" Kakak mau kemana?." Tanya, Saski melihat Mira membawa nampan berisi makanan.
" Ini, kakak Mau anterin buat, Zira, soalnya Zira belum makan siang." Jawab Mira.
" Biar, Saski aja ka, yang anterin." Ucap Saski mengambil nampan tersebut dari tangan Mira.
" Ya sudah, Sas.Makasih ya."
Mira tersenyum. Saskipun masuk menuju kamar Zira.
Tok tok tok tok.( Ketukan pintu)
" Masuk." Ucap Zira, yang bersandar di ujung kasurnya, melihat Saski masuk ke kamarnya membawa nampan berisi makanan.
" Nih gue, bawain makan siang, lo makan dulu." Saski meletakkan sarapannya dimeja samping tempat tidur Zira.
" Thanks ya," Zira hanya tersenyum tipis dengan wajah yang begitu lemas, Saski duduk di depan Zira yang bersandar di kepala kasur.
Saski bingung melihat sahabatnya apa yang terjadi sebenarnya, Zira begitu ceria, berubah menjadi wanita yang murung, kalau sakit, tapi kok gak panas, dia selalu bertanya-tanya dengan sendirinya. Namun tidak berani menanyakannya langsung pada Zira.
" Oh iya Zir....!!! Aca sama Kayla, mau datang jengukin lo." Saski mulai membuka pembicaraan
" Sas, gue gak apa-apa. Lo bilangin aja sama Aca dan Kayla, mending gak usah datang..! gue males ketemu sama siapa-siapa."Ucap Zira menolak
" Ya udah..! nanti gue kabari mereka." Saski pasrah, dan tersenyum tipis.
********
Malam hari, Zira yang memakai kemeja panjang di atas lutunya, menyandarkan tubuhnya di kaca jendelanya menatap bintang di langit tidak sadar air matanya jatuh, seketika itu Saski masuk ke kamarnya membawakan segelas susu, tanpa mengetuk pintu. Zira buru-buru melap kasar air matanya.
" Nih, Zir, minum dulu..!!" Perintah Saski memberikan gelas berisi susu pada Zira.
"Makasih ya." Ucapnya meminum Susu.
" Zir, sebenarnya gue pengen, ngomong sesuatu sama lo," Ucap Saski duduk di meja rias Zira sambil mengambil sisir dan menyisir rambutnya.
" Ada, apa," tanya Zira pelan, menghampiri Saski dan duduk di ranjangnya, Saski meletakkan sisir dan duduk dihadapan Zira.
" Zir..!! sebenarnya gue ada kabar baik buat lo." Ucapnya memengang ke2 tangan Zira.
" Kabar apa." Tanya Zira penasaran
" Lo tau nggak Pengajuan yang kita buat ke Perusahan Adbver E-Group tempo lalu, Perusahan itu menerima pengajuan kita." Jelasnya masih memegang tangan Zira. Dengan tersenyum lebar.
" Serius." Tanya Zira tidak percaya, Saski mengangguk.
" Iya, mereka mau jadi Investor kita, Seketaris CEO perusahaan itu kasih kabar, buat kita siapin semuanya, untuk presentasi atas semua rancangan kita, mereka itu tertarik untuk ide-ide kita." Jelas Saski membuat Zira masih tidak percaya.
" Masa sih Sas." Ucap Zira masih ragu
"Zira....!!!! gue serius masa kayak ginian harus pake becandaan, kita tinggal tunjukkin semua rancangan kita, setelah itu tanda tangan kontrak.
"Syukurlah kalau gitu, akhirnya ada Investor yang mau bantuin kita."
" Iya, Zir lo benar, akhirnya. Lo tenang aja, biar gue yang siapin semuanya. Lo istirahat aja, biar lo punya tenaga, buat siap tempur." Saski memberi semangat.
" Thanks, ya Sas, lo dah kerja keras buat semua ini." Zira tersenyum, memegang tangan Saski.
