Tamu VIP

"Aku sudah selesai dengan tugasku." ucap Ethan seraya merebahkan tubuhnya di atas ranjang, kini dia bersama kakak -kakaknya berada di kamar Abigail.

"Bagus Dik, kita tunggu hasilnya." sahut Abigail memuji usaha keras adik bungsunya.

"Kapan hasilnya akan keluar?" tanya Boman seraya mematikan layar laptopnya.

"Paling cepat satu sampai dua minggu, dan paling lama bisa satu bulan." terang Ethan, seraya memejamkan matanya.

"Aku sudah tidak sabar menunggu hasilnya keluar." seru Charles sambil berjingkrak kegirangan lalu melakukan salto ke arah samping.

"Hore! Aku akan segera memiliki ayah." seru Dave dia berputar mengelilingi Abigail dan Charles yang sedang duduk di lantai.

"Sttttt...! Jangan keras-keras, nanti ibu dengar!" bisik Abigail. Dave mengangguk.

Pukul 20.00

Sherly sendiri sibuk dengan layar laptopnya. Dia duduk bersila di atas ranjang, sedangkan laptopnya berada di pangkuannya. Sherly ingin mencari tahu tentang pria yang pernah tidur dengannya. Dia teringat dengan pacar kakak tirinya, Imel. Pria yang dulu tidur dengannya adalah teman pacar kakaknya. Langkah pertama yang ia lakukan adalah mencari nama Imel di instragam dan fb. Setelah hampir satu jam dia berkutat dengan laptopnya, akhirnya dia menemukan informasi yang mengejutkan. Imel dikabarkan telah mengalami keguguran, dia hamil setelah menikah dengan pacarnya, Wendy.

"Jadi kak Imel sudah menikah." gumam Sherly sambil menggelengkan kepala setelah melanjutkan membaca informasi yang ada di instragam itu.

"Kasihan dia, syukurlah aku dulu waktu hamil tidak pernah mengalami keguguran." gumamnya lagi seraya mengusap perutnya yang datar.

Sherly penasaran dengan suami Imel, saat ingin mengorek informasi tentang suami Imel, dia tak menemukan apa pun.

"Sepertinya suami kak Imel orang yang misterius, tak satu pun aku mendapatkan data tentang dia." Sherly segera menutup laptopnya kala Ethan merengek masuk ke kamarnya.

"Ibu," seru Ethan dengan suaranya yang terdengar rintih.

"Ethan," panggil Sherly, Sherly meletakkan laptop di atas meja, menuruni ranjang dan segera merangkul Ethan setelah dia mendekat.

"Kamu demam?" Sherly mengetahuinya saat mencium dahi Ethan. Kedua tangannya memegang kedua pipi Ethan.

"Ethan pusing Bu," keluh Ethan.

"Pasti kamu kecapekkan, ibu antar kamu ke kamar ya, setelah itu segera kamu minum obat." tutur Sherly, Ethan hanya mengangguk.

Sherly menggandeng Ethan menuju kamarnya.

"Ibu ambil minum dan obatnya dulu ya," Sherly mengusap lembut kepala Ethan dan menuju kotak obat.

"Ibu sakit?" tanya Abigail yang memperhatikan ibunya sedang membuka kotak obat yang dipajang di dinding.

"Bukan ibu, tapi Ethan," sahut Sherly tanpa menoleh, matanya berputar mencari parasetamol.

"Adik sakit? Sakit apa?" tanyanya lagi.

"Demam dan pusing, ibu ambil air putih dulu." Sherly menutup kotak obat dan berjalan menuju dapur.

Abigail berlari menuju ruang tamu.

"Adik -adik, berhenti bermain!" tegur Abigail, semua adiknya menghentikan gerakannya dan mengarah pada Abigail.

Abigail memberi tahu mereka kalau si bungsu tengah sakit. Mereka menuju kamar Ethan.

Selesai Sherly memberikan obat, Ethan tidur. Sherly meminta pada putranya yang lain untuk segera tidur juga.

Keesokan harinya Ethan sudah sehat dan ceria lagi. Semua pandawa sudah bersiap untuk sarapan.

"Ibu!" panggil Charles saat mencari ibunya di dapur tapi tak ada, lalu dia mencari di kamar ibunya juga tak ada.

"Charles, sedang apa kamu?" tanya Sherly, dia mendekati Charles seraya merapikan kerah bajunya.

