Sambil dudul menunggu anak konglomerat itu mandi, Ef menyibak-nyibak semak belukar di sekitanya. Tak sengaja matanya melihat sebuah pohon groundcerry. Tanaman perdu itu sedang berbuah dan cukup lebat. Ef terfikir sesuatu, dia mengedarkan pandangan ke sekeliling, pepohonan yang ada disekitarnya adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah tropis. Ef juga baru menyadari kalau cuaca terasa gerah. Mereka sudah meninggalkan daerah subtropis dan masuk ke area sekita khatulistiwa. Dengan mengaitkan infromasi perjalanan pesawat selama sembilan jam, dan saat ini mereka berada di daerah tropis. Ef bisa menyimpulkan kalau saat ini dia sedang berada di salah satu negara di daerah Afrika Tengah.
DUAR...
Sebuah ledakan terdengar, di susul dengan jeritan Lin. Reflek Ef menyambar senjatanya dan turun ke bawah. Wanita itu langsung memeluk Ef dengan tubuh polosnya yang masih basah.
“Ada ledakan!” ucap Lin dengan suara bergetar. Wanita itu sangat ketakutan.
“Kenakan kembali pakaianmu, aku akan mengecek sekitar.!”
Lin baru saja menyadari kalau dia sedang tidak mengenakan sehelai benangpun. Dia langsung melepaskan pelukan dan berbalik dengan kedua tangan menutupi dada dan area kewanitaanya.
“Kau tunggu di sini!”
“Tidak, aku ikut kamu. Aku kenakan pakaian sebentar.”
Lin kembali turun dan mengambil pakaiannya, walau cahaya sudah mulai remang, mata Ef masih bisa menangkap pemandangan indah di dekatnya. Lekuk tubuh indah yang dibalut kulit mulus itu pasti membuat semua lelaki menelan ludah, tidak terkecuali Ef.
“Anggap saja pemandangan barusan hadiah karena sudah menemaniku!” Ucapan Lin membawa Ef kembali dari dunia khayal. Dia segera mengatur nafasnya, dan kembali fokus pada suara ledakan.
“Suara itu tidak berasal dari camp kita. Tapi dari balik bukit ini.” Ef menarik Lin untuk naik dari pinggir sungai, dan mulai berjalan ke puncak bukit. Ternyata puncak bukit itu adalah area terakhir jurang tinggi yang langsung terhubung ke pantai. Di bawah sana tergeletak jasad pria tanpa kepala. Dia salah satu peserta yang nekad berusaha menerobos pantai. Kalungnya langsung aktif saat melewati tiang sensor.
“Kasihan sekali pria itu,” lirin Lin.
“Pengorbanannya tidak sia-sia, dia memberikan kita informasi yang sangat berguna.”
“Informasi apa?”
“Satu-satunya cara untuk lepas dari kalung ini adalah memenangkan permainan ini.”
“Apakah kau tidak bisa memaksa pemilik game untuk membuka kode kalung kita?” tanya Lin.
“Kau lihat itu!” Ef menunjuk pulau lain di depan mereka. “Kita berbeda pulau dengan mereka, dan kita tidak memiliki kapal untuk ke sana.” Ef bangkit dari jongkoknya. “Ayo kita kembali!”
Ef memutuskan untuk mengambil jalan memutar dan berbeda dari jalan awal mereka tadi untuk lebih mengenali wilayah.
“Lihat itu!” Lin menunjuk ke bawah, ada sekawanan rusa yang sedang makan di padang rumput.
“Akhirnya kita mendapatkan sumber protein.”
***
Malam itu mereka berempat duduk di depan base camp sambil menghadap ke api unggun. Mereka baru saja menikmati makan malam berupa roti, biskuit dan daging rusa panggang . sisa daging yang lain di asapi agar bisa awet dan menjadi bekal mereka untuk seminggu ke depan. Walau sebenarnya di dalam peti ada banyak makanan kaleng yang cukup untuk mereka.
“Aku jadi terigat dengan camping pertamaku saat masih sekolah dulu.” Hamish mulai bercerita tentang kisah campingnya dengan antusias. Obrolan ini cukup mengurangi rasa tegang mereka.
“hei, Dude. Coba ceritakan kisah-kisah penugasanmu. Sepertinya dunimu cukup menarik.” Kali ini Hamish meminta Ef untuk bercerita. Awalnya Ef menolak, karena dia bukan tipe orang yang suka membicarakan masalah pribadi. Tapi atas desakan ketiga anggota lain, dia akhirnya menyerah.
“Awalnya aku tugas sebagai prajurit militer, namanya Angkatan darat Tentara Nasional Indonesia. Aku tergabung di grup tiga Komando Pasukan Khusus-”
“Tunggu sebentar!” Hamish memotong cerita Ef. “Indonesia? Bukankah kau bekerja untuk CIA?”
“Kau jangan memotong ucapannya, biarkan dia bercerita.” Maya angkat suara.
“Aku bekerja untuk CIA hanya sementara, karena aku sedang mengikuti program belajar pertukaran agen intelejen antara CIA dan Badan Intelejen Negara dari Indonesia. Sebanarnya aku adalah Agen BIN bukan CIA,”
“Bagaimana ini? Tadi TNI, sekarang BIN? Mana yang benar?”
