Siuman

Musim semi biasanya menjadi saat yang di tunggu-tunggu banyak orang. Setelah empat bulan berdiam di rumah selama musim dingin, tentu ada berbagai rencana tersusun di kepala banyak orang. Berjalan bebas tanpa mantel tebal, menyantap kuliner khas musim semi atau sekedar menonton film box office terbaru bersama pujaan hati. Rasa riang dan gembira selalu menjadi ciri khas saat musim semi tiba.

Sepertinya menikmati indahnya musim semi juga menjadi salah satu impian orang-orang yang saat ini sedang meringkuk tanpa tahu nasib apa yang sedang menimpa mereka. Nasib burukkah? Atau nasib baik yang sedang dikemas menjadi nasib buruk? Atau nasib buruk yang akan berujung menjadi nasib baik? Sayangnya, untuk saat ini tidak ada satu orangpun yang tahu.

Entah sudah berapa lama mereka di sekap di dalam ruangan yang suka berayun-ayun itu. Dinding ruangan terbuat dari logam ringan. Tanpa bantuan cahaya sedikitpun membuat mereka sangat kesulitan untuk mengetahui lokasi pasti. Apalagi dengan kondisi tangan dan kaki terikat rantai besi yang kuat, pergerakan makin terasa sulit. Cahaya baru akan masuk setiap sebuah lubang kecil di langit-langit terbuka sebentar untuk melemparkan roti serta air mineral botolan. Satu hal yang bisa di pastikan dari kondisi ini, siapapun yang menyekap mereka, tidak ingin orang-orang malang ini mati kelaparan.

Di antara orang-orang yang di sekap itu adalah Ef, seorang pemuda yang tadinya adalah agen tangguh yang dimiliki CIA. Namun ketangguhan itu tampaknya sudah tidak berguna saat ini, setangguh apapun manusia, mereka akan tetap membutuhkan cahaya untuk bertahan. Saat ini ef hanya bisa menunggu cahaya itu tiba.

Dalam gelap dia masih mencoba meraba rantai yang membelenggu tangan dan kakinya. Mencari celah untuk bisa melepaskan. Tapi, tampaknya melepaskan tangan dari borgol rantai itu mustahil tanpa kunci atau dia harus rela memotong pergelangan tangan agar bisa lolos. Kedua pilihan yang mustahil itu membuat Ef hanya bisa duduk bersandar dengan tenang. Setidaknya mereka masih di beri makan dan minum. Walau ruangan ini dipenuhi oleh aroma pesing dan aroma kotoran yang menyengat hidung. Dalam kondisi lapar, mulut harus tetap mampu mengunyah dan menelan makanan demi bertahan hidup.

Mereka memang tidak bisa melihat, tapi indera lain masih berfungsi dengan sebaik-baiknya. Mulut dan telinga masih bisa di gunakan untuk berkomunikasi, itu adalah cara yang Ef gunakan untuk menemukan Erlin saat dia tersadar.

“Apakah kalian bisa mendengarku?” Itu kalimat pertama yang Ef ucapkan saat dia baru saja siuman dan mengetahui bahwa dia tidak di sekap sendiri. Beberapa orang menyahut dengan berdehem ringan, dan lebih banyak yang memilih untuk diam.

“Apakah disini ada yang bernama Erlin Hanako?” kali pertama Ef bertanya demikian belum mendapatkan jawaban. Asumsinya ada dua. Satu, Erlin belum sadar atau Erlin tidak disekap di ruangan yang sama. Tapi Ef benar-benar yakin dia dan Erlin berada di ruangan ini, karena waktu penangkapan yang hampir bersamaan.

Setiap jam Ef selalu bertanya Hal yang sama. Tapi tidak ada jawaban yang membuat hatinya lega. Pertanyaan keempat dia mengubah metode.

“Aku rasa semua yang berada diruangan ini sedang ketakutan dan tidak tahu akan bagaimana nasib kedepan. Tapi yakinlah bahwa selama kita semua yang ada di sini bisa bertahan hingga tahu lokasi berada. Pasti ada celah untuk menyelamatkan diri.” Ef terus berceloteh tanpa peduli apakah para penghuni ruangan itu mendengarkaan atau tidak.

“By The Way, namaku Efran Tamada. Aku ikut tersekap di sini karena mengejar temanku yang di culik. Dan ternyata saat ini aku juga ikut culik. Hahaha” sepertinya triknya kali ini berhasil memancing tawa dari penghuni lain.

“I’m Ngon Jiba. Aku dari Kongo!” sahut suara pemilik tawa tadi. Dia bisa berbahasa Inggris dengan aksen khas orang-orang Afrika.

“Kongo? Apakah kau di culik di Kongo atau saat berada di US, Dude!” Ef mencoba terus menjalin komunikasi dengan pria itu. Selain untuk menghilangkan kejenuhan, dia juga bisa mengumpulkan informasi.

“Aku di culik saat keluar mencari Bar di New York! Aku solo backpacker, By the way”

“Aku Hamish, Dari Turki” Suara berikutnya ikut menyahut.

“Apakah kau di culik di New York juga?” Ef berperan sebagai moderator dalam obrolan ini.

“Betul, aku di culik di tepi sungai Hudson. Saat hendak masuk ke yatch milik temanku.”