" Apaan sih Zir lo lebay amat, santai aja kali.
Saski mungkin baru ini melihat senyum Zira setelah hampir seminggu lamanya.
**********
Pagi hari kembali lagi terlihat Zira menatap dirinya di cermin dengan dress coklat muda selututnya yang dipakainya, membuat Zira tambah anggun, rambut digerainya, tidak lupa wajahnya dipoles, makeup natural.
" Aku harus mulai semuanya dari awal, aku harus kembali seperti Zira yang dulu, aku gak boleh kayak gini, dengan berdiam diri tidak akan bisa mengubah apa yang terjadi, tidak akan bisa mengembalikan semuanya." Batinya tanpa sadar butir air matanya jatuh, Zira masih menatap dirinya di cermin.
" Ziraaaa.....!!!!gimana udah siap." Saski yang begitu semangat masuk ke kamar Zira tanpa mengetuk pintu. Membuat Zira kaget dan buru-buru menghapus air matanya.
" Iya, dah siap." Hanya senyum tipis yang Zira keluarkan. Berusaha tegar.
" Ya, udah sekarang kita, berangkat, entar kita telat." Saski merangkul Zira dengan semangat dan keluar dari kamar.
Mereka harus menyelesaikan pekerjaan besar hari ini.
Perusahaan Adbver E- Group
" Kalau, yang saya, lihat, perencanaan mereka bagus Pak, sangat ditail, dan mengunsur budaya Nusantara, tapi moderan Pak, para pemegang saham di sini juga sangat tertarik dengan ide kreatif mereka. Jelas wanita berpakaian merah tua yang terlihat seksi, menghadap bosnya menunjukkan beberapa berkas-berkas penting yang berada di dalam map berwarna kuning.
Addrian tidak peduli dengan berkas yang berkali-kali dibolak -balik Seketarisnya itu, dia hanya fokus pada laptopnya.
"Ok, kamu suruh Tomy, buat ngatur jadwal pertemuan saya dengan mereka." Ucap Addrian menutup laptopnya, dan melihat jam tanganya.
" Mereka pagi ini akan datang Pak." Jelas Rima Seketaris Addrian.
" Pagi ini, saya harus menemui Klayen mungkin, 2jam akan selesai, kalau mereka datang suruh aja mereka tunggu di ruangan saya..!!!" Addrian bangkit dari bangku kerjanya dan bergegas pergi.
Seketarisnya hanya menarik napas panjang Pasrah mengikuti perintah bosnya, lalu ikut keluar bersama Addrian.
Zira dan Saski Sampai di Perusahan Adbver, mobil mereka berenti di parkiran luas perusahan tersebut.
" Gue, gak nyangka Zir, bisa datang ke Perusahan sebesar ini." Saski takjub melihat tingginya gedung perusaan Adbver, dari kaca mobil.
" Iya Sas, tinggal selangkah lagi, impian kita akan terwujud." Tambah Zira merasa bahagia
" Ya udah, kita turun yuk." Ajak Saski.
Saski dan Zira turun dari mobilnya bergandengan tangan memasukin Perusahan tersebut. Setelah bertanya pada satpam.
Mereka langsung dituntun Rima Seketaris, Addrian menuju ruangan Addrian.
" Silahkan tunggu di sini mbak...!!!" perintah Rima sopan mempersilahkan Zira dan Saski duduk di sofa panjang berwarna grey.
" Pak Addrian lagi keluar sebentar, soalnya tadi ada meeting mendadak." Lanjutnya lagi
" Makasih ya mbak." Ucap Zira dan Saski mereka ber2pun duduk.
" Kalau gitu saya tinggal dulu ya, mbak." Ucap Rima dan pergi.
Zira dan Saski sudah menunggu 20 menit lebih. Tetapi Addrian belom datang juga.
" Zira, gue ketoilet dulu ya, soalnya kebelet nih." Saski memegang perutnya merasa tidak tahan.
