"Apaan sih lo Kay, gak jelas banget." Tanya
bingung Saski.
"Gue cuman kasih saran sama Zira, supaya dia nggak terbebani, dengan semua masalah yang ada, kalian gak liat apa, Zira masalahnya banyak banget." Jelas Kayla terbata-bata menjelaskan berusaha tenang.
" Ya, saran lo jelas ngebebani semuanya lah. Lo pikir ke Luar Negri gak pake duit apa." Ucap Aca, sambil memakan Cake punya Zira.
" Udah, tau ribet masalah kerjaan mau ke Luar Negri segala." Timpal Saski
" Udah deh, gue gak perlu kemana-kemana, lagi pula masalah Pak Robert, ya ampun ngapain diambil pusing, gue gak bakalan kenapa-napa. gue bisa jaga diri, lo semua santai aja kali." Ucap Zira membuat semuanya mengerti.
" ini cuman saran gue Zir."
" saran lo aneh." Sambar Aca
" Benar kata Zira, masalah ini gak perlu
di besar-besarin." Tambah Saski.
" By the way, gue kangen Putri, Putri kok gak pernah ada kabar ya," ucap Aca tiba-tiba membuat Kayla tersedak minuman. Dia selalu merasa gelisa saat nama itu disebutkan.
" Benar sih lo bilang, bahkan dia gak pernah ngabari kita sudah sebulan lebih dia menghilang." Tambah Zira,
" Mungkin aja, dia lagi liburan, dia kan anaknya cepat bosan, jadi pasti dia lagi liburan." Ucap Kayla gugup mengetahui sesuatu.
" Ya semoga aja Puttri kabarin kita secepatnya, soalnya kangen banget." Ucap Saski.
Terlihat kepanikan di wajah Kayla, Saski Zira, Aca memang tidak pernah tau bahwa Putri adalah sepupu Kayla. Mereka sahabat ber5 sudah 5 tahun tanpa ada Masalah besar hanya salah paham dengan masalah kecil yang cepat terselesaikan.
************
Malam hari tiba sudah menunjukkan jam 23.00 malam, Addrian bersama Tomy sedang dalam perjalan, menemui Klayen mereka, mereka berhenti di sebuah Club' malam, lampu disko dari dalam Club malam sangat jelas terlihat berkedip-kedip di luar. Tomy pun mencari parkiran dan memarkirkan mobil atasannya tersebut.
" Sudah sampai pak." Ucap Tomy, yang berbicara pada Addrian melalui kaca spion depan Mobil. Addrian merapikan sedikit Jas hitamnya.
Saat ingin turun dari mobilnya Addrian melihat Zira keluar dari Club tersebut bersama dengan seorang laki-laki dewasa sekitaran berusia 35 tahunan, yang mengantar Zira sampai ke mobil, Pria itu juga membukakan pintu mobil kepada Zira, mereka terlihat asik dan dan saling tersenyum.
Saat Zira masuk mobil pria tersebut melambaikan tangannya Sebelum kembali masuk kedalam Club tersebut, Addrian melihat pemandangan tersebut, merasa sangat muak melihat kelakuan Zira, beberapa kali dia tidak sengaja bertemu Zira bersama banyak pria, bahkan Pria-Pria tersebut, tidak ada yang seumuran dengan Zira seakan Zira lebih menyukai pria yang berusia matang.
" Shitt.......Perempuan murahan, dalam satu hari dia bisa bersama banyak pria, dasar murahan, selalu tebar pesona dengan orang lain. Aku tidak tau apa yang di tawarkan nya kepada Pria-Pria hidung belang seperti itu. Kamu salah berurusan dengan keluarga ku, aku tidak akan membiarkan kamu hidup bahagia di atas penderitaan Puttri." Batin Addrian dengan mengepal kedua tangannya dengan penuh emosi, wajah merah di kulit putihnya begitu terlihat jelas.
" Gimana Zir, sudah disampaikan." Tanya Saski yang menunggu Zira di dalam mobil.
" Sudah, untung aja ka Danu, langsung ngeliat gue, terus menghampiri gue. Jadi cepat selesai, untung gue gak sempat masuk. Lo tau sendiri kan kalau kita masuk kedalam, ihhhhhh tempatnya itu. Lebih kelam dari pada neraka." Ucap Zira mengingat dia pernah datang ketempat dunia gelap seperti itu.
