Saat ini Ellen sedang duduk di taman mengistirahatkan tubuhnya setelah melakukan banyak aktivitas yang sangat melelahkan. Tidak lupa Maya yang juga ikut menemani Ellen di bangku itu.
"Maya, apa kau tahu bagaimana caranya menghindari perjodohan ini?"Tanya Ellen yang membuat Maya terkejut.
"S-saya tidak tahu Nona. Sepertinya Anda tidak bisa menghindarinya. Budaya perjodohan sudah ada sejak dulu dan tidak bisa dihindari karena seorang Raja membutuhkan seorang Ratu untuk memimpin bersama."Jawab Maya.
"Lalu bagaimana dengan Raja Aldrich yang akan dijodohkan padaku? Bukankah katanya Raja itu sangat pandai memimpin negaranya? Kurasa dia tidak membutuhkan seorang Ratu di sampingnya."
"Saya kurang tahu Nona. Semuanya sudah diatur oleh kedua belah pihak. Dan saya dengar kalau Raja sudah menyetujui perjodohannya dengan Anda."
"Apa?! Darimana kau tahu soal itu Maya?"Tanya Ellen terkejut.
"I-itu...Nyonya Duchess yang memberitahu saya."Ucap Maya gagap.
"Kenapa dia memberitahukannya kepadamu? Bukan kepadaku?"Tanya Ellen marah.
"Kata Nyonya sebagai kejutan Nona. Maafkan saya Nona, tadinya saya tidak ingin memberitahu Anda, tolong jangan adukan hal ini kepada Nyonya Duchess...!"Kini suara Maya sudah mulai bergetar.
"Aku tidak akan mengadu. Terima kasih sudah memberitahuku. Ibuku sepertinya belum tahu sifat Raja yang akan dijodohkan dengan anaknya. Karena kau sudah memberitahuku, aku akan jadi punya persiapan sebelum bertemu dengannya."Ucap Ellen lega dan Maya juga ikut lega.
"Kalau Anda benar-benar ingin membatalkan perjodohannya, batalkan saja Nona."Ucap seorang pria yang tiba-tiba muncul di taman itu hingga kedua gadis itu terlonjak kaget.
"Anda siapa?"Tanya Ellen.
"Anda tidak tahu siapa saya? Saya bahkan sering berkunjung kesini. Saya sedih karena Nona tidak memperhatikan saya sama sekali hiks." Ucap pria itu dramatis.
"Jangan bicara berputar-putar. Katakan saja siapa diri anda. Saya tidak punya banyak waktu."Ucap Ellen terlihat dingin.
"Oke baiklah, saya Yohannes, seorang pangeran dari kerajaan Barat."Ucap Yohannes yang membuat Ellen membulatkan matanya.
Pangeran?!
****, aku baru ingat sekarang! Dia kan second lead Male di cerita novel! Pangeran Yohannes yang terkenal ramah dan sempat dijuluki playboy. Dia akan jatuh cinta pada si tokoh utama namun cintanya ditolak. Pada akhirnya dia jadi sadboy. Duh, masa harus sekarang sih?
Ellen menjadi bengong dan panik secara bersamaan. "Nona, halo apa Anda baik-baik saja?"Tanya Yohannes melambaikan tangannya ke arah wajah Ellen.
"Ah maafkan saya yang mulia pangeran Yohannes. Maaf saya tidak tahu jika Anda ternyata adalah seorang pangeran."Salam Ellen sedikit panik.
Gadis ini unik ya.
Entah kenapa Yohannes jadi tertarik melihat gadis cantik di depannya ini. Padahal dia sudah melihat gadis itu hampir setiap hari walau Ellen tidak pernah menyadari keberadaannya.
"Bolehkah saya tahu kenapa Anda sering berkunjung ke kastil kami pangeran?"Tanya Ellen penasaran.
"Anda penasaran? Kalau begitu coba tanya saja kepada kakakmu."Ucap Yohannes tersenyum misteri.
"Anda teman Kak Erick kan?"Tanya Ellen yang sudah mengetahui jawabannya dari novel yang dia baca.
"Kalau Nona sudah tahu kenapa masih bertanya?"Yohannes jadi malas main tebak-tebakan.
"Ah haha, itu karena saya hanya ingin memastikan saja."
Kalau kulihat baik-baik pangeran ini tampan juga ya. Rambutnya coklat bergelombang dan matanya yang juga sangat indah.
Ellen tidak sadar bahwa dia terus memperhatikan Yohannes sampai Yohannes menjadi gatal untuk menjahilinya.
"Apakah saya setampan itu Nona?"Goda Yohannes.
Seketika wajah Ellen memerah karena malu. " Ah t-tidak kok! Maaf tadi saya melamun. Ada hal lain yang saya pikirkan."Ucap Ellen berbohong.
"Cih dasar pembohong. Kenapa tidak bilang terus terang saja kalau saya ini memang tampan?"Goda lagi Yohannes dengan percaya dirinya.