"Hari ini Charles terakhir latihan." ujarnya, Sherly menarik tangan Charles agar duduk di sofa yang ada di kamarnya.

"Kenapa? Kamu sudah bosan, atau mungkin mau mencari kesibukan lain?" tanya Sherly seraya mengusap pucuk kepala putranya cemas.

"Bukan Bu, tiga hari lagi aku diajak pelatih untuk tampil di sebuah acara ulang tahun perusahaan yang cukup terkenal di kota ini." Charles menirukan gaya bicara pelatihnya.

Sherly terkekeh mendengarnya.

"Tiga hari lagi? Kalau ibu besoknya setelah Charles tampil," terang Sherly.

"Ibu tampil?"

"Iya, ibu ikut lomba berenang yang kebetulan tempatnya sama."

Tiga hari kemudian.

Sherly mengenakan pakaian terbaiknya, blouse hitam dengan kerah yang ada rendanya. Rambutnya yang panjang ia sanggul sehingga terlihat lehernya yang jenjang. Penampilannya sederhana namun cantik dan sangat memukau. Para pandawa juga ikut serta dalam acara perayaan ulang tahun Bank Core yang ke 76. Mereka memakai seragam jas hitam, penampilan dan wajah mereka sangat mirip. Seperti terlihat hanya ada satu bocah, yang lain bak cermin saja. Kecuali Charles, dia mengenakan pakaian kebanggaan yang diberikan pelatih tempo hari.

Empat puluh lima menit Sherly dan pandawa kecil sudah tiba di sebuah hotel bernama Lotus. Mereka dipersilakan masuk sebagai tamu undangan VIP, karena pihak Bank juga mengundang keluarga peserta yang akan tampil di festival itu. Pengunjung hotel sangat banyak, terlihat dari penampilannya mereka adalah kalangan elit, ada beberapa artis ternama yang hadir juga.

Festival itu berada di belakang hotel, tepatnya di samping kolam di mana akan digunakan untuk lomba berenang, esok harinya.

Banyak sepasang mata memandang ke arah pandawa saat melintasi mereka, mereka berbisik mengenai wajah pandawa yang sangat mirip dengan pemilik hotel itu.

Sherly duduk di kursi paling depan bersama keempat putranya. Sedangkan Charles kini sedang bersama pelatihnya menuju para peserta yang ikut memeriahkan acara festival itu.

Sebelum acara inti dimulai, terdapat berbagai macam pertunjukan yang digelar di sana. Seperti akrobatik dan seni bela diri, semua peserta menunjukkan kebolehannya di atas panggung.

Kini giliran Charles naik ke atas panggung, dia menunjukkan keahlian bela dirinya. Semua mata terkagum -kagum dengan kelincahan yang Charles tunjukkan.

"Anak itu?" Thomas segera berdiri untuk menemui Charles, namun terhalang tamu undangan yang memberikan ucapan selamat pada pemilik hotel, yang tidak lain adalah Alvarendra.

"Thomas, cepat kamu kondisikan semua tamu, sebelum alergiku mulai kambuh!" perintah Alva pada asistennya. Alva sudah menyiapkan 5 liter handsanitazer, untuk ia gunakan setelah menyalami semua tamunya. Thomas mengangguk dan mengurungkan niatnya, ia segera bergerak bersama pengawal yang lain.

Tepat pukul 21.00

Alvarendra naik ke atas podium untuk berpidato, dia mengenakan masker untuk meringankan gejala alerginya. Namun karena kebanyakan tamu hotel adalah kalangan wanita, Alvarendra tak bisa menahan bersinnya.

Terlihat lucu jika dia berpidato sambil bersin. Untuk mengantisipasi hal itu, Alvarendra hanya mengutarakan satu kalimat.

"Terima kasih, semoga perusahaan yang kami pimpin dapat memberikan kepuasan pada masyarakat dan selamat menikmati." ucap Alvarendra, seketika itu pegawai wanita lewat sambil mendorong meja berisi minuman. Alvarendra tak sanggup lagi menahan bersinnya.

"Haaaciuuu...!" Alva mulai bersin -bersin, dia segera turun dari panggung. Rasa bersinnya sangat mengganggu, hingga membuat dia tergelincir dan akhirnya tercebur ke dalam kolam.

