" Ikut keruangan saya, ya, saya akan kasih kamu resep." Ajak Dokter tersebut, Zira pun yang sudah merasa lumayan beranjak dari tempat tidur rumah sakit dan mengikuti Dokter, Zira sudah berada di ruangan Dokter, Zira pun duduk Diikuti dokter tersebut yang duduk di kursinya dan menuliskan resep.
" Saya, kenapa Dok, kenapa saya akhir-akhir ini sering pusing dan mual, selera makan saya juga menurun." Tanya Zira mengeluh dengan kondisinya.
" Itu, hal yang wajar, untuk kandungan yang masih sangat muda." Jawab Dokter membuat Zira kaget, matanya melotot kearah dokter.
" Maksud Dokter."
" Iya, kamu sedang mengandung 5 Minggu, jadi sangat wajar hal ini kamu alami, tenang saja saya sudah menuliskan resep obatnya, silahkan tebus di apotik nanti ya." Jelas Dokter membuat Zira masih terdiam kaget tidak percaya tanpa sadar butir air mata Zira jatuh.
" Kamu harus jaga kandungan kamu dengan baik, dan usahakan cek up seminggu sekali, ingat janin yang ada di dalam kandungan kamu masih sangat muda jadi harus kamu jaga dengan baik, dan juga kondisi kamu, ya ibunya harus sehat juga." Dokter terus memberi Zira saran, Zira masih terdiam.
" Bu, Bu, Bu, hey." Tegur Dokter yang melihat Zira melamun.
" Iya, Dok, maaf."
" Ini resepnya, jangan lupa langsung ditebus ya."
" Makasih Dok, kalau gitu saya permisi dulu." Zira pun mengambil resep Dokter dan keluar dari ruangan itu. Zira berjalan di koridor Rumah sakit, masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya bahwa dia sedang hamil.
Zira berjalan begitu pelan dengan membawa kantung plastik berwarna putih ya obat yang baru saja ditebusnya, terus memikirkan perkataan dokter tentang kehamilanya.
" Bagaimana ini, sekarang aku hamil apa yang harus aku lakukan, dan anak ini anak Addrian, aku tidak mungkin meminta pertanggung jawaban Addrian. Apa yang harus aku lalukan. Perut ini semakin hari pasti semakin membesar, apa yang harus katakan sama orang-orang aku hamil tanpa suami, bagaimna jika mama tau, apa yang harus aku lakukan, kenapa semua jadi seperti ini." Batinnya sambil menghelus perutnya yang masih ramping, dengan air matanya yang terus jatuh.
Brukkkk
" Ahhhhh,,,,,, maaf sorry," Ucap wanita yang menabrak Zira, obat yang di pegang Zira pun jatuh, Zira pun jongkok mengambil obatnya dan dibantu dengan gadis yang menabraknya.
" Gak, apa-apa kok, ini semua salah aku." Ucap Zira panik
" Sorry, ya gue nggak sengaja, nih obat kamu." Ucap gadis tersebut ramah dan memberikan kantung plastik tersebut kepada Zira.
" Nggak, aku yang jalanya, melamun, jadi ini bukan salah kamu."
" tapi tetap aja aku yang salah, oh iya kenalin aku Sisil." Gadis tersebut mengulurkan tanganya.
" Zira." Jawab Zira menyambut uluran tangan Sisil.
" Ok, Zira, sekali lagi aku minta maaf ya, aku benar-benar gak sengaja."
" gak apa-apa kalau gitu aku duluan ya."
" Ok, semoga next kita bisa ketemu lagi ya," ucap Sisil penuh harap Zira hanya mengangguk senyum,dan pergi dari hadapan Sisil.
Zira pun sampai kerumahnya, hari ini dia begitu frustasi mendengar kabar kehamilannya, seharusnya wanita manapun harus bahagia, tetapi tidak dengan Zira, dia harus hamil tanpa suami, dan anak yang dikandungnya adalah anak Addrian.
Bahkan sekarang ayah dari anak yang dikandungnya orang yang paling dibencinya, selalu menyakitinya, Zira terus berpikir bagaimna dengan kelanjutan hidupnya dengan kandungannya.
