" Jangan, buang waktu, kerjaan ku bukan cuma mengurus kamu saja, Tanda tangan kalau ingin kekasihmu bebas." Addrian melettakkan pulpen berwarna hitam di atas kertas tersebut.
Dengan keterpaksaan Zira langsung menandatanganinya, Zira benar- benar lelah, muak atas perbuatan Addrian, Addrian terus menyiksanya, dengan segala kesempatan. Selesai menanda tangani Zira menatap Addrian tajam, merapatkan giginya, seakan ingin menelan Addrian hidup-hidup, jika tidak ada hukum mungkin Zira akan membunuhnya.
" Puas, kamu." Hanya itu yang terucap dari mulut Zira.
" Belum." Jawab santai Addrian dengan menaikkan alisnya dan menyunggingkan senyumnya. Seakan merasa puas atas kemenanganya Addrian mengambil kertas yang sudah ditandatangani Zira, dan membalikan tubuh nya dari hadapan Zira.
" Kamu akan, menyesal melakukan semua ini Addrian Admaja Wijaya." Ucap Zira membuat langkah Addrian berhenti, Addrian membalikan tubuhnya dan mendekatkan diri pada Zira. Tersenyum tipis seakan mengejek.
" Kenapa harus menyesal.? Tidak, ada kata untuk menyesal."
" Penyesalan itu akan datang dalam hidup kamu, penyesalan terbesar kamu adalah menghukum orang-orang yang tidak bersalah. Kamu ingat itu." Tegas Zira menunjukkan jari telunjuknya ke dada kekar Addrian, dan pergi dari ruangan itu.
" Sihtt....Sialan, beraninya dia mengancam ku."
Ronipun akhirnya keluar dari penjara, wajahnya masih babak belur karena pengeroyokan tadi malam. Mereka masih berada di Kantor Polisi.
" Roni, yaampun, wajah kamu." Ucap Mira memegangi pipi Roni merasa sangat kasihan melihat wajah tampan adiknya yang lebam.
" Udahlah, ka, ihhhhh...apaan gue gak apa-apa." Rony menyingkirkan tangan Mira dari pipinya.
" Roni, lo itu apa-apaan sih, bisanya ya, lo kayak gini, bikin ulah terus, lo gak mikir apa semalaman orang gak tidur gara-gara lo, Lo mah enak tidur di dalam sana, kita mikirin lo." Oceh Saski seakan mendapat kesempatan untuk memaki Roni
" Stop, ya Sas, gue gak mau ribut sama lo." Roni tau jika dia meladeni Saski yang adanya urusanya semakin panjang.
" Dasar, lo nyusahin Mulu."
" Saski udah." Mira menenangkan Saski menghelus bahunya.
" Roni ikut gue." Ajak Zira menarik tangan Roni dan membawanya pergi, Zira dan Roni berada koridor Kantor Polisi.
" Apaan sih Zir, lo betah banget megangin tangan gue." Ledek, Roni melihat Zira terus memegangi tangannya meski sudah sampai tujuan.
"Gak usah kepedean lo." Zira melepaskan tanganya dari Roni
" Lo ada urusan apa sama Addrian, ko bisa Addrian nyerang lo, dan Puttri, Puttri siapa." Tanya Zira menyilangkan kedua tanganya kedadanya.
" Gue, gak ada urusan sama dia, sama keluarganya juga, tidak ada urusannya."
" Kalau lo gak ada urusan, kenapa? Addrian nyerang Lo."
" Mana gue tau, Tanya sama dia lah." Roni mengangkat bahunya,
" gue, serius Roni."
" Lo, kenapa Zir, tumben-tumbennya lo ngomong sama gue, hampir setahun kita tinggal serumah, lo ngomong sama gue terhitung, sekarang lo ngomong panjang lebar." Tanyanya mengingat Roni dan Zira memang jarang bicara, bahkan berpapasan Zira jarang menegur Roni, karena Zira males berurusan sama Roni.
" Uda deh, gak usah ngalihin pembicaraan lo jawab aja."
" Gue, gak ada urusan sama mereka, sama keluarganya dan semuanya, seharusnya gue yang nanyak sama lo, lo ada apa sama Addrian, gue pernah liat lo keluar dari Apertemen Addrian." Ucapan Roni membuat Zira kaget, sontak detak jantungnya mulai tidak teratur, wajahnya mulai cemas terlihat kerisauan di wajahnya. Zira terdiam menatap tajam Roni.
