Tiba-tiba perut Zeno langsung bunyi menandakan ia sangat kelaparan. Memang, semenjak siang tadi ia belum menyentuh makanan sama sekali. Dia pun bergumam dengan sendirinya. "Sial, aku sama sekali belum makan."
Tetapi Kiba mengerti bahwa tuannya saat ini sedang kelaparan, ia pun langsung berlari menuju hutan elemental beast. Tingkah aneh Kiba pun membuat Zeno kebingungan, padahal Zeno belum mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Kiba.
"Hoy Kiba berhenti, kau mau kemana." Zeno pun berlari mengejar Kiba yang masuk kedalam hutan elemental beast, karena Zeno pun juga mengkhawatirkan Kiba jika terdapat apa-apa.
Lagipula dipikiran Zeno, Kiba adalah hewan yang masih kecil dan belum dewasa, sehingga akan lebih terancam apabila bertemu hewan yang lebih besar darinya.
Namun pikiran dia sangatlah salah, dia telah bersembunyi dari balik semak-semak sambil melihat Kiba yang sedang terbang, walaupun sudah larut malam, tetapi pergerakan Kiba juga masih sangat jelas.
Di hadapan Kiba, ia sedang melawan seekor elang yang juga merupakan elemental beast angin. Zeno benar-benar terkejut, Kiba yang masih kecil ternyata juga bisa bertarung sesama elemental beast, bahkan Kiba juga bisa terbang.
"Jadi memang benar apa yang dikatakan Dewi Luna bahwa jiwa Kiba sudah dewasa." Gumam Lirih Zeno sambil melihat pertarungan Kiba.
Namun tak lama, Kiba berhasil membunuh elang tersebut, ia kemudian menggigit lehernya dan membawanya kembali ke tempat Zeno. Tetapi Kiba langsung kegirangan saat melihat Zeno yang sedang mengawasi dirinya.
Ia pun menghampiri Zeno dengan membawa burung elang tersebut, Zeno hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Kiba.
"Haha sebenarnya aku sangat bosan dengan daging, tapi aku sangat menghargaimu Kiba, kau pasti sangat menginginkan inti elemental beastnya bukan." Ucap Zeno.
Zeno pun kemudian kembali ke tempat api unggun ya tadi dengan diikuti oleh Kiba. Sesampainya di sana, Zeno pun membedah elang tersebut menggunakan katana yang sering ia gunakan untuk berlatih data bersama Fang Yoshi.
Sebenarnya Fang Yoshi juga sudah memberikan katana itu kepada Zeno, bahkan ia juga memberikan selongsong kepada Zeno agar bisa dibawa kemana-mana.
Hingga ia menemukan Inti elemen yang berbentuk kristal berwarna putih tepat di kepala Elang tersebut, Zeno kemudian melemparkannya kepada Kiba yang saat itu sedang duduk menunggu tuannya membedah eleng tersebut.
Reflek, Kiba langsung membuka mulutnya dan menangkap inti elemen itu. Zeno langsung mengamati apa yang terjadi apabila seekor elemental beast memakan inti elemental beast.
Tetapi Kiba hanya mengalami sedikit perubahan, tubuhnya hanya tumbuh lebih besar dari sebelumnya. Melihat hal itu, Zeno tersenyum dan kembali memasak elang, walaupun ia sangat bosan dengan daging, karena selama lima tahun ini ia hanya memakan daging, tetapi ia menghargainya karena merupakan perburuan dari Kiba.
Selain memberikan inti beast elemental, Zeno juga memberikan sepotong daging elang kepada Kiba. Karena para binatang juga akan membutuhkan asupan makan untuk mengenyangkan perut mereka, sedangkan inti beast elemental hanya akan menambah kekuatan secara instan, dan tidak mengisi perut mereka.
Karena kekenyangan, Zeno mulai mengantuk dan menyandarkan dirinya ke sebuah pohon yang cukup besar, ia juga mematikan api unggun yang ada di depannya untuk mencegah hewan buas untuk datang kesini. Karena ia baru pertama kali tidur di sebuah hutan elemental beast, Zeno sungguh meningkatkan kewaspadaannya. Selain itu juga, Zeno juga meminta Kiba untuk berjaga-jaga apabila terdapat sesuatu yang mengancam
Dan pada akhirnya Zeno sudah tertidur, sedangkan Kiba, dia juga ikut tertidur. Akan tetapi saat tertidur, Kiba masih menggunakan indra penciuman serta pendengaran yang sangat baik, jadi apabila terdapat tanda bahaya yang mendekat, dia bisa mendeteksi musuh yang segera datang.
Hal tersebut benar-benar terjadi, saat Kiba masih tertidur, dia bisa mendengar sebuah pergerakan elemental Beast yang sedang mendekat. Seketika kiba langsung terbangun dan langsung mencari elemental beast menggunakan indra penciumannya.
