Zeno akhirnya mengerti kenapa dirinya bisa berada di gubuk tua milik pria paruh baya tersebut, dia juga menundukkan kepalanya dan berterima kasih kepada Leo karena sudah menyelamatkan nyawanya.
"Siapa namamu anak muda?" Tanya pria paruh baya tersebut.
"Zeno." Zeno hanya menyebutkan nama depannya, dia benar benar telah melupakan nama keluarganya dan tidak ingin lagi memakai nama keluarga tersebut, hal itu didasari karena Zeno benar benar semakin membenci Agalia dan berharap ingin membalaskan dendamnya.
"Lantas bagaimana kau bisa berada di hutan elemental beast sendirian?"
Zeno akhirnya menceritakan tentang masalahnya yang lalu, mulai kebencian keluarganya karena dirinya tidak memiliki sebuah elemental, hingga di tipu oleh kakaknya dengan alasan mengajaknya mencari beast elemental untuknya, supaya dirinya mendapatkan elemental.
Zeno juga menceritakan tentang dirinya yang ditinggalkan kakaknya hingga dikejar beast elemental beruang, serta menceburkan diri ke sungai hanya karena tidak ingin mati termakan beruang.
Kakek tua, serta Leo benar-benar emosi mendengarkan cerita Zeno, bagaimana tidak, hanya karena Zeno tidak memiliki kemampuan elemental, keluarganya membuang Zeno ke hutan beast elemental.
"Benar benar perilaku yang tidak bisa dimaafkan." Kata Leo dengan hembusan nafas yang keluar dari hidungnya.
"Kakakmu benar benar telah menipumu. Pada dasarnya, manusia yang tidak memiliki kekuatan elemen tidak akan bisa menjalin kontrak dengan elemental beast. " Kata pria paruh baya tersebut menjelaskan.
Memang, jika seseorang ingin menjalin kontrak dengan elemental beast, orang tersebut juga harus memiliki elemental pula. Serta jika ingin menjalin kontrak, elemen yang dimiliki oleh seorang elementalist harus sama dengan elemental beast yang akan dikontraknya.
Seperti pria paruh baya tersebut yang memiliki elemen air yang telah menjalin kontrak dengan Leo.
Zeno menghela nafas, dia benar benar polos dan tidak mengetahui bahwa dirinya yang tadinya tidak memiliki elemental tidak akan bisa kontrak dengan elemental beast.
"Kakek, siapakah namamu."
"Namaku adalah Fang Yoshi. Kau bisa memanggilku kakek Fang."
"Istirahatlah kembali, aku akan memasakkan makanan." Sambungnya.
Zeno menganggukkan kepala, dia akhirnya kembali berbaring dan ditinggalkan oleh Fang Yoshi dan Leo.
Karena Leo adalah partner dari Fang, sekaligus beast elemental Fang, Leo masuk kembali kedalam tubuh Fang, hal ini sudah hal yang lumrah bagi elemental beast yang memiliki partner seorang manusia.
Setelah Fang meninggalkan Zeno, Fang merasa familiar dengan wajah Zeno, menurutnya Zeno memiliki wajah yang sama persis seperti seseorang yang ia kenal.
"Aku merasa bahwa anak itu sangat persis dengan menantuku." Kata Fang lirih sehingga terdengar oleh Leo yang sedang istirahat di dalam tubuh Fang.
"Jangan bercanda tuan, menantu anda sudah dikabarkan meninggal bersama anak yang dikandungnya, jadi mungkin hanya firasat anda jika Zeno persis menantu anda."
"Yah mungkin saja itu hanya firasatku." Kata Fang menjawab pernyataan Leo
*""""*
Sementara itu Zeno masih berbaring dan memikirkan sesuatu, yaitu tentang mimpi yang dialami saat dia pingsan. Apakah benar dirinya mendapat elemental? Pikirnya begitu. Dia sebenarnya ingin menanyakan hal tersebut kepada Fang, tapi dia mengundurkan niatnya karena sadar bahwa ini bukan urusan Fang atau siapapun.
Selain memikirkan hal itu, Zeno juga memikirkan tentang ibunya yang mungkin depresi, menangis tanpa henti, serta mengurung diri di kamar karena telah kehilangan Zeno yang masih kecil.
Hingga kemudian, Fang Yoshi kembali dengan membawakan semangkuk makanan daging, daging tersebut Leo dapatkan saat dia mencari kristal elemen pada elemental beast lain.
