Fang Yoshi benar-benar tak percaya karena Zeno sendiri memiliki elemen yang dimiliki oleh para dewa, ada dua kemungkinan menurut Fang Yoshi kenapa Zeno bisa mendapatkan elemen legendaris itu. "Kemungkinan Zeno mendapatkan elemen itu dari dewa atau Zeno lah dewa itu sendiri."
Fang Yoshi kemudian menatap wajah Zeno karena apa mungkin Zeno adalah seorang dewa? Zeno kebingungan ketika Fang Yoshi menatapnya sinis. "Kakek! Apakah ada yang salah dengan elemen angin ku."
"Tidak, lupakan itu." Fang Yoshi kemudian membuang jauh-jauh pemikirannya itu, kali ini dia akan fokus untuk melatih Zeno dan akan menanyakannya nanti.
Zeno kemudian menurut, dia tidak memperdulikan lagi warna elemennya, dia mencoba menekan pusaran angin agar mengecil dan lebih padat. Tetapi semua usahanya sia-sia, Zeno bahkan tidak mengetahui bagaimana caranya menekan elemennya itu, sehingga pusaran angin yang ia keluarkan menghilang begitu saja.
"Sial." Keluh Zeno.
"Haha tak perlu mengeluh begitu saja, ayo keluarkan sekali lagi." Ujar Fang Yoshi.
Zeno kemudian mengeluarkan pusaran anginnya, hal mengejutkan terjadi lagi. Pasalnya, pusaran angin yang Zeno keluarkan tidak berwarna ungu lagi, pusaran angin Zeno berwarna putih seperti normalnya elemen dasar angin.
Hal tersebut membuat Fang Yoshi mengerutkan dahinya, dia kemudian membatin. "Kenapa elemen yang dikata legendaris itu menghilang?"
"Aku juga tidak mengerti, anak ini benar benar aneh." Ucap Leo.
Benar-benar hal tersebut juga membuat Zeno tidak mengerti lagi tentang apa yang terjadi pada elemen anginnya.
"Lupakan itu Zeno, sekarang tekan elemen mu itu." Fang Yoshi memerintah.
Zeno kali ini kembali mencobanya, bahkan ia berusaha semaksimal mungkin hanya karena berkeinginan menekan elemen anginnya itu agar lebih padat, namun lagi lagi Zeno tidak berhasil, dan juga pusaran angin yang ia keluarkan juga hilang. "Bagaimana bisa aku menekannya, bahkan aku saja tidak tau caranya."
"Tidak usah cemas, tidak ada cara khusus, itu hanya perlu sedikit latihan, berlatihlah terus." Ujar pria paruh baya tersebut.
Zeno hanya bisa mengangguk, dia lagi-lagi mengeluarkan pusaran anginnya, pusaran ketiga kali ini ini berwarna putih sehingga Fang Yoshi menganggap bahwa kekuatan elemental yang dikata legendaris hilang begitu saja. Padahal sangat disayangkan jika Zeno benar-benar memiliki kekuatan itu.
Hingga hari sudah hampir siang, berkali kali Zeno mengeluarkan pusaran anginnya, dan berusaha mencoba menekanya, tapi tetap saja tidak membuahkan hasil.
Tubuh Zeno juga kelelahan, dikarenakan semenjak tadi pagi dia hanya menguras orkanya hanya untuk berusaha. Zeno kemudian duduk sejenak dan berpikir. "Bagaimana caranya."
"Apa kau menyerah begitu saja? Padahal itu hanya teknik dasar, belum lagi kau akan menguasai teknik yang lebih sulit lagi nantinya." Kata Fang Yoshi.
Nafas Zeno memburu dan tidak teratur karena kelelahan, dia kemudian mengatakan. "Biarkan aku beristirahat sejenak, orka ku benar benar habis."
"Baiklah." Fang Yoshi menghela nafas dan membiarkan anak ini untuk beristirahat sejenak, lagian Zeno sudah berusaha semenjak tadi pagi.
Dengan istirahat sejenak, energinya sudah benar-benar pulih, sehingga ia kembali mencoba mengeluarkan pusaran anginnya lagi. Kali ini dia berusaha semaksimal mungkin, Zeno memejamkan matanya dan mengatur nafasnya secara teratur supaya bisa berkonsentrasi.
Merasakan ada yang aneh dengan pusaran angin yang keluar, Zeno membuka matanya secara perlahan. Dia mendapati pusaran angin yang ia keluarkan menjadi kecil dan memadat.
Bahkan ia juga melihat Fang Yoshi tersenyum karena melihat perkembangan Zeno yang begitu cepat yang hanya membutuhkan waktu setengah hari, padahal Fang Yoshi sendiri mengingat bahwa dirinya mempelajari teknik itu dalam waktu satu hari.
Rasa bahagia keluar dari raut wajah Zeno, dia benar-benar tidak menyangka bahwa usahanya selama ini tak sia-sia dan membawa hasil.
