Para perampok tertawa dengan keras melihat Zeno mengangkat pedang dengan berani, tapi tindakan Zeno yang melukai salah satu perampok tidak bisa dimaafkan oleh para perampok.
Para perampok bergerak maju ke arah Zeno tanpa mengangkat senjata pun, mereka menganggap bahwa Zeno hanyalah anak yang lemah, jadi dengan tangan kosong pun mereka sudah menganggap bisa menangkapnya.
"Bagaimana kalau kita jual saja anak ini ke pasar perbudakan." Kata salah satu perampok.
"Haha, aku setuju."
Zeno sekarang kebingungan, walaupun dia menebaskan katananya, pasti masih kalah telak karena Zeno belum menguasai kemampuan berpedang.
Tak ada pilihan lain, Zeno menutup matanya dan mengayunkan katana yang dipegangnya secara sembarangan, tak ada kemampuan berpedang yang dimiliki oleh Zeno, akan tetapi hal tersebut bisa melukai kecil beberapa perampok yang mendekat ke arah Zeno.
Salah satu perampok pun geram, dia kemudian mengangkat pedang yang berada di sarung nya dan mengayunkannya ke arah Zeno, Zeno melompat ke belakang, sangat beruntung dirinya tidak terkena ayunan pedang.
"Apa apaan kalian ini, menangkap anak kecil saja tidak bisa." Protes salah satu perampok yang merupakan ketuanya.
Semua perampok mengangguk, mereka berencana menangkap Zeno beramai ramai, Zeno mundur kebelakang karena kesulitan untuk menghindar dari ayunan pedang para perampok, hingga Zeno sudah terpojokkan, karena di belakangnya merupakan sebuah dinding dari anyaman bambu.
“Mau kemana kau anak kecil.”
Zeno bisa saja membobol tembok anyaman bambu di belakangnya menggunakan katana yang ia pegang, tapi ia tidak mau melakukan hal tersebut karena sama saja merusak properti milik kakek tua.
"Aku ingin sekali menggunakan elemen itu." Batin Zeno.
Kemudian dia teringat tentang ibunya yang selalu menggunakan elemen angin di saat mencoba melawan ayahnya, namun kekuatan elemen ibunya sangat lemah jika dibandingkan kekuatan api milik ayahnya.
Ibu Zeno selalu mengeluarkan elemen angin dari telapak tangannya, dan kemudian ia lemparkan ke arah ayah Zeno. Beruntung elemen yang diberikan seseorang kepada Zeno adalah angin, jadi Zeno bisa meniru pergerakan dan cara mengeluarkan elemen dari ibunya.
Ibunya pernah mengatakan kepada Zeno bahwa di diri manusia yang mempunyai elemental terdapat yang namanya orka, orka tersebut dialirkan ke seluruh tubuh terutama tempat keluarnya elemen seperti telapak tangan, orka yang keluar dari telapak tangan akan ditransformasikan menjadi elemen sesuai kemampuan yang dimiliki si pengguna.
Zeno kemudian memejamkan matanya, menarik nafas yang panjang agar bisa merasakan orka yang ada di dalam tubuhnya, sebenarnya dirinya belum yakin kalau di dalam tubuhnya terdapat orka, karena tentang pemberian elemen itu, dia belum benar benar yakin kalau itu adalah hal nyata.
Benar, Zeno bisa merasakan sesuatu yang mengalir di dalam tubuhnya, dia kemudian membuka matanya dan melihat para perampok sudah mengepung dirinya, tidak ada celah untuk kabur bagi Zeno.
"Ayolah jangan diperlama lagi untuk menangkap anak sekecil itu." Pemimpin mereka menggeleng-gelengkan kepala karena para perampok memperlama aksi mereka.
Zeno berusaha mengalirkan orka keluar dari telapak tangannya, hingga dirinya berhasil, hembusan angin keluar dari tangannya secara perlahan-lahan. Zeno mengeluarkan orka nya lebih besar lagi, sehingga hembusan angin yang tadinya perlahan sekarang membentuk sebuah pusaran angin.
"Heh, kau punya elemen…."
Kata kata perampok tadi belum terselesaikan, karena Zeno sudah melompat dan mengarahkannya tepat ke dada perampok tersebut, sehingga perampok itu terlempar cukup keras dan terkena luka yang cukup parah.
