Mirip

"Ting tong..." bunyi bel, berulang -ulang Ello menekan tombol tapi yang empunya rumah tak juga muncul.

"Orangnya nggak ada!" ucap Ello kesal lantaran susah payah datang ke sini tapi tak ada hasil.

"Paman, bukannya nggak ada orang di sini tapi orang yang ada di dalam nggak dengar." tutur Dave seraya mengintip dari jendela kaca.

"Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Ello yang menganggap Dave hanya asal bicara.

"Tuh, di sana!" Dave menunjuk sosok di balik jendela kaca.

Ello segera mengintip sosok yang dimaksud Dave tadi, dan ternyata benar, ibu -ibu tua sedang membersihkan meja sambil berjoget ria.

"Alamak, sampai dunia kiamat pun aku pencet bel, dia juga nggak bakal buka pintu." Ello ngedumel kesal.

Dave cekikikan melihat tingkah Ello yang kesal.

"Aku punya ide paman," Dave mengisyaratkan agar Ello merendahkan tubuhnya, saat tepat di wajah Dave, Dave mulai membisikkan sesuatu ke telinga Ello.

"Benar juga, kamu pintar!" puji Ello, dia meluruskan badan dan segera dia mencari sakelar untuk memutus arus listrik.

Ello menarik kursi yang berada tidak jauh dari dia berdiri dan mengarahkan tepat di bawah sakelar utama rumah itu.

"Dave, tolong bantu paman! Kamu pegang kursinya ya!" Ello mulai menaiki kursi. Dave mengangguk.

Ello perlahan berdiri dan menjaga keseimbangan tubuhnya agar tak oleng. Tangannya menggapai sakelar dan menekan tombol off. Selesainya dia turun dari kursi seraya mengarahkan ibu jempolnya pada Dave. Dave membalasnya dengan memicingkan mata sebelah.

"Berhasil!" ungkap Ello seraya tersenyum tipis. Dave pun ikut tersenyum, keduanya saling tos.

"Cepat Paman, kita ketuk pintunya, pasti orang yang ada di dalam menyahut!" usul Dave, Ello mengembalikan kursi ke tempat semula dan mulai mengetuk pintu.

Tok...tok...tok...

Ello dan Dave bergantian mengetuk pintu.

Tak lama kemudian, terdengar sahutan dari dalam rumah. Pembantu rumah itu keluar membukakan pintu. Ello dan Dave saling pandang dengan tatapan nakal.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pembantu rumah itu seraya mengamati kedua tamunya.

"Saya mengantar pesanan lukisan dari tuan Alvarendra." sahut Ello, Dave yang mendengar ucapan Ello mendongakkan kepalanya menatap Ello intens. Dia teringat waktu kakaknya yang bernama Boman pernah mengatakan kalau pria yang mirip dengan wajah mereka itu bernama Alvarendra.

"Oo, ini Mas yang kemarin itu kan? Wah, maaf Mas, tuan Alvarendra belum pulang," sahut bik Tinuk seraya melihat anak kecil di samping Ello.

"Wah, bagaimana ya, saya sudah terlanjur jauh -jauh ke sini," gerutu Ello berharap bisa langsung bertemu dengan Alva dan memperoleh imbalan yang setimpal.

Bik Tinuk mengabaikan keluhan Ello dia lebih tertarik untuk memperhatikan wajah Dave yang tak asing baginya. Batinnya tersentak tak percaya melihat wajahnya yang begitu mirip dengan majikannya waktu kecil dulu.

"Wajah anak ini begitu mirip dengan tuan Alva, aku tak salah lihat karena aku dulu yang merawat dan membesarkan tuan Alva, jadi aku hafal betul bagaimana dia di waktu kecil." batin bik Tinuk seraya memegang kedua pipi Dave yang gembul itu.

Dave yang polos pun diam saja saat bik Tinuk mengelus pipi dan mengusap rambutnya.

"Mirip," ucap bik Tinuk kemudian.

"Siapa yang mirip?" tanya Ello seraya duduk berjinjit merangkul pundak Dave, dia menatap wajah Dave.

"Ini Mas, wajah anak Mas mirip dengan majikan saya waktu kecil." terang bik Tinuk.

"Eits, Bibik ini ngacau! Saya masih lajang, dan ini bukan anak saya!" sarkas Ello.

"Mirip? Apakah pria yang akan aku temui ini adalah Alvarendra yang ada di laptop kak Boman? Dan jika itu pun benar, ini kesempatan bagus untuk bertemu dia. " gumam Dave yang tampak berpikir.

"Hehehe, maaf Mas." ucap bik Tinuk, "Tapi, bagaimana bisa ya, ada dua orang yang sama persis di dunia ini kalau bukan hubungan saudara kembar atau hubungan anak dan bapak."

"Ya bisa saja, Bik. Emang mirip banget ya?" tanya Ello.

