Pesawat.
Di dalam pesawat tampak pramugari dengan pakaian senada, yang memang seragam yang sudah ditentukan dari Perusahaan penerbangan. Dengan senyum ramah seperti tanpa ada beban memberikan pelayanan service nya kepada para penumpang pesawat, dari menghidangkan makanan dan yang lainya agar membuat penumpang nyaman.
" Permisi mbak, saya ingin menyiapkan makanan di meja mbak." Sapa ramah salah satu Pramugari yang membawa troli dorong yang berisi makanan.Yang mengganggu tidur santai wanita yang berusia 23 tahunan itu, si wanita melepas earphone yang sedari tadi menemani tidurnya, dan tersenyum seakan memberi izin pada sang Pramugari.
Pramugari melakukan pekerjaannya dengan begitu telaten." silahkan dinikmati, jika butuh sesuatu bisa panggil kami." Ucapnya sebelum pergi dibalas senyum oleh wanita itu, dan menikmati makanannya yang begitu mengunggah selera.
Mejanya sudah kembali bersih, wanita yang memakai dress cream selutut itu dengan lengan panjang menatap keluar jendela pesawat, menarik napas panjang dan menghembuskannya menatap awan, seakan ingin bercerita.
Pesawat pun landing, gadis itu berada diparkiran Bandara berdiri dengan koper disampingnya menunggu Taxi yang akan mengantarkannya, tidak beberapa lama Taxi pun berhenti tepat dihadapanya, sang sopir Taxi keluar dari Taxinya dan langsung mengambil koper dan memasukkannya ke bagasi. Diikuti dengan wanita tersebut yang duduk di kursi penumpang.
gadis itu membuka kaca mobil, dan memandang keluar, angin yang kencang membuat rambutnya menari-nari hingga beberapa kali tanganya harus menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajahnya, gadis itu memandangi tingginya bangunan yang ada kota Jakarta.
" Sekarang aku kembali ke Indonesia, aku harus bertahan di sini dan mendapatkan hak dan keadilan yang selama ini tidak pernah aku dapatkan." Ucapnya pelan dengan bibir bergetar.
Taxi itu berhenti di sebuah pekarangan Rumah mewah, dengan luas yang mungkin tidak bisa di tebak. Rumah berlantai 3 bak istana raja itu, memiliki bangunan Clasik Eropa. Bahkan banyak para pekerja yang mondar mandir menyelesaikan tugasnya. wanita itu turun dari Taxi menyeret kopernya memasuki istana itu.
" Pak, Dirman siapin mobil." Teriak Kayla, memerintah supirnya.
" Baik, non." Jawab Dirman dari kejauhan
" Gue harus cari Puttri, Gue harus tau di mana keberadaannya, gue harus mastiin keadaan Puttri. Semakin hari, Saski dan Zira selalu berada di sekitar ka Addrian, gue harus melakukan sesuatu, gue nggak mau, Zira terus berada diposisi ini, gue harus menormalkan suasana." Ucap Kayla mondar mandir sambil memainkan tanganya.
" Gimana, sudah selesai mobil." Kayla berhenti bicara ketika melihat sosok yang dikiranya supirnya berada dibelakangnya, tapi malah kaget dengan orang yang berbeda.
" Kamu." Ucap Kayla kaget melihat wanita dibelakangnya, yang berdiri anggun memakai kacamata hitam dan dengan demage membuka kacamatanya, terlihat seperti wanita angkuh.
" Apa, kabar Kayla." Sapa gadis tersebut, dengan senyum manis.
" Ngapain, kamu di sini?." Tanya Kayla jutek
" Aku, berkunjung kerumah ku." Jawab santai gadis tersebut.
" Rumah, Rumah siapa, yang kamu maksud, jangan mimpi kamu, pergi kamu dari sini." Kayla menunjukkan jarinya kearahnya pintu seakan memberi sarat untuk keluar.
" Kamu gak berhak mengusir aku, kamu jangan lupa Kayla, aku, juga Anak dari Admaja Wijaya, jadi ini adalah Rumah ayahku." Tegas Gadis tersebut dengan percaya diri
" Cihhh... jangan bawa-bawa Admaja Wijaya, seharusnya kamu sadar kalau kamu itu anak dari perselingkuhan, anak haram, anak perusak keluarga orang, jangan mimpi kamu, mengatakan ini rumah ayahmu. Ini rumah kakak ku, Addrian Admaja Wijaya." Tegas Kayla mengingatkan pada gadis tersebut.
