Zira, memasukin mobilnya dengan masih suasana berantakan, Zira menangis dengan keras di dalam mobilnya, sambil membanting-banting kan kepalanya ke setir mobil.
" Kenapa semua ini terjadi, apa yang terjadi?apa salah ku, mengapa laki-laki itu memperlakukan ku seperti itu. Kenapa ya Tuhan, kenapa?." Tanyanya terus menerus tidak terima kenyataan yang diterimanya, Zira tetap saja menghempaskan kepalanya berkali-kali ke setir mobil. Rasanya dia ingin mati hari itu juga.
Zira memutuskan pulang setelah cukup lama menangis di dalam mobil yang berada diparkiran, meratapi kehancuran dirinya yang sudah terenggut oleh laki-laki yang tidak dikenalnya.
Jam sudah menunjukkan jam 6 pagi, setelah merasa tenang dan siap, Zira pun pulang kerumahnya, sesampai di rumahnya ternyata Saski menunggu Zira di depan rumah.
Zira melihat Saski dari dalam mobilnya yang gelisah sambil memegang ponselnya, mondar -mandir seperti setrikaan. Zira menarik napasnya panjang, berkaca merapikan rambut dan pakaianya, menghapus sisa-sia air mata yang ada di pipinya.
Ntah berapa lama gadis itu menangis, dari Apertemen sampai perjalanan kerumahnya, sehingga matanya masih terlihat sembab. Berusaha memperbaiki riasanya karena
dia tidak ingin Saski mengetahui apa yg terjadi.
" Zira, Lo itu dari mana aja, gue itu nungguin lo semalaman." Tanyak Saski, setelah melihat Zira keluar dari mobil, Saski memegang tangan Zira panik.
Saski melihat diri Zira yang berantakan mata sembab rambut yang terlihat acak-acakan.
"Hmmm.... Iya sorry ya, Sas, gue gak bisa kabarin, soalnya ponsel gue ketinggalan, sorry ya, sudah buat lo khawatir.
" Terus lo tadi malam di mana?." Tanya Saski penasaran.
" Tadi, malam gue nginap di Apertemen kak Sari." Jelas Zira mengarang cerita dengan gugup.
" Oh.... Terus gimana kak Sari, dah lahiran, terus ananknya." Cecar pertanyaan Saski membuat Zira tidak nyaman dia merasa tubuhnya lemas, dan tidak tau harus bilang apa.
" Gue, capek banget, gue masuk ya, mau istirahat, ntar gue jelasin." Jawab zira menghindari pertanyaan Saski.
"Oh.... Yaudah, lo istirahat aja." Ucap Saski merasa Zira memang tidak nyaman.
" Gue masuk ya." Ucap Zira pergi dari hadapan Saski
" Zira, kenapa sih aneh banget." Tanyanya dalam hati, Melihat tinggkah Zira, belum lagi penampilan Zira yang acak-acakan
Zira memasuki Rumah dan naik kelantai 2 saat di tangga Zira bertabrakan dengan Roni yang buru-buru turun.
" Sorry-sorry, gue nggak sengaja." Ucap Roni yang menabrak tubuh Zira. Roni sempat menatap dan memperhatikan penampilan Zira.
" Gak, apa-apa." Zira yang sempat jatuh langsung berdiri dan tanpa lama-lama Zira langsung kembali menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Sebenarnya Roni ingin bertanya, tentang keadaan Zira tetapi mengingat dia dan Zira seperti orang asing itu sama saja seperti sok akrab.
***************
Pancaran matahari yang cerah, sinarnya yang tajam mampu menembus kaca jendela kamar Addrian, ya karena, Tadi malam Addrian tidak sempat menutup Tirai jendala di kamarnya.
Sinar matahari itu membuat silau mata Addrian yang sedang tertidur pulas, Addrian mulai menggerakkan matanya kerena terganggu dengan pancaran matahari.