Zira meletakkan obat di meja samping ranjangnya Zira duduk memeluk kedua kakinya menundukkan kepalanya, tangisannya pun terdengar terisak
" Bagaimna ini, apa yang harus aku lakukan, aku sekarang telah mengandung, hiks, jika sudah seperti ini pasti tidak bisa disembunyikan, aku berusaha menyembunyikan kejadian malam itu, melupakan semuanya, hiks, aku tidak menyangka kalau aku akan hamil, hal ini tidak mungkin kusembunyika, Tapi bagaimana apa yang harus aku katakan." Zira terus menangis sampai sesenggukan.
" Kenapa semua ini harus terjadi, Ya Allah, cobaan apa ini, aku diperkosa dengan laki-laki yang sama sekali tidak kukenal, hikss, dan di saat aku ingin menerima semua kenyataan itu dan ingin memulai kembali hidup baru. Kau malah pertemukan aku denganya kembali, dia selalu menghinaku menganggap ku begitu rendah, selalu menekan ku, aku terima semuanya, dan sekarang benihnya tumbuh di rahimku." Zira terus menangis bahkan suaranya sudah serak.
" Addrian, ini semua gara-gara kamu, aku benar- benar membenci kamu Addrian, kamu sudah menghancurkan hidupku."
"Puttri." Zira menghapus air matanya ketika teringat sesuatu
"aku lupa tentang Puttri, Puttri mengalami ganguan jiwa, bahkan aku tidak tau jika Puttri mengalami ganguan jiwa, kenapa aku Kayla Aca dan Saski tidak tau hal sebesar ini."
"Addrian, dia bersama Puttri, mengenal Puttri dan bahkan dari cara Addrian memperlakukan Puttri, seperti sangat berlebihan, apa hubungan Addrian dengan Puttri atau Puttri adalah kekasihnya."
"Roni, aku ingat kalau Addrian pernah mengatakan kalau Roni memperkosa Puttri. Tapi saat di kantor Polisi pengaduan Addrian bukan tentang pemerkosaan, tetapi Addrian malah mengatakan Roni melakukan penyerangan."
"Ini sangat aneh, Roni dan Puttri, aku jadi ingat jika memang Roni dan Puttri dulu sempat dekat. Tapi kenapa semuanya malah dilibatkan dengan ku, Addrian bahkan menganggap jika Roni adalah pacar ku.
" Dan kejadian malam itu bukanlah tanpa sengaja, dari cara Addrian berbicara malam itu seakan-akan dia sudah mengenalku, dan bahkan sengaja melakukanya, bahkan saat di mobil Addrian juga bilang kalau memang semua yang di lakukanya memang sengaja, dan Roni
ingatan
" Bagaimna jika aku, mengatakan kepada pacarmu itu kalau aku menikmati tubuh kekasihnya." Terbesit ingatan Zira.
" Jangankan memperkosanya, dia nyerahin tubuhnya saja gue gak Sudi nyentuhnya." Ucapan Roni yang sempat didengar Zira.
" Apa yang terjadi sama kamu, tidak sebanding dengan penderitaan Puttri." Ucap Addrian.
Zira mengingat kembali semua perkataan Addrian yang menyudutkannya
" Nggak, nggak mungkin. Puttri mengalami gangguan jiwa dan itu akibat diperkosa, tapi siapa, siapa orang yang memperkosanya Addrian mengatakan Roni, dari cara Roni bicara sama sekali dia tidak mungkin melakukanya."
" Dan kenapa? Addrian malah memasukkan ku kedalam masalah ini, apa jangan-jangan apa yang terjadi sama Puttri. Addrian menganggap kalau semua itu kesalahan ku. Tapi kenapa harus aku. Jika di lihat dari orang terdekat, seharusnya bukan cuma aku, ada Saski Aca dan Kayla juga adalah orang terdekatnya." Zira terus bertanya-tanya dan sekarang dia sudah mondar- mandir seperti setrikaan.
" Tapi semuanya sudah berantakan, sekarang aku bahkan mengandung anaknya Addrian, semua yang terjadi seakan-akan sudah direncanakan, Addrian begitu membenciku, dia selalu mencari cela agar dia dapat berbicara dengan sesukanya dan melakukan apapun yang dia mau."
" Sebaiknya, aku harus tau tentang Puttri dan hubungannya dengan Addrian, Addrian kamu akan menyesal melakukan semua ini." Ucapnya Yakin.
Malam hari Zira begitu gelisah tidak bisa tidur di terus membolak-balikkan tubuhnya ke kanan ke kiri, pikirannya benar-benar oleng.
