Di dalam istana Timur, tepat di ballroom begitu megah dan banyak tamu yang hadir. Ellen datang bersama Erick memenuhi janjinya. Kali ini Ellen berdandan sungguh cantik, seperti putri kerajaan.
Mereka berhasil datang ke pesta karena membuat alasan yang cukup ampuh untuk ibu mereka supaya diizinkan dan semua berkat ide Erick yang terkadang cerdas.
"Wah, ternyata kalian berdua akhirnya datang juga."Sapa Yohannes melihat kehadiran kakak adik itu.
"Tentu saja kami datang Pangeran. Kami sudah memenuhi janji kami kan?"Balas Erick.
"Haha hampir. Mari ikut saya ke atas."Ucap Yohannes dan kedua kakak adik itu menurut.
Yohannes membawa mereka ke balkon atas yang jarang para tamu berada disana. Dia membawa mereka kesana supaya bisa leluasa untuk mengobrol. Tidak lupa pemandangan dari bawah juga sangat mempesona.
"Wah Pangeran, tamannya indah sekali dari sini."Ucap Ellen terpesona setelah melihat ke bawah.
"Cantik kan? Taman itu adalah kesukaanku dan ibuku."Ucap Yohannes senang.
"Oh, kalau begitu dimana Permaisuri Pangeran?"Tanya Ellen yang tidak melihat orang tua Yohannes.
Yohannes terdiam dan raut wajahnya menjadi sedih.
"Kau ini apa-apaan sih Ellen?"Tanya Erick marah dan merasa tidak enak kepada Yohannes.
Ellen menjadi kebingungan sendiri.
Apa aku salah bertanya?
"Haha, tidak apa-apa Erick. Saya pikir Nona Ellen sudah mengetahui tentang orang tua saya?"
Ellen mengernyitkan alisnya lagi untuk mengingat. Sepertinya ingatannya sudah sedikit agak menurun karena terlalu banyak yang harus dia pelajari di kehidupan barunya.
Astaga, kenapa aku jadi pikun sekarang? Ibu Pangeran kan sudah tiada. Sekarang ini sudah ada penggantinya meskipun Pangeran tidak menyukai permaisuri yang baru itu.
"Ah maafkan saya Pangeran. Saya hampir lupa jika permaisuri yang dulu sudah tiada."Ucap Ellen dengan perasaan bersalah.
"Tidak perlu minta maaf. Memang benar kan kalau ibu saya sudah tiada. Daripada membahas hal yang sedih seperti itu, ayo lebih baik kita ke tempat dansa."Ucap Yohannes mengajak kakak adik itu ke ruang dansa.
Kedua kakak adik itu hanya menurut meskipun di dalam hati keduanya masih merasa sedih memikirkan perasaan Yohannes.
Setelah sampai di ruang dansa, Yohannes menawarkan tangannya untuk mengajak Ellen berdansa bersamanya. Tentu saja semua mata memandang ke arah mereka.
"Nona Ellen, maukah Anda berdansa dengan saya?"
"S-saya..."Ingin sekali Ellen menolak karena dia sudah berjanji pada ibu jika dia tidak boleh terlalu dekat dengan Yohannes karena bisa menimbulkan gosip buruk.
"Kalau anda tidak mau, saya juga tidak akan mau menceritakan tentang kutukan itu."Bisik Yohannes mendekatkan wajahnya ke telinga Ellen sehingga Ellen merasa geli.
"B-baik Pangeran, saya bersedia."Ucap Ellen pasrah karena informasi tentang kutukan jauh lebih penting.
Setelah acara panjang yang melelahkan, akhirnya kedua kakak adik itu pamit pulang ke kastil mereka meskipun malam sudah hampir larut. Tapi setelah sampai, mereka di sambut dengan tatapan murka oleh sang ibu. Kedua kakak adik itu langsung bisa menebak apa yang membuat ibu mereka jadi marah seperti itu.
"Kalian benar-benar telah berani menipu ibu!"Ucap Nyonya Ziane marah besar.
"Ampun ibu, kami tidak menipu! Kami sungguh-sungguh hanya menghadiri pesta pangeran Yohannes bu! M-maaf jika kami pulang terlambat...."Ucap Erick ketakutan.
"Iya ibu tahu. Tapi kalian terlalu lama berada disana sampai larut seperti ini! Dan kau tahu Ellen? Raja Aldrich tadi sempat mengunjungi Kastil kita!"Ucap Nyonya Ziane yang membuat Ellen membelalakkan matanya.
"A-apa...? K-kenapa dia datang?"Tanya Ellen.
