"Apakah perlu kuajari tentang tata krama sebagai tamu." Fang Yoshi kemudian meninju udara kosong yang ada di depannya, namun air tiba-tiba keluar di udara kosong yang ditinjunya dan mengarah ke tembok gubuk Fang Yoshi yang terbakar.
Zeno yang dari tadi melihat Fang Yoshi mengendalikan elemen nya hanya bisa kagum, belum pernah dirinya melihat seseorang pengendali air sehebat Fang Yoshi, sedangkan pemimpin perampok tadi langsung berlari dan mencoba keluar dari tembok yang berlubang karena terbakar.
Fang Yoshi tidak bisa membiarkan orang itu kabur begitu saja, dia kemudian berlari menghampiri pemimpin perampok tersebut dan menembakkan semburan air dari mulutnya yang sangat deras.
Serangan tersebut mengakibatkan pemimpin perampok jatuh karena terdorong semburan air dari belakang yang dikeluarkan oleh Fang Yoshi.
Fang Yoshi kemudian menghampiri pemimpin perampok tersebut dengan tangan yang membentuk seperti sebuah pistol, ia menempelkan tangan yang membentuk sebuah pistol ke pelipis pemimpin perampok yang sedang tersungkur lemah, tangan tersebut akan siap kapan saja mengeluarkan tembakan air menembus kepala pemimpin perampok tersebut.
Zeno yang melihat itu langsung menghampiri Fang Yoshi dengan katana yang masih ia pegang, diikuti dengan Leo yang dari tadi melihat tuannya sedang mengalahkan musuhnya.
Zeno tidak menyangka bahwa seseorang yang berada di hadapannya adalah orang yang baik namun kejam terhadap musuhnya.
Pemimpin perampok itu mencoba mengeluarkan aura elemen apinya untuk mengintimidasi Fang Yoshi, akan tetapi Fang Yoshi tidak terpengaruh sedikitpun dengan aura milik pemimpin perampok itu, bahkan Fang Yoshi membalasnya dengan mengeluarkan aura nya juga sehingga membuat pemimpin perampok itu menyerah.
"Baiklah, pelajaran pertama tentang tata Krama bertamu adalah, seseorang harus mengetuk pintu rumah yang dituju, apakah kau melakukan itu."
"Ti..tidak, maafkan aku." Kata pemimpin perampok tersebut ketakutan dengan telunjuk Fang Yoshi yang sudah menyentuh pelipisnya.
"Tolong biarkan aku hidup." Sambungnya dengan memohon.
"Yaah aku akan memaafkanmu, aku tidak mau mengurus mayat mu, dan untuk mayat bawahanmu kau harus mengurusnya bagaimanapun caranya."
Sebenarnya Fang Yoshi mempunyai hati yang kejam dan tidak segan-segan untuk membunuhnya, namun ia melakukan hal itu karena ada Zeno yang masih kecil, di umurnya yang masih muda, belum waktunya bagi Zeno untuk melihat darah mengalir begitu deras.
"Ba… baiklah."
"Kau boleh berdiri." Fang Yoshi menurunkan tangannya dan membiarkan ketua perampok tersebut beranjak.
Dua orang yang berhasil dilukai Zeno juga berdiri, ia juga sempat melihat pemimpin mereka sudah terkalahkan oleh seorang kakek tua, mereka juga mendengar ucapan Fang Yoshi yang mengharuskan untuk mengurus jasad teman-temannya.
Dan akhirnya masalah selesai, kelima jasad yang dibunuh oleh Leo sudah diseret oleh pemimpin perampok dan dua bawahan mereka yang masih hidup.
Fang Yoshi kemudian mengusap rambut Zeno karena berhasil mempertahankan rumah Fang Yoshi, ia juga memuji Zeno karena bertindak untuk mengambil katana di dekatnya.
"Kau memiliki kemampuan berpedang ternyata." Puji Fang Yoshi.
"Tidak, aku tidak memiliki kemampuan berpedang, aku hanya kebetulan mengalahkan satu dari mereka menggunakan katana, dan satu lagi aku mengalahkannya menggunakan elemen."
"Elemental?" Fang Yoshi sedikit terkejut, karena Zeno tadi sudah menyertakan bahwa dirinya tidak mempunyai elemen, namun kenapa tiba-tiba dia memiliki sebuah elemen?.
"Benar kakek, elemen angin, sepertinya aku tidak sengaja memilikinya tadi."
"Baguslah, kalau begitu, aku akan melatihmu mengendalikan elemen mu itu." Ujar Fang Yoshi.
Zeno hanya bisa mengangguk dan berterima kasih, sebelumnya dia tidak menyangka bahwa kejadian yang ia alami adalah benar-benar nyata, elemen angin yang diberikan lebih dari cukup dan membuat Zeno ingin mengucapkan terima kasih kepada wanita itu.
