
2024-01-29
0
Ida Lailamajenun
tar dibawa keliling California baru nyahook ente marline bayar argo nya 🤣🤣
2024-01-29
0