Sherly yang menyadari hal itu, sontak berdiri bersama tamu undangan yang lain. Karena jaraknya cukup dekat, Sherly langsung terjun ke dalam kolam. Para pengawal pun ikut panik, karena tak satu pun dari mereka yang bisa berenang.

"Bertahanlah Tuan!" Sherly mulai menarik tubuh Alva yang mulai tenggelam. Alva menurut saja, karena dia akui tak bisa berenang. Masker yang ia kenakan terlepas begitu saja.

Dari atas kolam pengawalnya sudah siap mengangkat tubuh Alva.

Insiden itu sangat kacau, Thomas segera mengkondisikan suasananya.

Kini tubuh Alvarendra sudah berada di atas kolam. Pengawal membaringkan tubuhnya yang basah.

"Cepat panggil ambulans!" perintah Thomas.

"Tidak perlu!" sahut Alvarendra yang langsung tersadar.

"Tu-Tuan tidak apa-apa?" Thomas tampak khawatir, Alvarendra mengayunkan tangannya memberi tanda agar tak khawatir.

Sherly mulai menaiki tangga kolam.

"Nona, kamu tidak apa-apa?" tanya Alva yang kini tengah menatap Sherly.

"Iya Tuan, aku baik -baik saja." sahut Sherly datar seraya menggigil kedinginan.

"Pelayan, cepat bawakan Nona ini handuk dan berikan dia baju ganti!" perintah Alva. Salah satu pelayan hotel segera datang dengan membawa dua handuk.

Alva bersama pengawalnya meninggalkan tempat itu, begitu juga Sherly yang telah dituntun pelayan untuk ikut. Awalnya Sherly menolak, tapi melihat bajunya yang basah akhirnya dia mau.

Saat di ruangan lain.

"Bagaimana keadaan nona yang menolongku tadi?" tanya Alva pada anak buahnya, kini dia sudah berganti dengan pakaian yang kering.

"Dia baik-baik saja dan sedang berganti pakaian."

Alvarendra hendak mengucapkan terima kasih pada Sherly, dia menyusuri jalan menuju ruang di mana Sherly berada.

Sherly segera keluar dari kamar itu, dia hendak menemui kelima putranya takutnya mereka cemas.

Saat keluar, Sherly dan Alvarendra berpapasan.

"Nona,"

"Tuan..."

"Aku sangat berterimakasih padamu, entah apa yang terjadi jika kamu tak segera menolongku." ucap Alva seraya menatap lekat wajah Sherly.

"Itu hal wajar Tuan, saya permisi dulu." pamit Sherly seraya berjalan mendahuluinya.

"Tunggu!" panggil Alva yang berhasil membuat Sherly menoleh.

"Maaf Nona, bolehkah saya tahu nama Nona?" tanya Alva sopan, entah sejak kapan dia bisa bersikap lembut seperti itu.

"Sherly," sahutnya lalu bergegas meninggalkan Alva.

Setelah Sherly hilang dari pandangannya.

"Aneh, aku bahkan bisa bicara santai dengan wanita itu. Aku tak merasa alergi padanya." tutur Alva.

Sedangkan Sherly sendiri merasa tak asing dengan wajah orang yang baru saja ia tolong.

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Repot juga jika penyakit nya Alva tidak sembuh...

2025-04-08

0

perjuangan ✅

perjuangan ✅

charles kan pinter karate terus dia kuliah jurusan apa..

2023-03-05

0

나의 햇살

나의 햇살

syukurin lu keguguran kan, makanya jangan sok jadi orang dan merampas hak yg seharusnya milik Sherly