"Kau masih bertanya kenapa? Sebentar lagi hanya tinggal menghitung hari umurmu 18 tahun. Dan Raja ingin mempercepat pertunangannya dalam waktu 1 bulan. Setelah lewat satu minggu, kalian baru akan menikah."Ucap Nyonya Duchess menjelaskan.
"Secepat itu?! Bu, aku tetap tidak mengerti kenapa kita harus melakukan perjodohan ini. Dan bukankah yang seharusnya menjadi istri Raja adalah seorang putri dari keturunan kerajaan? Kenapa harus aku yang hanya putri Duke?"Ellen begitu tidak mengerti dengan budaya yang ada di negeri aneh ini.
"Jangan banyak bertanya. Lakukan saja apa yang sudah sepatutnya kau harus lakukan. Kau akan mengetahui jawabannya suatu hari nanti."
Ellen tidak bisa melanjutkan pertanyaannya yang sampai sekarang belum bisa terjawab. Yang lebih dia pikirkan adalah rasa cemas bahwa dia sepertinya telah membuat Raja semakin benci kepadanya.
"Bu, apa aku tidak boleh menukar perjodohanku dengan orang lain?"Tanya Ellen namun Plak! Nyonya Ziane langsung menampar pipi Ellen. Erick merasa terkejut dengan ibunya yang tiba-tiba menampar pipi adiknya.
"Jangan bicara sembarangan! Seharusnya kau berterima kasih karena Raja sudah menyetujui perjodohannya denganmu! Dia bahkan sudah repot-repot berkunjung kemari hanya untuk menemuimu. Tapi kau yang malah tidak ada di tempat! Kau tahu betapa malunya harga diri ibu dan ayahmu sekarang?"
Ellen mengernyitkan alisnya merasa heran. Di novel tidak ada diceritakan bahwa Raja akan berkunjung ke kastil mereka. Mereka baru akan bertemu saat acara pertunangan dan pernikahan saja. Karena yang dia tahu Raja sangat tidak menyukai sang tokoh utama.
Apa ini? Apa novel yang kumasuki jalan ceritanya sudah berubah? Padahal aku kan belum melakukan apa-apa kecuali hanya mengganti sedikit perubahan hidup pemeran aslinya.
"Ibu sebaiknya tenang dulu. Kami sungguh-sungguh tidak tahu jika Raja berkunjung ke kastil kita. Aku mohon jangan marahi Ellen lagi karena dia juga tidak tahu apa-apa."Ucap Erick berusaha membela adiknya.
"Haah, terserah kalian saja. Ibu tidak tahu lagi jika adikmu itu melakukan hal yang memalukan untuk kedua kalinya."Ucap Nyonya Ziane kemudian dia berlalu pergi menuju ruangannya.
Ellen hanya menelan salivanya masih dengan perasaan takut.
"Ellen, jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja. Sekali-kali kau juga butuh liburan seperti ini. Selama ini kau sudah banyak melakukan hal yang luar biasa."Ucap Erick berusaha menenangkan Ellen.
"Iya terima kasih kak."Ucap Ellen tersenyum.
"Kalau gitu biar kupanggilkan Maya. Kau harus segera beristirahat."
Ellen mengangguk kemudian dia mengingat sesuatu. Oh ya, ngomong-ngomong Maya kan suka pada kakak. Apa sebaiknya aku bertanya pada Maya? Kalau kupikir-pikir mereka berdua kelihatan cocok. Kakak juga tidak butuh perjodohan seperti aku.
Di samping itu Erick memanggil Maya dan Maya dengan cepat datang. Dia merasa senang sekali karena Erick memanggil namanya.
"A-ada apa Tuan?"Tanya Maya gugup.
"Bantu adikku membersihkan tubuhnya. Dia harus istirahat dengan baik malam ini."Ucap Erick.
"Baik Tuan."
Erick segera berlalu pergi meninggalkan Maya yang memandangnya dari balik punggung pria itu. Maya lalu segera menghampiri Nonanya yang sudah berada di dalam kamar.
"Nona, anda sudah menunggu la-Astaga Nona! pipi anda terluka!"Seketika Maya panik karena melihat bekas tamparan di pipi Ellen.
Ellen hanya diam dan malah melamun. Tapi dia masih dapat mendengar suara Maya yang mencemaskannya berusaha mengobati luka pada pipinya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Murni Murniati
ini emaknya kenapa bgni ya,
2024-10-18
0
_cloetffny
Perasaan pas awasl-awal emak nya digambarkan dg karakter yg soft deh kalo gasalah. Kok jadi gini ujung-ujungnya, eh atau aku yg kurang teliti baca?
2023-04-07
0
Ay
mengganti sedikit kan ya tentu ada perubahan 😌 bego Dy mha
2022-10-13
0