Keesokan harinya, seluruh anggota keluarga Agalia telah berkumpul di halaman kediaman. Nampak Grisha yang sedang berdiri menghadap ke seluruh anggota keluarga Agalia.
"Kalian pasti sudah mengetahui bahwa Zeno Agalia merupakan anggota keluarga yang tidak berguna, namun Zeno telah berputus asa dari takdirnya, Zeno telah kabur dari kerajaan.
Sebenarnya Ryan Agalia sudah mengejarnya hingga sampai ke hutan elemental beast, dan lebih mengejutkannya lagi, Ryan Agalia telah melihatnya sendiri bahwa Zeno telah termakan oleh elemental beast."
Kebohongan yang dibuat buat oleh Grisha membuat seluruh keluarga percaya apa yang ia ucapnya, terkecuali dengan Ryan, dan Zayn, serta Arina. Sementara Arina sedari tadi tidak mengikuti perkumpulan keluarga Agalia, dia kini memilih berbaring di kamarnya dan menangis tak henti henti nya karena kehilangan Zeno.
*****
"Hei adik kecil bangunlah." Terdengar suara perempuan yang sangat halus dan lembut, hal itu membuat Zeno telah pulih kesadarannya dan perlahan dirinya telah membuka matanya.
Zeno bangun dengan perlahan dan dirinya telah tersadar bahwa dia berada di ruangan yang sangat gelap badannya seperti terlihat bugar, padahal dirinya seakan sudah mati karena tenggelam. Zeno terkejut karena di hadapannya terdapat wanita cantik yang lebih dewasa dari Zeno.
"Hah aku belum mati? Tunggu siapa dirimu?"
"Tak perlu tahu siapa diriku." Kata wanita tersebut sambil tersenyum dan menyentuh hidung Zeno.
"Aku hanya punya pertanyaan untukmu." Sambungnya.
"Terserah kau saja." Zeno membuang mukanya.
"Antara elemen api dengan tanah, apa yang ingin kamu peroleh."
Mendengar pertanyaan dari wanita tersebut, Zeno mengelus dagunya dan berpikir sejenak, dia kemudian tersenyum lebar setelah mendapatkan jawaban yang pas.
"Aku memilih dua duanya." Jawab Zeno tegas.
"Hey, kau rakus sekali ya, padahal aku hanya memberimu dua pilihan." Kata wanita tersebut mengerutkan dahinya.
"Agar aku bisa mendapatkan pilihan yang ketiga yaitu elemen magma, maka aku harus memilih api dan tanah." Kata Zeno dengan percaya diri.
"Kau benar benar rakus." Wanita tersebut menggembungkan pipinya.
"Baiklah baiklah, kalau begitu aku memilih elemen tanah, aku tidak ingin memiliki elemen yang sama dengan keluarga yang ku benci." Ucap Zeno dengan perasaan yang penuh dendam.
"begitukah? Jika aku memberikanmu pilihan antara api dengan angin, apakah kau tetap tidak ingin memilih api? Hmm padahal angin lebih lemah daripada Api, akan tetapi itu juga tergantung pengguna elemen itu sendiri."
"Yaah tetap, aku tetap tidak ingin memiliki elemen api."
"Baiklah kalau begitu, kau akan mendapatkan lima elemen yaitu angin, tanah, air, petir, serta cahaya, tapi untuk saat ini aku hanya akan memberimu elemen angin terlebih dahulu, dan sisanya kau harus mengaktifkan sendiri bagaimanapun caranya."
Zeno benar benar kaget dan tidak mengerti apa yang wanita itu ucapkan.
Kemudian wanita itu menghilang secara perlahan dari hadapan Zeno, dan secara tiba tiba angin semilir menghampiri dirinya, Zeno merasakan angin tersebut sangat nikmat hingga menembus pori pori, dia merentangkan kedua tangannya sambil menikmati angin semilir yang berdesis.
sebuah lambang elemen angin yang ukurannya agak besar bergerak menuju kearah Zeno, Zeno yang dari tadi tidak sadar bahwa di depannya terdapat sebuah lambang yang bergerak menuju kearahnya.
Angin tersebut semakin kencang, sehingga membuat Zeno tidak nyaman, Zeno menutupi wajahnya menggunakan lengan berharap tidak ada debu yang masuk ke matanya, namun dirinya tersadar bahwa ada sesuatu yang bergerak menuju dirinya.
