“I’m sorry...,” dahi Ef mengernyit mendengar kalimat yang Lin ucapkan barusan. Kenapa gadis ini tiba-tiba berkata demikian? Kondisi yang terjadi juga tidak ada romantis-romantisnya. Apakah akibat kepalanya terbentur kaca bus tadi pikirannya menjadi kacau?
“Kau tidak bisa bahasa Indonesia?” tanya Lin polos.
“Bisa, yang kau ucapkan tadi adalah bahasa daerah Jawa.”
“Kau mengerti?”
“Iya.”
“Kulo tresno sliramu, apa artinya?”
Ef menghela nafas untuk menyembunyikan emosinya. Hampir saja dia tertawa keras. Jadi yang diucapkan Lin tadi adalah sebuah pertanyaan? Bukan pernyataan? Beruntung Ef tidak bereaksi saat kalimat itu Lin ucap. Kalau beraksi, apalagi reaksinya berlebihan. Sepertinya Ef akan memilih terjun dari pesawat demi menyembunyikan malu.
“Kau tidak mengerti?” kali ini Ef balik bertanya. Lin menggeleng dengan tatapan polos bagai anak kucing. “kulo berarti saya. Tresno berarti cinta. Sliramu adalah sinonim dari Koe, sampeyan atau Panjenengan. Itu berarti kamu”
“Hmm...,” Lin mengetuk-ngetukan jari. Kemudian dia berbalik ke arah Ef. Pandangannya mendadak serius. “tadi aku mengucapkan itu tanpa tahu artinya, jangan salah paham.” Wajah Lin mulai memerah.
“Aku tidak salah paham sedikit pun. Dari caramu mengucapkannya sudah tampak kau tidak mengerti artinya.”
“Dari mana kau tahu kalimat itu?” lanjut Ef berusaha mengalihkan pembicaraan agar suasana kaku ini mencair.
“Aku sering mendengar Mommy menyanyikan lagu berbahasa Jawa. Dia sering mengulang-ulang kalimat itu, dan aku menjadi hapal.”
“Oh begitu. Kau bisa berbicara Bahasa Indonesia?”
Lin Menggeleng, “aku mengerti artinya. Tapi belum Pe-De untuk mengucapkannya”
“Bagus, mulai sekarang kita gunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sandi. Jika ada hal yang bersifat rahasia yang ingin kau utarakan kepadaku, gunakan bahasa itu.”
“Aku akan mencobanya,” jawab Lin ragu.
“Kita coba pengetahuan kosa katamu. Sebut yang aku tunjuk”
“What is this?” Ef menunjuk ke kursi.
“Chair” jawab Lin.
“No Honey, Answer me in bahasa.” Ef mengulangi pertanyaanya.
“Kursi” jawab Lin dengan bahasa Indonesia. Masih terdengar cadel, namun bisa dimengerti.
“This?” Ef menunjuk sepatunya.
“Sipatu”
“Bukan Sipatu, tapi Se-Pa-tu.”
“Ini apa?” Ef menunjuk borgol di tangannya. Tapi tampaknya Lin belum memahami kosakata yang jarang digunakan. Ef mengubah pertanyaannya dengan menunjuk dirinya.
“Ef!”
“hahaha, maksudnya bukan begitu. Aku ganti. How to say ‘I’ in bahasa?”
“Aku”
“you?”
“Kamu.”
“Watch out?”
“awas”
“Gun?”
“Bedil.”
“Hahaha!”
Kali ini Ef tidak bisa menahan tawanya. Entah siapa yang mengajari Lin bahasa Indonesia campuran Jawa begini.
Beberapa jam di udara, Ef sibuk mengajari Lin Bahasa Indonesia. Bukan tanpa tujuan, tapi bahasa sandi biasanya akan berguna di saat-saat genting. Ef mulai berhenti saat Lin sudah menguap beberapa kali.
“Tidurlah, kita tidak tahu apakah masih bisa tidur saat kita mendarat nanti.”
“Kau juga tidurlah. Kebugaranmu akan sangat membantu.” Gadis itu tampak begitu tulus kali ini.
“Aku akan tidur. Kau tidurlah lebih dulu”
Tak berapa lama, Lin sudah terlelap. Ef mengedarkan pandangan, seorang pramugari masih berjalan hilir mudik, sambil mendorong troli.
“Miss, berapa lama perjalanan kita?” tanya Ef saat pramugari itu melintasinya.
“Kita akan terbang selama sembilan jam”
“Kita take off dari mana?”
Pramugari itu hanya tersenyum dan tidak menjawab, kemudian berlalu mendorong troli ke arah kokpit.
“Sembilan jam.” Ef mengulangi kata si pramugari sambil mengait kaitkan informasi yang ada di kepalanya.
Dia di culik di Manhattan, dan sadar di dalam kontainer yang sedang berlayar menuju bandara yang tidak digunakan. Jika mereka berlayar di danau Ontario, tidak ada area sepi di sekitar sana. Tidak mungkin ada bandara tidak terpakai. Kemungkinan hanyalah kapal itu melakukan perjalanan laut menuju bandara kosong tadi. Jika mereka berlayar dalam dua hari, yang bisa di tempuh hanya Kanada atau Mexico. Tidak mungkin lebih jauh.
Ef mencoba berfikir jika dia adalah penculik, dan akan membawa begitu banyak tawanan menggunakan pesawat. Dia pasti akan mencari negara yang lebih mudah untuk di lobi sehingga pesawatnya bisa terbang dengan mudah. Daripada Kanada, Mexico lebih memungkinkan.
