Siapa Ayah Kami?

"Dan pemenangnya adalah..." suara si pembawa acara menyampaikan pengumuman, semua peserta yang berjumlah seratus orang termasuk Sherly berkumpul di aula.

"Dengan jumlah nilai 1230, diraih oleh peserta dengan nomor dada... 34," sambungnya lagi memecah keheningan peserta yang sejak tadi menyimaknya. Terutama, Sherly. Dia menutup mulutnya yang menganga tak percaya. Dialah pemenang dari kompetisi ini.

Memang bukan rekor olimpiade, dan apalagi bukan rekor dunia, tetapi waktu yang dia bukukan 3 menit 29,69 detik adalah yang tercepat dalam final 400 meter gaya bebas wanita.

"Hore!!" teriak para pandawa dengan berjingkrak, mereka saling bergandengan tangan membentuk lingkaran. Pandawa kecil begitu senang.

Sherly naik di atas podium, satu juri juga ikut naik memberikan kunci mobil secara simbolik. Peserta yang lain memberikan tepuk tangan yang meriah.

"Saya sungguh tak percaya. Ini mimpi yang menjadi kenyataan. Luar biasa, ini merupakan lomba pertama saya," kata Sherli seraya mengangkat kunci mobil dan uang tunai sebesar 5 juta.

"Syukurlah, akhirnya impianku terwujud." batinnya tidak dapat memungkiri kalau dia benar-benar senang sekarang.

"Selamat Ibu, kamu nomor satu." Abigail mengulurkan tangannya memberi selamat pada ibunya. Sherly menarik tangannya dan memeluknya erat, dia mengarahkan pandangan pada putranya yang lain untuk mendekat. Mereka berpelukan bersama.

Sherly akan membawa pulang mobil xenia itu, tapi dia tak tahu caranya mengemudi mobil tersebut lantaran dia belum bisa menyetir.

"Ibu tidak usah khawatir, serahkan ini pada Boman!" ucap Boman yang kini sudah masuk mobil dan duduk di depan.

"Kamu yang akan menyetir?" Sherly seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Boman. Dia hanya tersenyum saja menyahut ketakutan ibunya.

"Kakak akan menjadi pemandu Ibu, ayo masuk!" ajak Dave yang sudah berada di dalam mobil.

Sherly tetap mematung, pikirnya mana mungkin bocah 5 tahun sudah tahu arah menyetir.

"Nak, kita panggil derek saja ya," Sherly mencoba mencegah Boman.

"Aku bisa menjadi pemandu untuk Ibu, jadi cepatlah masuk, hari sudah semakin gelap." Boman menegaskan ibunya agar menurut. Karena desakan dari kelima putranya, dia masuk mobil juga dengan masih was-was.

"Berdoalah Bu, kalau itu membuat hatimu tenang," imbuh Charles yang menyadari ketakutan ibunya.

Sherly menarik nafas panjang dan membuangnya pelan.

Sherly dengan arahan Boman mulai melajukan mobilnya, betapa terkejutnya Sherly menyadari kemampuan Boman. Mobil hitam ini melaju pelan sehingga membuat nyaman penumpangnya.

"Boman, kamu tahu dari mana?" tanya Sherly.

"Aku sering mainan game, jadi ya tahu saja," sahut Boman.

Sherly dan pandawa kini sampai di rumah. Abigail tak langsung masuk ke kamar, dia ingin mandi dulu. Boman sedang mengarahkan ibunya untuk memarkir mobil. Charles masih menyempatkan diri untuk latihan bela diri sebentar di teras. Dave duduk di sofa sambil menyalakan televisi. Sedangkan Ethan langsung masuk kamar dan ingin segera tidur. Selesai dirinya memarkir mobil, Sherly segera bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Ibu, Kakak, Adik!" teriak Dave yang berada di ruang keluarga. Ethan yang baru saja memejamkan mata segera bangkit menuju sumber suara. Begitu juga yang lain, mereka segera menuju ke ruang tamu.

"Apa Dave? Suaramu tak bisa dikecilkan sedikit apa!" tukas Abigail yang masih penuh dengan sampo rambutnya, memakai handuk melilit pinggangnya.

"Adik, kalau teriak bukan di sini, sana ke lapangan!" imbuh Charles yang geram dengan teriakan adiknya yang cempreng.

"Apa yang kamu lihat itu? Bukankah di televisi itu wajahmu?" Boman yang baru masuk rumah hendak ke kamarnya langsung melihat adiknya yang masih menatap televisi.

"Itu aku," Ethan tersenyum tipis.

Sherly tengah berjalan dengan sedikit berlari menghampiri pandawa.

"Ada apa ini, Dave kamu barusan berteriak memanggil ibu, ada apa Nak?" tanyanya seraya mengusap lembut kepala Dave, khawatirnya terjadi sesuatu pada putra keempatnya.

"Lihat itu Bu!" Dave menunjuk layar televisi begitu juga Sherly meluruskan pandangannya ke arah tv.