Namun Zeno masih belum mengerti, apakah ia benar-benar mendapatkan empat elemen lainnya sesuai ucapan wanita yang ia temuinya, akan tetapi dia teringat tentang untuk mengaktifkan sendiri empat elemen itu bagaimana pun caranya.
"Tapi sebelum itu, bantu aku untuk memperbaiki tembok ini." Fang menghela nafas tentang tembok kamarnya yang sudah terbakar karena perbuatan para perampok.
"Baiklah kek." Ucap Zeno dengan semangat.
Zeno meletakkan katana yang ia pegang dan berjalan keluar mengikuti Fang Yoshi mencari bambu untuk memperbaiki tembok tempat tidurnya.
Sore hari pun telah tiba, mereka berdua telah berhasil memperbaiki rumah gubuk milik Fang Yoshi, bahkan Fang Yoshi juga menambahkan satu ruangan lagi untuk Zeno beristirahat, Zeno sekali lagi merasa berterima kasih karena sudah diberikan tempat tinggal yang layak.
Walaupun begitu, dia tetap tidak mau merepotkan Fang Yoshi, dia akan bertekad untuk membantunya dalam segi mengurus rumah.
Dari kamar Fang Yoshi yang berantakan, dia berniat untuk membersihkannya, benar-benar kamar tersebut berantakan, seperti benda-benda yang tergeletak di atas tanah. Sedangkan Fang Yoshi membiarkan saja, dia seakan-akan tidak peduli dengan kamarnya yang berantakan.
"Apakah Kakek Fang tidak memiliki keluarga, sehingga harus tinggal di pinggiran hutan ini?" Zeno benar-benar penasaran.
"Aku sebenarnya memiliki keluarga, aku hanya ingin menyendiri dan jauh dari keluarga, walaupun begitu ternyata melelahkan hidup sendiri." Ungkap Fang Yoshi.
"Apakah terdapat masalah di antara keluarga kakek?"
"Tidak ada, keluargaku merupakan keluarga paling damai di wilayah negara air, perselisihan antar keluarga jarang terjadi." Ungkap kembali Fang Yoshi.
Zeno kemudian mengingat tentang keluarganya, berbeda dengan keluarga Yoshi yang kata Fang Yoshi merupakan keluarga terdamai, keluarga Agalia selalu terdapat perselisihan di antara anggota keluarga. Namun semua anggota keluarga sama saja, mereka semua membenci Zeno dan menganggap Zeno sebagai aib bagi keluarga.
Maka dari itu, Zeno bertekad untuk memusnahkan dan menghabisi seluruh anggota keluarga Agalia untuk membalaskan dendamnya.
Sebelum itu, Zeno ingin sekali mengaktifkan satu elemen sebelum membalaskan dendam, yaitu elemen air yang merupakan lawan dari elemen api.
Zeno sudah selesai membereskan kamar Fang Yoshi, kamar yang tadinya berantakan kini cukup rapi dan enak untuk dipandang, Fang Yoshi cukup senang karena selama ini dia selalu malas untuk membersihkan kamarnya, dan untung saja terdapat Zeno yang senang hati untuk membersihkannya.
"Hari sudah mulai malam, lebih baik aku akan melatih mu besok pagi saja."
Dengan perasaan sedih, Zeno hanya bisa mengangguk dengan ucapan Fang Yoshi, dia akhirnya beranjak menuju kamar yang baru ia buat bersama Fang Yoshi.
Sebelum itu, Leo sudah kembali dari perburuannya, ia mendapatkan beberapa daging yang siap untuk dimasak. Seperti biasa, Fang Yoshi akan memasak daging hasil perburuan Leo.
Kali ini Zeno mencegahnya, dia ingin agar dia yang memasak daging yang dibawa Leo. Walaupun begitu, sebenarnya Zeno sangat ahli dalam memasak, dia mendapatkan ilmu memasak waktu masih berada di keluarga Agalia.
Disaat semua anggota keluarganya sibuk berlatih, Zeno mencari kesibukan yang lainnya yaitu memasak bersama ibunya, walaupun hal itu ia selalu diolok-olok seluruh anggota keluarganya karena melakukan tugas seorang wanita.
ini Novel pertama saya, jadi tolong maklumi jika tidak rapi penulisannya. dan untuk itu silahkan pencet tombol suka, favorit kalau bisa vote dan hadiah ya🙏😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Yuko.
Mayan bagus kok, kadang kata katanya aja ada salahh
2024-10-03
0
Yuko.
ajari cara buat rasaengan pak. elemen angin itu hebat loh
2024-10-03
0
atek tjoen
bagus kok
2024-07-04
0