" Ok, buruan ya, jangan lama-lama."
" Ok bentar ya." Saski keluar dari ruangan Addrian, saat di lorong kantor Saski berpapasan dengan Addrian, karena Saski tidak mengenalnya jadi Saski melewatinya begitu saja.
Addrian pun berjalan dengan cool, dengan kemeja putih dibalut jas hitam berjalan seperti Pria yang arogan. Dibelakangnya diikuti Tomy yang membawa tas. Dengan gagah mengikuti langkah Addrian.
Addrian ingin membuka pintu tetapi dihentikan Sekretarisnya.
" Pak Addrian. Tadi saya ditelpon pak carless dia menyuruh Seketarisnya mengantarkan beberapa fail, dan sudah menunggu di kafe caass.." ucap Rima membuat Addrian tidak jadi membuka pintu.
" Oh, gitu baiklah saya akan temuin dia."
" Tapi pak, Klayen kita juga sudah menunggu di dalam ruangan Bapak."
" Ya, sudah pak, biar saya yang menemui Seketaris pak carles." Tomy menawarkan diri mengambil alih pekerjaan Addrian.
" Ok, kamu temuin Seketarisnya, dan ambil filenya dan lapor kesaya secepatnya.!!" Perintah Addrian.
" Baik,pak, Saya permisi dulu." Ucap Tomy pergi menjalankan tugasnya.
" Pak, Silahkan masuk di dalam sudah menunggu Bu, siapa ya tadi lupa namanya, Bu Ziiii Zi Zi, Saski pak." Ucapnya pasti tapi ragu Addrian menatapnya mulai kesal
" Hhhhh.....kamu itu kalau kerja yang benar ingatannya jangan kayak anak SD." Addrian mulai kesal meliahat ingatan Seketaris ya.
" Maaf pak," Rima hanya menunduk, Addrian menggelangkan kepalanya melihat Seketarisnya, Dan memasukin ruangannya.
Addrian melihat wanita yang duduk di sofa, membolak-balikan berkas-berkas, Addrian tidak bisa melihat wajah wanita tersebut, karena duduk miring dan menunduk dan wajahnya ditutupi sebagian rambutnya.
Addrian perlahan berjalan mendekatinya dan berdiri tepat di belakangnya.
" Mbak Saski." Tegur Addrian mengingat nama yang disebutkan Seketarisnya. Zira kaget mendengar suara tesebut dan spontan menjawab.
" Iya Pak," jawab Zira mencari suara tersebut, Zira melihat keatas dan bukan main Zira kaget, melihat Pria yang berdiri di depanya. Addrian juga kaget melihat Zira sudah 1 Minggu lebih Tommy tidak pernah melapor tentang wanita itu.
Mereka saling memandang beberapa detik.
" Kamu," Zira masih tidak percaya, Zira masih shock berat dan kaget setengah mati melihat Pria dihadapanya adalah Addrian. Zira berdiri dari duduknya dengan gemetar, saat berdiri Zira menyenggol pas bunga di mejanya, dan pecah karena gemetaran.
Dengan spontan Zira mengangkat tangannya melayangkan kepipi Addrian menampar dengan keras.
" Plakkk
Tamparan keras melayang di pipi Addrian, Addrian kaget memegang pipinya. Mata Addrian terbelalak melihat wanita di hadapannya berani menamparnya. Mungkin itu amara terpendam Zira. Selama beberapa hari
" Laki-laki brengsek, bajingan, biadap." Umpat Zira meluangkan semua emosinya.
" Ngapain kamu di sini dasar kurang ajar." emosi Zira meningkat, Zira ingin menampar Addrian lagi, tetapi kali ini Addrian, berhasil mencegahnya dan menangkap tangan Zira.
" apa-apaan kamu, beraninya kamu menamparku, kamu pikir kamu siapa." Bentak Addrian tidak terima dengan perlakuan Zira.