Jika benar mereka Take Off dari Mexico, dan akan terbang selama sembilan jam. Dengan kecepatan maksimal 900 km/jam. Berarti mereka akan menempuh jarak 8.100 km.
“Sepertinya akan menuju ke sana.”
Sebelum tidur, Ef mengecek kondisi gadis di sebelahnya. Pemilik wajah oval berkulit bersih itu sudah benar-benar lelap.
“Tak kiro tenanan omonganmu mawu, Nduk. Gawe Ge-er wae”
***
Seorang laki-laki tengah bermain dengan seekor kucing besar berambut lebat. Berkali-kali pria itu memerintahkan sesuatu dan dilakukan dengan baik oleh peliharaannya. Kemudian si pria melemparkan daging sebagai hadiah. Dia tertawa bangga sambil mengusap-usap kepala Si raja hutan yang berperilaku seperti kucing persia. Pria itu didampingi seorang wanita muda bergaun coklat dengan topi lebar berwarna senada.
Keakraban antara majikan dan peliharaan harus terganggu saat seorang pria berbaju rapi menghampiri mereka.
“Sir, peserta terakhir akan tiba satu jam lagi.”
Majikan singa itu memalingkan wajah ke arah pria yang baru saja tiba.
“Berapa orang?”
“Dua puluh empat orang, Sir.”
“Berarti ada 160 peserta untuk season dua. Cukup ramai.” Pria itu berjalan ke arah wanita muda dan mengambil handphone dari tangan wanita itu dan mengetikkan sesuatu.
“Area sudah siap?” tanya pria itu kepada seseorang diujung telepon. “Baiklah, dua puluh empat orang lagi akan tiba dalam satu jam.” Pria itu menutup telepon dan kembali kepada pria berbaju rapi.
“Panggung sudah siap?”
“Sudah, Sir!”
“Kau pastikan tidak ada tamu tak diundang yang datang dalam pestaku!”
“Aku bisa pastikan itu”
“Bawa Yuki untuk mengecek keadaan.”
“Baik, aku pamit, Sir” Pria berbaju rapi bergerak ke arah wanita yang berbaju coklat. “Mari nyonya.”
Wanita muda tadi mengikuti langkah pria berbaju rapi.
“Yuki!” panggilan dari arah belakang menghentikan langkah wanita itu dan berbalik.
“Ya, sayang?”
“Jangan lama-lama di sana. Aku akan kesepian.”
Wanita itu tersenyum.
“Kau tidak akan kesepian selama ada Koro bermain bersamamu.”
Wanita itu berbalik badan dan kembali berjalan, pria berbaju rapi mengiringi dari belakang.
“Apakah ‘dia’ ada?”
“Ada, Nyonya.”
“Kau yakin tidak salah orang?”
“Tidak, aku bisa pastikan ‘dia’ salah satu dari 24 peserta yang akan datang satu jam lagi.”
“Kerja bagus, Pablo. Kau memang tidak pernah mengecewakan.” Wanita itu menoleh ke arah anak buahnya sesaat dan tersenyum penuh makna.
***
Sembilan jam yang membosankan telah berlalu. Ef dan dua puluh tiga tawanan lain telah mendarat di sebuah pulau.
Cuaca hari itu terasa menyengat kulit. Mereka take off saat sore hari, sekarang mereka berada di lokasi yang masih siang. Satu lagi informasi yang bisa Ef dapatkan, mereka terbang ke arah timur.
Semua peserta dibawa ke sebuah tenda yang ada di sisi bandara. Yuki dan Pablo sudah menunggu di sana bersama sepuluh orang penjaga bersenjata laras panjang.
Satu persatu peserta dibawa ke dalam tenda sedangkan yang lain menunggu dalam barisan. Cukup lama mereka terjemur di bawah terik matahari hingga giliran Ef yang masuk.
“Yang mana handphone-mu?” Ef dihadapkan ke sebuah kotak berisi dua unit handphone.
“Tidak ada milikku disana” jawab Ef, tapi para penjaga tidak percaya begitu saja. Mereka mengambil kedua handphone dan menyalakannya. Salah satu ponsel memiliki foto latar seorang wanita. Foto Lin.
“Ini milik wanita itu, dan ini pasti milikmu!” ujar penjaga sinis. “Buka kuncinya!”
Ef berdiri mematung, dia tidak merespons perintah si penjaga. Dengan kasar pria itu menarik tangan Ef dan menempelkan jarinya ke sensor sidik jari. Semua jari Ef di coba, tapi tidak ada yang berhasil.
“Arahkan ke pupilnya!” Pablo memerintah dari balik meja.
Seketika Ef di paksa melihat ke arah kamera. Awalnya ia mencoba mengelak tapi sensor telah membaca dengan cepat. Handphone-nya menyala.
“Reset!” ucap Ef seketika. Layar ponselnya berubah menjadi hitam dan bertuliskan ‘Resetting on process’.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
buk e irul
semakin menegangkan... tak kiro lin iso bahasa jowo 😂 bakno...
2022-12-07
0
R⃟ Silu ✰͜͡w⃠🦃🍆(OFF)
sabar bang ef tresno jalaran lungguh jejer saben dino
2021-12-14
0
ria rif'ah restiani
lah, ef ternyata tetanggaku
2021-10-10
0