Walaupun begitu, dia benar-benar bingung bagaimana cara mempraktekkan teknik yang baru ia pelajari. Ingin sekali ia gunakan kepada seseorang, tapi ia sangat ragu kalau hal tersebut bisa melukai orang tersebut.
Tapi dia teringat tentang penyerangan yang akan terjadi di wilayah barat negara Angin. Satu ide gila muncul di otak Zeno, dia ingin mencoba teknik tersebut kepada pasukan negara api yang melakukan penyerangan.
Lagipula dia juga berharap ada salah satu keluarga Agalia yang ikut dalam penyerangan, sehingga ia benar-benar bisa menertawakan salah satu keluarga Agalia.
Walaupun Elemen yang ia miliki saat ini adalah Angin yang sedikit lebih lemah daripada Api, tapi dia juga merasakan bahwa elemen Anginnya akan lebih unggul daripada elemen api yang dimiliki oleh salah satu keluarga Agalia. Maka dari itu, ia sangat ingin menyeret keluarga Agalia dan benar-benar ingin membunuhnya.
"Waktu penyerangan sepertinya akan terjadi besok pagi, karena aku tidak memiliki koin emas untuk kesana, aku akan nekat jalan kaki." Ucap Zeno dengan penuh percaya diri.
Walaupun itu merupakan ide paling bodoh dan sesuatu yang sangat nekat, tapi dia sangat yakin serta hitung-hitung untuk melatih fisiknya kembali.
Daripada menunda waktu, ia langsung berangkat menuju barat wilayah negeri angin, karena ia berangkat pada waktu pagi menjelang siang, bisa dipastikan ia akan sampai ke wilayah barat negeri angin dalam waktu malam nanti.
Di setiap perjalanan, ia juga membutuhkan waktu istirahat, walaupun itu sejenak, setidaknya bisa mempersingkat waktu untuk pergi kesana.
Hingga Zeno telah sampai menuju bagian barat wilayah negeri angin, waktu juga Sudah malam, tetapi matahari juga terbenam beberapa waktu yang lalu.
Rasa lelah, dan lapar dirasakan oleh Zeno, tapi Zeno tidak bodoh dan memikirkan rencana ini dari tadi. Sesampainya sampai disini, Zeno akan bermalam di wilayah aman atau pinggiran hutan elemental beast, di pinggiran hutan pasti terdapat hewan buas namun tidak sebuas elemental beast.
Dia kemudian berjalan memasuki wilayah aman pinggiran hutan elemental beast. Wilayah aman pinggiran hutan sendiri merupakan wilayah yang tidak bertuan, atau wilayah tersebut tidak masuk ke dalam wilayah negara.
Wilayah aman juga dipergunakan sebagai pembatas antara negara Dengan hutan elemental beast. Hutan elemental beast serta wilayah aman juga dikelilingi oleh lima negara besar.
"Besok, pasukan dari negara api akan datang dari wilayah aman dekat negeri petir, mereka akan berbelok menuju gerbang negara Angin." Batinnya sambil memandangi wilayah aman dekat negeri petir yang terlihat.
Namun sekilas, saat dia memandang ke arah pinggiran hutan, dia melihat seperti ada seseorang yang menyalakan api. Rasa penasaran pun timbul di hati Zeno, sekejap ia langsung menghampiri arah api menyala tersebut, karena yang ia takutkan adalah penyusup dari negeri api yang melakukan mata-mata.
Sesampainya disana, ia melihat api unggun dengan wanita yang duduk di sebelahnya, tapi Zeno cukup familiar dengan wajah wanita yang cukup jelas karena tersorot api unggun.
Wanita tersebut juga bisa merasakan adanya Zeno yang menuju dirinya. "Akh, akhirnya kau datang juga, kemarilah."
Suara tersebut membuat bingung Zeno, dia sama sekali pernah mendengar suara tersebut tapi entah dimana. Dengan cukup berani ia menghampiri wanita tersebut karena dirasa wanita itu tidak mencurigakan.
"Apa kau melupakanku." Kata wanita tersebut menatap Zeno.
Zeno mencoba mengingat kembali siapa sebenarnya wanita tersebut. Dan tidak cukup lama, Zeno benar-benar kaget karena ia mengetahui siapa wanita itu. "Kau, kau kah yang dulu memberikan kuasa elemental di dalam mimpiku."
"Akhirnya kau mengingat juga." Jawab wanita itu tersenyum.
"Aku benar-benar sangat senang bertemu anda, saya minta maaf karena belum sempat berterima kasih waktu itu." Zeno membungkukkan badannya.
"Tidak masalah, lagipula aku ingin bertemu denganmu hari ini."
"Tunggu, bagaimana anda tahu kalau aku berada disini."