" Jaga, bicara kamu Kayla." Ucap gadis tersebut dengan nada sedikit tinggi tidak menerima ucapan Kayla
" Kenapa, kamu ingin memungkiri, bahwa semua yang aku katakan memang benar apa adanya, sadarlah itu kenyataan, jadi kembalilah keasalmu, di mana kamu berada dan jangan berada di dalam rumahku." Tegas Kayla.
" Aku, nggak akan pergi kemana-mana, aku akan tetap berada disini, di sini dan di sini."
" Sisil." Tegur Bianca. Yang tiba-tiba datang dan kaget melihat adiknya bertengkar dengan wanita yang dikenalnya.
" Ka, Bianca, hay, apa kabar." Ucap Sisil dengan ramah
" Ngapain kamu, di sini." Tanya Bianca.
" Mulai, sekarang aku menetap di Indonesia dan akan tinggal di rumah ini." Jelas Sisil tanpa basa -basi membuat Kayla dan Bianca kaget.
" Tarik, kembali ucapan kamu, aku sudah memperingatkan kamu untuk pergi dari sini sebelum aku menyeretmu keluar dari sini atau kamu ditarik paksa oleh penjaga rumah ini." Ucap, Kayla tidak terima dengan perkataan Sisil.
" Apa, maksud kamu, siapa yang mengizinkan kamu untuk menetap di sini.'' Tanya, Bianca masih dengan nada lembutnya Bicara.
" Papa, papa yang memberi aku izin untuk kembali ke Indonesia dan tinggal di rumah ini."
" Ni, anak memang gak bisa diajak ngomong baik-baik, itu gak mungkin, aku akan telpon kak Addrian, dan kamu tunggu saja kak Addrian akan mengusir kamu dari rumah ini." Ucap Kayla mengambil ponselnya dan masih ingin menelpon Addrian, tiba-tiba Addrian nyatanya sudah datang saja.
" Ada, apa ini, pagi-pagi bikin ribut." Ucap Addrian.
" Kak, Addrian, untung Kakak datang liat, wanita itu." Kayla menghampiri Addrian seakan mengadu memegang tangan Addrian.
" Dimana Cinta, kak? Tanya, Addrian menanyakan keponakan kesayangannya.
" Kakak baru saja mengantarnya ke Sekolah" jawab Bianca.
Addrian duduk di sofa mengangkat satu kakinya dan menyandarkan tubuhnya ke sofa.
" Ngapain kamu di sini." Tanyanya dingin mengarah pada Sisil yang sekarang berdiri dihadapanya.
" Kakak langsung bertanya ngapain aku di sini dan bukan bertanya bagaimana keadaanku, dan kapan aku sampai." Keluh Sisil, membuat Kayla membuang napasnya seakan ingin menyeret wanita dihadapanya beraninya berbicara manis didepan kakaknya.
" Jawab saja apa yang ditanyakan."
" Aku, bosan di Canada, dan aku sudah memutuskan untuk menetap di sini kak."
" Bagaimana dengan Kuliah kamu di Canada?. Sebaiknya jangan berada di sini, selesaikan yang belum kamu selesaikan." Ucap Addrian dingin
" Kak, Addrian, aku sudah lulus Kuliah tahun lalu dan aku bosan berada sendiri di Luar Negri, aku juga adik Kakak, sama seperti Kayla dan Puttri, aku juga adalah Putri dari Admaja Wijaya, bertahun-tahun, aku diasingkan di Luar Negri, aku gak bisa berbuat apa-apa, sekarang aku sudah dewasa, aku bisa memilih jalan hidupku sendiri. Aku tidak mau berada jauh dari kalian aku ingin mendapatkan keadilan yang sama dengan kalian."Jelas Sisil.
" Keadilan apa, selama ini kamu juga mendapatkan semua yang kamu mau, hidup dengan semua yang kamu inginkan, tidak ada yang mengasingkan kamu, tetaplah berada di Canada dan berkunjunglah semaumu jika ingin Ke Indonesia atau ke Jerman tempat papa. Ucap Addrian.
