Pengejaran

Semua orang yang berada di ruangan panik. Lin tidak mungkin bercanda dan bersembunyi dan akan muncul ketika show akan kembali di mulai. Ef harus berdesak-desakan dengan kerumunan kru acara untuk masuk ke dalam ruangan. Matanya menangkap sebuah benda yang tergeletak di lantai menjadi petunjuk kejelasan kondisi lin.

Ef memegang sepatu high heel merah bagian kanan. Sepatu yang tadi Lin kenakan. Pasangan sepatu itu tidak ada, berarti pemiliknya terlalu terburu-buru pergi tanpa sadar ketinggalan sebelah sepatu, atau sang pemilik dipaksa harus meninggalkan lokasi meskipun belum mengenakan sepatu secara lengkap. Atau bisa saja pemilik sengaja melepaskan sebelah sepatunya sebagai cara dia meminta pertolongan.

“Siapa penanggung jawab acara ini?” tanya Ef kepada kerumunan. “Erlin diculik!”

Seketika ruangan dipenuhi suara bisikan seperti dengung lebah.

“Aku!” seorang pria berkaca mata menyeruak masuk. “Anda siapa?”

“Aku Ef, pengawal Lin. Di mana ruang CCTV?”

“Di atas”

Ef dan Pria berkacamata bergegas menuju ruang CCTV, dan memutar rekaman video hingga 10 menit kebelakang. Dari tujuh kamera pemantau, enam menampilkan layar gelap, hanya satu yang masih menangkap gambar, yaitu CCTV yang terpasang di area parkir. Tampak di monitor dua orang pria mendorong troli sampah dan memasukkannya kantung besar ke dalam mobil SUV hitam. Mereka tampak tergesa-gesa.

“Hubungi 911, minta bantuan untuk pengejaran dan Jangan sampai masalah ini diketahui media!” perintah Ef kepada pria berkacamata sambil berlari menuju parkiran. Pria itu mengambil telepon selular dari dalam saku celana dan membuat panggilan.

“Erlin Hanako diculik, pelaku dua orang pria dan mengendarai SUV hitam. Lacak semua kendaraan sejenis yang keluar dari Victora 7th street dengan kecepatan di atas rata-rata. Aku akan melakukan pengejaran!”

Ef masuk ke dalam mobilnya dan menunggu dengan gusar. Bagaimana tidak, di awal tugas dia sudah kecolongan. Reputasi diri dan organiasai menjadi taruhan jika dia tidak mampu menyelamatkan sang novelis. Dan lebih memalukan lagi, penculikan itu terjadi di bawah batang hidungnya. Ef berkali-kali memukul kemudi dengan kekesalan yang memuncak dan baru berhenti saat telepon selularnya berdering.

“Target terlihat di avenyl Street, menuju Keasby” jelas pemilik suara di ujung telepon. “Hati-hati, Dude! Siapapun pengemudi mobil itu, dia seperti Michael Schumacher”

“Aku pergi, Anne. Beritahu Jhon masalah ini. Minta petugas NYPD untuk menghalangi target!”

Ef menutup komunikasi dan langsung menginjak pedal gas. Dari Victoria Street ke Avenyl Street memakan waktu sepuluh menit di kondisi jalan sepi. Jika bisa berada di sana saat musim semi dalam waktu yang sama, pengemudi SUV itu mungkin gurunya Schumacher.

Klakson panjang berkali-kali harus di tekan untuk mengusir para pengemudi lelet di depan. Lampu lalu lintas yang masih menyala merah terpaksa diabaikan. Suara decitan ban juga selalu terdengar keras saat Ef memaksa mobilnya untuk berbelok tajam masuk ke jalan tikus demi menghindari kemacetan.

Setelah berjibaku melintasi keramaian jalan raya, Ef melihat sebuah SUV hitam terparkir di depan sebuah Flat. Pemukiman di tepi sungai memang biasa menjadi markas penjahat seperti film-film hollywood. Tapi kali ini nyata, ada nyawa seorang gadis yang dipertaruhkan. Ef tidak bisa bertindak gegabah.

Dia memarkirkan mobil persis di sebelah SUV hitam itu, dan langsung menyergap. Mobil itu kosong. Ef mengelilingi mobil dan mengintip ke dalam untuk memastikan bahwa dia tidak salah mengejar. Tampak tumpukan kertas berserakan di kursi belakang, di atas dasboard ada botol minum anak-anak.

Telepon selular Ef kembali berdering.

“Kau salah, target sekarang masuk ke area dermaga!”

“Kenapa tidak bilang dari tadi!” gerutu Ef sambil kembali masuk kedalam mobilnya dan tancap gas menuju dermaga.

Di pagi hari seperti ini, dermaga sudah bisa di pastikan ramai. Banyak orang dengan berbagai kepentingan memenuhi semua area. Ef memelankan laju mobil saat masuk area parkir sambil mengamati mobil yang ada satu persatu. Sebuah SUV hitam tampat terparkir asal-asalan di bagian ujung.

