Zeno yang menyadari bahwa hewan yang di hadapannya bukan hewan buas biasa, Zeno bahkan baru ini mengetahui bahwa terdapat hewan buas yang dapat berbicara, dan tersadar bahwa hewan di hadapannya adalah seekor elemental beast. Apalagi setelah Zeno mendengarkan bahwa dirinya akan dijadikan mangsa.
Zeno kemudian mundur perlahan lahan tanpa mengeluarkan tangisan sedikitpun, sebenarnya sungguh hebat anak sepuluh tahun sudah bisa Menahan tangis, bahkan Zeno yang sudah terbiasa tersiksa di keluarga Agalia semenjak umur tujuh tahun, dirinya tidak pernah menangis mengeluh ataupun kesakitan.
Beruang tersebut kemudian melompat ke arah Zeno seakan beruang tersebut siap memakannya, Zeno yang sedikit gemetar kemudian berlari sekuat tenaga sambil memanggil kakaknya. "Kakak, aku sudah menemukan elemental beast, dimana kau."
Beberapa kali Zeno memanggil, namun tidak ada jawaban dari sang kakaknya, posisi beruang juga mengejar Zeno, hal tersebut mengakibatkan Zeno kebingungan dan ketakutan saat dirinya belum menemukan kakaknya.
Namun perlahan Zeno tersadar, tidak ada jawaban dari kakaknya, yang menandakan bahwa kakaknya sudah pergi jauh keluar hutan dan meninggalkan Zeno. Zeno yang awalnya bocah polos kini terselimuti dendam kepada keluarga terutama kakaknya. Dirinya menggertakkan giginya seakan akan ingin sekali menghabisi kakaknya.
"Hey bocah bodoh, jika kau tidak menyerahkan dirimu kepadaku, maka terpaksa aku harus mengeluarkan kekuatan elemental untuk membunuhmu, percayalah jika kau menyerahkan dirimu, aku akan memakanmu sekali makan sehingga kau tidak bisa merasakan sakit." Pekik beruang tersebut sambil berlari mengejar Zeno.
Zeno terus berlari tanpa memperdulikan raungan beruang yang terus mengejarnya. Hingga sampailah di tepi tebing yang di bawahnya terdapat sungai yang mengalir dengan deras, Zeno menghentikan langkahnya karena dia benar benar terpojokkan.
"Haha bocah, sekarang kau sudah tidak bisa lari kemana mana."
Zeno sudah benar benar terpojokkan, dia sekarang sudah tidak bisa kemana-mana, Zeno harus memilih untuk melawan elemental beast yang pada akhirnya mati juga karena perbedaan kekuatan yang sangat jauh, ataupun mati terjatuh ke dalam jurang dan tenggelam karena sungai.
Hingga akhirnya Zeno sudah membulatkan tekadnya untuk memilih salah satu ancaman kematian dan berkata kepada elemental beast. "lebih baik aku mati tenggelam daripada harus mengenyangkan isi perutmu."
Zeno melompat ke arus sungai yang begitu deras, tatapan ke atas saat dirinya jatuh seakan mulai pasrah, Zeno juga melihat beruang tersebut juga berdiri di atas tebing melihat dirinya mencapai sisa sisa kematian.
"Byurr…!" Terdengar suara air yang menggema menandakan seseorang yang melompat kedalam air tersebut, Zeno yang tidak bisa berenang di tambah arus sungai membuat dirinya benar benar tenggelam, air mulai masuk ke dalam hidung dan memenuhi paru-paru nya, perlahan kesadarannya mulai hilang dengan pandangan yang mulai buram.
"Akh tidak tidak, aku tidak boleh mati." Batinnya dengan berusaha berenang ke permukaan, akan tetapi itu tidak berhasil, Zeno telah memejamkan matanya dan kesadarannya benar benar hilang.
*****
Di kediaman keluarga Agalia, Ryan Agalia telah berhasil menyelesaikan rencananya, rasa puas telah menyelimuti hati Ryan. Ryan tidak sabar untuk memberikan berita besar ini kepada ibunya, dia juga penasaran tentang ekspresi ibunya karena telah kehilangan Zeno.
"Apakah kau berhasil kak." Kata Zayn yang berdiri menyambut Ryan datang.
"Tentu saja, sudah dipastikan bahwa bocah lemah itu sudah mati termakan elemental beast."