Sebuah lambang elemen angin langsung masuk ke dalam tubuh Zeno, Zeno bisa merasakan sakit disekujur tubuhnya, kulitnya bagaikan ditusuk sebuah jarum yang sangat banyak hingga membuat anak berumur sepuluh tahun itu kesakitan.
Rasa sakit tersebut tidak membuat Zeno pingsan, dirinya kembali terbangun seakan akan tadi hanyalah sebuah mimpi, namun rasa sakit yang ia rasakan benar benar nyata dan masih ada saat ini.
"Tuan, dia sudah tersadar." Nampak seekor macan kumbang hitam berada di hadapan Zeno yang tengah berbaring, hal tersebut membuat Zeno ketakutan karena hewan tersebut adalah seekor macan, di tambah macan tersebut bisa berbicara yang menandakan bahwa macan tersebut adalah seekor elemental beast.
"Jangan, jangan takut. Berterima kasihlah kepada Leo karena sudah menyelamatkanmu." Ucap kakek tua yang tiba tiba datang dari balik pintu.
Zeno kini berada di sebuah gubuk yang mungkin berada di pinggir hutan, gubuk tersebut sepertinya sudah tua dan hanya berisikan kakek tua tersebut, kondisi gubuk tua tersebut juga sangat memprihatinkan, barang barang juga banyak berserakan seakan kakek tua tersebut tidak bisa membersihkan lingkungan.
"B-bagaimana bisa." Gumam Zeno yang masih terbaring dengan tubuh panas dingin seakan-akan dia merasa sebelumnya telah berada di alam kematian.
Hal tersebut membuat Zeno benar benar kebingungan tentang apa yang dialaminya, kemudian dia bertanya kepada seorang kakek tua yang berdiri di sampingnya. "Kakek apakah aku benar benar masih hidup?"
"Tentu saja kau masih hidup, hal ini berkat Leo yang telah membawamu kesini."
(Flashback on)
Leo saat ini sedang berjalan jalan menuju wilayah tengah hutan, hal tersebut dilakukan untuk mencari mangsa elemental beast lain. Sebenarnya tidak hanya daging mangsanya yang ia makan, Leo juga ingin mengambil dan menyerap kristal elemen mangsanya guna memperkuat kekuatan elemennya.
Para elemental beast yang lainnya mungkin juga begitu, mereka sering bertarung demi mendapatkan kristal elemen lawannya hanya untuk memperkuat kekuatan elementalnya, namun kristal elemen yang diserap juga harus sesuai dengan elemen beast yang ia miliki, kalau tidak, beast tersebut akan mati meledak karena perbedaan elemen yang ia serap.
Beruntung Leo memiliki elemen air, jadi dia menyusuri sebuah sungai agar lebih mudah mendapatkan elemental beast air juga, dan hingga pada akhirnya, Leo sudah berhasil mengalahkan beberapa mangsanya dan mendapatkan kristal elemen, ia kemudian kembali menyusuri sungai untuk mencari elemental beast lagi.
Tidak disangka, macan kumbang tersebut telah menemukan Zeno yang tengah tenggelam terbawa arus sungai. Bergegas Leo langsung melompat ke dalam sungai dan menggigit baju Zeno serta membawanya ketepian.
Leo si macan kumbang memang tidak memakan manusia kecuali atas perintah tuannya, apalagi seorang anak kecil yang belum mempunyai kesalahan sama sekali tidak pantas untuk disiksa oleh para elemental beast.
Leo kemudian menekan dada Zeno menggunakan dua kaki depannya, dia juga berusaha mengeluarkan air dari paru paru Zeno menggunakan pengendalian airnya. Dan pada akhirnya Zeno selamat dan memuntahkan seteguk air yang keluar dari paru parunya.
Akan tetapi Zeno belum tersadar, nafasnya yang tadi terengah-engah kini agak sudah normal, serta wajahnya yang membiru kini kian memucat.
Dan pada akhirnya Leo menaruh Zeno ke punggungnya dan dibawalah pulang ke gubuk tua milik pak tua yang merupakan partner macam kumbang.
Leo kemudian telah sampai berada di gubuk tua yang ditinggali oleh seorang paruh baya, Leo kemudian menceritakan tentang dirinya yang tengah menemukan Zeno dalam keadaan tenggelam.
"Sungguh biadab orang yang meninggalkan anak sekecil ini di hutan elemental beast, bawa ia masuk ke dalam gubuk agar siuman dengan sendirinya."
(Flashback end)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Yuko.
keren
2024-10-03
0
Januar Wirakusuma
lumayan
2024-07-15
0
atek tjoen
biadab
2024-07-04
0