Permaisuri Kesayangan Raja
*Hai guys 🙋, ini adalah novel pertama saya. Semoga kalian menyukai novel saya ini. Saya merevisi ulang novelnya agar para pembaca lebih mudah memahami isi ceritanya. Semoga kalian suka dengan ceritanya 😊.
"Huh, kenapa pemeran ceweknya lemah banget sih? Mau saja dia jadi bahan bullyan orang-orang itu!? Kalau aku yang jadi dia, bakal aku habisi sampai mati!" Ucap seorang gadis tomboy yang kira-kira baru menjalani masa kuliahnya.
Sebut saja namanya Jane. Gadis tomboy yang saat ini ngekos di sebuah apartemen kecil sederhana. Sifatnya bar-bar dan dia paling benci dengan yang namanya bully. Tetapi Jane tertarik untuk membaca novel yang baru-baru ini dia temukan di tong sampah. Dia memungutnya karena menurutnya buku itu masih sangat bagus.
"Jika aku masuk ke dalam cerita ini, aku bersumpah akan mengubah ceritanya menjadi akhir yang bahagia."Ucap Jane lalu dia dia tertidur sambil memegang novel yang baru dibacanya.
"....." Jane kemudian membuka matanya perlahan karena dia merasa ada kilau cahaya yang menembus matanya.
Silau sekali...? Perasaan jendela kamarku tidak selebar ini...?
Jane kemudian membuka matanya lebar. Dia bengong sejenak karena dia merasa bukan berada di kamar kosnya yang kecil melainkan berada ruangan yang sangat luas dengan hiasan dan perabotan yang antik.
"Akh!! Dimana aku??" Jane merasa sangat syok dan dia segera duduk. Dia memutar kepalanya melihat lebih jauh ke sekelilingnya. Kemudian Plak, dia menampar pipinya jika dia hanya mimpi.
"Aw...ternyata bukan mimpi. Ini benar-benar tidak masuk akal! Jangan bilang aku masuk ke dalam novelnya?"Jane kemudian memegang kepalanya merasa bingung.
"Aku harus keluar dari sini!"Ucap Jane dan dia segera menggeser tubuhnya menjauh dari tempat tidur. Saat hendak mau turun, Jane lagi-lagi merasa aneh karena kakinya tidak sampai mengenai lantai.
"Kenapa ini? Apa yang terjadi pada kakiku?! Kenapa kakiku berubah menjadi kaki kurcaci? Astaga, tanganku juga jadi kecil!?"
Jane merasa sangat panik dan dia selintas melihat dirinya di cermin besar yang terpasang di hadapannya. Dia berubah menjadi sosok gadis kecil yang imut kira-kira berusia 6 tahun. Rambutnya yang keemasan dan matanya yang biru, sama persis dengan ciri pemeran utama wanita yang digambarkan oleh novel.
"Jadi aku sungguh si pemeran wanita itu? Tapi kenapa harus jadi anak-anak? Kenapa tidak yang jadi dewasanya saja? Padahal setahuku di novelnya tidak ada diceritakan tentang masa kecil si pemeran utama."
Cklek, tiba-tiba seorang wanita dengan seragam pelayan masuk ke kamar sang gadis kecil. Dia terkejut melihat gadis kecil itu sudah terbangun dan berusaha turun ke lantai.
"Nona sudah bangun? Oh syukurlah anda sudah bangun! Stevany! Panggil Tuan Duke dan Nyonya Duchess! Nona muda sudah bangun!"Teriak pelayan itu kegirangan dan memanggil pelayan yang satunya lagi.
"Baik!"Jawab pelayan itu.
Ada apa ini? Apa aku habis tidur dalam waktu yang lama? Mengapa mereka heboh sekali?
"Nona, akhirnya anda bangun setelah seminggu. Kami semua sangat khawatir pada anda. Bagaimana keadaan anda Nona?" Tanya Pelayan itu lembut.
Aku sudah tidak sadarkan diri selama itu?!
"Aku....aku baik-baik saja."Jawab gadis kecil itu.
"Ellen!" Tiba-tiba terdengar panggilan dari seorang pria dewasa yang tampan dengan pakaian kuno kerajaan dan juga wanita cantik di sampingnya. Merekalah kedua orang tua gadis kecil yang bernama Ellen.
"Ellen, putriku!! Kau akhirnya bangun nak..." Ucap Ziane yang merupakan sang Duchess sambil memeluk Jane yang berperan sebagai Ellen dengan erat. Dia memeluknya dengan isak tangis bahagia. Tuan Marcus yang merupakan seorang Duke pun ikutan memeluk Ellen dan ikut merasa lega karena putri mereka sudah bangun dari sakitnya.