"Anda benar-benar percaya diri sekali ya Pangeran. Lalu sejak kapan Anda tiba disini?"
"Belum lama sih, tapi maaf jika saya tidak sengaja mendengar semua obrolan kalian berdua tadi."Ucap Yohannes.
"Ah tidak apa-apa. Oh ya, tadi Pangeran bilang saya bisa menolak perjodohannya?"
"Bisa saja. Tapi kamu harus berjodoh dengan orang lain."Jawab Yohannes.
"Orang lain? Siapa?"Tanya Ellen lagi.
"Hmm, saya misalnya?"Ucap Yohannes masih dengan kepercayaan dirinya yang tinggi. Ellen merasa pria itu punya penyakit narsis.
"Ah haha. Pangeran memangnya belum ditentukan siapa jodohnya?"
"Belum. Orang tua saya baru akan menjodohkan saya setelah saya menjadi Raja. Seperti Raja yang sekarang dijodohkan dengan Anda."
"Kenapa negara ini membuat peraturannya seperti itu?"
"Entahlah, jika saya bilang ini sebuah kutukan, apa Anda bakal percaya?"Ucap Yohannes lagi.
"Kutukan?" Ellen baru teringat sesuatu. Di novel ada sedikit diceritakan tentang kutukan, namun Ellen belum mengerti sepenuhnya tentang maksud dari kutukan itu apalagi mengetahui alasan penyebabnya.
"Iya kutukan. Anda mau dengar?"
"Boleh, asalkan Pangeran bersedia menceritakannya kepada saya."Ucap Ellen yang sebenarnya berharap.
"Hmm, tapi ada syaratnya."
Sudah kuduga.
"Apa itu Pangeran?"
"Saya mengundang Anda ke pesta ulang tahun saya besok. Anda harus datang. Kalau tidak, saya tidak akan mau menceritakannya."
"Itu...saja?"Ellen pikir dia akan meminta hal aneh yang tidak masuk akal dari pria itu.
"Jadi Anda ingin meminta syarat yang lain begitu?"Tanya Yohannes bertanya balik dengan senyum jahilnya.
Ellen menggeleng dengan cepat. "Tidak! Saya pasti akan datang ke pesta ulang tahun Anda pangeran. Saya merasa sangat tersanjung karena Anda sudah mau mengundang saya, terima kasih banyak."Ucap Ellen sambil membungkuk.
"Saya akan menunggu kehadiran Anda, Nona Ellen."Ucap Yohannes hendak mau pergi.
"Anda sudah mau kembali pangeran?"Tanya Ellen.
Yohannes mengangguk. " Saya harus segera kembali untuk melakukan persiapan. Sebelum itu tentu saja saya harus pamit pada kakak anda dulu."
"Oh iya, benar juga. Kalau begitu terima kasih sudah mau mengunjungi kastil kami, yang mulia pangeran. Semoga hidup anda menyenangkan."Salam Ellen.
Yohannes hanya mengangguk sambil tersenyum. Dia melambaikan tangannya kemudian dia pun berlalu pergi.
Di malam harinya, Erick mendatangi Ellen yang sudah berada di dalam kamarnya. "Ellen, apa kau punya waktu? Ada hal yang ingin kakak tanyakan."
Cklek, Ellen membuka pintu kamarnya. "Kalau begitu masuklah."Erick pun berjalan masuk ke kamar Ellen dan Ellen segera menutup pintunya kembali.
Mereka duduk di sofa yang terletak di kamar itu. "Apa pangeran Yohannes tadi mengundangmu ke pesta ulang tahunnya?"Tanya Erick tanpa basa-basi.
Ellen mengangguk. "Pangeran Yohannes yang memberitahu kakak ya?"
"Iya. Kakak tidak yakin kamu bisa kesana. Ibu pasti tidak akan mengizinkanmu."Ucap Erick cemas.
"Kenapa tidak boleh?"
"Karena kamu dan Raja kan sudah mau bertunangan!"
"Lalu apa hubungannya? Aku kan hanya datang karena pangeran sudah mengundangku, bukan untuk selingkuh! Lagipula Raja juga mana peduli tentang tunangannya."
"Ssst, pelankan suaramu! Kalau ada yang dengar, bisa habis kamu!"
Ellen semakin tidak mengerti dengan orang-orang yang berada di kastil ini. Pemikiran orang-orang dulu benar-benar primitif pikirnya.
"Jadi, bagaimana aku bisa datang ke pesta ulang tahun pangeran?"
"Kau yakin mau kesana?"
"Tentu saja karena aku sudah berjanji padanya."
Terlebih aku membutuhkan lebih banyak informasi tentang kutukan tidak jelas ini!
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
puji Astutik
dan tiba" raja yg di jodohkan dgn Ellen pun datang
2022-07-05
1
puji Astutik
lumanyan ngenesnya pangerannya
2022-07-05
1
Hasri Hayati
lanjut jgn2 raja selalu ada di kastil
2021-09-24
5