Addrian mencoba untuk duduk, memegang kepalanya, tubuhnya yang hanya ditutupi selimut dan memperlihatkan dadanya yang telanjang dan terlihat sispeck.
Bisa diakuinya Addrian juga memiliki tubuh yang ideal, berkulit putih, serta sispeck, karena hobinya yang suka berolahraga, wanita manapun akan tergoda dengan ketampanan Addrian memiliki wajah yang berkarismatik, meski wajahnya begitu dingin tetapi sangat menyenangkan bila harus memandangi wajah cool Adrian.
Addrian menoleh kesamping kirinya, sudah tidak ada Zira. Wanita yang di seretnya kekamar malam itu, Memenuhi hasrat bejatnya. Addrian melihat bercak darah di kasurnya. Sangat terlihat jelas karena seprai ranjang itu berwarna putih.
" Wanita itu." Ucapnya lama setelah melihat bercak darah tersebut. Addrian kaget tidak percaya jika wanita yang di seretnya kekamarnaya masihlah gadis suci yang belum di sentuh siapapun selama ini. Justru dialah orang yang pertama menyentuh gadis itu.
Mengingat bahwa selama ini yang diketahuinya Zira seorang ****** yang menjajal tubuhnya kepada banyak pria.
Addrian, memijit pelepisnya, pusing memikirkan tindakan yang iya lakukan, jujur mungkin ini pertama kali dia memaksa wanita untuk berhubungan intim dengannya.
Jika dia, ingin seharusnya mudah untuknya, banyak wanita di luaran sana yang ingin tidur dengannya bahkan menyerahkan dirinya kepada Addrian. Tetapi hal itu tidak pernah dilakukan Addrian.
Addrian, bahkan, selama 4tahun mengelola bisnis di Indonesia, Tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun, Selalu banyak kolega bisnisnya memberikan hadiah wanita penghibur malam untuk Addrian tetapi Addrian selalu menolak.
Addrian tidak ingin mengikat hubungan dengan siapapun, masa-masa nakalnya sudah iya jalani sewaktu menempuh pendidikan di Luar Negri, Bukan tidak pernah Addrian melakukan hubungan intim.
Steress masalah kuliahnya, membuat Addrian beberapa kali melakukan hubungan bebas dengan wanita- wanita yang dikenalnya 1malam. Budaya Luar Negri yang menganggap itu hal yang wajar menjadi budaya juga untuk Addrian.
Setelah kembali ke Indonesia Addrian Fokus dengan pekerjaannya dan tidak pernah melakukan hubungan terlarang itu lagi, mengingat Addrian juga memiliki adik perempuan yang harus dijaganya.
Addrian belajar dari pengalamanya selama di Luar Negri, menganggap semua wanita sama, yang hanya dengan materi rela memberikan tubuhnya kesiapapun,
Zira adalah wanita yang pertama tidur dengannya setelah 4Tahun, dan Zira juga wanita yang pertama tidur dengannya dengan masih suci. Selama ini Addrian selalu tidur bersama wanita di Luar Negri adalah wanita yang sering dipakai tidak satupun yang ditemuinya masih Original.
Karena selama ini Addrian tidak pernah menjadi orang pertama yang merebut kesucian seorang wanita, karena pasti wanita yang tidur dengannya selama ini wanita-wanita penghibur atau sekedar dikenal Addrian di Kampusnya Addrian juga tidak pernah memaksa berhubungan badan dengan wanita manapun jika dia ingin maka bisa dan kapanpun dengan siapapun tanpa ada pemaksaan.
Addrian bukakan tipe laki-laki kasar yang pemaksa. Addrian begitu lembut terhadap wanita, tetapi Zira membuatnya menjadi kesetanan yang luar biasa.
Memangsa Zira, seperti singa kelaparan, entah memang Zira begitu menggoda sehingga Addrian begitu bejat meniduri Zira tanpa ada perasaan sama sekali hanya dengan penuh kebencian dendam amarah, serta hasrat liar yang menjalar ditubuhnya.