" Iya sih, Zir, tapi knapa ya?, Pembisnis lebih suka meeting di tempat kayak gitu, emang gak bising apa, suasananya juga, apa nyaman buat membicarakan soal pekerjaan.
" Ya, mungkin mereka sekalian, cari hiburan, namanya juga kerja yang menumpuk pasti penat mikirin kerjaan, semakin kaya manusia, semakin banyak kerjaannya, ya dan semakin penat otaknya." Ucap Zira menyimpulkan sendiri.
" Benar Sih, lagian ka Sari ada-ada aja nyuruh kita kemari."
"Hmmmm.. Lo masih ingat nggak Sas, waktu ulang tahun Puttri, Kayla maksain kita buat datang kemari, dan saat itu gue sudah janji sama diri gue, itu yang pertama dan terakhir menginjakkan kaki di Club' kayak gitu, serah aja deh di bilang norak atau gak zaman masa bodo amat. Eh malahan ka Sari nyuruh gue tadi kemari buat nemuin ka Danu. Gue Lumayan takut sih deg-degan juga, tapi untung aja ka Danu langsung muncul." Ucap Zira mengingat kejadian sebulan yang lalu.
" Lo benar Zir, gue, juga gak bakalan mau datang ketempat kayak gini."
" ahhhh.... sudahlah, pulang yuk, dah malam banget entar ka Mira nyariin, pasti dia sekarang lagi nungguin kita pulang." Ucap Zira, melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan jam 11 lewat.
" Ok, capcus." Saski melajukan mobil dan pergi dari tempat tersebut.
*************
Addrian selesai menghadiri acara meeting di Luar kota, sudah 3 hari Addrian berada di luar kota, tetapi seperti biasanya setelah kembali kekantor, Addrian kembali dibuat kesal dengan pekerjaan sembarangan Sketaris nya, yang tidak pernah serius.
Rima Seketaris Addrian sudah lumayan lama bekerja dengan Addrian dari dia mengagumi sosok atasannya itu sampai Mira rasanya ingin mengubah profesi menjadi malaikat pencabut nyawa, karena sering ingin sekali mencabut nyawa atasannya itu.
Selalu marah sesukanya tapi Rima harus bertahan bekerja di Perusahaan itu mengingat gaji yang besar, bahkan di luar sana orang-orang berlomba ingin bekerja di Perusahaan itu, dan dia malah mendapat kesempatan menjadi Sketaris Addrian hal yang di inginkan semua wanita.
" Apa-apaan ini," Addrian melemparkan berkas-berkas hingga berserakan di lantai, Rima,harus berbesar hati mengutip berkas-berkas tersebut. dengan menyentuhkan kedua lututnya di lantai sambil mengutipi kertas-kertas yang berserakan akibat ulah Addrian.
" Maaf, pak, saya tidak sengaja." Ucap Rima, dengan tubuh bergetar, tetap melanjutkan pekerjaannya mengutipi berkas yang berjatuhan.
" Maaf, kamu bilang, tidak sengaja. Kamu sudah bosan kerja di sini, ha, kalau kamu bosan tulis surat pengunduran diri kamu, letakkan di meja saya atau tidak usah repot-repot sekarang saya akan." Tegas Addrian naik nada 2okta, yang berdiri dihadapan Rima.
" Pak tolong jangan pak," Rima memotong pembicaraan Addrian, karena dia tau Addrian pasti akan bilang bahwa dia dipecat.
" Saya, janji tidak akan mengulanginya lagi Pak, saya mohon Pak, maaf Pak." Rima terus berusaha memohon dengan menyatukan kedua telapak tanganya memohon tulus dihadapan Addrian.
" Ini, terakhir kalinya ya kamu berbuat seperti ini, jika kejadian ini terulang lagi, saya tidak akan kasih kamu kesempatan, apa lagi memberi kamu pengampunan, sekarang kamu keluar dari sini." Ucap Addrian menunjuk pintu keluar, untuk Rima.
" Tapi, saya tidak dipecat kan pak,"
" Keluar." Bentak Addrian
" Baik pak," Rima pun bergegas mengambil beberapa kertas yang berserakan dengan buru-buru takut atasannya berubah pikiran lagi, dan malah membuat Addrian Semakin Marah.