"Ethan masuk berita!" Sherly terperangah lagi. Ini bakalan menjadi kebiasaan barunya, tiba-tiba kaget atau menganga.

"Ibu, apa kita tak memiliki ayah?" tiba-tiba pertanyaan muncul dari mulut kecil Boman.

Sherly menelan salivanya bingung mau jawab apa.

"Bagaimana kalau kita mencari ayah?" tukas Ethan yang sejak tadi memperhatikan ekspresi ibunya.

.

"Presdir, lihat acara televisi sekarang!" asistennya yang bernama Thomas mengambil remot di atas meja dan menyalakan televisi.

"Aku tak sedang ingin menonton acara televisi, jadi tolong kamu pergilah !" Alvarendra memalingkan wajahnya, dia masih duduk di kursi kebesarannya.

"Anda pasti takkan percaya dengan apa yang anda lihat." Thomas meyakinkan Alvarendra, membuat si tuan bersin-bersin itu menatap ke arahnya penasaran. Thomas segera memindah chanel dimana ada berita seorang anak yang menolong wanita pingsan.

"Terus..." Alvarendra bertanya sambil mengerutkan dahinya tak peka.

"Presdir, lihat dan perhatikan baik -baik wajah anak ini! Bukankah dia mirip sekali denganmu?" Thomas mencocokkan foto tuannya diwaktu masih kecil yang terpajang di meja kantornya.

"Alah, itu kan bisa editan dari sutradara!" sanggah Alvarendra yang merasa berita itu tak menarik.

"Tapi Presdir, video amatir ini asli dan tanpa rekayasa, aku sendiri sudah menghubungi pihak yang menyebarkan video itu," terang Thomas mencoba menyakinkan bosnya.

Alva terdiam sesaat memikirkan ucapan Thomas barusan.

"Memangnya kalau dia mirip denganku, terus kenapa?" tukas Alva cuek.

"Beberapa media mengatakan kalau anak di video itu..." Thomas sedikit kikuk untuk menyampaikan berita itu.

"Apa?" Alva merasa tenggorokannya kering, dia meraih gelas yang ada di mejanya, meneguk air itu.

"Ada yang bilang anak itu adalah anak dari hasil hubungan gelap Presdir." terang Thomas, membuat Alva tersedak dan menyemburkan air minum yang ada di mulutnya.

"Hubungan gelap!" bentak Alva tak percaya dengan gosip itu.

Thomas mengangguk cepat, karena takut dengan suaranya yang menggelegar bak petir itu.

Dengan segera dia menghubungi bagian media untuk menghapus video yang sudah viral itu, namun sudah terlambat seluruh kota sudah mendengar kabar miring itu.

"Aku tak pernah melakukan itu, menyentuh wanita saja aku tak bisa, kamu tahu sendiri kan, bersin-bersinku ini tak pernah berhenti jika aku dekat dengan wanita , meski aku punya kekasih." Thomas manggut -manggut mendengar tuturan bosnya yang masuk akal juga.

Tok...tok...tok...

"Masuk!" perintah Alvarendra.

Seorang wanita yang tidak lain adalah sekretarisnya masuk sambil membawa dokumen.

"Haciu, haciu!" suara bersin Alva ketika sekretarisnya masuk.

"Ada apa? Haciu..." Alvarendra meraih tisu dan mengelap ingusnya.

"Ini Presdir, data dari keungan kita tidak sesuai dengan data sebelumnya yang tiba-tiba turun drastis." terang sekretarisnya.

"Drastis? Bagaimana bisa?" Alva memukul meja nya dan membaca dokumen yang diberikan sekretarisnya.

"Pasti ada yang korupsi, ini tidak bisa dibiarkan." Alva duduk di kursi kebesarannya sambil bersin-bersin.

Thomas menyuruh sekretaris yang bernama Lia itu segera meninggalkan ruangan presdir.

"Thomas, apa pernah aku berlaku tidak adil pada bawahanku?" tanya Alva serius.

"Anda selalu adil dan bijaksana, tak pernah berbuat curang sekali pun." terang Thomas membuat hatinya sedikit tentram.

"Tapi, bagaimana bisa ada yang korupsi di perusahaan yang baru saya aku pimpin ini?"

Terpopuler

Comments

Nengmela 😘

Nengmela 😘

apakah ini keturunan Samson dan Dahlia di tv itu loh🤭🙏

2023-02-23

0

Nengmela 😘

Nengmela 😘

Thor, aku to nyata banget pengen punya anak 5 cowok semua... kek gimana gitu lo, ada rasa seru dan kek bangga punya Jaka 5 🤭🤣

2023-02-23

0

范妮·廉姆

范妮·廉姆

Keren kak...
udah banyak banget yg like
GK kayak lapak AK sepii tak berpenghuni h3he