" Tapi, aku ingin berada di sini, menetap di Indonesia, di Tanah kelahiranku. bersama dengan keluarga ku. Lagi pula papa juga sudah memberi izin untuk aku tinggal di Indonesia. Aku mohon kak Addrian bisa lebih bijak dalam memahami semua ini, bisa bijaksana terhadapku. Aku hanya ingin berada di Indonesia." Ucap Sisil dengan penuh harap
" Keluarga, apa yang kamu maksud, kamu gak punya keluarga di sini, karena keluarga yang kamu maksud sudah dirusak sama ibu kamu yang tidak tau diri itu." Ucap Kayla membuat Sisil sedikit emosi, matanya mulai berkaca-kaca
" Kayla cukup, Ibu ku sudah tiada, apa kamu tidak puas terus menghinanya, terus apa kamu tidak puas selalu menghinaku dari dulu sampai sekarang, apa kamu tidak merasa puas kamu hidup masih bersama orangtua, sementara aku dari dulu selalu hidup tanpa keluarga, selalu diasingkan." Sisil berbicara terbata-bata memang sedari tadi dia menahan semua agar tidak terjadi keributan dengan Kayla.
" Terus itu salah siapa, salah, kami, ngaca kamu, kalau ibu kamu, ingin anaknya hidup dalam keluarga yang baik jangan cari masalah dengan kehidupan suami orang, dulu ibunya menjadi perusak sekarang anaknya muncul sok bawa-bawa nama Admaja Wijaya." Ucap Kayla
" Tapi, darah itu tidak bisa dipungkuri Kayla, kalau darah Admaja Wijaya ada dialiran darahku, jadi aku berharap kamu bisa mencerna baik-baik aku juga Puttri Braham Laskarta Admaja Wijaya." Tegas Sisil menyebutkan nama lengkap ayahnya.
" Bangga ya kamu, sangat bangga dengan darah yang mengalir di tubuhmu darah perselingkuhan." Ucap Kayla dengan sinis
" Kayla cukup." Bentak Addrian.
" Kak, Addrian, Kayla benarkan Kayla cuman tidak ingin wanita ini akan menjadi parasit di keluarga kita."
" Baiklah... Sisil, terserah kamu, ingin menetap di rumah ini atau mau di mana, tapi ingat jangan buat kekacauan atau bertingkah yang merusak nama keluarga ini, kamu akan tau akibatnya." Tegas Addrian
" Kak, Addrian, apa-apa an ini, perempuan ini gak boleh tinggal di sini." Kayla tidak terima dengan keputusan Addrian.
" Iya, kak, Sisil mengerti. Terimah kasih kak, sudah memberikan Sisil kepercayaan, Sisil janji tidak akan mengecewakan kakak." Ucap Sisil memegang tangan Addrian dengan senyum lebar.
" Sekarang kamu, suruh Asisiten Rumah Tangga untuk membantu kamu mempersiapkan kamar kamu, dan istirahatlah."
" Baik, kak, Sisil pergi dulu." Ucap Sisil membawa kopernya, menatap Kayla beberapa detik senyum kemenangan dan langsung pergi.
" Kak, Addrian, Kak, Bianca, apa-apaan ini." Oceh Kayla tidak terima
" Addrian, apa kamu yakin, kalau Sisil akan tinggal di sini." Tanya Bianca ragu.
" Itu, sudah keputusan kak, aku rasa itu lebih baik, memberi dia kesempatan untuk tinggal
di sini, lagi pula itu perintah papa."
" Itu bukan keputusan yang tepat kak, Kayla nggak mau satu rumah dengan wanita itu, Kayla bisa stress kak, Kayla bisa gila, kalau dia mau tinggal di Indonesia dia bisa tinggal di Apertemen atau di mana kenapa? harus di rumah ini, Kayla tidak mau kak, harus tinggal sat atap dengan wanita itu." Kayla terus meyakinkan Addrian agar mengubah keputusannya.
Memang selama ini tidak ada yang bisa menentang apapun keputusan Addrian bahkan kakaknya sekali pun, dan Addrian juga meski jauh dari orang tuanya selalu menuruti perkataan orang tuanya.
" Kayla, ini sudah keputusan kakak."
" Kayla tidak cocok untuk tinggal satu atap dengan dia kak, kenapa sih kakak gak ngerti."
" Kalau kamu tidak mau tidak mau tinggal bersama Sisil kamu bisa tinggal di Apertemen kakak, lagi pula kamu harus ingat papa juga memberi izin Sisil untuk tinggal di rumah ini."
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
dina firara
bagus cerita nya..author nya juga enak kalo ada yg kasih krisan soal novel nya
2022-02-22
0
Dena Fitriani Santoso
ini koreksi aja ya ka othor maaf, banyak kata yg ditulis tdk sesuai penulisanya,seperti kata ngejudge,seat belt,,memijit.
mohon maaf bgt ka,, tetep semangat tetap berkarya... sehat dan sukses slalu
2021-12-03
2
ainuncepenis
sebenarnya biar beda aja, tetapi kalau memang perlu di revisi saya akan revisi
2021-09-27
0