"Aku yang memancingmu menggunakan gulungan itu, karena setelah mempelajari gulungan itu, kau pasti akan mencoba kesini untuk mencoba teknik tersebut kepada pasukan negara api besok." Ucap wanita tersebut.
"Baiklah, aku mengerti. Tapi sebelumnya, aku tidak mengetahui nama anda." Zeno mengerutkan dahinya.
"Namaku adalah Dewi Luna."
Mendengar wanita itu menyebutkan namanya, Zeno benar-benar tidak percaya. Pasalnya Dewi Luna adalah sosok Dewi penguasa tujuh elemental dasar yang pernah ia dengar dari cerita cerita ibunya.
"Memberikan saya sebuah elemental, pasti anda benar-benar memang sang legenda Dewi Luna." Zeno menundukkan kepalanya.
"Duduklah, nikmati api unggun ini, aku ingin berbicara denganmu." Ujar Dewi Luna menyuruh Zeno.
Zeno pun mengangguk, ia menurut perkataan Dewi Luna untuk duduk di dekat api unggun.
"Apakah kau sudah membangkitkan empat elemental yang lain sesuai yang aku suruh?" Tanya Dewi Luna.
"Maafkan aku Dewi Luna, tapi aku belum bisa membangkitkan empat elemental yang lain." Jawab Zeno berwajah lesu.
"Ku harap kau bisa membangkitkan secepatnya." Ucap Dewi Luna.
Zeno mengerutkan dahinya, perintah Dewi Luna tentang mengharapkan Zeno untuk segera mengaktifkan empat Elementalnya, membuat Zeno berpikir keras. Apakah ada sesuatu yang akan terjadi? Ia kemudian menanyakan hal tersebut kepada Dewi Luna. "Dewi Luna ada apa? Kenapa kau menyuruhku seperti itu?"
"Aku tidak punya waktu, namun aku akan memberimu elemental beast jika kau ingin mengetahui lebih lanjut" Kata Dewi Luna.
"Kau, ingin memberiku elemental beast?" Mata Zeno melebar seakan tidak percaya dengan ucapan Dewi Luna.
"Byakko kemarilah."
Tiba-tiba dibelakang Zeno berjalan seekor macan putih menuju Dewi Luna, namun macan putih tersebut sepertinya masih belum dewasa dan berukuran kecil.
"Anda memberiku elemental beast kucing?" Zeno menyipitkan matanya.
"Haha kau bodoh sekali, ini adalah Byakko atau harimau putih salah satu penjaga empat arah mata angin, Hutan elemental beast disini tidak ada hewan seperti ini." Dewi Luna tertawa lirih saat mendengar kebodohan Zeno.
"Dia memang masih kecil, tapi dia sebenarnya jiwa nya sangat dewasa. Beri ia makan inti elemental beast angin agar tumbuh lebih besar." Kata Dewi Luna.
Zeno mengerti dan meminta maaf kepada Dewi Luna atas kebodohannya, ia juga mengelus kepala harimau putih itu. Byakko tersebut juga kegirangan dan menjilati tangan Zeno.
"Teteskan darahmu di atas kepala Byakko, maka kau akan menjalin kontrak dengan Byakko." Ucap Dewi Luna.
Zeno mengerti, dia kemudian melukai jarinya menggunakan gigitan, setetes darah kemudian menetes di atas kepala Byakko. Di sekeliling harimau tersebut terdapat cahaya yang mengitarinya, tapi tidak lama, cahaya itu hilang juga.
"Akhirnya kalian menjadi rekan, saatnya aku pamit Zeno. Ingat, kau harus segera membangkitkan empat elemental lainnya. Untuk tau kenapa? Kau harus membesarkan Byakko terlebih dahulu." Dewi Luna perlahan menghilang membentuk butiran-butiran cahaya yang kemudian menghilang juga.
Kini di dekat api unggun tersebut hanya bersisa Zeno dan juga Byakko, Zeno juga masih sangat suka mengelus kepala Byakko sehingga membuat Byakko juga nyaman.
"Baiklah Byakko, walaupun namamu pemberian dari Dewi Luna adalah Byakko, aku akan memberikan namamu tersendiri." Ujar Zeno kepada harimau putih itu.
"Kiba? Bagaimana kalau Kiba?" Sambungnya.
Harimau kecil tersebut nampak melompat-lompat karena mendengar nama yang diberikan oleh Zeno, bahkan ia juga langsung melompat di atas kepala Zeno dan menjilati wajahnya. Zeno pun tersenyum, karena seperti ia sangat menyukai nama yang diberikan oleh Zeno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Januar Wirakusuma
byakko
2024-07-16
1
atek tjoen
kiba
2024-07-04
1
F_Zaida_C
bwhahaha kenapa nggak akamaru sekalian
2024-03-02
1