Zayn mengerutkan dahinya, karena adik yang ia kira dulu adalah anak yang tidak berbakat, kini bahkan bisa menyamai kemampuan berpedang Zayn sendiri. Zeno sendiri juga tidak kesulitan dan menganggap bahwa permainan pedang Zayn seperti anak kecil yang bermain ranting.
Dari pertarungan tersebut, keduanya hanya bermain dengan pedang mereka, bakat elememtal dari mereka belum dikeluarkan sama sekali. Walaupun begitu, Zayn masih belum mengetahui apakah Zeno benar-benar memiliki.
Kiba duduk tidak jauh dari pertarungan berpedang mereka berdua, dia sepertinya memasang wajah senang karena tuan nya memiliki kemampuan berpedang yang cukup baik.
Zeno sendiri masih berwajah biasa, karena kemampuan Zayn belum bisa membuatnya bersemangat. "Zayn, kenapa kau begitu terlihat lemah?" Ucapan Zeno bukan bermaksud untuk merendahkan Zayn, dia mengatakan seperti itu agar Zayn lebih emosi dan mengeluarkan kekuatan elementalnya.
Wajah Zayn menjadi jelek saat mendengar Zeno mengejeknya. Pedang Zayn terlapisi oleh api menandakan bahwa ia terpancing emosi Zeno dan mengeluarkan sebuah tekniknya.
Ia kemudian memainkan pedang tersebut sehingga mengeluarkan energi api yang sedang menari-nari di hadapan Zeno
Zeno nampak tersenyum lebar saat melihat melihat Zayn mengeluarkan tekniknya, Zeno juga menghindar saat energi api Zayn menari-nari di hadapannya.
Tarian api Zayn bahkan belum menyentuh sedikitpun permukaan kulit Zeno, bahkan Zeno sendiri juga belum melawan karena ia masih menikmati permainan anak-anak dari Zayn.
Zayn juga geram, karena Zeno hanya menghindar saja dan tidak melawan, bahkan ia tidak ketakutan dengan teknik berpedang tarian api yang ia gunakan. Hal itu membuat Zayn mengeluarkan energi api lebih banyak lagi, sehingga tarian api yang ia keluarkan juga membesar.
"Ayolah adik kecil, aku tahu kau tidak mempunyai elemen, jadi setidaknya diamlah di tempat dan biarkan aku membunuhmu." Ucap Zayn dengan nada tinggi.
"Serius? Kau masih menganggapku tidak mempunyai elemen?" Ucap Zeno tersenyum lebar.
Zeno kemudian memasukkan pedangnya ke selongsong, lalu ia menggerakkan tangannya seperti sedang menggerakkan angin. Angin yang ia gerakkan merupakan angin biasa tanpa teknik, dia hanya menggerakkan hembusan angin tersebut agar Zayn mengerti apa elemen yang dimiliki Zeno.
Zayn hanya tertawa keras saat mengetahui bahwa element yang Zeno miliki adalah angin, yang mana api jauh lebih unggul daripada api. Zayn juga mengeluarkan sebuah bola api di tangannya, dan saat terkena hembusan angin dari Zeno, bola api tersebut membesar.
"Akhirnya adik kecil ini mempunyai elemen, tapi apa daya elemennya sangat berbeda dari keluarga Agalia." Zayn tak henti-hentinya tertawa sambil mengejek Zeno.
"Aku heran, kenapa kenapa Elemen ayah tidak menurun ke dirimu. Dan malah elemen ibu yang lemah itu yang menurun kepadamu." Sambungnya.
Zeno memasang wajah biasa saat mendengar ucapan Zayn, memang benar elemen Api Grisha Agalia atau ayah Zayn tidak menurun kepada Zeno. Tapi elemen angin milik ibu Zeno sebenarnya juga tidak menurun ke Zeno. Pasalnya, elemen angin Zeno ada bukan karena faktor keturunan, tapi karena pemberian dari Dewi Luna.
Zayn melemparkan bola api ke arah Zeno yang telah membesar akibat hembusan angin Zeno. Tetapi Zeno mengangkat katanya lagi dan dengan mudah menebas bola api milik Zayn, sehingga bola api Zayn kini sudah tak tersisa lagi.
"Kau sepertinya meremehkan elemen angin Zayn, tidak peduli apakah api lebih kuat dari angin. Tapi jika pengguna api sendiri itu lemah, maka api yang kuat pun akan padam jika terkena angin."
"Tidak, angin tetaplah angin. Angin akan membesarkan api yang kecil. Angin bagaikan makanan untuk api, semakin berhembus kencang, maka api akan cepat membesar." Zayn menyangkal ucapan Zeno.
Tanpa berlama-lama lagi, Zayn kembali mengeluarkan teknik tarian api yang lebih hebat. Sedangkan Zeno hanya menggelengkan kepala saat tahu bahwa Zayn tidak mengerti apa yang ia ucapkan.