" Ahhhhhhhh, kenapa sih susah banget tidur." Ucapnya duduk dan Zira mengambil gelas di atas meja disamping ranjangnya.
" Habis lagi." Zira ingin meminum air yang ada di gelas ternyata sudah habis, Zira pun bangkit dari tempat tidurnya keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga menuju dapur.
Dapur begitu gelap, karena memang jam sudah menunjukan pukul satu semua penghuni rumah sudah tidur, Zira menuangkan air despenser kegelasnya.
" Heyyyy." Zira kaget saat berbalik badan ternyata Roni sedari tadi duduk di meja makan dan Zira tidak menyadarinya, Zira memegang dadanya, napasnya masih tidak beraturan karena masih kaget dengan keberadaan Roni yang tiba-tiba.
" Roni, lo ngapain di situ, bikin kaget aja." Roni yang meminum minuman kaleng santai duduk di meja makan.
" Lagi pula, masa lo nggak bisa liat ada orang di sini."
" kan gelap, lo sendiri ngapain di sini, lo kan bisa hidupin lampunya, supaya orang gak kaget."
" Ok, gue minta maaf udah buat lo kaget."
Zira meminum airnya meneguknya mengatur napasnya yang masih tidak beraturan.
" Roni gue pengen nanyak sesuatu sama lo." Ucap Zira setelah berdiri lama di depan Roni, Zira harus bertanya karena terus menggangu pikirannya.
" Ok, apa." Zira pun duduk di kursi meja makan berhadapan dengan Roni.
" Apa hubungan kamu sama Puttri." Tanyak Zira tutup point.
" Hah, Puttri," Roni yang mendengarnya membuang nafasnya kesamping, dan kembali meneguk minumanya.
" Roni, aku serius, kamu taukan Puttri yang aku maksud."
" Jadi lo, udah tau siapa nama Puttri yang selama ini lo dengar."
" Iya, Puttri temen gue, lo ada hubungan apa sama dia." Tanya Zira lagi.
" Zira, Zira, lo temenan sama dia, tapi lo nggak tau apa-apa."
" Iya, lo, benar, gue memang temanan sama dia, dan gak tau apa yang terjadi sama dia belakangan ini, tapi bukan cuman gue, Saski Kayla dan Aca juga gak tau, kita temanan tetapi tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing."
" Terus, sekarang kenapa? Lo harus tanya tentang dia sama gue."
" Karena, lo terlibat, Roni lo belum jawab pertanyaan gue, ada hubungan apa lo sama dia.
" Gue gak ada urusan apa-apa sama dia."
" Kalau lo gak ada urusan apa-apa sama dia, Addrian tidak mungkin bilang kalau lo yang perkosa Puttri." Ucap tegas Zira suara menekan
" Hmmmm, Perkosa, gue gak Sudi melakukanya."
" Dari, cara lo bicara, gue bisa tebak lo punya hubungan kan sama dia, bukanya dulu lo dekat sama dia." Tebak Zira sepengetahuanya.
" Dan Addrian, lo juga kenalkan sebelumnya sama dia, kenal siapa Addrian."
" Lo, sebenarnya nanyak Addrian atau Puttri."
" Lo, jawab aja pertanyaan gue, gak usah dialihkan."
" Kenapa apa yang terjadi, Addrian ngapain Lo, sampai lo harus cecar gue kayak gini." Roni membalikan pernyataan membuat Zira semakin yakin kalau Roni mengetahui semuanya.
" Lo, gak usah ngebalikin pertanyaan gue, jawab aja."
" Hmmmm, apa untungnya gue harus jawab pertanyaan lo, apa ada untungnya buat gue, dan apa pengaruhnya buat lo." Roni terus meneguk minumanya bahkan tidak satupun menjawab pertanyaan Zira.
" Karena gue yang diseret kemasalah ini," jawab Zira dengan tatapan tajam.
" Oh.... Addrian pengecut." Ucap Roni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Vino S Fisabililah
ceritane ko muter² ky obat nyamuk yak🤦♀️
2022-01-18
0
guest1053527528
Iya terlalu berbelit2 fokuskan orangx terlalu banyk 🙏
2021-12-22
2
Nophy Rose01
Terlalu berbelat belit jdinya pusing bacanya
2021-12-05
6