2022-08-18

0

lihat semua
Episodes
1 Pergi keluar Negeri
2 Ikut Lomba
3 Siapa Ayah Kami?
4 Kena
5 Tuan Alvarendra
6 Pandawa Masuk Kuliah
7 Bertemu dengan Ayah
8 Dave
9 Mirip
10 Dia Panggil Ayah
11 Usaha Berhasil
12 Ethan
13 Ethan Tes DNA
14 Tamu VIP
15 Menang
16 Anita dan Imel
17 Lima Bahasa
18 Sherly Bekerja
19 Alvarendra Dijebak
20 Sherly di Culik
21 Alvarendra Masuk Rumah Sakit
22 Namaku Ethan
23 Hantu?
24 Menyelesaikan Kasus
25 Bertemu Charles
26 Mutiara Hati
27 Alva Baru Menyadarinya
28 10 Detik
29 Terlihat Seperti Kencan
30 Luka Lama
31 Pergi ke Pantai
32 Taruhan
33 Sherly Terlihat Wow
34 Visual Tokoh
35 Alva Mengundurkan Diri
36 Hasil Rapat
37 Pandawa Sakit
38 Kejutan
39 Alva vs Sherly
40 Izin kan Aku Merawat dan Menjagamu
41 Halal
42 Hasil Tes DNA
43 Aku Takut Kehilangan Ayah
44 Awal yang Salah
45 Sherly Kalah Pamor
46 Kejutan yang Aneh.
47 Alvarendra vs Antonio
48 Rencana Balas Dendam
49 Ayah Idolaku
50 Sial
51 Maafkan Aku
52 Keharmonisan Sebuah Keluarga
53 Takkan Tergantikan
54 Penjara Cocok Untukmu
55 Wendy Sekarat
56 Berkabung
57 Hamil
58 Kenzi Selamat
59 Cemburu
60 Ulah Pandawa
61 Alva Pergi
62 Pandawa Usil
63 Pandawa Kangen Ayah
64 Alva Juga Kangen Pandawa
65 Pahlawan Kesiangan
66 Hampir
67 Kenzi Kena Fitnah
68 Terbongkar
69 Pembalasan yang Setimpal
70 Akhir
71 Pandawa Kecilku
72 Akhir yang Bahagia
73 Bonus : Ngidam
74 Mereka Bergerak
75 Shopping
76 Hore, Kita Ikut!
77 Mules
78 Memandikan Duo Baby
79 Alva Memandikan Bayi
80 Tante Ratna Pulang ke Indonesia
81 Riset Ethan
82 Alva Sembuh
83 Dua Tahun Kemudian
84 Keluarga Sempurna Milik Alvarendra Rizki
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Pergi keluar Negeri
2
Ikut Lomba
3
Siapa Ayah Kami?
4
Kena
5
Tuan Alvarendra
6
Pandawa Masuk Kuliah
7
Bertemu dengan Ayah
8
Dave
9
Mirip
10
Dia Panggil Ayah
11
Usaha Berhasil
12
Ethan
13
Ethan Tes DNA
14
Tamu VIP
15
Menang
16
Anita dan Imel
17
Lima Bahasa
18
Sherly Bekerja
19
Alvarendra Dijebak
20
Sherly di Culik
21
Alvarendra Masuk Rumah Sakit
22
Namaku Ethan
23
Hantu?
24
Menyelesaikan Kasus
25
Bertemu Charles
26
Mutiara Hati
27
Alva Baru Menyadarinya
28
10 Detik
29
Terlihat Seperti Kencan
30
Luka Lama
31
Pergi ke Pantai
32
Taruhan
33
Sherly Terlihat Wow
34
Visual Tokoh
35
Alva Mengundurkan Diri
36
Hasil Rapat
37
Pandawa Sakit
38
Kejutan
39
Alva vs Sherly
40
Izin kan Aku Merawat dan Menjagamu
41
Halal
42
Hasil Tes DNA
43
Aku Takut Kehilangan Ayah
44
Awal yang Salah
45
Sherly Kalah Pamor
46
Kejutan yang Aneh.
47
Alvarendra vs Antonio
48
Rencana Balas Dendam
49
Ayah Idolaku
50
Sial
51
Maafkan Aku
52
Keharmonisan Sebuah Keluarga
53
Takkan Tergantikan
54
Penjara Cocok Untukmu
55
Wendy Sekarat
56
Berkabung
57
Hamil
58
Kenzi Selamat
59
Cemburu
60
Ulah Pandawa
61
Alva Pergi
62
Pandawa Usil
63
Pandawa Kangen Ayah
64
Alva Juga Kangen Pandawa
65
Pahlawan Kesiangan
66
Hampir
67
Kenzi Kena Fitnah
68
Terbongkar
69
Pembalasan yang Setimpal
70
Akhir
71
Pandawa Kecilku
72
Akhir yang Bahagia
73
Bonus : Ngidam
74
Mereka Bergerak
75
Shopping
76
Hore, Kita Ikut!
77
Mules
78
Memandikan Duo Baby
79
Alva Memandikan Bayi
80
Tante Ratna Pulang ke Indonesia
81
Riset Ethan
82
Alva Sembuh
83
Dua Tahun Kemudian
84
Keluarga Sempurna Milik Alvarendra Rizki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!