Logistik

Maya berdiri disebelah peti yang persis sama dengan kotak kayu yang ada di camp mereka.

“Jangan sentuh! Biar aku periksa dulu!” Ef berjalan mendekat, sedangkan Maya menyingkir agak menjauh. Sebelum membuka peti, ef memeriksa semua sisi, mencari jika ada jebakan yang terpasang. Juga memeriksa area sekitar radius lima meter. Setelah semua aman, barulah dia membuka penutup peti.

Ef berdiri tertegun melihat isi dalam peti. Dia tidka menyangka jika isinya dalah beberapa jenis senjata khusus dan logistik. Sepucuk senapan runduk Arctic Warfare Magnum buatan Inggris, lengkap dengan teleskop dan bipod, sepucuk senapan serbu Scar-L dengan amunisi kaliber 5,56, peredam suara, dua Revolver Magnum, dan dua pucuk pistol M9 juga dilengkapi peredam.

“Ini sniper AWM seperti di game PUBG,” tanpa Ef sadari Hamish sudah berada di sisi peti dan hendak menyentuh senjata runduk itu.

“Apakah dalam game itu memang ada logistik tersembunyi seperti ini?” Ef mengkonfirmasi temuan mereka kepada Hamish, gamer asal Turki itu mengangguk.

“Benar, pemain bisa mencari senjata dan armor khusus di tempat-tempat tersembunyi. Semacam bonus bagi pemain yang rajin mencari suply.”

“Oh begitu, berarti peti ini memang sudah dipersiapkan oleh mereka.” Ef mengeluarkan semua senjata yang ada di dalam peti, dan membuka sekat kedua. Di dalam nya ada dua buah kevlar, satu set alat bedah, dua ampul morphine dosisi 5 cc, kornet kaleng, minuman bersoda dan sebuah batu api. Penemuan ini benar-benar seperti harta karun bagi mereka.

Sebagai pemimpin Tim, ef harus bisa membagikan logistik baru ini sesuai kebutuhan masing-masing anggota. Senjata serbu scar-L diberikan kepada Maya. Senapan runduk untuk Lin, Ef memberikan pistol M9 kepada Hamish dan dia sendiri mengantongi revolver magnum.

“Kevlar ini hanya ada dua, Lin dan maya yang kenakan. Yang belum kebagian kita akan mencari di tempat lain.” Ef menyerahkan rompi anti peluru itu kepada Maya dan Lin.

“Hei, ada terowongan di sini!” Hamish menunjuk sebuah lubang hitam yang berada di sisi kiri.

Ef menyinari gua dengan senter, mereka tidak bisa melihat ke ujung lorong karena tak jauh dari mulut gua ada belokan ke kanan yang membatasi penglihatan mereka.

“Kalian beritirahatlah sejenak, aku akan memeriksa sebentar.” Ef berdiri dan menyambar senjatanya.

“Kau mau ditemani?” tanya Lin.

“Tidak perlu, kau beristirahatlah, kita tidak tahu bahaya yang mungkin datang di dalam sana.”

Dengan bantuan penerangan dari cahaya senter, Ef terus berjalan menyusuri lorong itu. Dia harus sedikit menunduk karena langit-langit lorong cukup rendah. Lorong ini sepertinya buatan manusia, karena dinding lorong terlalu rapi jika dibentuk oleh alam. Tidak ada batu besar yang ef temui di sepanjang jalan menguatkan hipotesanya.

Selama lima belas menit berjalan, sepertinya pria itu sudah hampir tiba di ujung lorong. Terlihat dari adanya cahaya remang yang menyorot dari atas. Ef menegadah ke atas, ternyata mulut lorong ini seperti sumur. Dia melubangi dinding-dinding sumur sebagai tumpuan pijakan untuk naik ke atas Tidak terlalu sulit bagi agen terlatih macam dirinya untuk bisa keluar dari lubang tersebut.

Pemandangan pertama yang ditangkap oleh mata Ef adalah hamparan padang bunga matahari yang sangat luas. Tanaman itu sudah tumbuh tinggi, hingga mencapai batas dagu Ef. Senyum kemenangan merekah di bibir Ef, karena tak jauh dari sana tampak mercusar yang menjadi tujuan meraka.

Awalnya pria itu hendak kembali dan mengajak angggota Tim berangkat kesana, tapi akhirnya dia memutuskan untuk berangkat sendiri.

***

Di dalam celah, Lin menunggu Ef dengan gusar. Dia berjalan mondar-mandir tanpa tujuan. Kemudian duduk sambil memeluk lutut.

“Kenapa dia lama sekali?” Lin tidak bisa lagi menyembunyikan kegusarannya.

“Tenang saja, Capt sudah terlatih di semua medan. Dia pasti akan kembali,” jawab Hamish yang sedang memercikkan bunga api dari batu pematik. Mereka membutuhkan api unggun untuk menyiasti udara malam yang semakin dingin. “Sial, susah sekali. Kemaren, Capt bisa menghidupkan api hanya dengan dua kali gesekan,”

“Karena dia sudah terlatih, hahaha!” Maya menimpali gerutuan Hamish dengan memelintir kalimat pria itu sendiri. Maya masih sibuk memilih makanan kaleng yang akan mereka santap malam ini.