" Jadi malam itu Roni liat gue." Batin Zira
" Hmmmm......Ok, kalau gitu, gue akan cari tau." Ucap Roni pergi dari hadapan Zira. Zira masih terdiam tidak percaya.
" Jangan ikut campur Roni, sama urusan gue." teriak Zira. Roni menghentikan langkahnya, Zira kembali menghampiri Roni.
" Jangan pernah, sekali-kali ikut campur urusan gue, lo dengar ya Roni, gue gak peduli mau lo masuk penjara, atau di mana. Gue tidak peduli lo ribut sama ka Mira sama Saski, membuat kekacauan di rumah gue, dan semua itu jelas buat gue gak nyaman, gue gak pernah peduli sama sekali."
" Gue mengeluarkan lo dari penjara tidak mudah, jadi berterimah kasihlah, dengan cara tidak pernah mencari tau dan mencampuri urusan gue." Tegas Zira.
" Hmmmm.....Sudah kutebak, lo sama Saski pasti sangat bahagia jika gue di dalam penjara. Baiklah Zira tapi ingat gue punya cara sendiri untuk ber terima kasih. Kasih gue alasan untuk tidak mengetahuinya."
" Lo tidak perlu alasan apapun."
" Its ok, lo tenang aja gue tidak akan mencampuri urusan lo, dengan lo membebaskan gue itu sudah cukup, tapi untuk point terima kasih gue, gue akan bawa, wajah-wajah yang sudah buat lo seperti ini." Ucap Roni menepuk bahu Zira tersenyum penuh arti seakan mengetahui apa yang terjadi pada Zira, dan Roni pun meninggalkan Zira yang masih terdiam kebingungan.
" Lo, gak tau apa- apa Addrian. Lo seenaknya menyalahkan orang lain, ini baru permulaan lo salah berhadapan sama gue." Batin Roni berjalan dengan mengepal tangannya.
" Apa, maksud Roni, apa dia mengetahui sesuatu, dan siapa Puttri yang di maksud sama Addrian, dan kenapa Addrian begitu marah sama Roni, karena Puttri."
" Nama Putri juga pernah Addrian sebutkan sewaktu di kantornya, dan Addrian sering mengatakann kesalahan, apa jangan-jangan, pemerkosaan yang dilakukan sama Addrian memang sengaja, dia tidak mabuk pada malam itu."
"Tidak mungkinkan orang seperti Addrian memperkosa wanita, jika dia mau bukankah seharusnya dia bisa mendapatkan wanita, yang dia inginkan, apa jangan-jangan Puttri, aku dan Roni ada hubungannya. Dan sepertinya Roni tau sesuatu dan tau perempuan yang bernama Puttri. " Batin Zira, bertanya-tanya kebingungan
" Hhhhhh, sudahlah." Ucap Zira mengacak-acak rambutnya dan pergi dari tempat itu.
Addrian ternyata dari tadi mendengar pembicaraan Zira dan Roni yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka.
" Jika, mereka pasangan kekasih, mereka tidak mungkin bicara seperti orang asing, Zira terus menanyakan tentang Puttri, apa dia benar- benar tidak tau siapa Puttri, yang di maksud, apa itu hanya akal-akalanya saja." Tanya Addrian dalam hati.
*******************
2 hari kemudian Zira dan Saski bersiap-siap di kamar, ya hari ini pertama kali mereka pergi ke Perusahan Adbver, bertemu dengan orang-orang penting di sana, untuk membahas proyek yang akan mereka kerjakan.
Zira memakai dress Dongker lengan panjang dengan belt merah di pinggangnya menambah kerampingan tubuhnya, rambutnya hanya di gerainya, dan diberi kriting di bawah, polesan makeup di wajahnya yang tidak terlalu tebal mengingat wajahnya begitu menarik tanpa memakai makeup.
Sementara Saski memakai Jeans biru muda, ditambah stelan kemeja putih berbahan wolfis. Rambutnya di kucir kuda.
" Zira thanks ya, lo akhirnya mau narik keputusan lo buat batalin kontrak kerja sama dengan Perusahan Adbver, seharusnya kita memang tidak menolak, karena lo bisa liat sendiri banyak Investor yang nolak kita, sekalinya di terima di Perusahaan terbesar di Asia." Ucap, Saski sambil memasukkan beberapa perlengkapan ketasnya.