"Makanlah, mungkin kau sudah kelaparan."
Tanpa ragu sedikitpun, akhirnya Zeno memakan makanan pemberian dari Fang Yoshi, mungkin karena perut Zeno sudah berbunyi jadi dia tidak bisa menolaknya.
"Kakek, apakah kau tidak makan?" Zeno yang sedang makan memperhatikan Fang Yoshi yang sedang melamun memperhatikan dirinya, hal tersebut membuat Zeno merasa tidak enak karena Fang Yoshi tidak makan seperti halnya Zeno.
"Akh tidak, aku sudah kenyang." Kata Fang Yoshi membuang mukanya.
"Anak ini benar-benar seperti menantuku." Gumamnya di dalam hati.
Zeno kemudian makan dengan lahap tanpa memperdulikan Fang Yoshi kembali, dia benar benar melahap dengan rakus bagaikan orang yang kelaparan, hingga makanan itu telah habis, Fang Yoshi benar benar tidak menyangka telah melihat selera makan Zeno begitu banyak.
"Terimakasih kakek."
Fang Yoshi hanya mengangguk, dia kemudian berjalan kembali untuk mengembalikan mangkuk ke dapur gubuk tua miliknya. Fang Yoshi lalu keluar ke gubuk tua miliknya dan pergi meninggalkan Zeno untuk berlatih memperkuat elementalist nya.
Fang Yoshi tidak terlalu gelisah ketika meninggalkan Zeno sendirian, karena gubuk tua miliknya agak jauh berada di pinggir hutan, jadi para elemental beast jarang ada yang keluar hutan dan pergi ke gubuk tua tersebut.
Zeno sudah benar benar masih berbaring dan berada di gubuk itu sendirian, hingga beberapa saat kemudian, sejumlah orang telah masuk ke gubuk tua tersebut dengan membawa senjata tajam yang digenggamnya.
Sejumlah orang tersebut adalah perampok yang menjarah rumah orang orang, hal itu membuat Zeno ketakutan karena melihat beberapa perampok yang sedang mengambil harta Fang Yoshi.
Para perampok yang melihat Zeno sedang terbaring memilih untuk mengabaikannya, Zeno hanyalah anak kecil, jadi mereka hanya menganggapnya hanyalah sesuatu yang tidak membahayakan dan membiarkannya.
Zeno tidak tinggal diam, bagaimanapun juga Fang Yoshi adalah orang yang menyelamatkan hidupnya, jadi Zeno memendam ketakutan tersebut dan berinisiatif melawan para perampok.
Dia melihat katana yang tergeletak di sebelah ranjang milik Fang Yoshi, tanpa rasa takut sedikitpun, dia mengambil katana tersebut dan menebas salah satu perampok yang menjalankan aksinya.
Baru kali ini dia mengayunkan sebuah senjata tepat dari tangannya sendiri, dan baru kali ini dia menumpahkan darah seseorang, tidak ada penyelasan dalam hatinya, yang ada ialah rasa bangga karena berani melawan seseorang yang berbuat salah.
Melihat temannya yang tergeletak tidak berdaya, sambil bercucuran darah, salah satu orang sedikit emosi karena melihat anak kecil yang tidak main main dengan katananya.
"Hey kau hanyalah anak kecil, tidak usah ikut campur urusan kami." Sambil memandang Zeno.
Zeno terlempar ke belakang, dia kemudian bangkit kembali dan mengangkat katana yang ia pegangnya, nafas memburu keluar dari hidungnya, dia belum pernah terlibat dalam pertarungan antara seseorang, jadi dia agak ketakutan untuk melawan.
Zeno kemudian memberanikan diri kembali, menghela nafas dan membuang rasa takut yang di hadapannya, namun dia teringat bahwa di mimpinya dia mendapatkan sebuah elemen angin.
Dia ingin membuktikan apakah element yang ia dapatkan dari mimpi adalah sebuah anugrah atau hanyalah sebuah mimpi biasa.
Akan tetapi dia bingung, bagaimana cara dia untuk menggunakan elemen angin tersebut untuk pertama kali. Zeno tidak punya waktu untuk memikirkan hal tersebut, yang terpenting adalah dirinya harus berani mengusir para perampok yang telah menjarah rumah kakek Fang Yoshi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Yuko.
wow masih ada kesalahan kata tapi dah bagus
2024-10-03
0
atek tjoen
elemen angin
2024-07-04
0
Pendekar New
bahasanya kaku
2023-11-13
0