" Wah, Bu Zira, ini idenya sangat menarik, kita yakin, pasti berjalan dengan lancar." Puji salah satu pria sekitar berusia 45 tahunan, Zira hanya tersenyum tipis.
" Seharusnya dari awal, Perusahan ini jadi Investor untuk kalian." Puji lagi salah satu pria.
" Terimah kasih, pak atas pujiannya." Jawab Zira ramah.
" Baiklah, kamu bisa menunjukkan lokasinya, untuk proyek kamu dan bicarakan dengan Rima Sketaris saya," ucap Addrian
" Tomy, kamu cek lokasinya, dan buat laporannya, saya tunggu secepatnya."
" Baik pak." Jawab Tomy dengan menunduk
" Ok, rapat selesai, terima kasih semuanya." Addrian berdiri merapikan jasnya dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.
" Bu, Zira, Bu Saski, mari ikut saya." Ajak Rima, Zira dan Saskipun mengikuti Rima.
***************
Zira dan Saski pun makan siang di Cafe favorite mereka, tidak hanya ada Zira dan Saski ada juga Kayla dan Aca, makanan sudah terhidang di meja mereka beserta minuman pesanan mereka.
" Tumben banget, Sas teraktir kita, kayaknya, lagi bonusan nih." Ucap Aca sambil melilit spageti pesanannya dengan garpu.
" Ini, itu lebih dari bonusan." Jawab Saski, memotong stik pesanannya.
" Oh iya, memang ada apa, Sas," tanya Kayla, meneguk minumannya.
" Gue sama Zira, dapat Investor dan sudah tanda tangan kontrak." Jelas Saski singkat bahagia.
" Oh MY GOOD serius, Perusahan apa." Tanya Aca tidak percaya.
" Perusahan Adbver E- Group yang kalian tau sendiri CEO Perusahan itu Addrian Atmaja Wijaya." Jawab Saski cepat, membuat Kayla menganga kaget dan Kayla tersedak minumannya.
" Ehgk, ehe egkh ehgk." Kayla shock mendengar ucapan Saski.
" Pelan- pelan Kayla, gue tau lo bahagia kan dengarnya, pasti nggak percayakan."Celoteh Aca membuat Kayla kesal.
" Kenapa Zira bisa dapat Investor dari Perusahaan ka Addrian, gimana jika kak Addrian tau siapa Zira sebenarnya." Batin Kayla mulai panik
" Zir, lo kenapa sih, kok makanannya gak dimakan." Tanya Aca melihat Zira bengong dan makanan Zira tanpa disentuh.
" Nggak, gue, cuma lelah aja." Jawab Zira santai meminum minumanya
" Kalau Puttri ada disini, pasti dia senang dengar kabarnya, secarakan dia selalu beri support kita." Ucap Saski membuat kayla menatapnyanya tajam.
"Apaan nih, si Saski, pake singgung nama Puttri lagi." Batin Kayla jengkel
" huuuuuuu,,,,,,anak itu di mana ya, kenapa dia gak pernah muncul." Tambah Aca.
" Puttri, kenapa Addrian terus menyebutkan nama Puttri, malam itu, dan juga di kantor, bahkan dia juga menyebutkan saat bersama Roni dan dari cara jawaban Roni sepertinya Roni mengenal yang namanya Puttri, dan Puttri yang sering disebutkan Addrian, siapa."
" Aku cuman kenal 1orang yang namanya, Puttri, apa Puttri yang aku kenal sama dengan yang di maksud dengan Addrian dan juga Roni, tapi itu gak mungkin." Batin Zira kebingungan
" Zira, lo kenapa sih melamun terus." Saski menyenggol tangan Zira.
" Iya, gue, juga kepikiran sama Puttri, oh iya, selama gue kenal Puttri gue gak pernah tau tu, keluarganya, tempat tinggalnya, kalau kalian gimana apa kalian ada yang tau nggak sih?" Tanya zira
" Kenapa? Zira bertanya kayak gitu." Batin Kayla.
" Iya, sih benar juga, gue juga gak tau dia tinggal di mana, kan tau sendiri, di antara kita ber5 Putri paling jarang nongkrong, dia sering happen sendirian." Ucap Saski.
" Kayla kan sering banget sama Putri." Tambah Aca membuat Kayla panik dan mulai bergetar wajahnya memucat, bisa-bisanya Aca melemparkan pertanyaan Zira padanya membuatnya ingin rasanya menyiram Aca dengan minumanya seenaknya memperburuk suasana.