Ellen hanya terdiam dan berusaha mencerna keadaan yang baru terjadi padanya.
"Sayang, kamu masih ingat kami kan?"Tanya Nyonya Duchess merasa khawatir jika putrinya amnesia.
"Ibu...? Ayah...?"Jawab Ellen.
"Oh syukurlah putri kita tidak amnesia. Bagaimana keadaanmu nak?" Tanya Tuan Marcus dengan pertanyaan yang sama dengan si pelayan tadi.
"Aku baik ayah..."Jawab Ellen.
"Baguslah. Pelayan! Tolong kalian mandikan Ellen! Pakaikan baju yang cantik untuknya."Suruh Tuan Marcus kepada pelayan yang berdiri di samping pintu kamar Ellen.
"Baik Tuan."
"Pastikan juga dia makan makanan yang sehat dan enak."Kata Tuan Duke lagi.
"Baik Tuan."
"Sayang, kalau begitu kami harus pergi dulu. Datanglah kunjungi kami jika ingin bertemu." Ucap Nyonya Ziane dengan lembut. Ellen hanya mengangguk. Sebelum kedua orang tua itu pergi, mereka mengecup kening Ellen. Seketika Jane yang menjadi Ellen merasakan kehangatan karena dia belum pernah dikecup keningnya selama dia hidup menjadi Jane.
"Nona, ayo kita mandi."Ucap Pelayan itu dan mengulurkan tangannya untuk Ellen agar bisa turun. Ellen pun memegang tangan pelayan itu dan turun perlahan ke lantai.
"Bolehkah aku tahu siapa namamu?"Tanya Ellen pada pelayan itu.
"Oh, nama saya Maya Nona. Dan itu namanya Stevany."Jawab pelayan itu senang sambil menunjuk temannya yang sedang menyiapkan pakaian untuk Ellen.
pelayan yang bernama Stevany itu hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Kenapa tempat tidurnya tinggi sekali?" Tanya Ellen lagi.
"Um...itu...mungkin supaya terlihat mewah dan nyaman Nona."Jawab Maya seadanya. Maya sempat merasa bingung dengan perubahan sikap Nonanya.
"Oh, Begitu."
Maya pun mulai membuka pakaian Ellen. Ellen sebenarnya malu karena dia tidak perlu sampai dibukakan pakaiannya lagipula dia hanya memakai piyama. Tapi dia berpikir ulang bahwa dirinya saat ini adalah anak-anak jadi dia berusaha untuk tetap biasa saja layaknya anak kecil yang polos.
Setelah kira-kira setengah jam, Ellen sudah rapi dan sangat cantik dengan dress mini berwarna merah muda. Rambut keemasannya yang digerai begitu saja terlihat seperti boneka. Ellen tidak terbiasa dengan pakaian yang saat ini dia kenakan karena dia langsung merasa gerah. Apalagi stocking yang terpasang pada kakinya membuatnya sedikit kesulitan untuk bergerak.
Aduh, orang jaman dulu kenapa pakaiannya seribet ini sih?! Anak sekecil aku saja harus pakai beginian?
Ellen kemudian melihat dirinya dari pantulan cermin. Dia merasa terpesona dengan sosok Ellen.
Ellen begitu cantik. Cantik saja di bully, bagaimana kalau yang jelek ya?
"Nona, ayo kita ke ruang makan. Tuan Duke dan Nyonya Duchess sudah menunggu disana."
"Oh baiklah."Ucap Ellen dan dia mengulurkan tangannya minta di pegang. Maya merasa terkejut dengan perubahan sikap Nonanya. Dulu Ellen tidak pernah meminta siapapun untuk memegang tangannya. Maya kemudian memegang tangan Ellen. Dia merasa sangat terharu karena Nona Ellen sejak dulu adalah penggemarnya.
Mulai sekarang aku hidup sebagai Ellen. Ini adalah hidup baruku dan sesuai janjiku, aku akan membalas siapapun yang jahat kepada pemilik tubuh ini. Perjalananku baru saja dimulai.
Ellen tersenyum. Perjalanannya masih sangat panjang dan dia pastinya akan mempelajari banyak hal tentang dunia kerajaan.
Kuharap aku mudah menjalani hidup baruku di sini karena aku seenggaknya sudah tahu isi dari ceritanya. Tapi bagaimana nasib si pemilik badan yang asli? Apakah dia benar-benar ada? Atau jangan-jangan kami bertukar jiwa?
Ellen menggelengkan kepalanya merasa pikirannya mulai tidak masuk akal. Maya yang sedari tadi memerhatikannya mulai merasa khawatir.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Tina
pertama kalinya mampir ka 🙏
2024-09-27
0
Hikam Sairi
baca
2024-06-18
0
Dede Mila
nyimak
2024-05-25
0