Addrian duduk kembali ke bangku kerjanya menaikkan kakinya keatas meja dan memicit-micit kepalanya dengan 5 jarinya, merasa steress melihat kelakuan Sketaris nya.
Tok tok tok tok tok tok
" Apa lagi." Teriak Addrian keras, dia kira yang masuk Rima ternyata Tomy yang mengetuk pintu.Tomy bingung melihat Addrian.
" Maaf pak." Ucap Tomy dari balik pintu, dan ingin menutup pintu kembali sepertinya dia tau Addrian tidak ingin dia masuk. Tomy takut salah.
" Mau kemana kamu? masuk." Ucap Addrian, yang melihat Tomy ingin pergi, Tomy pun akhirnya masuk dan menghadap Addrian.
" Ada apa," Tanya Addrian
" ini, pak saya mendapat beberapa informasi tentang nona Zira." Jelas Tomy memberi amplop berwarna coklat pada Addrian yang berisikan Beberapa foto tentang Zira.
" Siapa, pria ini." Tanyak Addrian setelah membuka amplop dan melihat Zira berfoto bersama Roni begitu mesra. Mengingat foto tersebut Addrian pernah menemukanya sewaktu bersama Puttri.
" Ini, Roni pak, menurut informasi yang saya dapatkan, Roni ini, tinggal 1rumah bersama nona Zira." Jelas tomy
" Tinggal 1 Rumah, apa dia tidak punya Rasa malu tinggal 1rumah bersama laki-laki seperti ini.
" Kamu selidiki, tentang Roni saya ingin info lebih lengkap." Pintah Addrian.
" Baik pak."
malam ini langit tampak berbeda sedari sore langit sudah mendung dan malam ini adalah penumpahahannya, langit malam yang dipenuhi hujan deras.
Suara petir yang begitu kuat, saling bertautan cahayanya seperti rutinitas ingin memotret, belum lagi Sambaran kilat terus berbunyi tiada henti.
Zira keluar dari kamarnya dengan memakai piyama berwarna silver di atas lutunya, rambutnya hanya dibiarkan di gerainya saja, karena rambut Zira tidak panjang dan tidak pendek hanya di bawah bahu saja.
Dengan sangat terburu-buru Zira melewati Saski yang sedari tadi rebahan di sofa panjang menonton Tv, bukan, tapi Tv lah yang menontonnya karena dia hanya berselonjoran di sofa sambil bermain Hp.
Zira mengambil kunci mobil yang kebetulan berada di samping Tv. Saski yang sadar akan adanya Zira pun bingung melihat Zira yang terburu-buru. dan bertanya-tanya untuk apa mengambil kunci mobil sementara di luar sana hujan sangat deras.
"Mau, kemana Zir," tanyak Saski.
" gue mau ketempat Ka Sari, tiba- tiba Ka Sari ngechat, bahwa dia lagi kontraksi, gue takut ka Sari kenapa-napa, soalnya ka Danu lagi gak di Apertemen." jelasnya bicara terburu-buru dengan sedikit panik.
" Tapi, ini hujan lo, Zir," Saski memperingatkan Zira dengan kode menatap keluar jendela, Zira mengikuti pandangan Saski.
" Gak apa-apa Sas, soalnya gue khawatir. gue pergi dulu ya," ucapnya bergegas pergi.
" Hati-hati nyetirnya," Teriak Saski tanpa ada jawaban.
********
"Pak, sudah sampai," ucap Tomy setelah memarkirkan mobilnya. Di parkiran Apertemen Addrian yang begitu luas.
" Makasih, Tomy, kamu pulang aja, saya mau istirahat." Ucap Addrian memicit keningnya dengan mata yang terpejam mungkin begitu lelah karena tumpukan pekerjaan.
" Baik pak."
Addrian keluar dari mobilnya dan Tomy pun bergegas pergi. Addrian menaiki lift, menuju kamar Apertemen nya, saat keluar dari lift, di lorong Apertemennya lagi-lagi Addrian melihat Zira bersama pria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
resti abineno
bikin bingung
2023-07-29
0
dina firara
ketemu sama zira di waktu yg gak tepat terus ... skrg kluar cuma pake piyama ntar ada aja pikiran2 adrian yg negativ
2022-02-22
0
Kenzi Kenzi
apes banget zira..selalu terlihat jelek didpan babang
2021-12-23
0