Merasa bosan dengan permainan Zayn, Zeno ingin mengakhiri Zayn secepatnya. Lagi pula, ada sesuatu yang ingin ia lakukan secepatnya bersama Kiba nantinya.
Kali ini dia benar-benar serius dan tidak bergurau lagi, dia kemudian memfokuskan orka agar mengalir di katanannya.
"Angin:tebasan angin tak terlihat, tahap pertama." Zeno menebaskan pedangnya secara horizontal. Sehingga membuat energi angin yang berbentuk bulan sabit mengarah ke Zayn, tapi sebenarnya teknik ini memiliki angin yang tak kasat mata, sehingga akan sulit diketahui oleh orang biasa.
Awalnya Zayn memasang wajah biasa saja saat mengetahui tidak ada energi elemen yang keluar dari pedangnya, dia juga menganggap bahwa Zeno hanya omong kosong belaka.
Akan tetapi, sepertinya dia menyadari bahwa terdapat sesuatu yang bergerak tipis menuju arahnya, dia kemudian mengangkat pedang yang berlapis api sebagai pelindung atau setidaknya meminimalisir pergerakan energi tipis itu.
Tang…!
Terdengar seperti suara besi yang dipukul keras, bunyi tersebut berasal dari pedang Zayn yang terkena tebasan angin tak terlihat milik Zeno. Tidak hanya berbunyi keras karena dentuman, pedang Zayn juga patah karena teknik milik Zeno.
Selain itu juga, teknik tebasan angin tak terlihat juga melukai kedua pipi dan hidung Zayn. Mungkin, jika Zayn tidak mengangkat pedangnya tadi, kepala Zayn akan terbelah menjadi dua.
"Apa itu tadi?" Zayn terlihat linglung setelah terkena efek teknik dari Zeno.
"Tebasan angin tak terlihat tahap pertama. Sudah kubilang, jangan menganggap remeh elemen angin." Zeno kemudian berjalan mendekati Zayn.
"Memang, angin akan kalah jika bertemu api. Tapi Elementalist api belum tentu menang jika melawan Elementalist angin. Buang jauh-jauh pemikiran bahwa Elementalist api berkuasa di bawah Elementalist angin, kau tahu." Ucap Zeno yang sudah tepat dihadapan Zayn.
"Masalah prajurit dan jenderal, mereka sudah terkalahkan dan tidak ada yang tersisa? Apa kau sudah tahu wahai tangan kanan jenderal?" Sambungnya.
Wajah Zayn memerah, dia tidak menyangka bahwa pasukan telah terbantai dan tidak ada sisa lagi. Zayn kemudian berinisiatif melepaskan elemental beastnya. Dia pun berkata. "Memang, elemental angin mu memang hebat, tapi jangan harap untuk menang melawan Aksa, elemental beast kera bulu api milikku."
"Kau punya satu disana?" Ucap Kiba yang dari tadi melihat pertarungan. Tapi ucapan Kiba tidak terdengar oleh Zayn maupun Zeno.
"Jangan berharap untuk keluar monyet sialan! Atau aku akan mencabik-cabikmu." Ucap Kiba kepada Aksa yang akan keluar namun belum diperintah oleh Zayn.
"Aksa, keluarlah." Teriak Zayn.
Namun Aksa tidak keluar saat Zayn memerintah, dia bagaikan menolak perintah Zayn karena sepertinya Aksa mengetahui siapa sebenarnya Kiba.
"Aksa..!" Teriak Zayn dengan amarah yang memuncak.
"Mohon maaf tuan, tetapi apa kau tidak melihat macan putih di sana?" Aksa memberanikan diri untuk menjawab.
"Bodoh, dia hanya seekor kucing? Apa yang kau takutkan?" Teriak kembali Zayn.
"Dia bukan sekedar macan putih. Tapi dia-" Aksa tidak melanjutkan perkataanya karena ancaman Kiba.
"Jangan beritahu siapa aku! Atau aku akan memaksamu keluar."
Zeno hanya tersenyum lebar saat mengetahui bahwa elemental beast milik Zayn tidak mau keluar. Zeno sudah menebak mungkin beast elemental Zayn ketakutan saat mengetahui bahwa Kiba adalah salah satu beast penjaga empat arah mata angin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Harman LokeST
buuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuunuhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh seeeeeeemuuuuuuanyaaaaaaaaaaaaaaaaa jaaaaaaaaaaaaaaannnngggggaaaaaaaaannn beeeeeerrrrrrrrriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aaaaammmmmmmmmmmppppuuuuiunnnn kiipaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasssss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2023-09-12
2
Kekaisaran Song
bahlul
2023-06-15
0
Hampry Ratukore
lanjut
2022-12-22
0