“Apakah bijak memperkenalkan diri dihadapan orang asing?” Kali ini ada suara perempuan yang menyahut.

“Kita semua disini asing, Nona. Bukankah lebih baik kondisi ini membuat kita menjadi saudara?” Aneh bagi Ef jika di kondisi seperti ini masih harus saling mencurigai. “Kaki dan tanganku di rantai, apakah kalian juga memiliki kondisi yang sama?” Mengalihkan pembicaraan adalah pilihan bijak agar suasana tidak menjadi kaku.

“Ya, rantai sialan ini begitu berat. Aku sudah merasakan kulitku lecet dan perih” nona itu kembali menyahut. “Aku Maya Aurella, dari New York. Maksudku aku tinggal di Manhattan, namun asalku dari Mexico.” Nona muda yang ‘asing’ ikut memperkenalkan diri.

“Apakah kalian tidak memiliki kalung?” Sebuah suara baru menyahut dari hadapan Ef.

“Ada benda metal yang melingkari leherku, tapi aku tidak suka untuk menyebutnya kalung.” Timpal Ef.

“Aku juga!”

“Aku juga”

Beberapa suara baru mulai bermunculan. Tampak kalau ruangan bergoyang ini mulai terasa ramai. Orang-orang yang di paksa berkumpul ini berangsur-angsur lepas dari ketakutannya. Mereka saat ini seperti sedang menjalani malam kebersamaan pada acara pramuka saat sekolah menengah dulu.

“Siapa wanita yang kau cari tadi?” Pertanyaan beraksen unik ini pasti datang dari Ngon.

“Dia temanku”

“Bagaimana kalian bisa tertangkap?”

“Temanku sedang menjadi narasumber di sebuah acara talk show, dia di culik saat jeda iklan”

“Hebat sekali bisa menculik dalam keramaian, Aku juga di culik di parkiran yang ramai. Saat itu belum terlalu malam. Seharusnya ada beberapa orang yang melihat saat aku di bekap” Ngon mulai bercerita panjang tentang dirinya yang baru pertama kali menjejakkan diri di Amerika Serikat. Dia datang menjadi backpacker demi konten channel youtubenya. Dia juga mempromosikan channel miliknya, walau tahu tidak ada satupun teman barunya bisa menekan like atau subscribe saat ini. Dia juga dengan bangga mengatakan kalau telah memiliki lima juta followers.

“Aku juga youtubers, kontenku bermain game dan membongkar trik permainan” suara berikutnya yang berasal dari depan ngon. Aksen ini milik Hamish.

“Berapa followers-mu?”

“I’m Sorry, Ngon. Bukan untuk membandingkan. Followers-ku sudah hampir sepuluh juta orang.”

Mendengar obrolan antara Ngon dan Hamish membuat Ef mendapatkan sebuah petunjuk. Ngon dan hamish adalah orang terkenal jika memiliki channel dengan jutaan followers. Begitu juga dengan Erlin. Dia juga orang terkenal. Sepertinya dia harus memastikan dengan bertanya kepada yang lain.

“Nona Maya, Apakah kau juga youtubers?”

“Aku memiliki channel youtube juga, tapi tidak begitu ramai. Akun Sosial mediaku yang ramai. Aku seorang actrees”

“Wow! Aku baru ingat. Maya Aurella, kau adalah pemeran Elisha di film ‘Azab bagi readers pelit like’ kan?” suara Hamish terdengar antusias.

“Iya, kau menontonnya? Bagaimana aktingku? Bagus?”

“Ya kau sangat menjiwai, apalagi saat menjadi mayat, hahaha”

Hamis dan Maya melanjutkan obrolannya dan mulai asyik sendiri. Beberapa tawanan lain juga adalah orang-orang terkenal dengan banyak pengikut. Ada yang penyanyi, dancers, bahkan juga VJ seksi di aplikasi dating online. Dengan ini Ef bisa menyumpulkan jika semua yang di culik adalah orang terkenal, selain dirinya. Kesamaan ini membuat pikirannya mulai mengait-ngaitkan dengan sesuatu yang akan mengilangkan keakraban yang baru saja terbangun.

“Oh iya, sebenarnya di sebalahku ada seseorang, tapi sejak awal tidak pernah bersuara” Ujar Hamish. “Oh, maaf, apakah barusan aku menyentuh dadamu? Kau wanita?”

“Hmm...”

“Perkenalkan dirimu! Semua orang sudah berbicara selain kau!”

Seketika suasana menjadi hening, menunggu si wanita pendiam berbicara.

“Aku Erlin Hanako!”

***

Halo teman-teman.

terima kasih telah sudi mampir ke sini. cerita Hell Game ikut lomba menulis Fiksi kategori pria.

jadi mohon bantuan teman-teman untuk Like, Favorit dan selalu meninggalkan komen di tiap chapter.

mari berteman di sosial media.

fb. Densa

Ig. @densa015

terima kasih

Terpopuler

Comments

⚘Senja

⚘Senja

aku hadir karna baca novel kak erka.😊😊 masih nyimak

2022-12-10

0

Ita Imus

Ita Imus

astagfirullah 🤣🤣

2022-11-11

0

Poet_Rie

Poet_Rie

ngakak guling guling baca ini ..

hhahhhhhhqhahahahahahahahahahaaa

2022-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!