" Aku tidak hanya akan menamparmu Seharusnya juga akan membunuhmu. Lepaskan tanganku, bangsat....!!!!" Zira berusaha ingin melepaskan tangannya dari Addrian.
" Ehh.....kamu tau sedang berada di mana dan berhadapan dengan siapa." Bentak Addrian
" Aku tidak peduli siapa kamu, bagi ku kamu hanya laki-laki brengsek, biadab, bajingan, memperlakukan wanita seenaknya. tidak tau diri." Cacian maki Zira tanpa rem terhadap Addrian menggingat perlakuan Addrian kepadanya. Dan Zira terus berusaha melepaskan tanganya dari cengkraman Addrian.
Emosi Addrian, naik, tidak pernah ada wanita berani menghinanya, Addrian memegang kedua tangan zira, dan memutarkan, kebelakang tubuh Zira, Zira sangat kesakitan. Posisi Addrian berada di belakang Zira.
" Jangan seenaknya kamu bicara, seharusnya kamu tau bicara dengan siapa,
sangat tidak pantas perempuan rendahan sepertimu bicara dengan orang sepertiku."
" Jangan bicara pada diri sendiri kamulah yang rendahan, sangat hina, yang tidak tau adab, seharusnya kamu berkaca pada dirimu sendiri." Umpat Zira menahan sakit
"Hmmmm..... Kamu bicara terlalu lantang, kamu memposisikan dirimu, seakan lebih tinggi dan tidak tau dengan siapa kamu berhadapan.
" Seharusnya kamu itu mencuci otak kamu, brengsek, apa kamu lupa atas perbuatan mu, hahhh, apa kamu lupa apa yang kamu lakukan terhadapku." Zira geram harus mengingatkan Addrian pada kejadian malam itu.
" Aku tidak mungkin lupa atas apa yang aku lakukan, aku bahkan selalu mengingat bagaimna tubuhmu itu tanpa balutan pakaian, jujur aku sangat menikmati tubuh wanita yang tidak slepel sepertimu." Bisik Addrian ditelinga Zira membuat bulu kuduk Zira berdiri. Karena suara napas Addrian. Zira menginjak kaki Addrian dan berhasil melepaskan tanganya dari Addrian.
" Brengsek." Zira mendorong Addrian yang masih kesakitan akibat injakan Hills Zira.
"Tutup mulutmu. Kamu memang benar, aku tidak slepel dengan wanita di luar sana, kamu harus membayar mahal untuk tidur bersama mereka, memenuhi hasratmu bejatmu.
"Sementara aku, kamu harus membuang tenaga menarikku, keatas ranjang mu secara gratis, memaksaku memenuhi hasrat bejat mu." Zira berbicara menghina Addrian Sambil menunjuknya dengan jarinya seketika Addrian terdiam.
" kenapa? apa uangmu tidak cukup membeli ku, sehingga kamu harus bersusah payah menyeretku keranjang mu." Perkataan Zira yang semakin melebihi batas seperti menantang Addrian dan tidak takut sama sekali dengan Addrian membuat Addrian panas.
" kamu terlalu berisik untuk semua perkataanmu." Addrian mendekati Zira, dengan langkah perlahan-lahan Zira mundur selangkah demi selangkah dan sialnya Zira kakinya terhalang sofa yang di belakangnya, dan karena tidak melihat Zira terjatuh kesofa.
Addrian mendekatkan tubuhnya. ke2 tangan Addrian berada di sofa sehingga Zira terkunci di hadapanya, tidak bisa berdiri maupun bergeser dari hadapan Addrian,
Addrian Bungkuk memposisikan tubuhnya Ke Zira yang terduduk dengan kepanikan, Addrian bisa mencium aroma farfum vanila favorite Zira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Rossa Simangusong
klien bukan klayen
2025-03-14
0
Ilma Wahyuning
tendang aja pusakanya
2021-12-10
0
Siti Jufrah
saski lama amat c di toilet
apa dia kebogor nuari toiletnya???
2021-12-03
0