" Ya, gue _ gue_gue juga gak tau kali." Jawab Kayla dengan bibir bergetar dan bicara terbata-bata
" Ya, semoga next, kita bisa kumpul sama Puttri." Ucap Zira penuh harap.
*******
Pagi hari, Zira tampak sibuk membereskan perlengkapannya di meja makan, sambil sebentar- sebentar memakan sarapannya ya dengan terburu-buru sementara di hadapanya, Mira sibuk menyuapi kedua anaknya Lulu dan Diky, Lulu, yang berpakaian seragam sekolah. SD
" Tante, Zira, kenapa gak makan dulu, baru siap-siap." Ucap polos Lulu.
" Iya sayang. Tante buru-buru soalnya ada kuliah pagi."
" Gimana, kalian sudah selesai sarapan, biar Tante anterin kesekolah." Tanya Zira senyum lebar
" Sudah, Tante." Jawab serentak Lulu dan Diky.
" Oh iya, Zira, Saski kemana?." Tanya, Rima.
" Saski, lagi kelapangan kak, tadi berangkatnya pagi-pagi sekali jadi gak sempat pamit sama kakak, Saski juga harus berangkat naik Taxi, yaudah, ka, Zira berangkat dulu ya, takut telat, ayo anak-anak." Ucap Zira memegang tangan Lulu dan Diki di tangan kanan dan kirinya.
" Makasih ya Zira, Kakak dah repotin kamu."
" Yaampun ka, apaan sih, yaudah Zira berangkat ya, ayo pamitan sama mama."
" Dada Mama," Lulu dan Diky melambaikan tanganya dibalas Mira dengan senyum lebar.
Zira menuju mobilnya membukan pintu belakang mobil Lulu dan Diky duduk dikursi penumpang.
" Ok, sayang pelan-pelan." Ucap Zira sebelum menutup pintu mobil dan Zira masuk kedalam mobil, dan memakai shift Belt.
" Ok, kita, berangkat." Zira hanya melihat dari kaca spion di mobilnya
" Ok, Tante." Ujar Lulu dan Diky senyum lebar, sebelum Zira menginjak gas mobil, Roni masuk kedalam mobil dan duduk disamping Zira.
" Numpang." Ucap Roni memakai shift belt, tanpa mempedulikan izin dari Zira, Zira sedikit kesal, tanpa menolaknya, Zira Melajukan mobilnya.
Setelah mengantar Lulu dan Diky ke sekolahan mereka. Zira dan Roni berada di dalam mobil, Roni dengan cuek menepuk-nepuk pahanya dengan 5 jarinya sambil mendengarkan musik dengan hansednya tanpa mempedulikan Zira. Sesekali Zira melirik kearah Roni dengan kesal. Zira merem mobilnya tanpa pemberitahuan dan Roni yang tidak siap terbentur depan mobil.
" Zira, lo apa-apaan sih." Ucap Roni membuka hansednya, memegang dahinya Karen kenak benturan.
" Sorry, turun lo, gue gak mau, anak-anak di Kampus liat lo sama gue satu mobil." Roni melihat di sekelilingnya dan melihat jarak Kampus tidak terlalu jauh. Tanpa basa basi, Roni pun turun. Menutup pintu dengan keras.
Brukkkk
" Bukannya, terima kasih dasar," oceh
Zira melajukan mobilnya.
Zira dan Roni memang 1 kampus, Roni pindahan dari Luar Negri, kebangkrutan, perusahaan yang dikelolah kakak iparnya membuat Roni harus menerima nasib hidup seadanya.
Mira harus pintar mengelolah uang kuliah Roni yang di Luar Negri, untuk pendidikannya di Indonesia, bagaimanapun dia tidak ingin masa depan adiknya hancur, mengingat Mira juga lulusan ternama dari Universitas Luar Negri.
Hanya saja mereka dari lahir manja dan tidak bisa hidup mandiri apalagi mengandalkan pendidikan. Sebenarnya biaya pendidikan Roni di Luar Negri sudahlah lunas sebelum perusahan ayahnya bangkrut.
Tetapi untuk biaya hidup di sana jelas sangat mahal, belum lagi melihat pergaulan Roni, Mira tidak memiliki uang untuk semua itu. Meski tinggal 1rumah Zira tidak pernah bertegur sapa dengan Roni, bahkan baru tadi Roni satu mobil dengannya.