“Kau cerewet sekali. Diam saja dan dengarkan.” Maya kembali protes Hamish selalu memotong cerita.
“Aku bekerja sebagai prajurit TNI selama enam tahun, kemudian di rekrut untuk berbagung di BIN dan sekarang aku bekerja untuk CIA.” Ef melanjutkan ceritanya. “Dari awal kedinasan di Grup tiga, dan berpindah ke BIN kemudian ke CIA, aku selalu bertugas di bidang intelijen, bukan combatan.”
“Berati kau tidak bisa bertempur?” lagi-lagi Hamish menyela. Dia hendak melanjutkan kalimatnya tapi terhenti oleh delikan mata Maya yang tajam.
“Kami dididik untuk bisa semua hal, termasuk bertempur. Tapi bukan itu tugas utamanya. Tugas utama kami lebih ke collect data dan menyampaikannya kepada analis yang bertugas mengubah data menjadi knowledge. Knowledge ini yang akan diserahkan kepada User. Bukan data mentah.”
“Apakah kau pernah menjalani tugas yang seru?” Hamis benar-benar tidak bisa menekan rasa penasarannya.
“Apakah penyelamatan tawanan trris cukup seru menurutmu?”
Hamish mengangguk antusias.
“Aku pernah memimpin tim kecil untuk menyelamatkan sandera tero*is. Waktu itu usiaku baru dua puluh lima tahun dan itu pertama kali aku memimpin tim untuk melakukan penyusupan dan penyelamatan. Ada lima orang tawanan yang di sekap ter*ris di hutan pulau Sulawesi, mereka adalah awak kapal dagang.” Ef menjeda kalimatnya dan menunggu reaksi Hamish. Tapi pria itu kali ini diam, hanya matanya yang berbinar-binar. “Kami melakukan operasi cepat, tim-ku hanya beranggota 5 orang harus menghadapi ter*sis yang berjumlah tiga puluh orang lebih. Kami berhasil menyusup kedalam markas mereka dan membebaskan tiga tawanan. Operasi menjadi kacau saat seorang sandera bersikeras kembali dan menyelamatkan istrinya. Kami di sergap, seorang tim ku tertembak di sana. Dalam operasi seperti itu, kerja sama dan patuh pada keputusan pimpinan sangat penting. Karena kesalahan sedikitpun bisa berakibat kehilangan nyawa.”
“Akhirnya semua tawanan selamat?” Lin kali ini bertanya.
“Ya selamat, setelah aku terpaksa duel satu lawan satu dengan gembong ter*ris itu.”
“Seperti di film-film?” Maya ikut berkomentar.
“Lebih kurang, tapi rasa sakitnya nyata.”
“Kau tertembak?”
“Tidak, kami duel fisik. Dan aku tertusuk di sini.” Ef mengangkat bajunya ke atas, dan memperlihatkan luka di perut bawah sebelah kanan.
“Bagaimana nasib tero*is itu?”
“Dia kupaksa untuk menghadap tuhan lebih cepat.”
“Sepertinya aku bergabung di tim yang tepat. Hormat untukmu, Komandan!” Hamish mengangkat telapak tangannya sejajar alis. Semua angota tim tertawa, kecemasan mereka sudah benar-benar berkurang.
Pukul sebelas malah mereka memutuskan untuk beristirahat, hanya Ef seorang yang masih duduk diluar menghadap api unggun. Dia memutuskan untuk berjaga. Pintu base camp terbuka, Lin keluar dan kembali duduk di sebelah Ef.
“Kau tidak tidur?” tanya Lin.
“Aku akan berjaga malam ini. Kita tidak pernah tahu kapan ancaman datang.”
“Kau sering membunuh orang?” pertanyaan Lin membuat Ef memalingkan wajahnya dan menatap gadis yang sedang duduk disebalahnya sambil melempar ranting kecil ke api unggun.
“Kenapa kau bertanya seperti ini?”
“Aku hanya terfikir, apakah kau akan membunuhku jika aku membuatmu kesal.”
“Hahaha, tidak semudah itu juga, kali!” ucapan Lin benar-benar lucu. “kenapa aku harus melakukan itu, kau bahkan tidak bersenjata?”
“Berarti keputusan membunuh atau tidak hanya berdasarkan senjata. Bagaimana jika aku mencabut senjata saat ini. Apakah kau akan membunuhku?”
Ef menatap wajah Lin lekat. Mencoba menerka arah pikiran gadis itu.
“Tidak!” jawab Ef.
“Kenapa?”
“Karena aku bertugas untuk melindungimu.”
“Oh, hanya karena tugas,” gumam Lin. Kemudian gadis itu bangkit dan beranjak kembali masuk. Meninggalkan Ef yang masih kebingungan sendiri.
Ngigau ni anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
R⃟ Silu ✰͜͡w⃠🦃🍆(OFF)
syukaaaa
2021-12-14
0
Yessi Kalila
apa maksud Lin tanya gitu ya....
2021-11-02
0
ria rif'ah restiani
suka suka suka
2021-10-10
0