Pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit, Zeno sudah beranjak dari tidurnya, bahkan Fang Yoshi sendiri belum bangun. Zeno kemudian berinisiatif untuk membersihkan seluruh rumah gubuk Fang Yoshi.
Dia melakukan itu semata-mata bukan karena ingin dipuji Fang Yoshi, tetapi dia melakukan hal tersebut karena ingin membalas perbuatan Fang Yoshi yang sudah memberikan tempat tinggal.
Bahkan Zeno juga memasakkan sebuah makanan agar Fang Yoshi bisa menikmatinya, hal tersebut supaya ia bisa lebih bersemangat untuk berlatih elemen di hari pertamanya.
Hingga matahari sudah menampakkan dirinya, Fang Yoshi juga sudah bangun dan melihat Zeno melakukan perbuatan yang membuatnya cukup bangga, tidak salah ada rasa sesal yang dialami Fang Yoshi karena telah menolong Zeno.
Entah kenapa Fang Yoshi juga melihat bahwa Zeno memiliki darah dirinya, tapi ia segera membuang firasat itu karena cukup tidak masuk akal.
"Beruntung anda sudah bangun, dan aku sudah menyiapkan makanan." Ucap Zeno.
Mereka berdua akhirnya makan bersama, lagi lagi dia memuji Zeno karena Zeno membuat masakan yang sangat nikmat seperti kemarin malam, bahkan Fang Yoshi dengan cepat melahap makanan seperti orang yang kelaparan. Melihat hal itu, Zeno hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.
"Kakek, apakah kau jadi melatih tentang elementalku?" Tanya Zeno yang bersemangat dan tidak sabar.
"Haha kau bersemangat sekali. Tentu aku akan melatih mu, tetapi aku tidak bisa melatih mu sepenuhnya karena aku kurang mengerti dan hanya sedikit tahu tentang elemen angin."
Mendengar hal itu, Zeno merasa itu sudah cukup untuk mengembangkan elemennya, dia juga sudah mengetahui hal itu sebelumnya karena Fang Yoshi memiliki elemen yang berbeda dari Zeno. Yang pastinya Fang Yoshi sedikit tahu tentang pengendalian elemen angin.
"Baiklah, aku sudah menghabiskan makananku, mari kita keluar." Ucap Fang Yoshi diiringi dengan sendawa.
Mereka berdua akhirnya keluar dari rumah, walaupun matahari belum benar-benar terang, hal itu tidak menurunkan semangat latihan pertama bagi Zeno.
"Ok Zeno, bagaimana caramu kemarin mengeluarkan elemen angin?" Tanya Fang Yoshi.
"Aku bisa merasakan sebuah aliran energi di dalam tubuhku, dan itu aku mencoba mengalirkan ke telapak tangan, entah kenapa saat aliran itu keluar, terdapat angin yang berputar di telapak tangan." Jawab Zeno.
Mendengar hal itu, Fang Yoshi tersenyum, dia kemudian menjelaskan tentang energi itu. "Iya, energi yang dirimu keluarkan disebut Orka, di saat engkau melepaskan orka, maka akan bertransformasi menjadi elemen yang kau miliki."
Zeno tidak terkejut tentang nama energi itu, pasalnya dia sudah tahu tentang bagaimana dan cara mengalirkan energi orka melalui ibu nya.
"Lantas, bagaimana dirimu mengalahkan perampok, padahal jika dipikir pikir elemen mu masih lemah." Sambung Fang Yoshi.
"Aku mengeluarkan orka lebih banyak lagi, sehingga pusaran angin yang keluar juga membesar."
Fang Yoshi mengerti, dia menyadari bahwa anak ini cukup pintar dalam mengendalikan sebuah elemen, bahkan anak yang pertama kali tidak sengaja mengeluarkan elemennya, anak itu belum tersadar bahwa mengeluarkan orka lagi akan memperbesar elemen yang keluar.
Tapi Fang Yoshi memiliki cara yang lebih ampuh untuk memperkuat elemen lagi tanpa mengeluarkan orka yang lebih besar. "Kau seharusnya tidak perlu menguras orka lebih besar lagi untuk memperbesar sebuah elemen, tapi kau bisa menekannya agar lebih padat."
Zeno mengerutkan dahinya karena tidak mengerti apa yang dimaksud tentang menekan elemen tersebut supaya lebih padat.
Fang Yoshi menghela nafas karena melihat ekspresi Zeno yang belum paham, kemudian dia mengulurkan kedua tangannya dan mengeluarkan dua pusaran bola air yang ukurannya sebesar kepala bayi.