“Kalau kau cemas, kirim saja pesan kepadanya.” Maya menoleh kapada Lin yang masih duduk sambil memeluk lutut.

“Bisa aku pinjam handphone-mu?” balas Lin.

“Hahaha, benar kata pepatah, setelah tiada baru terasa. Beberapa hari lalu aku merasa terganggu dengan gadget sekarang aku sangat merindukan benda itu.”

Terdengar suara langkah yang mendekat dari dalam lorong. Hamish langsung menyambar shotgunnya, Lin dan Maya juga melakukan gerakan yang sama. Mereka menodongkan senjata ke arah mulut gua.

“Ini aku, turunkan senjata kalian.” Suara Ef terdengar dari dalam balik belokan. Pria itu muncul sambil memanggul potongan kayu kering di bahu kirinya. Senjatanya tersemat di punggung.

“Kenapa sangat lama, kau membuat kami cemas,” Lin mendatangi Ef ke pintu gua.

“Kami? Halo Nona, kau sendiri yang cemas. Kami berdua semua tidak!” Lin menyungutkan bibirnya ke arah Hamish, pria gendut itu terbahak karena berhasil membuat wajah Lin memerah.

“Maaf sudah membuatmu cemas, sekarang aku sudah kembali.” Ef tersenyum kepada Lin dan mengusap puncak kepala gadis itu kemudian dia berjalan mendekati Hamish dan meletakkan potongan kayu tadi di sana. Hamish tampak tertolong dengan kepulangan pria yang dia panggil capten, Ef pasti bisa menyalakan api unggun dengan mudah.

“Lorong ini ternyata mengarah ke cek poin. Ini akan menjadi jalan pintas kita.” Ef membenahi tumpukan ranting yang di susun Hamish asal-asalan, menaruh serutan kayu dan dedaunan kering di bagian atas dan menggesek pematik. Bunga api itu langsung menyambar dedaunan dan menyala. Kemudian dia menaruh ranting-ranting kecil di atas dedaunan. Saat api mulai membesar barulah dia meletakkan potongan kayu yang lebih besar. Api unggun menyala dalam lima menit.

“Aku senang melihatmu begitu mudah menyalakan api, sedangkan Hamish berjam-jam tidak bisa menghidupkan api barang satu detik,” ledek Maya sambil membawa beberapa kornet kaleng. Hamish tampak cemberut kelemahannya selalu di ungkit oleh Maya.

“Apa yang kau temukan di cek poin?”

“Bangunan itu kosong, hanya ada satu unit mesin cek Finger print dan sebuah peti yang menggunkan kunci sejenis. Keduanya belum aktif. Aku rasa akan di aktifkan saat game dimulai.”

“Berarti besok kita masih bisa bersantai?”

“Aku rasa begitu.kita akan menungu di sini hingga Hell Game dimulai,” jawab Ef sambil memeriksa kornet kaleng yang dia masukkan ke api unggun. Sepertinya sudah matang.

Selesai makan malam, mereka hanya mengobrol santai hingga bebebrpa jam. Hamish sudah beberapa kali menguap, akhirnya mereka menyudahi obrolan dan beristirahat.

Satu jam kemudian dengkuran hamish sudah terdengar, Lin dan Maya tidur hanya beralaskan kain matras yang sempat dibawa dari camp sedangkan Ef masih duduk menghadap api unggun.

“Ef,”

Ef menoleh saat mendnegar teguran dari arah belakang. Maya sudah berdiri di sana.

“Ada apa?”

“Maukah kau menemaniku buang air kecil?”

"Baiklah." Ef bangkit dari duduk dan berjalan di belakang Maya menuju aliran mata air. Ef menunggu di balik dinding saat Maya menunaikan hajatnya.

"Aww!"

teriakan Maya sontak membuat Ef berbalik. Gadis itu tergelincir ke dalam kolam.

Ef harus menarik tangan Maya untuk membantu gadis itu berdiri. Namun, karena tanah pinggir kolam yang di penuhi lumut, lagi-lagi gadis itu tergelincir dan menimpa tubuh Ef.

Maya berusaha bangkit, namun dia terdiam saat baru menegakkan kepala. Dia tidak bergerak dengan posisi masih menduduki pinggang Ef.

"Aku terbangun mendengar jeritan Maya. maaf kalau telah mengganggu kesenangan kalian. Silahkan dilanjutkan."

Lin berbalik meninggalkan Ef dan Maya yang masih mematung.

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

Salah paham si Lin, kirain lagi ngapain

2022-05-17

0

R⃟ Silu ✰͜͡w⃠🦃🍆(OFF)

R⃟ Silu ✰͜͡w⃠🦃🍆(OFF)

next lanjut

2021-12-14

0

🇴​🇫​🇫​

🇴​🇫​🇫​

Mulai ada salah faham, saya syuka...😆😆

2021-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!