"Bagai pinang dibelah dua Mas. Atau jangan -jangan tuan Alva..." terang bik Tinuk penuh penekanan.

"Jangan diambil pusing, kebetulan mirip mungkin!" tukas Ello seraya mengelap keringat di dahinya. Bik Tinuk menanggapi dengan menganggukkan kepala, dia juga peka dengan kelelahan tamunya, dia segera sadar dari keseriusannya membahas wajah Dave.

"Silahkan ditunggu, mungkin tuan Alva segera pulang. Biasanya jam segini sudah ada di rumah." sambungnya lalu mempersilahkan mereka masuk.

Ello mengangkat lukisan dengan sangat hati-hati. Dave masuk terlebih dahulu, Ello mengekor dari belakang. Mereka berdua dibawa ke ruang tamu.

"Kalian mau minum apa?" tawar bik Tinuk.

"Apa aja Bik!" sahut Ello. Kemudian bik Tinuk berjalan menuju dapur.

"Paman, sudah lama kenal dengan pemilik rumah ini?" tanya Dave, matanya berkeliling memperhatikan ornamen rumah.

"Ya, lumayan cukup lama. Dia sering datang ke galeriku untuk melihat -lihat lukisan. Tapi, satu lukisan pun dia tak pernah tertarik." Ello mengulas masa lalunya.

"Apa dia sudah menikah dan memiliki anak?" tanya Dave lagi penasaran dengan pria yang akan dia temui.

"Belum, kabarnya dia akan menikah dengan kekasihnya." terang Ello yang membuat Dave mengerutkan dahi tak senang.

"Kekasih, siapa?" tanya Dave lagi penasaran.

"Hus, kecil-kecil mau tahu saja urusan orang dewasa. Nih!" Ello mengeluarkan satu buah permen loli dari dalam tas kecilnya dan memberikannya.

Wajah Dave terlihat berseri-seri menerima permen loli. Dia segera membuka bungkusnya dan menjilati permen itu.

"Paman ini sepertinya tahu banyak tentang kehidupan pria yang bernama Alvarendra itu. Aku harus bisa memanfaatkan kondisi ini. " Dave mulai berpikir lagi.

"Ini minumannya," bik Tinuk datang membawa nampan, dia menyuguhkan dua gelas sirup rasa oranye. Sesekali juga dia memperhatikan Dave.

"Terimakasih Bik!" sahut Ello yang sedari tadi menahan dahaga. Segera dia meneguk segelas sirup tanpa sisa sedikit pun.

Dave tak menyadari kalau wajahnya jadi sorotan bik Tinuk.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil dari garasi.

Sopir mobil bernama pak Rejo membukakan pintu untuk tuannya. Bik Tinuk menghampiri tuannya yang baru saja turun dari mobil.

"Ada apa Bik, kok bawa nampan segala?" tanya Alvarendra seraya melonggarkan dasinya, "Dan itu mobil siapa?" tanyanya lagi sambil menunjuk sebuah mobil Granmax silver yang diparkir di halaman dekat taman bunga. Taman bunga itu peninggalan almarhumah ibundanya, jadi bik Tinuk dan tukang kebun sekaligus sopir pribadinya lah yang selama ini merawat taman itu.

"Itu Tuan, ada tamu," terang bik Tinuk seraya menunjuk ke arah dalam rumah dengan ibu jempolnya.

"Tamu, siapa sore-sore begini datang bertamu. Tak tahu apa, kalau aku seharian ini sibuk." omel Alva yang seraya berjalan menuju rumah dan diikuti bik Tinuk. Tak lupa dia menyemprotkan antiseptik pada kedua telapak tangannya.

"Orang kemarin Tuan, yang bawa lukisan." terang bik Sumi. Alva mendengarnya manggung -manggut saja.

"Mau apa dia, pasti dia tak bisa menyanggupi untuk melukis lagi." Alva segera mempercepat langkahnya untuk menemui tamunya itu.

"Tuan Alva, " sapa Ello saat Alva sudah sampai di ruang tamu.

Dave membulatkan lebar -lebar kedua bola matanya.

"Ayah!" panggil Dave membuat semua orang gusar mendengarnya.

Terpopuler

Comments

🌸 Yowu-Kim 🌸

🌸 Yowu-Kim 🌸

Auto shick shack shock bapaknya ni mah 🤣😝

2025-04-07

0

Yadi

Yadi

Hmmmm... apabila Alvarendra dekat dengan perempuan muda, pasti bersin. Tetapi kalau pada perempuan yang seumuran dengan almarhum ibunya, maka Alvarendra tidak bersin 🤭🤭