Kali ini dia tidak salah, pasangan sepatu merah itu sekarang berada ada di bagian tengah mobil. Sekali lagi Ef menghungi Anne yang siaga di ruang pantau kantor.

“Aku telah menemukan mobil target. Kondisinya kosong. Kirimkan bantuan secepatnya, aku akan mencari ke dalam!”

Mencari tiga orang di area dermaga yang begitu ramai bagai mencari jarum di tumpukan jerami. Ia juga harus hati-hati karena bisa saja di antara sekian banyak orang ini ada komplotan penculik yang sudah menunggunya. Ef memasang earphone dan kembali menghubungi Anne.

“Minta syahbandar untuk mengumpulkan semua pekerja, aku kesulitan mencari jika kondisi begitu ramai” Pinta pria itu sambil terus mengamati sekita “dan jangan tutup telepon ini”

“Baiklah, aku akan menghubungi Syahbandar. Bantuan akan tiba dalam lima belas menit”

Tidak berapa lama berselang, dari pengeras suara menara, terdengar pemberitahuan agar semua orang berkumpul di halaman kantor syahbandar. Dengan begini pencarian akan lebih mudah, siapa saja orang yang bergerak berlawan arah dari pekerja pelabuhan, dia bisa di curigai sebagai penculik.

Ef terus bergerak dari blok satu ke blok yang lain. Di ujung sana, di area peti kemas berwarna biru, tampak dua orang pria bergerak berlawanan arah dan satu orang memanggul kantong hitam besar.

Itu dia!

Ef tidak bisa mengeluarkan senjatanya dan menembak di jarak yang begitu jauh seperti saat ini. Dan kedua penculik itu berjarak tiga blok dari posisi Ef. Berarti dia harus membidik dengan pistol untuk jarak seratus lima puluh meter. Mustahil bisa menembak tepat dengan senjata pendek untuk jarak segitu jauh. Tidak ada pilihan lain. Dia harus mendekat. Dan tetap harus hati-hati.

Sambil berlari dia terus mengawasi kedua pria yang terus bergerak menjauh. Beberapa kali dia mencoba membidik sasaran setiap ada kesempatan. Tapi sebelum picu ditarik, selalu saja ada hambatan.

Kedua pria itu berbelok di ujung blok ketiga. Ef ikut berbelok di pangkal blok kedua. Namun saat Ef sudah berada di celah susunan peti kemas, kedua pria tadi tidak lagi tampak. Ef memacu kakinya untuk berlari mendekat secepat mungkin.

Ef tiba saat Kedua pria itu tampak baru saja menutup pintu peti kemas yang berada di belakangnya.

“Angkat tangan!”

Kedua pria tampak begitu tampak begitu terkejut ada orang asing yang tiba-tiba menodongkan senjata ke arah mereka.

“Angkat tanganmu, atau kutembak!” Tampaknya kedua pria itu tahu kalau orang yang menodongkan senjata di hadapan mereka tidak sedang bercanda. Mereka mengangkat kedua tangannya.

“Kau tiarap!” Perintah Ef kepada Pria berbadan gempal dengan baju hijau. “Dan kau buka peti kemasnya!” perintah kali ini tertuju kepada pria berbaju hitam. “Cepat!”

Pria berbaju hitam tampak ragu hendak membuka pintu peti kemas. Berkali-kali dia menoleh ke arah Ef dan rekannya.

“Aku bisa membukanya sendiri setelah kulubangi kepalamu!” Tampaknya ancaman ini berhasil, pria baju hitam membuka pintu peti kemas kemudian bergeser agar Ef bisa melihat ke dalam.

Di dalam peti kemas tampak penuh dengan kardus yang tersusun rapi. Tampaknya tidak ada celah untuk memasukkan oang ke dalammnya.

“Di mana wanita yang kalian culik?”

“Culik? Sepertinya anda salah orang. Kami berdua sejak pagi sudah berada di dermaga ini.” Wajah pria berbaju hitam memucat, tubuhnya juga tampak gemetar. Tidak mungkin jika seorang yang mampu menculik di keramaian bermental seciut ini.

“Kau mencari kami?”

Ada suara dari belakang Ef. Saat ia menoleh, sebuah stun gun langsung di tempelkan ke lehernya.

Ef, ambruk tak sadarkan diri.

***

Halo teman-teman.

terima kasih telah sudi mampir ke sini. cerita Hell Game ikut lomba menulis Fiksi kategori pria.

jadi mohon bantuan teman-teman untuk Like, Favorit dan selalu meninggalkan komen di tiap chapter.

mari berteman di sosial media.

fb. Densa

Ig. @densa015

terima kasih

Terpopuler

Comments

Rosida maghrib

Rosida maghrib

ceritanya bagus knp sepi yah??

2024-06-23

0

buk e irul

buk e irul

weih deg degan aku Thor 🤨🤨💪

2022-11-29

0

Poet_Rie

Poet_Rie

Deg degan , sumpah ....
sejauh ini berhasil thor ..

2022-09-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!