"Baiklah, coba lihat ini." Mulanya, pusaran air di tangan kiri Fang Yoshi mulai membesar sehingga membentuk sebesar kepala orang dewasa, sedangkan pusaran air di atas telapak tangan kanan Fang Yoshi malah semakin mengecil sebesar kepalan tangan.
"Di tangan kiri, aku melepaskan orka yang lebih banyak, sehingga pusaran airnya bisa membesar, sedangkan di tangan kanan, aku tidak melepaskan orka lagi, namun aku menekannya sehingga mengecil dan lebih padat."
Zeno sekarang sudah mengerti, tapi dia masih penasaran, apakah memang benar apabila lebih dipadatkan maka daya rusak nya akan lebih besar lagi? Untuk mengetahui itu, dia kembali bertanya ke Fang Yoshi. "Apakah memang daya rusaknya lebih besar?"
Fang Yoshi kemudian membenturkan kedua pusaran airnya ke tanah, sehingga membentuk dua buah lubang. Akan tetapi dua lubang tersebut tidak sama ukurannya.
Lubang pertama yang dibenturkan pusaran air dari tangan kiri Fang Yoshi membentuk sebuah lubang yang cukup besar namun tidak terlalu dalam. Sedangkan lubang kedua, lubangnya memang tidak sebesar lubang pertama, tetapi kedalaman lubang tersebut jauh lebih dalam dari lubang pertama.
"Jika terkena manusia, pusaran air yang pertama atau dari tangan kiri ku hanya akan mengenai permukaan kulit saja, namun pusaran air kedua akan menembus tubuh manusia itu. Apakah kau sudah mengerti?" Fang Yoshi memastikan.
"Tentu saja aku sudah mengerti, apakah itu juga berlaku di semua elemen?" Tanya kembali Zeno.
"Itu berlaku untuk semua elemen, terutama elemen tanah. Akan percuma jika gumpalan tanah itu besar tapi lunak, dan dibandingkan dengan gumpalan tanah yang kecil tapi sangat keras."
Zeno akhirnya sudah benar-benar mengerti, sehingga Fang Yoshi menyuruh Zeno untuk mencoba mengeluarkan pusaran angin dan menekannya lebih padat.
Zeno menuruti perintah Fang Yoshi, dia kemudian mengulurkan tangannya dan mencoba mengeluarkan pusaran anginnya sama seperti kemarin.
Namun kali ini berbeda, warna pusaran angin yang baru dikeluarkan Zeno berbeda dari kemarin yang berwarna putih biasa, dan sekarang pusaran angin yang keluar adalah warna ungu.
Hal tersebut membuat Zeno, dan Fang Yoshi sedikit kaget, bahkan Fang Yoshi baru kali ini melihat pusaran angin berwarna ungu, padahal normalnya pusaran angin akan berwarna putih.
"Kenapa berwarna ungu, padahal kemarin berwarna putih?" Ucap Zeno sambil mengerutkan dahinya.
"Leo apa yang terjadi? Kenapa pusaran angin milik Zeno berwarna ungu." Kata Fang Yoshi berbicara pada Leo yang berada di dalam tubuhnya, sehingga tidak terdengar oleh Zeno.
"Sebenarnya terdapat tujuh elemen dasar yang kekuatannya sangat legendaris, yang hanya dimiliki oleh para dewa. Dan tujuh elemen dasar yang sangat legendaris itu daya rusaknya jauh lebih besar daripada elemen dasar pada normalnya, serta warna elemennya juga berbeda dari elemen dasar normal." Leo menjelaskan.
"Tujuh elemen dasar yang sangat legendaris?" Mata Fang Yoshi membesar seakan tidak percaya dengan ucapan Leo.
"Iya tuan, seperti elemen air yang berwarna biru tua, elemen angin yang berwarna ungu, elemen api hitam, elemen petir merah, elemen tanah hitam. Sedangkan untuk elemen cahaya sangat terang, serta elemen kegelapan sangat gelap. Itulah tujuh elemen legendaris yang dimiliki oleh para dewa." Leo kembali menjelaskan.
"Leo, kau jangan bercanda." Fang Yoshi mengerutkan dahinya.
"Sebenarnya aku juga tidak percaya bahwa Zeno memiliki salah satu elemen dasar legendaris itu."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
spooky836
mc bodoh thor tolol dn bodoh otak kosong
2025-01-01
0
Januar Wirakusuma
lanjut
2024-07-16
0
atek tjoen
elemen
2024-07-04
0