2022-04-14

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Dave Jngn seneng dulu

2021-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Pergi keluar Negeri
2 Ikut Lomba
3 Siapa Ayah Kami?
4 Kena
5 Tuan Alvarendra
6 Pandawa Masuk Kuliah
7 Bertemu dengan Ayah
8 Dave
9 Mirip
10 Dia Panggil Ayah
11 Usaha Berhasil
12 Ethan
13 Ethan Tes DNA
14 Tamu VIP
15 Menang
16 Anita dan Imel
17 Lima Bahasa
18 Sherly Bekerja
19 Alvarendra Dijebak
20 Sherly di Culik
21 Alvarendra Masuk Rumah Sakit
22 Namaku Ethan
23 Hantu?
24 Menyelesaikan Kasus
25 Bertemu Charles
26 Mutiara Hati
27 Alva Baru Menyadarinya
28 10 Detik
29 Terlihat Seperti Kencan
30 Luka Lama
31 Pergi ke Pantai
32 Taruhan
33 Sherly Terlihat Wow
34 Visual Tokoh
35 Alva Mengundurkan Diri
36 Hasil Rapat
37 Pandawa Sakit
38 Kejutan
39 Alva vs Sherly
40 Izin kan Aku Merawat dan Menjagamu
41 Halal
42 Hasil Tes DNA
43 Aku Takut Kehilangan Ayah
44 Awal yang Salah
45 Sherly Kalah Pamor
46 Kejutan yang Aneh.
47 Alvarendra vs Antonio
48 Rencana Balas Dendam
49 Ayah Idolaku
50 Sial
51 Maafkan Aku
52 Keharmonisan Sebuah Keluarga
53 Takkan Tergantikan
54 Penjara Cocok Untukmu
55 Wendy Sekarat
56 Berkabung
57 Hamil
58 Kenzi Selamat
59 Cemburu
60 Ulah Pandawa
61 Alva Pergi
62 Pandawa Usil
63 Pandawa Kangen Ayah
64 Alva Juga Kangen Pandawa
65 Pahlawan Kesiangan
66 Hampir
67 Kenzi Kena Fitnah
68 Terbongkar
69 Pembalasan yang Setimpal
70 Akhir
71 Pandawa Kecilku
72 Akhir yang Bahagia
73 Bonus : Ngidam
74 Mereka Bergerak
75 Shopping
76 Hore, Kita Ikut!
77 Mules
78 Memandikan Duo Baby
79 Alva Memandikan Bayi
80 Tante Ratna Pulang ke Indonesia
81 Riset Ethan
82 Alva Sembuh
83 Dua Tahun Kemudian
84 Keluarga Sempurna Milik Alvarendra Rizki
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Pergi keluar Negeri
2
Ikut Lomba
3
Siapa Ayah Kami?
4
Kena
5
Tuan Alvarendra
6
Pandawa Masuk Kuliah
7
Bertemu dengan Ayah
8
Dave
9
Mirip
10
Dia Panggil Ayah
11
Usaha Berhasil
12
Ethan
13
Ethan Tes DNA
14
Tamu VIP
15
Menang
16
Anita dan Imel
17
Lima Bahasa
18
Sherly Bekerja
19
Alvarendra Dijebak
20
Sherly di Culik
21
Alvarendra Masuk Rumah Sakit
22
Namaku Ethan
23
Hantu?
24
Menyelesaikan Kasus
25
Bertemu Charles
26
Mutiara Hati
27
Alva Baru Menyadarinya
28
10 Detik
29
Terlihat Seperti Kencan
30
Luka Lama
31
Pergi ke Pantai
32
Taruhan
33
Sherly Terlihat Wow
34
Visual Tokoh
35
Alva Mengundurkan Diri
36
Hasil Rapat
37
Pandawa Sakit
38
Kejutan
39
Alva vs Sherly
40
Izin kan Aku Merawat dan Menjagamu
41
Halal
42
Hasil Tes DNA
43
Aku Takut Kehilangan Ayah
44
Awal yang Salah
45
Sherly Kalah Pamor
46
Kejutan yang Aneh.
47
Alvarendra vs Antonio
48
Rencana Balas Dendam
49
Ayah Idolaku
50
Sial
51
Maafkan Aku
52
Keharmonisan Sebuah Keluarga
53
Takkan Tergantikan
54
Penjara Cocok Untukmu
55
Wendy Sekarat
56
Berkabung
57
Hamil
58
Kenzi Selamat
59
Cemburu
60
Ulah Pandawa
61
Alva Pergi
62
Pandawa Usil
63
Pandawa Kangen Ayah
64
Alva Juga Kangen Pandawa
65
Pahlawan Kesiangan
66
Hampir
67
Kenzi Kena Fitnah
68
Terbongkar
69
Pembalasan yang Setimpal
70
Akhir
71
Pandawa Kecilku
72
Akhir yang Bahagia
73
Bonus : Ngidam
74
Mereka Bergerak
75
Shopping
76
Hore, Kita Ikut!
77
Mules
78
Memandikan Duo Baby
79
Alva Memandikan Bayi
80
Tante Ratna Pulang ke Indonesia
81
Riset Ethan
82
Alva Sembuh
83
Dua Tahun Kemudian
84
Keluarga Sempurna Milik Alvarendra Rizki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!