" Iya, Sas, semoga dengan semua ini, kehidupan kita membaik, sorry ya gue udah bikin lo bete." Jawab Zira memberi senyum kecil.
" Tapi, lo kok berubah pikiran sih Zir, bukanya kemarin lo keras banget nggak mau berhubungan sama Perusahan itu."
" Udahlah, Sas, gak usah dibahas lagi, lebih baik sekarang kita pergi, kita harus presentasi, tunjukkin yang terbaik, ayo nanti kita telat, gak enak sama yang lainya." Ucap Zira mengambil laptopnya.
" Ok, yuk." Zira dan Saski keluar dari kamar.
**************
Sesampai di Perusahan Adverb, setelah memarkirkan mobil di halaman luas Perusahaan. Zira dan Saski menuju ruang meeting dengan masih perasaan dek-dekan, merekapun akhirnya memasuki ruangan meeting. ini kali pertama untuk mereka berdua meeting dengan orang -orang penting, jadi wajar mereka begitu canggung, Zira dan Saski duduk bersebelahan.
Sementara di sekeliling mereka terlihat orang-orang pemegang saham, sekitar berusia 35 tahunan keatas, dengan wajah yang berwibawa. Sama halnya dengan Zira dan Saski sedang menunggu Addrian CEO Perusahaan tersebut.
Zira begitu gelisah, perasaan campur aduk, antara senang bisa mendapatkan Investor atau merasa kesal karena mau tidak mau dia akan terus bertemu dengan pria yang dibencinya itu.
Pintu ruangan terbuka, Addrian masuk keruangan tersebut.
Diikuti 2 orang di belakangnya, Tomy dan Rima seketaris Addrian. Semua orang berdiri memberi hormat, Zirapun dengan terpaksa mengikuti mereka semua, karena tidak mungkin dia beda sendiri.
" Silahkan duduk.!" Perintah Addrian
" Bu, Zira silahkan." Ucap Tomy, menyuruh Zira untuk presentasi menunjukkan semua idenya. Zira pun berdiri menuju, papan presentasi.
" Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih, atas kesempatan ini, saya memperkenalkan diri sebelum melanjutkan presentasi saya, nama saya, Zahira Aqqela saya biasa dipanggil Zira. Dan ini teman saya Saski caliss."
"Saya akan memulai presentasi saya. Zira menjelaskan semua rancangan dengan baik tanpa ada beban yang dipikirkannya, para pemegang saham saling melihat tersenyum kagum melihat rancangan yang diperlihatkan Zira, soal presentasi Zira memang ahli, dia sudah sering tampil di depan umum.
Tapi ini kali pertamanya tampil di depan orang-orang penting, tidak dapat dibohongi semua orang yang ada di ruangan tersebut tertarik dan merasa puas dengan presentasi Zira. Seakan-akan Zira memang sangat berpengalaman.
Tidak dapat dibohongi dari raut wajahnya Addrian bisa dilihat dengan jelas, bahwa semua yang dikatakan dan ditampilkan Zira memang begitu menarik. Zira berbicara seperti orang profesional yang mampu menghipnotis semua orang yang ada di ruangan tersebut.
" Terima kasih." Ucap Zira menarik napas panjang setelah selesai menampilkan semua yang sudah dia dan Saski siapkan. Zira mendapatkan tepuk tangan.
" Gila, ternya cewek ini bisa diandalkan soal otak." Batin Addrian cukup merasa kagum
" Yeeeee...Zira, lo keren banget lo tau nggak, lo udah berhasil buat seisi ruangan terkesima sama lo." Ucap saski memegang gemes tangan Zira karena kesenangan.
...gaeess maaf ya kalau terkadang penulisannya suka salah, soalnya maklum masih belajar, jadi tolong di maklumi ya, bantu komet ya, kasih masukan dan saran. perlu nggak sih buat visual tokoh-tokonya....
...Terima kasih. yang udah mampir ke ceritanya aku,...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Sazia Almira Santoso
semngat torrr mitak pisual torrr
2021-12-25
0
Kenzi Kenzi
nyesel kan adrian nantinya
2021-12-23
0
R Ani
abaikan yang ga suka Thor,,,semangat
2021-12-22
0