Mereka berdua akhirnya berjalan masuk ke dalam kediaman, namun keduanya diperlihatkan dengan ibunya yang mondar mandir seperti orang kebingungan, ibunya yang melihat kedatangan Ryan dan Zayn, dirinya berjalan ke arah Ryan dan Zayn dengan wajah penuh cemas.
Sebenarnya Arina tahu jika menanyakan Zeno kepada Ryan dan Zayn, itu merupakan hal yang tidak berguna, pasalnya Ryan dan Zayn sangat membenci dan tidak peduli dengan Zeno. Akan tetapi, mau tidak mau Arina harus mencoba menanyakan hal tersebut kepada Ryan dan Zayn.
"Ryan, Zayn apakah kalian berdua melihat Zeno."
"Syukurlah kau ada disini Bu, aku akan memberikan berita yang bisa membuatmu berdebar kencang." Kata Ryan dengan senyum jahatnya sambil mendekatkan wajahnya ke ibunya.
"A-apa maksudmu." tanya Arina dengan wajah yang bertambah cemas.
"Aku sudah mengantarkan anakmu itu ke hutan yang dipenuhi elemental beast." Kata Ryan dengan tawa yang begitu keras, sehingga membuat para penjaga mendengarkan tawaan Ryan. Wajah Zayn juga tak kalah dengan kakaknya, dia juga ikut tertawa karena melihat ekspresi ibunya.
Arina langsung kaget bak disambar petir sambil menutup mulutnya, hatinya berdebar kencang karena mendengar Zeno telah berada di hutan elemental beast karena ulah Ryan, dia juga mengetahui bahwa hutan tersebut bukan sembarang hutan yang dipenuhi hewan biasa, melainkan hutan yang dipenuhi dengan para hewan yang memiliki kekuatan elemental sama seperti manusia.
Tubuh Arina langsung ambruk dan tak kuasa untuk berdiri lagi, dia menutup mulutnya sambil menahan tangis karena kehilangan Zeno anak yang paling ia sayang.
"Tega, kau tega sekali." Tangan Arina mengeluarkan sebuah pusaran angin yang sangat kuat, kemudian sekuat tenaga berdiri kembali di hadapan Ryan dan Zayn.
Wajah Arina memerah karena marah, kemudian Arina langsung mengarahkan pusaran anginnya ke arah Ryan tanpa memperdulikan kejadian setelahnya, yang pasti dia hanya terselimuti oleh kemarahan dan tidak bisa mengontrol emosi.
Ryan yang melihat Ibunya menyerang dirinya, dia langsung memegang pergelangan tangan ibunya, sehingga pusaran anginnya tidak sampai ke arah tubuh Ryan, Ryan kemudian menampar wajah ibunya sekuat tenaga. Arina yang mendapatkan tamparan dari Ryan, dirinya kemudian terjatuh dan mengeluarkan darah dari bibirnya.
"Apakah kamu bodoh menyerangku dengan elemen lemahmu." ucap Ryan. Dia kemudian berjalan ke arah ibunya dan berjongkok di depan Arina yang sedang tersungkur, Ryan kembali berkata. "Kau adalah ibu tiri disini, kau tidak punya wewenang untuk menyerang ku, jika kau menyerang ku, ayah ku bisa menghabisimu dengan kelingkingnya."
Grisha kemudian datang, dia datang dengan wajah masam karena mendengarkan keributan yang terjadi di ruangan ini, namun setelah melihat Ryan sudah kembali, Grisha memasang wajah ceria dan bertanya kepada Ryan. "Apakah kau sudah membuang anak itu."
"Sudah ayah, aku sudah melakukannya dengan baik."
"Aku akan memberitahukan kepada seluruh anggota keluarga Agalia tentang berita bahagia ini." Grisha kemudian berbalik arah dan pergi meninggalkan mereka bertiga.
Arina mengusap darah yang keluar dari bibirnya, air matanya berlinang sehingga membasahi kedua pipinya, hati nya seakan hancur setelah mengetahui bahwa ini adalah perbuatan suami dan kedua anak tirinya yang telah mereka rencanakan. "Kenapa, kenapa kalian tega melakukan ini, apa karena Zeno anak yang lemah? Anak yang tidak memiliki elemental sama sekali?"
Grisha menghiraukan ucapan Arina, dia terus berjalan dan beranjak pergi meninggalkan Arina, Ryan dan Zayn juga ikut pergi meninggalkan ibu tirinya sendirian tanpa memperdulikan tangisan kesedihan Arina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
Da Qiao
eee geramnye aku
2025-04-05
0
Yuko.
kasian
2024-10-03
0
atek tjoen
top
2024-07-04
0