Adrian bangkit dari tempat tidurnya setelah lama berpikir panjang mengenai Zira. Addrian mengambil handuk dan pergi kekamar mandi.
Dia langsung menghidupkan shower, dan mandi di bawah shower, dia menghadapkan kepalanya kelangit kamar mandi yang di hujani air dari shower, Addrian memejamkan matanya, di bawah guyuran air yang dingin.
Addrian mengingat kejadian malam itu, bagaimna dia memperlakukan Zira sangat kasar, Mulai dari menghempaskan tubuh Zira kesofa, menyeretnya kekamarnaya menghempaskan ke kasurnya, dan memaksanya menuruti semua hasrat bejatnya.
Addrian juga mengingat suara permohonan Zira yang menangis, dihadapan Addrian. Jelas dari hati yang paling dalam Addrian menyesali perbuatanya, apalagi dia tau dialah laki-laki yang merebut mahkota Zira tanpa ikatan dan persetujuan Zira.
"Nggak addrian, lo gak perlu menyesal, memang ini yang seharusnya lo lakuin, ingat wanita itu dibalik kehancuran hidup Puttri. Putri jauh lebih menderita dari semua ini. Jadi ini hal yang pantas di dapatkannya." Batinya memejamkan matanya berusaha membohongi hatinya, bahwa penyesalan ada di dirinya.
Addrian terus berada di bawah guyuran air shower sesekali dia meremas rambutnya yang basah dibanjiri guyuran air.
Disisi lain Zira juga membersihkan tubuhnya di bawah shower, masih dengan pakaian yang dipakainya malam itu. Zira terduduk memeluk tubuhnya, menggaruk-garuk tubuhnya dengan kukunya yang menyebabkan luka ditangannya.
Dia menangis di bawah guyuran shower, meratapin nasibnya, membayangkan Pria yang begitu menakutkan bagi Zira memperlakukan Zira dengan kasar.
Zira terus membayangkan kejadian yang menghancurkan hidupnya, kehormatan dan kesucian yang dijaganya selama ini hancur dalam sekejap dengan laki-laki. yang tidak dikenalnya.
Tidak tau apa yang terjadi masih bingung dan merasa jika dia hanya mimpi buruk, tetapi itu adalah kenyataan yang harus diterimanya
Setelah selesai mandi. Addrian keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang dililit dipinggangnya. Addrian menatap dirinya di cermin.
Melihat bekas cakaran di dadanya dan punggungnya, ya, itu adalah kuku Zira, yang berusaha menghentikan Addrian. Addrian Memengang lukanya. dan beberapa kali melihat luka cakaran jari, di belakangnya dari cermin.
" Wanita itu terus menggangu pikiranku." Ucapnya kembali menyentuh luka ditubuhnya.
Sementara Zira yang sudah selesai dari kamar mandi membersihkan tubuhnya dengan kepedihan keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk piyama berwarna putih.
Zira bercermin, menatap dirinya di cermin sungguh menyedihkan penampilannya matanya yang masih sembab, air dari rambutnya masih bercucuran di lantai, Zira terus-terusan menatap dirinya di cermin melihat leher jenjangnya, yang terdapat merah-merah akibat perbuatan Addrian ( kissmark)
Zira menggosokkan tanganya, dengan kuat kelehernya berusaha menghilangkan tanda kissmark di lehernya.
" Dasar biadap," teriaknya , merasa marah dan kotor atas dirinya sendiri.
Beberapa hari setelah kejadian menyeramkan itu, Zira menjadi gadis murung, tidak keluar kamar sama sekali. Bicarapun dengan penghuni Rumah hanya seperlunya saja.
Hari-harinya penuh dengan cucuran air mata. Dia hanya berbaring di tempat tidur, kebalkon teras kamarnya sambil berayun menatap bintang di malam hari, terkadang juga melihat bintang yang didampingi bulan dari jendala kamarnya, hanya itu yang menemani hari-hari Zira.