Hingga ia benar-benar menemukan seekor ular yang agak besar melebihi dirinya. Namun Kiba tak gentar sedikitpun saat berhadapan dengan ular itu.
"Hey hewan kecil, aku mencium aroma manusia di dekat sini. Jadi pergilah dan jangan menghalangiku." Ucap Ular tersebut.
Kiba menggeram saat tahu bahwa ular tersebut ingin memangsa tuannya yaitu Zeno. Walaupun dia masih sangat kecil, tapi gigi taringnya keluar dengan sangat tajam.
"Kau sepertinya menantang ku ya, kau hanyalah hewan kecil, jadi aku bisa membunuhmu dengan sekejap." Ular tersebut kemudian mengarahkan ekornya ke Kiba.
Untungnya Kiba berhasil melompat dan menghindar, sehingga ia tidak terkena efek dari pukulan ekor dari sang ular.
Pukulan tersebut diulangi beberapa kali oleh ular tersebut, namun Kiba hanya mengelak dan tidak melawan sedikitpun. Hal tersebut membuat sang Ular geram, dia kemudian menciptakan beberapa bola api di sekelilingnya.
Kiba tak sedikitpun ketakutan, walaupun dia pemilik elemental angin, dia tidak peduli dengan api sedikitpun. Bahkan kalaupun dia melawan elemental Beast api terkuat di hutan ini, dia mungkin bisa membunuhnya.
Satu-persatu bola api dilemparkan kepada Kiba yang sedang mengarah ke Ular tersebut. Namun Kiba juga berhasil menghindar dengan sangat gesit atas serangan beberapa bola api.
Saat dekat dengan beast ular tersebut, Kiba mengayunkan tangannya seperti sedang mencakar, tapi yang dia cakar bukanlah tubuh si Ular, melainkan ruang hampa yang ada di depannya.
Hal tersebut membuat Ular tersebut tertawa, karena menganggap Kiba tidak bisa melakukan apa apa. Tetapi hal tersebut berhasil membungkam mulut ular tersebut, pasalnya ular tersebut merasa kesakitan setelah melihat Kiba mencakar ruang hampa.
Saat Kiba mendarat di permukaan tanah, dia melihat tepat area tubuh ular di hadapannya tadi, membentuk sebuah cakaran dengan luka yang cukup dalam, sehingga darah pun keluar dengan cukup deras.
Teknik yang digunakan Kiba sama seperti teknik yang dimiliki oleh Zeno yaitu tebasan angin tak terlihat, tetapi bedanya, Kiba tidak menggunakan tebasan pedang, melainkan sebuah cakaran.
"Sial, sepertinya aku terlalu meremehkanmu hewan kecil." Kata Ular tersebut dengan tertawa lirih.
"Sepertinya begitu, kau terlalu meremehkanku." Kiba mengeluarkan Kata-kata nya.
Ular tersebut sontak kaget karena hewan sekecil Kiba bisa berbicara. Padahal normalnya elemental beast akan bisa berbicara saat mereka sudah dewasa. Selain itu, suara Kiba juga besar seakan bahwa Kiba benar-benar sudah dewasa.
"Bagaimana mungkin, kau hanyalah hewan yang belum dewasa." Mata ular tersebut membesar seakan masih belum percaya.
"Kenapa, apa kau tidak percaya? Apa perlu aku juga harus memperkenalkan diri?" Ucap Kiba.
"Tidak perlu, karena sebentar lagi kau akan mati." Ular tersebut kembali melemparkan ekornya ke Kiba.
"Dasar." Gumam lirih Kiba sambil menghindar lagi pukulan ekor ular tersebut.
Pukulan berkali-kali membuat tanah di sekeliling bergetar, hal tersebut membuat Kiba ingin menyelesaikan permainan nya karena tidak ingin membuat tuannya terbangun.
Angin lembut telah berhembus ke arah ular tersebut, tapi dibalik kelembutan tersebut, angin tersebut merupakan angin yang sangat mematikan. Angin tersebut apabila dihirup membuat lemah seketika, bahkan membuat seseorang yang menghirupnya mengalami kematian, terkecuali penggunanya.
Kiba langsung mendarat di kepala ular tersebut yang juga mulai melemah, kesadaran ular tersebut juga mulai menghilang karena menghirup angin tersebut.
"Aku adalah Byakko, tapi seseorang memanggilku Kiba." Ungkap Kiba kepada ular tersebut.
"Yang mulia? Benar-benar maafkan hamba karena tidak tahu bahwa anda adalah salah satu penjaga arah mata angin." Kata-kata terakhir yang keluar dari mulut ular tersebut, ular tersebut kemudian ambruk ke tanah dan menghembuskan nafasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Yuko.
hebat oi kiba
2024-10-03
0
Januar Wirakusuma
penjaga arah mata angin /Good/
2024-07-16
0
atek tjoen
yes
2024-07-04
0