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Pergi keluar Negeri
2 Ikut Lomba
3 Siapa Ayah Kami?
4 Kena
5 Tuan Alvarendra
6 Pandawa Masuk Kuliah
7 Bertemu dengan Ayah
8 Dave
9 Mirip
10 Dia Panggil Ayah
11 Usaha Berhasil
12 Ethan
13 Ethan Tes DNA
14 Tamu VIP
15 Menang
16 Anita dan Imel
17 Lima Bahasa
18 Sherly Bekerja
19 Alvarendra Dijebak
20 Sherly di Culik
21 Alvarendra Masuk Rumah Sakit
22 Namaku Ethan
23 Hantu?
24 Menyelesaikan Kasus
25 Bertemu Charles
26 Mutiara Hati
27 Alva Baru Menyadarinya
28 10 Detik
29 Terlihat Seperti Kencan
30 Luka Lama
31 Pergi ke Pantai
32 Taruhan
33 Sherly Terlihat Wow
34 Visual Tokoh
35 Alva Mengundurkan Diri
36 Hasil Rapat
37 Pandawa Sakit
38 Kejutan
39 Alva vs Sherly
40 Izin kan Aku Merawat dan Menjagamu
41 Halal
42 Hasil Tes DNA
43 Aku Takut Kehilangan Ayah
44 Awal yang Salah
45 Sherly Kalah Pamor
46 Kejutan yang Aneh.
47 Alvarendra vs Antonio
48 Rencana Balas Dendam
49 Ayah Idolaku
50 Sial
51 Maafkan Aku
52 Keharmonisan Sebuah Keluarga
53 Takkan Tergantikan
54 Penjara Cocok Untukmu
55 Wendy Sekarat
56 Berkabung
57 Hamil
58 Kenzi Selamat
59 Cemburu
60 Ulah Pandawa
61 Alva Pergi
62 Pandawa Usil
63 Pandawa Kangen Ayah
64 Alva Juga Kangen Pandawa
65 Pahlawan Kesiangan
66 Hampir
67 Kenzi Kena Fitnah
68 Terbongkar
69 Pembalasan yang Setimpal
70 Akhir
71 Pandawa Kecilku
72 Akhir yang Bahagia
73 Bonus : Ngidam
74 Mereka Bergerak
75 Shopping
76 Hore, Kita Ikut!
77 Mules
78 Memandikan Duo Baby
79 Alva Memandikan Bayi
80 Tante Ratna Pulang ke Indonesia
81 Riset Ethan
82 Alva Sembuh
83 Dua Tahun Kemudian
84 Keluarga Sempurna Milik Alvarendra Rizki
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Pergi keluar Negeri
2
Ikut Lomba
3
Siapa Ayah Kami?
4
Kena
5
Tuan Alvarendra
6
Pandawa Masuk Kuliah
7
Bertemu dengan Ayah
8
Dave
9
Mirip
10
Dia Panggil Ayah
11
Usaha Berhasil
12
Ethan
13
Ethan Tes DNA
14
Tamu VIP
15
Menang
16
Anita dan Imel
17
Lima Bahasa
18
Sherly Bekerja
19
Alvarendra Dijebak
20
Sherly di Culik
21
Alvarendra Masuk Rumah Sakit
22
Namaku Ethan
23
Hantu?
24
Menyelesaikan Kasus
25
Bertemu Charles
26
Mutiara Hati
27
Alva Baru Menyadarinya
28
10 Detik
29
Terlihat Seperti Kencan
30
Luka Lama
31
Pergi ke Pantai
32
Taruhan
33
Sherly Terlihat Wow
34
Visual Tokoh
35
Alva Mengundurkan Diri
36
Hasil Rapat
37
Pandawa Sakit
38
Kejutan
39
Alva vs Sherly
40
Izin kan Aku Merawat dan Menjagamu
41
Halal
42
Hasil Tes DNA
43
Aku Takut Kehilangan Ayah
44
Awal yang Salah
45
Sherly Kalah Pamor
46
Kejutan yang Aneh.
47
Alvarendra vs Antonio
48
Rencana Balas Dendam
49
Ayah Idolaku
50
Sial
51
Maafkan Aku
52
Keharmonisan Sebuah Keluarga
53
Takkan Tergantikan
54
Penjara Cocok Untukmu
55
Wendy Sekarat
56
Berkabung
57
Hamil
58
Kenzi Selamat
59
Cemburu
60
Ulah Pandawa
61
Alva Pergi
62
Pandawa Usil
63
Pandawa Kangen Ayah
64
Alva Juga Kangen Pandawa
65
Pahlawan Kesiangan
66
Hampir
67
Kenzi Kena Fitnah
68
Terbongkar
69
Pembalasan yang Setimpal
70
Akhir
71
Pandawa Kecilku
72
Akhir yang Bahagia
73
Bonus : Ngidam
74
Mereka Bergerak
75
Shopping
76
Hore, Kita Ikut!
77
Mules
78
Memandikan Duo Baby
79
Alva Memandikan Bayi
80
Tante Ratna Pulang ke Indonesia
81
Riset Ethan
82
Alva Sembuh
83
Dua Tahun Kemudian
84
Keluarga Sempurna Milik Alvarendra Rizki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!