Bahkan Zira tidak pernah masuk Kuliah, Dia menghentikan semua aktivitasnya, dan jika ditanya dia akan bilang sedang tidak enak badan. Zira masih berharap bahwa semua yang terjadi hanyalah mimpi buruk.
Sementara semenjak kejadian itu Addrian tidak ingin mendengar informasi tentang Zira dari Tomy, Addrian menyuruh Tomy menghentikan semua pencarian informasi mengenai Zira.
Addrian sibuk mengelolah bisnisnya di Luar kota, berusaha mengalihkan pikirannya tentang wanita yang diperkosanya malam itu.
📞 " Iya, Ca, sorry ya, gue gak bisa nongkrong hari ini, soalnya lagi banyak kerjaan, Zira lagi sakit, jadi gue repot, banget." Keluh Saski yang menerima telpon dari Aca sahabatnya.
📞" Gitu, ya, sayang banget ya," ucap Aca merasa kecewa.
📞" Iya, sorry ya Ca, gue sibuk banget semua kerjaan Zira, gue yang pegang, soalnya Zira masih sakit aja."
📞" Ya, udah deh gak papa, next kita bisa kumpul bareng, salam ya buat Zira, ntar gue sama Kayla jengukin Zira," ucap Aca memberi semangat yang sedang nongkrong di Cafe favorit mereka bersama Kayla.
📞" Yaudah, gue tutup ya, Ca, salam juga buat Kayla, happen ya, by...by..by." Ucap Saski sebelum menutup telpon
📞"By, thank you." jawab Aca menutup telpon melettakkan hpnya di
meja dan kembali memakan spageti pesanannya.
" Knapa, Saski sama Zira gak bisa datang." Tanya Kayla, penasaran mendengar jawaban Aca
" Iya, Kay, Saski banyak kerjaan, sementara Zira lagi sakit."
" Sakit, tumben amat, tu anak sakit." Ucap Kayla mengingat sahabatnya jarang sakit.
" Iya, sih, sudah beberapa hari Zira sakit, aneh banget deh, dia nggak pernah keluar kamar, jadi kayak pendiam gitu, anaknya, Saski juga bingung, mungkin gitu kaliya, kalau Zira sakit." Aca mencoba menjelaskan apa yang dia dapat dari Saski.
" Dia sudah kerumah sakit." Tanya Kayla.
" Belum, Saski bilang Zira gak mau, dibawak kerumah sakit.
" Baguslah, kalau Zira sakit, dengan begitu ka Addrian, tidak pernah menemuinya, jika ka Addrian tau semuanya, bisa-bisa aku habis, aku gak mau masalah Puttri membuat ka Addrian akan mengirimku ke Luar Negri." Batin Kayla senyum licik tetapi terlihat khawatir.
" Kay, why." Tanya Aca bingung melihat Kayla.
" Nggak, nggak apa-apa, gue cuman kepikiran kondisi Zira aja." Jawab Kayla santai
" Iya, sepi banget, Zira, gak ada, Saski, gak ada, Puttri juga entah kemana." Oceh Aca merasa sepi.
" Ca, cukup deh, bisa nggak sih nggak usah bawa-bawa Puttri, kenapa sih?, Puttri lagi yang harus dibicarain di sini ada gue ngerti nggak sih." ucap Kayla merasa kesal dengan Aca.
"Apaan sih, Kay." Tanya Aca bingung.
" Lo, makan aja sendiri, gue dah gak mood." Kayla kesal dan mengambil tasnya pergi meninggalkan Aca.
" Knapa sih tu anak.?, Lagi dapet." Tanya bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Tuti Hariyati
apa cuma AQ yg baca nya merasa pusing karna tulisan nya Moro g semua ku kira cuma prolog aja yg miring..eh semua bab ..tapi seru sih
2022-02-24
0
dina firara
putri hamil apa gimna si??
2022-02-22
0
Aku Veda
gara2 pengakuan kayla..
kayla. kau sdh buat 2 org celaka akibatmu
2021-12-18
0