Sebaliknya dengan Roni dia tidak pernah berurusan dengan Zira, padahal Roni tau Zira salah satu idola Kampus, bahkan berkali-kali Roni melihat Zira di ganggu pria nakal yang menggoda Zira, namun Roni tidak peduli.
" Zira." Panggil Robert dosen yang melihat Zira berjalan, Dosenya selalu membuat Zira selalu kesal.
" Iya Pak, ada apa Pak." Tanyak Zira dahi mengkerut.
" Bagaimana Zira, dengan tugas kuliah kamu." Tanyanya basa- basi."
" Semua, baik-baik aja Pak, gak ada masalah Pak." Jawab Zira asal, padahal dia pusing masalah tugas yang selalu menumpuk, terkadang di pikirannya semua dosen seenaknya memberikan tugas yang sulit, yang membuat otaknya berpikir keras. Dia hanya berbicara asal supaya lolos dari Dosen tersebut.
" Sebaiknya, jangan kamu tanggung beban sendiri, kamu bisa datang ke Apertemen saya, kita bicarakan tugas kamu dari hati kehati." Ucap Robert menghelus punggung tangan Zira, Zira merasa risih dan menjauhkan tanganya, rasanya Zira ingin menendang perut buncit Dosenya yang di hadapanya, selalu saja berbicara kepedean dan mengambil kesempatan untuk menyentuhnya.
" Maaf, Pak saya ada kelas hari ini." Ucap Zira buru-buru pergi, dia tidak ingin berlama-lama berbicara dengan Dosenya itu, belum lagi harus mencium bau farfumnya yang sangat menyengat, mungkin saja Robert menumpahkan 1 botol farfum ke bajunya.
**************
Disisi lain Kayla berada di Perusahaan Addrian mencoba mencari tau, kebenaranya, sungguh dia tidak bisa tenang ketika mendengar pernyataan Saski.
" Ngapain kamu, kemari Kayla." Tanya Addrian membaca- baca berkas- berkas yang berserakan di mejanya, Kayla yang duduk dihadapanya terlihat pucat, Kayla memegang kedua tangannya berharap bisa sedikit tenang.
" Nggak kak, Kayla, cuman bawain Kakak makan siang, tadi Kayla tidak sengaja lewat, jadi mampir sekalian." Jelasnya basa-basi Kayla meletakkan makanan yang sengaja dibelinya dari restaurant kesukaan Addrian.
" 0hhhhh..."
" Oh iya, kak, ada yang Kayla pengen tanyak sama Kakak." Ucapnya dengan berani.
" Ada apa?." Tanyak Addrian santai.
" Kakak kirim Puttri kemana." Tanyanya cepat dengan keberanian membuat Addrian menghentikan pekerjaannya menatap tajam Kayla yang membuat Kayla semakin gemetar.
" Kenapa, kamu pengen tau?." Tanya, Addrian
" Aku cuman, pengen tau keadaanya, mengingat kondisi Puttri saat ini." Kayla mencoba menjawab cara aman.
" Sebaiknya, kamu fokus dengan apa yang kamu kerjakan, Puttri biar menjadi urusan kakak."
" Iya kak, Kayla tau, Kakak pasti tau yang terbaik untuk Puttri, mengingat Puttri tidak punya siapa-siapa selain kita, yaudah kak, kalau gitu Kayla pulang dulu, soalnya tadi kak Bianca titip pesanan, takut kelamaan nunggu, Kakak makan ya makanannya " Ucap Kayla beranjak dari duduknya.
" Kayla pergi dulu ya kak."
" Kayla." Panggil Addrian Kayla membalikkan tubuhnya.
" Kamu sebaiknya lebih bijak dalam bersikap, jangan membuat kesalahan yang fatal, kamu taukan apa yang terjadi nantinya, kamu akan mendapat konsekuensi nya, dan ingat jangan memberi informasi yang berbeda, berhati-hati saat bertindak. Kakak tidak suka ada permainan dalam hal ini." Tegas Addrian membuat peringatan pada Kayla. Kayla pun panik.
" Iya, kak, Kayla mengerti, Kayla tau apa yang harus Kayla lakukan dan tidak akan membuat Kakak kecewa kalau begitu Kayla pergi dulu." Ucap kayla pergi meninggalkan Addrian. Kayla menutup pintu ruangan Addrian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Sazia Almira Santoso
aderian bego bisa di kejaain adek sediri
2021-12-25
0
Nurhalimah Al Dwii Pratama
Keyla yg jahat mah
2021-12-13
0
Siti Jufrah
kayla jahat y???
2021-12-03
0