Zeno kemudian ingin membuktikannya, dirinya membenturkan pusaran anginnya ke tanah. Dan benar saja, lubang yang dihasilkan dari pusaran angin Zeno cukup dalam, tapi tidak sedalam milik Fang Yoshi tadi pagi.
"Akhirnya." Zeno tak henti-hentinya berbangga atas apa yang ia capai.
"Kau sudah berusaha, setidaknya kau harus beristirahat." Ucap Fang Yoshi sambil menepuk kepala Zeno.
Mereka berdua akhirnya kembali masuk kedalam rumah untuk beristirahat, mereka berdua juga berbincang-bincang atas kekuatan elemental lebih dalam lagi.
"Zeno, kau sudah bisa menggunakan teknik dasar itu, jadi aku akan memberikanmu ini." Sambil memberikan sebuah lembaran yang berisikan teknik-teknik berpedang kepada Zeno.
"Aku akan pergi sebentar sampai sore hari, jadi latih lah dirimu sendiri tentang berpedang, kau bisa menggunakan katana yang kau gunakan kemarin." Sambungnya.
Walaupun hanya sebentar, tapi hal tersebut membuat Zeno sedih karena Fang Yoshi tidak melatih sepenuhnya. Akan tetapi dia hanya bisa mengangguk dan mengiyakan Fang Yoshi, karena mungkin hal tersebut rutinitas Fang Yoshi pada siang hari sehingga tak dapat dibantah.
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik." Sambil pergi meninggalkan Zeno sendirian.
Zeno akhirnya beristirahat sejenak lagi, sambil membaca Lembaran yang diberikan oleh Fang Yoshi. Tapi ada satu hal yang membuat Zeno terkejut, yaitu terdapat satu teknik yang menggabungkan teknik berpedang dengan teknik elemental.
Hal tersebut membuat Zeno penasaran, dia ingin sekali melihat teknik itu dari Fang Yoshi nantinya.
"Ayolah, bukan saatnya untuk bermalas-malasan." Zeno menepuk jidatnya. Ia kemudian bangkit dan mengambil katana yang telah disimpan Fang Yoshi kemarin.
Zeno akhirnya keluar dari rumah lagi, walaupun suasana panas, semangat Zeno untuk menguasai teknik berpedang tidak menurun sedikitpun. Ia meniru langkah-langkah yang terdapat pada lembaran, walaupun hal tersebut sulit, setidaknya Zeno tidak mengeluh sedikitpun.
Hingga hari sudah semakin sore, Fang Yoshi juga telah kembali dan melihat Zeno sedang berlatih berpedang. Zeno yang menyadari Fang Yoshi datang, ia membungkukkan badannya dan memberi hormat. "Selamat datang kembali kakek."
"Apa begitu sulit untuk mempelajari teknik-teknik berpedang?." Tanya Fang Yoshi.
"Beberapa aku sudah menguasainya, namun yang lainnya begitu susah." Keluh Zeno.
"Tidak apa-apa aku memaklumi itu."
"Kakek, apakah kau bisa menunjukkan kepadaku tentang penggabungan teknik berpedang dengan teknik elemental." Ucap Zeno sambil memberikan katana yang ia pegang kepada Fang Yoshi.
"Apakah kau begitu penasaran?" Tanya Fang Yoshi dengan mengerutkan dahinya.
Zeno benar-benar penasaran dengan teknik itu, sehingga ia mengangguk pertanyaan dari Fang Yoshi.
Fang Yoshi mengerti, dia kemudian mengambil katana yang diberikan oleh Zeno, dirinya kemudian memasang kuda-kuda dan mengangkat katana.
"Air: tebasan permukaan air tahap pertama." Fang Yoshi mengayunkan katanya ke arah batu besar yang tidak begitu jauh darinya. Tiba,tiba air yang begitu tipis keluar dari ayunan pedang dan membelah batu menjadi dua.
Hal tersebut membuat Zeno tercengang karena ia baru melihat teknik ini baru pertama kali, bahkan saat ia berada di keluarga Agalia, ia bahkan tidak mengetahuinya.
"Sebenarnya, ada teknik lain yang begitu hebat, tapi itu terlalu berbahaya." Ungkap Fang Yoshi.
"Itu terlalu hebat." Zeno tak henti-hentinya tercengang.
"Hei Zeno, setelah kau menguasai teknik elemen dan juga berpedang, aku tidak akan mengajarimu dengan cara halus seperti ini, kau mengerti?" Ucap Fang Yoshi sambil mengembalikan katanya kepada Zeno.
Zeno hanya bisa menelan ludah dan ketakutan, tetapi dia sadar bahwa sikap dimanja tidak akan membawa dirinya lebih kuat lagi, sehingga mau tidak mau dia harus berlatih keras suatu saat nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Yuko.
keren
2024-10-03
0
atek tjoen
katana
2024-07-04
0
Mas Bos
Zeno umurnya masih 10 tahun
tapi pikirannya di paksa tuk dewasa
2024-03-25
0