Beberapa perampok yang melihat temannya terkena serangan Zeno sedikit terkejut, sebelumnya para perampok hanya menganggap remeh hembusan angin yang keluar dari tangan Zeno, tapi ekspresi mereka cukup kaget melihat daya serang elemen angin milik Zeno cukup kuat.
Ada delapan perampok yang ada dihadapan Zeno, dua diantaranya sudah lemah karena terkena serangan Zeno, ketua perampok berwajah masam karena anggotanya seperti kesulitan hanya karena menangkap Zeno.
"Nak... sebenarnya aku tak ingin menyakitimu." Kata ketua perampok mengerutkan dahinya.
"Tapi karena kau sudah keterlaluan." Ketua perampok itu tak melanjutkan kata-katanya, dia mengeluarkan sebuah bola api di tangannya.
Melihat hal itu, Zeno sedikit ketakutan, karena dia tahu bahwa elemen angin lebih lemah daripada Api, dia juga membenci elemen api yang selalu menyakiti ibunya.
Perlahan, bola api yang berada di tangan ketua perampok semakin membesar, para anggotanya tak mau ikut campur kalau ketua mereka sudah mengeluarkan elementalnya, jadi mereka mundur dan melihat aksi ketuanya dari luar ruangan.
Zeno sekarang sudah tidak bisa berbuat apa apa, di hadapannya sudah terdapat seseorang dengan bola api besar di tangannya, serta di belakangnya adalah dinding gubuk tua milik Fang Yoshi. Untuk menyerang ketua perampok tersebut mungkin akan mustahil bagi Zeno, karena Zeno adalah pengguna elemen angin yang lemah, sedangkan di hadapannya adalah pengguna elemental api, api akan semakin membesar jika bertemu dengan angin, tetapi itu semua juga tergantung si pengguna elemen itu sendiri.
Saat ketua perampok tersebut ingin melemparkan bola apinya, tiba tiba sebuah serangan air muncul dan memadamkan bola api tersebut, ketua Itu Pun kaget dan menoleh kebelakang.
Leo sudah berdiri dengan liur yang menetes keluar dari mulutnya, sedangkan kakek Fang Yoshi sudah berhasil membantai habis habisan perampok yang berada di luar ruangan, tidak ada suara penyiksaan sedikitpun yang terdengar oleh ketua perampok tersebut, dia tiba tiba terkejut karena melirik beberapa anggotanya sudah terbaring tidak berdaya.
"Apa urusanmu berada di kediaman ku." Tanya Fang Yoshi yang berjalan dan berdiri tepat di samping Leo.
Ketua perampok itu tak menjawab, dia mengambil kuda-kuda dan bersiap untuk menyerang Fang Yoshi dan Leo, ia kemudian mengeluarkan beberapa bola api yang bergerak memutari dirinya.
Satu persatu bola api dilemparkan ke arah Fang Yoshi, Fang Yoshi menghembuskan nafas dan juga mengambil kuda kuda. Satu persatu bola api yang mengarah ke Fang Yoshi dipukul dengan mudah sehingga tidak ada sisa lagi.
Mungkin sangat mudah bagi Fang Yoshi untuk memadamkan api, karena elemental Fang Yoshi adalah air yang merupakan lawan bagi api. Sebenarnya ketua perampok itu juga tahu bahwa elemental api yang dimilikinya tidak akan bisa menyentuh Fang Yoshi karena elemen air yang dimilikinya, tapi ia melakukan itu daripada tidak melakukan perlawanan sama sekali.
"Sepertinya kau kesini menghampiri kematianmu sendiri."
"Sial, ternyata aku salah memilih mangsa." Gumam ketua perampok tersebut.
Ia kemudian melemparkan api kembali, namun bukan diarahkan ke Fang Yoshi, tapi ia arahkan ke tembok rumah Fang Yoshi yang merupakan dari anyaman bambu, hal itu ia lakukan agar mudah keluar dari gubuk tua yang sudah terbakar.
Dinding Fang Yoshi terbakar namun api yang muncul masih sangat kecil, hal tersebut membuat ketua perampok itu tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Ardi Provision
orka = orang kaya 😂😂🤣🤣
2024-08-02
2
Januar Wirakusuma
good
2024-07-15
0
atek tjoen
yes
2024-07-04
0